I HATE MOS! 2: BE DIFFERENT

Naruto © Masashi Kishimoto

Rated: T

Genre: Romance, Humor (just little maybe?)

Warning(s): OOC, typos, aneh, lebay, dll.

Summary: Semenjak MOS, kehidupan Sakura memang berubah. Tapi, bagaimana kalau Sasuke juga ikutan berubah?/"Menjadi pasangan yang berbeda?"/Narsis?/"Aku hanya berani melakukannya di hadapanmu."/"Aishiteru, Sasuke-kun!"

A/N: Hallo, Minna-san! Bertemu lagi dengan saya, Farica, author lebay yang datang dari negeri aneh. (^o^) Pertama-tama, saya mau mengucapkan terima kasih banyak buat reviews pada fanfic "I Hate MOS!". Fanfic ini merupakan sequel dari fanfic tersebut atas permintaan dari ermaMothredglittle, RestuChii SoraYama, d3rin, Chiwe-SasuSaku, dan Angelique rayne. Buat Lin Narumi Rutherford, saya gak bisa nambahin 1 chapter lagi di fanfic tersebut, tapi saya buat sequel-nya. Gak apa-apa, kan? Hehe… (V^_^")
Kali ini saya akan membuat threeshoot! (^o^) Di sini, kita juga akan bernarsis-ria. Huahaha! Oh, ya, juga sekedar untuk pemberitahuan, lebih baik readers membaca fanfic "I Hate MOS!"nya terlebih dahulu. Yak, selamat membaca… (^_^)

Don't like, don't read!

Enjoy!

.

.

.

Sakura's POV

.

.

Chapter 1: Request to Ayam Kutub

"Sakura…"

"Sa-Sasuke-senpai…"

Wajahku memerah, ketika wajahnya semakin mendekat padaku. Hembusan nafasnya bisa kurasakan saat ini. Tangannya yang dingin menggenggam erat tanganku. Perlahan aku menutup mataku. Semakin lama jarak di antara kami semakin sempit. Dan semakin sempit jarak tersebut, semakin cepat pula jantungku berdegup.

DEG! DEG! DEG!

Ti-Tinggal 1 cm lagi! Aku akan—

"KRRRIIIIING!"

Aku langsung membuka mataku.

"Ah! Dasar jam beker sialan! Padahal tadi lagi mimpi bagus! Huh!" keluhku entah pada siapa. Yang benar saja! Padahal tadi di dalam mimpiku, aku dan Sasuke-senpai akan…

Huft!

Sudahlah, tidak perlu dibahas lagi. Itu kan hanya mimpi.

Aku melirik jam bekerku dengan kesal. Pukul 4 dini hari. Yap! Saatnya siap-siap! Hari ini adalah hari terakhir MOS, harus semangat!

Aku langsung menyibakkan selimutku dan segera menyambar perlengkapan mandiku lalu masuk ke dalam kamar mandi mini yang terdapat di dalam kamarku. Setelah itu aku segera bersiap-siap dengan seragamku dan juga peralatan MOSku. Oh, iya, rambut! Harus minta jasa bantuan Kaa-san, nih!

"Kaa-saaaan~"

"Ada apa, Sakura? Rambutmu mau Kaa-san ikatkan?"

"Hehe… Iya, Kaa-san. Siapa lagi yang bisa ikatin rambut di rumah ini selain Kaa-san? Masa Tou-san?"

"Haha, kau ini! Ayo, sini!"

"Ikat 16, Kaa-san."

"Oke, oke."

Kaa-san segera mengikat rambutku menjadi 16 bagian, kemudian 16 ikatan rambut tersebut terhias dengan rapinya menggunakan tali raffia. Kalau berkaca, aku pasti sudah terlihat seperti orang gila! Terima kasih buat kekasihku, Sasuke Uchiha, Sang Ketua OSIS yang menyetujui para peserta MOS cewek didandani seperti ini. Huft!

Aku segera melangkah menuju meja makan dan telah tersajikan makanan paling enak sedunia, tentu saja masakan Kaa-san. Aku segera melahap makanan tersebut sebagai energi yang akan kugunakan dalam menjalankan aktivitas pada pagi hari ini.

TIN! TIN!

"Sakura, cowok yang kemarin datang lagi untuk menjemputmu."

"Hng, baiklah!"

