Ever Since I meet You
Author : Sanao Mikaru
Warning : This story contain YAOI (Boy x Boy). Don't Like Don't Read
Pairing : SasuNaru
Rating : T
Disclaimer : Mou..I don't own Naruto okay ? *pout*. But I have Sasuke and Naruto poster and plusshie..^^
Summary :
Pertemuan pertama Sasuke dan Naruto. Dan kisah bagaimana seorang Sasuke Uchiha jatuh cinta pada seorang Naruto Uzumaki. *AU*. Mix Song fic. And YAOI. Don't Like Don't Read !
AN : Chapter ini memakai Sasuke P.O.V
' blablalablabla' = suara dalam hati
"bla bla bla bla" = percakapan biasa
-blablabla- = ganti tempat
Italic Word = lirik lagu
Enjoy
Ever Since I meet You
Chapter 1 : The Day I meet You
Ever since I meet you
My Heart has been brightly lit up.
Ketika pertama kali aku bertemu denganmu, hatiku berdebar-debar sangat kencang. Rambutmu yang pirang keemasan, di terpa oleh angin semilir yang lembut nan sejuk. Saat itu kau menghalangi wajahmu dengan tangan kananmu, mencoba menghalangi sinar mentari yang mencoba menerobos, mencapai wajahmu.
Aku dengan rasa penasaranku yang besar, mencoba mendekati sosokmu yang tertidur pulas di sebuah bangku di taman sekolah. Semakin dekat denganmu, aku semakin merasakan aura 'pure' dan 'innocent' yang ada disekeliling tubuhmu.
Akupun berdiri di samping sosokmu, mencoba melihat lebih dekat dirimu. Saat itu aku tak sengaja membangunkanmu. Kamu memindahkan tangan kananmu mencoba menghalangi sinar mentari yang mungkin sangat menyilaukan bagimu.
Perlahan-lahan kau buka matamu, dan aku…Aku terdiam dan membatu melihat matamu yang begitu biru, begitu indah, warna langitpun dengan mudahnya kamu kalahkan.
Pada saat itu aku yang tak mempercayai 'cinta pada pandangan pertama' mau tidak mau mengakuinya.
~Flashback
Aku mengambil tasku lalu berlari keluar dari kamarku. Aku memakai pakaian seragam sekolah Konoha, yaitu : kemeja putih yang berdasi biru muda dengan bertuliskan huruf capital 'M', dan celana panjang berwarna biru kehitam-hitaman, warna yang sama dengan warna rambutku.
Sekolahku termasuk sekolah yang dikhususkan untuk anak-anak dari kalangan tinggi ataupun pintar. Siswa laki-laki memakai seragam sepertiku, sedangkan siswa perempuan, memakai kemeja putih dan memakai rok berwarna biru yang. Siswa dapat di bedakan dari warna dasi. Siswa kelas 10 memakai seragam yang sama dengan dasi berwarna jingga, jingga yang lembut dan tak merusak mata. Siswa kelas 11, karna dibagi menjadi 3 kelas, yaitu kelas IPA, IPA, Seni, dan Bahasa.
Siswa jurusan IPA berdasi biru, jurusan IPS berdasi biru tua, jurusan Bahasa memakai dasi biru turquoise, dan jurusan seni berdasi biru muda. Jurusan Seni terdiri dari beberapa kelas, seperti kelasku, yaitu kelas musik. Siswa juusan ini memakai dasi biru muda yang bertuliskan huruf capital 'M' di depannya. Yang berartikan 'Music'. Begitu pula dengan kelas lain.
Aku menuruni tangga, dan sampai di ruang makan. Ku lihat Fugaku tou san yang membaca koran pagi ini dengan wajah yang serius, tousan mempunyai rambut yang berwarna hitam dan bermata hitam pula, tou san berumur 4o tahunan, dan itulah runitas paginya membaca koran ditemani dengan kopi hitamnya. Mikoto kaa san yang berjalan dari dapur membawa makanan, meletakkan makanan yang ia bawa di meja makan, kaa san memberikan tousan, aniki,dan aku piring. Kaa san berambut panjang sepinggang yang berwarna biru kehitaman, matanyapun berwarna biru, dan kaa san berumur sama seperti tou san.
