•RUMOR•
Main cast: Oh Sehun Xi Luhan
Support cast: Kang Jisub(OC), Byun Baekhyun, Park Chanyeol, other cast
.
Summary:
Sehun dan Luhan terlibat dalam sebuah rumor yang dibuat oleh agensi yang menaungi Luhan. Rumor itu akhirnya diklarifikasi dan benar adanya. Namun, seiring berjalannya waktu, Sehun dan Luhan malah terlibat dalam sebuah scandal yang hampir merenggut karier mereka.
.
Lenght: Chaptered
Rating: T-M
Genre: Drama, Romance, ??
Disclaimer:
Semau cast yang author pakai dalam cerita ini adalah milik Tuhan YME, orang tua mereka dan agensi masing-masing. Kecuali kalo Oh Sehun mau jadi punya author juga gapapa...ㅋㅋㅋ
.
.
WARNING!
Cerita ini sangatlah pasaran dan sangatlah berantakan. Jadi, maaf kalau dalam cerita ini ada kesamaan dengan cerita lainnya. Cerita ini murni berasal dari ide author yang agak ribet. THIS IS GS FANFIC! kalo ga suka GS, tinggal pencet tombol back
Dilarang keras untuk copas ide author, karena buatnya aja udah susah, terus masa mau di copas sih ?? :(
Maaf kalau dalam ff ini ada kesalahan/kata2 yang menyinggung readers, author gak bermaksud demikian. Typo is everywhere. Bahasa semerawut. Maaf kalau masih berantakan karna ini ff pertama author.
.
.
Happy Reading~~~
.
.
.
.
.
Seoul, 2016
"APA?!"
Pekik Luhan, seorang model papan atas dari BM Entertainment. Luhan terlalu terkejut mendengar sebuah rencana yang dibuat oleh agensi untuk dirinya.
"Wae? Kau keberatan dengan rencana ini?" Tanya seorang pria yang adalah manager yang sudah bersama Luhan dua tahun belakangan.
"Ya, Tentu aku keberatan. Kenapa harus aku yang terlibat? Kenapa tidak artis yang lain saja?"
"Karena, kau adalah salah satu artis di agensi ini yang paling terkenal. Kita tidak mungkin memilih BoA, karena kau tahu sendiri kalau dia sudah punya kekasih." Ujar sang manager drngan wajah tanpa ekspresinya. Luhan hanya bisa mengela nafas mendengar ide gila ini.
"Lalu, siapa yang akan dating denganku nanti?" Tanyanya pada sang manager.
"Oh Sehun." Ujar managernya enteng. Dan reaksi Luhan benar-benar bisa ditebak. Ia membulatkan matanya, ya benar-benar bulat sempurna. Jelas gadis itu sangat terkejut mengetahui pria yang akan dating dengannya.
"Ke-kenapa harus Oh Sehun? Bukannya dia sedang go international?" Tanya Luhan ketika ia mulai bisa menguasai dirinya lagi.
Sang manager menggelengkan kepalanya mendengar pertanyaan Luhan. "Dia sudah kembali dari Prancis kemarin."
Lagi-lagi Luhan menghela nafas berat lalu menundukkan kepalanya mendengar pernyataan itu dari mulut managernya.
Ugh! aku masih tidak terima! kenapa harus aku?!
"Lalu, apa dia sudah setuju?" Tanyanya lagi seraya mengangkat sedikit kepalanya yang semula tertunduk.
"Ya, Dia sudah kemari kemarin dan kami sudah membicarakan semuanya and he agreed."
Hhh...kalau sudah begini mana bisa menolak lagi? sehun sudah setuju, apa boleh buat. jalani sajalah...
"Baiklah. Aku juga akan menerimanya." Ujar Luhan final. Sang manager tersenyum mendengar keputusan Luhan.
"NiceKami akan memberitahu kapan kami akan menyebarkan rumor itu, dan kuharap kau bersiap." Ujar managernya lalu meninggalkan Luhan sendiri di dalam ruangan itu.
.
.
.
.
.
Luhan mengendarai mobilnya menuju apartemen pribadinya yang berada di kawasan Gangnam. Setelah Pertemuan dengan managernya tadi, Luhan memutuskan untuk segera pulang, karena ia sudah tidak ada jadwal pemotretan. Pertemuan dengan managernya hari ini serta hal yang baru mereka bahas, membuat kepalanya berdenyut.
Begitu sampai di apartemen nanti, ia akan segera pergi tidur. Kepalanya. benar-benar pening!
Sesampainya di apartemen, Luhan segera memarkirkan mobilnya di basement lalu segera naik ke lantai tujuh, dimana unit apartemennya berada.
Luhan menekan password pada pintu unit apartemennya dan pintu itu segera terbuka. Ia segera melepas heels kesayangannya dengan sembarangan dan langsung berbaring di atas tempat tidur untuk menyambut mimpi.
.
.
.
.
.
Keesokan harinya, Luhan datang cukup pagi ke kantor agensinya. Begitu turun dari mobil, ia segera masuk ke dalam gedung kantor, karena ini sedang musim semi dan udara hari ini cukup dingin apalagi ini masih pagi sekali.