Aku segera menghabiskan makananku lalu meminum susu putih yang telah disediakan untukku. Dengan senyum sumringah, aku mengambil tasku dan dengan gerak cepat, aku memakai sepatuku. Kemudian, aku mulai melangkah ke luar rumah dan di sana kekeasihku telah menungguku. Aku masih tersenyum.

"Kenapa senyam-senyum?" tanyanya.

"Memangnya kenapa? Gak boleh?"

"Bukan begitu. Kau terlihat seperti orang bodoh saja."

"Aih, Senpai ini! Aku 'kan pintar!"

"Pintar darimana?"

"Dari mana aja boleh."

"Bukan itu maksudku, Jidat!"

"Apaan, sih, Ayam Kutub!"

"Haaah, sudahlah. Ayo berangkat."

"Hm!" Aku mengangguk mantap. Kemudian aku dan ayam kutubku yang tercinta ini segera memasuki mobil miliknya, tentu saja setelah berpamitan dengan Kaa-san. Sesudah itu, mobil yang kami masuki segera melaju menuju Konoha High School, sekolah kami berdua.

"Huaa, gak nyangka hari ini adalah hari terakhir MOS!" ujarku riang saat berada di dalam mobil. Aku begitu bersemangat pada hari ini.

"Hn."

Ah! Lagi-lagi kata itu yang keluar dari mulutnya. Bisa gak sih, dia bicara gak pakai diskon?

"Haaah, kau pelit sekali untuk berbicara! Sayang ganteng-ganteng kok bisu," celotehku enteng.

"Kau ini benar-benar tidak mengerti soal pesona, ya?"

"Pesona? Pesona apa?"

"Jarang bicara adalah pesonaku."

"He? Bagaimana bisa?"

"Haaah, sebenarnya di dalam jidatmu itu apa, sih? Kalau cowok jarang bicara, dia akan terlihat begitu cool."

"Oh, begitu." Dasar cowok narsis! "Kalau cewek jarang bicara, terlihat bagaimana?"

"Terlihat menyeramkan!"

"He? Kok gitu? Ini namanya gak adil!"

"Tentu saja menyeramkan. Kebanyakan cewek itu cerewet!"

"Masa? Mana buktinya?"

"Buktinya? Tuh cewek rambut pink yang sedang duduk di sebelahku. Dia cerewet sekali!"

"Benarkah? Bagaimana bisa?" tanya Sakura pura-pura tidak mengerti.

"Kau ini benar-benar membuatku berbicara 3 kali lipat dari biasanya."

"Hehe… Bagus, dong!"

"Hn."

Sunyi.

Arrgh! Sebenarnya aku tidak suka sunyi-senyap begini! Emangnya kita lagi mengheningkan cipta?

"Oh, ya…" Si Ayam Kutub mulai berbicara.

"Apa?"

"Jangan memanggilku dengan embel-embel 'senpai'. Tolong kau ganti."

"He? Memangnya kenapa?"

"Kita ini pasangan, Jidat!"

"Iya, iya. Maaf, deh! Jadi mau kupanggil gimana?"

"Terserahmu."

"Hmm… Sasuke-'kun', bagaimana?"

"Hn. Boleh."

"Bagaimana kalo Sasuke'ku'?"

"Terserah."

"Ah! Bagaimana kalau 'Ayam Kutub'?"

"Terserahmu bukan berarti seenak jidatmu, 'Jidat Cerewet'!"

"Hah! Dasar Sasuke-kun menyebalkan!"

"Hn. Kita sudah sampai."

Hah? Cepat sekaliiii!

.

.

End Sakura's POV

.

.

Sasuke dan kekasihnya-Sakura Haruno-telah sampai di sekolah mereka, Konoha High School. Sasuke segera memakirkan mobilnya di tempat yang telah disediakan. Mereka berdua keluar dari mobil, kemudian langsung berjalan bersama menuju kelas Sakura.

Saat sedang berjalan di koridor…

"Hinata~~ Aku mohon~~"

"Tidak bisa Naruto-kun!"

"Apa kau tidak menyukaiku lagi, Hinata? Huaaa!"

"Bu-Bukan begitu, Naruto-kun… A-Aku—"

"Ada apa ini ribut-ribut?" Tiba-tiba suara Sasuke menghentikan keributan yang terjadi di antara Naruto dan Hinata itu.