Itachi aniki, memiliki ciri-ciri yang sama dengan tou san, berambut dan bermata hitam, tetapi aniki memanjangkan rambutnya yang ia selalu ikat rendah, dan dia berumuran 20 tahun, dia sudah bekerja dengan menjadi ketua cabang perusahaan Uchiha yang berada di kota ini. Sedangkan aku memiliki rambut dan mata yang sama dengan kaa san, tetapi mata dan rambutku lebih gelap dan rambutku yang pendek tertata zigzag menurun ke bawah, dan aku berumur 16 tahun.
Setelah kami semua sarapan, kamipun berbincang-bincang sebentar. Ini sudah menjadi rutinitas keluarga Uchiha.
"Sasuke otouto…" kata aniki mengalihkanku dari duniaku sendiri. "Ya ?" tanyaku kembali, "Sasuke, bagaimana kamu ini..Masa sudah sebesar ini kamu belum mempunyai pacar ?" tanya aniki. "Hum ?" aku terdiam kaget. Memang aku sampai saat ini belum menjalin hubungan dengan siapapun. 'Seharusnya aku tau, aniki akan menanyakan tentang hal ini kepadaku…lagi..' pikirku kesal.
"Iya, Sasuke…Itachi saja sudah menjalin hubungan dengan Rubi selama 2 tahun." Kata kaa san menambahkan.
"Ya, betul Sasuke." Tou san pun berkata seperti itu. Aku menghela nafas, lalu berkata, "Tidak ada, yang dapat menarik perhatianku. Hanya itu saja." jawabku simple.
"Mengapa tidak kau ambil saja, salah satu dari Fan Girlsmu itu Sasuke ?" tanya aniki sengan seringai terpasang di wajahnya. Aku yang mendengarnya, langsung merasakan bulu kudukku yang berdiri tegak, memikirkannya saja sudah membuat aku menjadi seperti ini. Apa lagi anak yang berambut pink dan pirang yang mengaku-ngaku sebagai Ketua Fans clubku. Mereka mengikuti kemanapun, aku pergi. Mereka menguntitku. 'Ukh..Mereka mengerikan !'
"Gara-gara aniki yang menjalin hubungan dengan Ruby nee san. Para Fangirlsnya aniki jadi berpindah dan berubah menjadi Fan Girlsku." jawabku dengan nada kesal.
"Lagipula aku..hanya..belum mendapatkan orang yang tepat.." tambahku lagi.
"Tenanglah Sasuke, suatu saat kamu pasti menemukan seseorang yang tepat untukmu. Mungkin kamu akan mengetahuinya pada saat kalian berjumpa." Kata aniki.
"iya, sama seperti kaa san dan tou san.' Kata kaa san yang dirangkul oleh tou san dengan mesra.
"Oh.. Cinta pada pandangan pertama ya ? Aku tidak mempercayai hal seperti itu terjadi." Gumamku dengan suara rendah, sehingga kaa san dan tou san tidak mendengarku. Tetapi, aniki yang duduk di samping kananku, mendengar ucapanku itu dengan sangat jelas.
Anikipun memakai wajah cemberutnya. "Sasuke. Cinta pada pandangan pertama itu benar-benar ada. Aku dan Ruby juga merupakan cinta pada pandangan pertama. Jadi jangan kau berkata seperti itu. Nanti, pasti akan kau alami." Kata aniki dengan nada yang ia biasa pakai untuk menasihatiku.
"Oke..oke" gumamku pelan. Aku melihat jam dan berteriak, "Ya ampun ! Sudah jam delapan ! Hari ini aku masuk jam setengah sembilan !", "Sasuke, tenanglah aku akan mengantarmu sampai sekolah." Kata aniki tenang.
Setelah itu aku berpamitan pada kaa san dan tou san.
-Sesampai di Sekolah-
'Akhirnya sampai juga di Konoha Akademi.' Sekarang ini aku duduk di kelas 11, aku mengambil jurusan musik. Karna cita-citaku adalah menjadi seorag pianis. Aku keluar dari mobil aniki, dan memandang aniki, lalu berkata : "Terimakasih aniki, sudah mengantarku sampai sekolah." Kataku dengan nada sopan. Aniki menganggukan kepalanya. Nanti sepulang sekolah aku dan Ruby akan menjemputmu." kata Aniki.