Luhan mendesah lega ketika ia bisa merasakan udara hangat yang tercipta dari pengahangat ruangan di dalam gedung kantor agensinya. Ia segera melangkah menuju lantai dua dimana ruangan manajernya berada.
Kaki jenjang yang dibalut dengan jeans ketat dan stiletto itu segera melangkah menuju ruangan managernya yang ada di ujung lantai dua, begitu ia sampai di lantai dua.
Cklek
"Selamat pa-" Kata-kata Luhan menggantung diudara ketika ia masuk kedalam ruangan managernya dan melihat ada sosok lain selain manajernya didalam sana.
Oh Sehun?!
Luhan mematung di depan pintu dengan tangan yang masih setia memegang gagang pintunya.
"Luhan, sampai kapan kau mau berdiri disitu terus?" Ujar sang manager melihat gelagat aneh dari artisnya itu.
Seketika Luhan langsung tersadar dan entah kenapa ia berubah jadi gugup melihat ada sosok itu disini. Ia sedikit menundukkan kepala karena malu.
Namun, dari ujung matanya ia bisa melihat kalau dia tertawa. Oh Tuhan, rasanya Luhan ingin sekali berteriak. Pipi Luhan mendadak bersemu merah melihat lelaki itu tertawa, jinjja meotjin!
"Luhan, kemarilah. Ini saat yang tepat untuk membicarakan ulang rencana kita." Ujar sang manager, tampak bersemangat.
Gadis itu segera menuruti managernya dan duduk di sebelah Oh Sehun.
"Baiklah, aku ingin bertanya sekali lagi pada kalian. Apa kalian setuju dengan rencana ini?" Tanya manajer Luhan pada dua orang berbeda gender dihadapannya.
"Tentu. Aku setuju dengan itu." Ujar Sehun tanpa keraguan sedikitpun. Sontak itu membuat Luhan mengangkat kepalanya untuk melihat ekspresi Sehun. Lelaki itu tersenyum membuat sebuah garis mata bagai bulan sabit dimatanya.
Benar-benar indah...
"Dan kau Luhan?"
"A-aku...Y-ya aku setuju." Ujarnya agak terbata. Sehun melayangkan sebuah senyum untuk Luhan dan gadis itu dapat melihatnya dari ujung matanya.
Dan sekali lagi, Sehun telah membuat Luhan merona hanya dengan senyumannya. the power of Oh Sehun!
"Oke, rumor itu akan kami sebarkan ketika jam makan siang. Jadi ketika jam makan siang nanti, kalian keluarlah dari sini untuk makan bersama. Dari sana mereka akan tertarik melihat kalian. Kami disini akan memberikan keterangan mengenai hubungan kalian nantinya." Jelas sang manager pada dua model itu.
Sehun mengangguk mengerti begitu pula dengan Luhan setelah mendengar instruksi dari manager Luhan.
"Baiklah, kalian boleh berbincang-bincang selagi menunggu waktu. Aku harus pergi untuk mengatur jadwal. Sampai jumpa!"
Blam
Pintu itu tertutup dan meninggalkan Luhan dan Sehun dengan hawa kecanggungan di sekitar mereka.
"Luhan-ah," Luhan mendongak mendengar lelaki itu memanggil namanya. "Em...Kalau kau tak keberatan, mari buat panggilan sayang untuk kita supaya mereka lebih percaya." Sehun menatap Luhan, berharap gadis itu tak menolak usulnya.
Sementara Luhan tampak berpikir tentang usulan Sehun. Haruskah ia membuat panggilan sayang untuk Sehun? Oh tidak, bahkan hanya memanggil nama lelaki itu saja Luhan sudah malu, apalagi dengan panggilan sayang?
Setelah beberapa menit berpikir, pada akhirnya Luhan menyetujui usulan Sehun dan hal itu membuat Sehun tersenyum bahagia.
'assa!' batin Sehun, ia sangat senang bisa bertemu Luhan hari ini dan sebentar lagi ia akan punya panggilan sayang untuk gadis itu dan juga sebaliknya.
"Jadi, panggilan apa yang cocok untukku dan untukmu?" Tanya Sehun dengan binar mata yang cerah, menunjukkan bahwa pria itu sangat bahagia.
Luhan dapat melihat binar mata itu, sangat berbeda ketika Luhan melihat Sehun yang sering berada di cover magazine dengan Sehun yang sekarang.
Kalau Luhan boleh jujur, sebenarnya Sehun lebih tampan jika dia beraut wajah datar seperti di cover-cover majalah. Menurut Luhan itu semakin menambah kesan cool dalam diri Sehun. Tapi tak bisa dipungkiri juga, kalau Sehun yang sedang tersenyum juga terlihat tampan. Itu semakin menambah kesan hangat pada pria berkulit putih pucat itu.
"Luhan? Kau baik-baik saja?" Tanya sehun sedikit khawatir. Ia melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Luhan tapi gadis itu tak kunjung sadar dari lamunannya. Sehun pun mulai mengguncangkan bahu Luhan dan membuat gadis itu tersadar.