Mereka terdiam sejenak.

"Huaaa! Hinata~ Kembalilah~ Aku mohon…"

"Tetap tidak bisa, Naruto-kun."

"Kau kejam sekalu padaku, Hinata~"

"Hei! Kalian mengacuhkan aku, ya?" kata Sasuke kesal karena dia merasa tidak dihiraukan keberadaannya.

"Hinata~"

"Maaf, Naruto-kun."

"…" Sasuke bingung harus mengucapkan apa.

"Sudahlah, Sasuke-kun. Kita tinggalkan saja mereka," rayu Sakura.

"Hn," balas Sasuke singkat kemudian mulai berlalu bersama Sakura, meninggalkan (mantan) sepasang kekasih yang sedang ribut sendiri itu.

"Ohayou, Sakura!" sapa Ino.

"Ohayou, Ino!"

"Ah, ohayou, Sasuke-senpai!" sapa Ino ketika melihat Sasuke yang berada di belakang Sakura.

"Hn."

"Sasuke-kun, terima kasih sudah mau mengantarku sampai ke kelas," ujar Sakura kepada Sasuke.

"Hn. Aku pergi ke ruang OSIS dulu. Hati-hati dengan temanmu yang berambut pirang itu," kata Sasuke lalu melangkah pergi menuju ruang OSIS.

"He-Hei! Apa maksud perkataan ayam kutub itu, hah?" tanya Ino dengan emosi tingkat tinggi.

"A-Aku—"

"Pacarmu itu menyebalkan!" Langsung saja wajah Sakura memerah. "Hati-hati denganku? Memangnya aku ini pemakan manusia, hah?"

"Sudahlah, Ino…"

"Huh! Sungguh menyebalkan!"

TENG! TENG! TENG!

Bel masuk telah berbunyi. Seluruh peserta MOS segera memasuki kelas mereka masing-masing sebelum semuanya diberi pengarahan oleh para panitia MOS untuk berpindah tempat ke aula.

"Haaah~ Mengapa aku harus menggantikan Neji untuk masuk ke kelas ini?" keluh seorang pemuda yang baru memasuki kelas Sakura bersama temannya yang gen—ups! badannya kelebihan lemak.

"Sa-Sakura! Di-Dia masuk ke kelas kita!" ujar Ino semangat sambil menggoyang-goyangkan tubuh Sakura. Matanya berkilat cahaya penuh takjub.

"I-Iya, aku tahu, Ino… Tapi tolong, le-lepaskan aku," keluh Sakura karena badannya nyaris jatuh dari kursi.

"Ah, maafkan aku, Sakura," kata Ino setelah sadar akan perbuatannya.

"Haaah, kau ini. Ternyata benar kata Sasuke-kun, aku harus hati-hati terhadapmu," ujar Sakura sambil memperbaiki posisi duduknya.

"Huh!" Ino hanya menggembungkan pipinya.

"Hallo, adik-adik! Hooooaaaam! Aku Shikamaru Nara. Neji tidak dapat hadir untuk hari ketiga kalian MOS ini, jadi aku yang menggantikannya. Hooooaaaam, benar-benar merepotkan," kata Shikamaru memperkenalkan diri.

"Yah, mau bagaimana lagi. Soalnya kemarin saat pulang sekolah, gak sengaja rambut Neji terbakar gara-gara kemarin ada yang main korek api," ujar Chouji.

"Salah sendiri! Siapa suruh rambut dipanjangin seperti itu. Masih mending kalau dia bisa menjadi model iklan shampoo, sedangkan ini? Haaaah, merepotkan!"

"Entahlah, aku sempat berpikir kalau Neji itu ada garis keturunan dari Tarzan."

"Hn. Hooooaaaaam!" Shikamaru menguap selebar-lebarnya.

"Kau lihat, Sakura? Dia keren sekali!" puji Ino dengan mata bling-blingnya.

"Apanya yang keren? Rasanya aku ingin memasukkan lalat ke dalam hidungnya, eh—mulutnya!"

"Aih, kau ini! Walaupun dia suka tidur di sembarang tempat, aku tetap suka dengan dia."

"Kau memang aneh, Ino. Aku benar-benar harus hati-hati denganmu!" celetuk Sakura sambil menyipitkan matanya.