Keluargaku sudah mengetahui jadwal kegiatanku sehari-hari. Sampai-sampai Ruby nee san ingat dengan jadwalku. Karna jadwalku sangatlah membosankan, dan sangat pendek. Tak ada yang menyenangkan, selain berkumpul dengan anggota keluarga Uchiha lainnya.
"Baiklah…" jawabku sambil menganggukan kepala. "Aku pergi dulu." Akupun meninggalkan aniki, tanpa memalingkan wajahku untuk melihatnya, karna kutahu aniki sudah pergi, dengan ditandai suara mobilnya yang menjauh.
Akupun menghela nafas dan berjalan menuju kelasku, kelas 11 musik 2.
-Sesampai di Kelas-
'Ukh..benar-benar.. Mereka terus-menerus menggangguku.. ' pikirku kesal. "Sasuke sama maukah kamu makan siang bersama kami? " tanya sekelompok fan girls.
Memang saat ini, waktunya istirahat. Dan harus aku akui, aku merasa sangat lapar, untung saja kaa san membekalkanku bento. "Sasuke sama, maukah kau kencan denganku sepulang sekolah? " tanya seorang perempuan berambut cokelat. Belum sempat mengatakan sesuatu, perempuan yang berambut pink dan pirang yang mengaku-ngaku sebagai ketua fan klubku, menghampiriku dan berteriak. "Saotome ! Kamu belum terdaftar di fan klub Sasuke sama ! Jadi kamu tidak berhak mengajaknya kencan !" teriak perempuan yang berambut pink.
"Diam kamu Sakura ! Itukan hakku untuk mengajak Sasuke sama berkencan !" jawab perempuan yang bernama Saotome.
"Tidak bisa begitu ! Ya kan, Ino ?" tanya perempuan yang bernama Sakura itu kepada temannya yang berambut pirang.
Aku yang menyadari situasi yang sangat menguntungkan ini. Langsung kabur dari para fangirlsku yang menyebalkan. Dan untungnya tak ada yang menyadari kepergianku dari tempat itu.
Dengan membawa kotak makanku, aku melangkahkan kakiku ke arah taman sekolah. Aku sering menghabiskan waktu luangku disana, tentunya ketika aku berada di sekolah. Taman sekolah adalah salah satu tempat yang indah yang pernah kulihat. Di taman terdapat berbagai macam bunga, bahkan buah-buahan dan sayuranpun ditanam disini. Di pinggir taman ini, terdapat pohon sakura yang besar. Kata guru-guru, pohon itu sudah hidup selama 100 tahun.
'Huh.. Hal yang tak masuk akal..'.
-Di taman-
Sesampainya disana, aku kaget melihat sosok laki-laki yang mungkin umurnya lebih muda dariku. Terbaring tidur di bangku dekat pohon Sakura itu.
Ku perhatikan secara seksama sosok anak laki-laki itu. Rambutnya berwarna pirang emas, tangan kanannya menutupi wajahnya. Dia memakai seragam yang sama denganku, dasinyapun berwarna biru muda dan bertuliskan huruf kapital 'M'.
Warna rambutnya benar-benar serasi dengan lingkungannya sekarang.
Dia tidur dikelilingi oleh bunga matahari, dan juga pohon sakura, suasananyapun cerah dengan langt yang biru tak berawan. Akupun berjalan mendekatinya, dan berhenti di sampingnya. Ku melihat di lehernya terdapat sebuah kalung berbentuk kristal dan berwarna light turquoise.
Tangan kirinya yang berada di atas perutnya, memakai sebuah jam tangan yang berwarna silver. Sepatunya berwarna hitam, sama seperti murid lain. Tanpa sadar aku menyentuh tangan kanannya. Dan diapun terbangun.
Anak itu menguap kecil yang ia tutupi oleh tangan kanannya, lalu ia bangun dan menggerakkan tangannya untuk melindungi matanya, dari cahaya mentari yang menerobos pohon Sakura.
Dan perlahan ia membuka matanya. Aku terdiam kaget melihat matanya.
'Matanya indah sekali…' pikirku kagum. Warna birunya mampu menyaingi warna langit saat ini.
Saat itu aku mendengar detak jantungku berdetak lebih kencang. Anak itu mengubah posisinya yang semula tidur menjadi duduk, lalu dia turunkan kakinya. Sehingga, aku dapat duduk di sampingnya.