"Hah? Please, deh! Jangan katakan kalau kau sudah ketularan dari ayam kutub itu!"

"Huh! Coba, deh pikir-pikir lagi, Ino! Bagaimana masa depan hubunganmu jika kau berpacaran dengan sensei pemalas seperti dia?"

"Tentu saja masa depan yang bahagia! Sebagai 'pasangan ngorok'!"

"Buuuh!" Sakura menahan tawanya. "Kau ini, paling tidak kata 'ngorok'nya kau ganti dengan yang lebih bagus. Misalnya 'pasangan nguap', 'pasangan ngantuk', atau apalah. Lagipula mana ada 'pasangan ngorok' dunia ini? Hahahaha…"

"Ayolah, Sakura. Pasangan romantis itu sudah biasa. Menjadi pasangan yang berbeda, dong! Masa sama semua?"

"Menjadi pasangan yang berbeda?"

"Hm! Coba kau pikirkan sendiri, kau dan Sasuke-senpai cocoknya menjadi pasangan yang bagaimana."

'Hmm, benar juga kata Ino. Kalau begitu, aku dan Sasuke-kun cocoknya menjadi pasangan…. Ah! Aku punya ide!' batin Sakura. Tiba-tiba, Sakura menjadi semangat sendiri.

"Baiklah, sekarang kita pindah ke aula! Hooooaaaaammm!" seru Shikamaru. Kemudian para peserta MOS segera melaju ke aula sekolah. Shikamaru mengikutinya dari belakang dengan mata yang setengah terbuka.

BRRRUUUK!

"Aduh, Chouji! Kalau jalan pakai kaki, dong! Tapi mata juga ngelihat!" kata Shikamaru karena tubuhnya nyaris jatuh karena ditabrak seseorang.

"Ada apa, Shikamaru?" tanya Chouji dari jendela. Yang benar saja, jadi siapa dong yang menabrak Shikamaru?

"Ha?"

"Ma-Maaf. Saya yang menabrak Senpai," kata seorang gadis pirang dengan malu-malu. Wajahnya bersemu merah. Shikamaru melihatnya dengan mata yang sayu karena mengantuk.

"Hooooaaaam! Cepatlah ke aula!" kata Shikamaru kepada gadis itu, Ino.

"Ba-Baik." Ino mulai berjalan satu langkah.

"Hei, kau!"

Ino membalikkan badannya. "Ada apa, Senpai?"

"Ino Yamanaka—"

Wajah Ino semakin memerah, sedangkan Sakura yang ada di sebelahnya hanya bisa cekikikan.

"Kau—"

DEG! DEG! DEG!

'Kami-sama, tolong aku! Aku mau pingsan!' teriak Ino dalam hati.

"Kau bukannya ratu gosip yang terkenal di sekolahmu yang dulu, kan? Aku ingat sekali, karena itu aku yang menulis statusmu itu."

Ino menunduk sedalam-dalamnya.

"Hanya itu saja. Cepatlah pergi ke aula," kata Shikamaru lalu berjalan melewati Ino.

Sakura yang melihat Ino merasa prihatin. "Ino, kau baik-baik saja?"

"Hehe…"

"Ino, kau kenapa? Mengapa kau senyum-senyum begitu?"

Ino menegakkan kepalanya. "Aku bahagia, Sakura! Hehe…"

"Bahagia? Kau gila! Dia baru saja menghinamu baka!"

"Hehe… Aku tidak terlalu peduli dengan itu. Yang penting, dia ingat sekali padaku dan dia yang menulisi statusku. Hehe… Aku akan menyimpan label nama ini seumur hidupku!"

"Kau benar-benar gila! Haah, aku memang harus hati-hati padamu, Ino!"

BLETAK!

Muncul benjolah besar di kepala Sakura. "Ayo kita ke aula… Lalalalala~" kata Ino sambil menarik Sakura.

.

.

.

Sasuke's POV

.

.

Hari ini adalah hari terakhir MOS sekaligus hari terakhir kami -para panitia MOS- untuk "menjahili" para peserta MOS. Mulai besok pula, aku akan melihat kekasihku memakai seragam SMA. Rasanya bikin tidak sabar.