Tanpa membuang waktu. Akupun duduk disampingnya. Dia merubah posisi tubuhnya menghadapku. Lalu dengan wajahnya yang mengantuk, dia berkata "Halo…", 'manis sekali' pikirku. Aku yang menyadari hal yang tadi aku pikirkan, menggeleng-gelengkan kepalaku berharap hal-hal yang memusingkan yang baru saja dibuat, akan menghilang.
"Halo..Namaku Sasuke Uchiha" aku memperkenalkan diriku dengan nada sopan.
"Namaku Naruto Uzumaki.." katanya. Dan aku membalasnya dengan 'Hnn'.
"Aku murid baru disini … Oh ya, kamu mengapa ada di tempat ini ?" tanya anak yang bernama Naruto itu.
"Aku biasa berada di sini, ketika jam istirahat, jam makan siang, ataupun pada saat luang." Jawabku. Dia memandangku dengan mata yang penasaran. "Lalu..kamu datang kesini untuk makan siang ?" tanyanya lagi.
"Tentu saja Dobe." Jawabku singkat. Mendengar kata-kata yang baru saja ku ucapkan, sepertinya sukses membuat Naruto marah, buktinya.. "Apa ! Kamu bilang Teme !" teriaknya. "Kamu bawa bekal tidak ?" tanyaku, mencoba merubah pembicaraan. "Ya..aku bawa.." jawabnya pelan. "Kalau begitu, ayo makan bersama." Diapun menganggukkan kepalanya, lalu mengambil kotak makan dari tasnya, dan membuka kotak makannya. Akupun melakukan hal yang sama seperti yang dilakukannya.
'Anak yang menarik' pikirku senang.
Kami memakan bekal kami dengan suasana yang nyaman dan tanpa suara. Aku mengambil kesempatan ini dengan memandang wajahnya. 'Ternyata dia memiliki tiga garis horizontal di masing-masing pipinya. Apakah itu tato, tanda lahir atau luka ?' pikirku penasaran.
Dengan perasaan penasaran aku memegang pipinya, dan membelainya dengan lembut. 'Kulitnya sangat lembut.' Pikirku. Naruto yang menyadari hal ini, langsung memalingkan wajahnya menjadi melihatku. Akupun berkata, "Ada Nasi. Aku yang ambilkan.", Naruto memandang lurus wajahku, dan mata kami akhirnya bertemu. Matanya yang biru bertemu dengan mataku yang berwarna biru kehitaman.
Angin semilir menerpa wajahnya dengan lembut, rambutnyapun bergerak mengikuti angin. 'Sangat murni sekali…Seperti malaikat..'
Ada perasaan seperti aliran listrik menjalar ke seluruh tubuhku, tetapi aku menghiraukannya. "Sudah selesai." kataku lagi, lalu akupun kembali memakan bekalku. Tak lama kemudian Narutopun mengikutiku.
Setelah bekal kami habis. Kamipun berbincang-bincang sebentar. Tak terasa bel tanda waktu istirahat sudah habis telah berbunyi.
"Oh tidak…Aku terlambat ! Aku belum bertemu dengan nee san !" teriaknya panik. Diapun mengambil tasnya dan memandangku, "Senang bertemu denganmu Sasuke, aku harap kita akan berjumpa lagi." Setelah berkata seperti itu, Narutopun pergi menjauh dariku.
Aku kaget mendengar apa yang dikatakan olehnya, tanpa sadar senyum kecil menghiasi wajahku. "Naruto Uzumaki…", "Benar-benar anak yang menarik…". Akupun memandang langit biru. "Senang bertemu denganmu juga, Naruto-ku."…
∞∞∞∞∞∞TBC∞∞∞∞∞
Next Chapter : Arrive and Reinkarnation
Akhirnya selesai juga chapter satu..
Maaf jika chapter ini membosankan… *Menunduk*
*lalu melihat reviewers dan readers*
Ngomong-ngomong. Haruskah sanao melanjutkan cerita ini?
Itu tergantung readers dan reviewers…
Sanao tunggu kritik, ide dan sarannya ya…
*smile*
Oh ya, Jika para readers dan reviewers ingin meng-add fb Sanao
Fb : Sanao Mikaru
Sampai jumpa minna san …
*waving hands*