Para peserta MOS sudah ramai di aula, mereka bersikap tertib dengan langsung duduk di bangku mereka pada deretan kelas mereka masing-masing. Tapi, aku belum melihat seseorang –kekasihku. Di mana dia sekarang? Mengapa dia belum masuk ke aula? Firasatku mulai buruk ketika aku teringat akan teman dekat Sakura, gadis pirang itu. Entah mengapa hatiku tak enak kalau Sakura dekat-dekat dengan gadis itu. Huft, semoga Sakura baik-baik saja.

Kemudian sorot mataku menangkan 2 orang gadis yang baru memasuki aula, Sakura dan Ino. Mereka lama sekali. Tapi untunglah dia baik-baik saja. Dan semoga dia selalu baik-baik saja dengan temannya itu.

Mataku langsung melotot ketika Sasori berjalan mendekati mereka berdua. Dia seperti membicarakan sesuatu kepada mereka. Aku melihat dari wajahnya Sakura, sepertinya Sakura sedang berada di dalam kesulitan. Huh! Dasar rambut merah, apa yang sedang dia lakukan pada kekasihku tersayang, hah?

"Hei, apa yang sedang kau lakukan?" tegurku pada Sasori dengan tatapan mata mengintimidasi.

"Aku tidak melakukan apa-apa. Aku hanya—"

"Wajah Sakura sampai pucat begitu. Apa yang kau katakan padanya?"

"Ayolah, Sasuke. Aku hanya bertanya pada mereka, mengapa mereka baru masuk ke aula. Tapi mereka tidak mau menjawab."

"Hanya itu saja?" Aku menaikkan sebelah alisku.

"Lalu aku memberikan mereka hukuman."

"Hukuman apa?"

"Hukuman untuk memberiku coklat," kata Sasori dengan polosnya.

BUGH!

Sebuah tendangan kecil aku berikan padanya.

"Kau gila? Aku tidak sudi kekasihku memberikanmu sebuah coklat."

"Ayolah, Sasuke. Hanya sebatang coklat. Itu tidak berarti apapun, kan?"

BUGH!

"Masa bodoh! Camkan baik-baik perkataanku! Jangan pernah berbicara, mengganggu, ataupun mendekati Sakura! Kalau tidak—"

"Baik, baik. Aku hanya bercanda, Sasuke. Kau jangan emosi begitu, dong! Oke, oke, aku mengalah," kata Sasori sambil berjalan mundur perlahan kemudian pergi meninggalkan kami. Cih! Yang benar saja hukumannya! Dasar orang tidak beres!

"Sa-Sasuke-kun…," panggil Sakura.

"Hn."

"Terima kasih, ya…"

"Hn."

Aku melangkah pergi dari mereka. Dalam hati aku bahagia karena bisa menjaga Sakura tapi juga kesal karena sikap Si Rambut Merah itu. Huh! Dia benar-benar menyebalkan.

.

.

.

Beberapa acara berlangsung dengan lancar. Kini saatnya para peserta MOS meminta tanda tangan kepada para panitia MOS. Sebenarnya aku kurang suka acara begini karena harus dikerubungi dengan cewek-cewek. Tapi mau bagaimana lagi? Dari nenek buyutku SD (?) acara meminta tanda tangan ini sudah ada. Huh, menyebalkan!

Ekor mataku menangkap sesosok gadis manis yang sedang berlari-lari kecil kepadaku. Benar-benar saat yang paling bahagia!

"Ada apa?"

"Bantuin minta tanda tangan, dong, Sasuke-kun!" ujarnya.

Aku hanya tersenyum tipis. Gadis ini benar-benar polos! Dan kepolosannyalah yang membuatku jatuh cinta padanya.

"Mana bukumu?"

"Ini!" katanya semangat sambil menyerahkan bukunya kepadaku. Aku dan Sakura mulai menyerbu tanda tangan.

"Oh, ya, Sasuke-kun…"

"Hn." Entah mengapa perasaanku tidak enak.

"Aku punya permintaan."

"Apa?"

"Hmm, begini. Pasangan romantis itu 'kan sudah biasa. Jadi…"

"Hn?"

"Aku ingin kita menjadi pasangan yang berbeda!"

"Pasangan yang berbeda? Pasangan yang seperti apa?" tanyaku sambil meminta tanda tangan kepada kelima teman OSISku dan tentu saja aku langsung mendapatkan kelima tanda tangan mereka.

"Aku ingin kita menjadi 'pasangan narsis'!" katanya dengan semangat yang membara.

Narsis?

Aku tidak salah dengar, 'kan?

"Haha… Kau sedang bercanda, ya?" ucapku sambil mencoba tertawa walaupun kelihatannya pasti lucu.

"Tidak, Sasuke-kun. Aku sedang tidak bercanda! Kita pasti bisa menjadi pasangan narsis! Sasuke-kun 'kan bisa narsis juga!"

GLEK!

Semoga tidak ada orang yang mendengar perkataan Sakura! Kalau tidak, bisa hancur image-ku yang cool ini!

"Tapi…"

"Ayolah, Sasuke-kun…" Sakura menunjukkan wajah puppy eyes-nya. Ayolah, seorang Sasuke Uchiha narsis di depan umum? Apa kata dunia?

"Kalau Sasuke-kun gak mau—"

"!"

"Aku akan pacaran dengan Sasori-senpai!"

"Baik, baik! Aku mau! Iya, aku mau!" ucapku kalang kabut. Yang benar saja, masa Sakura pacaran dengan Si Babiy Face itu?

"Yeay! Terima kasih, Sasuke-kun!" ujarnya sambil mencium pipiku. Owh, wajahku pasti sudah memerah!

.

.

.

End Sasuke's POV

.

.

Esok harinya…

Hari ini para (mantan) peserta MOS sudah tidak perlu memakai label nama, bagi yang cewek rambutnya tidak perlu diikat menjadi banyak bagian menggunakan tali raffia, dan mereka tidak perlu lagi memakai seragam SMP. Mereka sudah sah menjadi murid SMA sekarang, maka mereka memakai seragam SMA.

Terlihat sepasang kekasih, Si Ayam Kutub dan Si Jidat Cerewet sedang berjalan sambil bergandengan tangan di koridor. Dan lagi-lagi…

"Hinata~~ Apakah aku harus berlutut 3 hari 3 malam untu mendapatkan hatimu kembali?"

"Naruto-kun, sudahlah! Hentikan!"

"Aku mohon! Aku punya cita-cita menikah denganmu! Hinata~~~ Ai lop yu pull!"

"Na-Naruto-kun…"

"Hinata~ Jangan tinggalkan daku…"

"Maaf, daku tak bisa."

"Ah, kau memang payah, Naruto!" ketus Sasuke yang kebetulan lewat bersama Sakura.

"Ohayou, Hinata-chan," sapa Sakura.

"O-Ohayou, Sakura-chan."

"Hinata~~~"

"Na-Naruto-kun…"

"Kalau payah, tetap saja payah!" komentar Sasuke sadis.

"Kau ini memang kejam sekali, Sasuke! Bukannya membantuku tapi malam mengejekku terus!" Naruto mengerucutkan bibirnya. "Jangan mentang-mentang kau tampan kau jadi belagu, ya Sasuke!"

"Aku memang tampan dan ketampananku tidak bisa dibandingkan dengan Daniel Radcliffe," ujar Sasuke lalu kembali berjalan bersama Sakura. Sakura hanya cekikikan.

"He? Sasuke?" ucap Naruto bingung sambil melihat Sasuke yang sedang berjalan menjauh. Murid-murid lainnya yang ada di sana juga melihat Sasuke bingung.

Ada apa dengan Sasuke?

Ada apa dengan dunia?

TBC

.

.

.

Haloha!

Fyuh! Akhirnya saya membuat sequel-nya juga. XD Maaf, ya, kalau kurang bagus. ==" Otak nge-rap (?) cari ide. Hahaha… XD

Sekali lagi saya mengucapkan terima kasih kepada readers yang telah membaca fanfic: I Hate MOS! dan telah bersedia memberikan reviews. (^_^)

Hikaru Kin ; Violet7orange ; QRen ; ermaMothredglittle ; FelsonSpitfire ; Uchiha Michiko ; RestuChii SoraYama ; Kudo Widya-chan Edogawa ; Blue Seasky ; Tsukiyomi Kumiko ; Lin Narumi Rutherford ; d3rin ; Chiwe-SasuSaku ; Angelique rayne
(
Maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan nama)

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada readers yang telah menyempatkan diri untuk membaca fanfic saya ini. Bersediakah readers memberikan saya review? Review readers sangat berarti buat saya… Hehe… (^_^)

Arigatou gozaimasu! XD