Sejak pertemuan mereka beberapa jam yang lalu, Sehun merasa Luhan terlalu sering melamun. Apa yang dipikirkan gadis itu sih?
Tentu saja dirimu Tuan Oh! Kau yang membuat otak Luhan terus berpikir tentangmu! Itulah, akibat punya wajah terlalu tampan. ㅋㅋㅋ
Luhan sedikit terkejut ketika Sehun mengguncang pelan bahunya. Ia bisa merasakan sentuhan tangan Sehun di bahunya. itu sangat nyaman.
"Luhan?" Panggil Sehun lagi.
"Eh? Mi-mianhae. Kau tadi bertanya apa?"
Sehun tersenyum melihat ekspresi bingung Luhan, sangat menggemaskan!
"Jadi panggilan sayang apa yang cocok untukku dan untukmu?" Ulangnya.
"Ah itu, ba-bagaimana kalau aku panggil kau dengan sebutan oppa?" Tanya Luhan dengan wajah malu-malunya. Sehun tersenyum mendengar usulan Luhan.
"Hmm...boleh saja. Tapi itu tersengar biasa. Bagaimana kalau...Sehunnie?"
"A-apa? Se-sehunnie?" Sehun mengangguk kan kepala. "Apa kau keberatan?" Tanya Sehun melihat raut ragu di wajah cantik itu.
Detik berikutnya Luhan langsung menggelengkan kepala, tanda kalau ia tak keberatan dengan usulan Sehun barusan.
"Baiklah, kalau begitu aku akan memanggilmu dengan Luhannie." Ujarnya dengan seulas senyum yang terpatri di wajah tampannya.
Luhan sedikit bergidik mendengar panggilan yang sedikit asing di telinganya, ya walaupun beberapa teman-temannya juda memanggilnya dengan sebutan 'Luhannie'. Hanya saja Luhan merasa ada yang beda ketika Sehun yang mengucapkannya. Seperti ada sensasi tersendiri bagi Luhan.
Luhan pun tersenyum. Mereka akhirnya sepakat untuk menggunakan panggilan sayang itu ketika di depan umum.
.
.
.
.
.
Tak terasa akhirnya jam makan siangpun tiba. Manager Luhan sudah kembali keruangannya dan ia tersenyum mendapati Sehun dan Luhan yang tampak semakin dekat. Itu mempermudah agensi dalam menyebarkan hubungan mereka nantinya.
"Sehun, Luhan," Panggil manager Luhan itu pada dua sejoli yang sedang asyik berbincang.
"Oh, hyung. Kau sudah kembali?" Dan sang manager hanya bergumam sebagai jawaban. Sehun tersenyum pada manager Luhan itu.
"Apa kita sudah boleh keluar?" Tanya Sehun lagi pada sang manager. Kang Jisub-manager Luhan-pun menganggukan kepalanya.
"Ya kalian boleh pergi sekarang, aku harap kalian bisa jadi selayaknya pasangan sungguhan." Ujar Jisub pada dua sejoli itu.
"Baik hyung, akan aku lakukan. Kami permisi." Sehun segera menarik tangan Luhan keluar dari ruangan itu. Sementara Luhan hanya bisa menurut dan ia dibuat merona lagi oleh perilaku Sehun yang tiba-tiba menarik tangannya untuk keluar dari ruangan managernya.
"Ki-kita mau kemana Sehun-ssi?" Tanya Luhan pada Sehun.
"Sehunnie." Ralat Sehun.
"Eum...ya itu maksudku." Luhan menundukkan kepalanya karena ia merasa belum bisa memanggil Sehun dengan sebutan itu.
"Kita akan makan siang." Sehun segera membawa Luhan kedalam mobilnya, karena begitu mereka keluar dari gedung kantor agensi itu, mereka dapat melihat banyaknya fans Sehun maupun Luhan serta para wartawan yang sudah menunggu mereka.
"Oppa...kenapa kau tega melakukan ini oppa...hiks""Luhan-ah mari kita menikah!""Wah...Daebak mereka sangat cocok ya...""Aku benar-benar iri pada Luhan. Kenapa dia bisa mendapatkan Sehun Oppa? Hiks..""mereka memang pasangan serasi. Yang satu tampan yang satu cantik. mereka bak Dewa Dewi Yunani!"Ya, sekiranya itu yang Sehun dan Luhan dengar ketika mereka keluar dari gedung agensi dan segera berjalan menuju mobil milik Sehun. Blitz kamera para wartawan juda sedari tadi cukup menyilaukan mata pasangan itu.
Namun, Para bodyguard akan melindungi mereka hingga mereka masuk ke dalam mobil. Mereka tak mau Sehun dan Luhan jadi korban kekerasan akibat keanarkisan para fans.
Sehun dan Luhan akhirnya dapat masuk ke dalam mobil dengan selamat.
"fyuhhhh...rupanya mereka benar-benar menunggu kita sejak tadi."
"Oh, untunglah kita bisa masuk ke dalam mobil dengan selamat," Ujar Sehun
"Baiklah, kau sudah siap?" Luhan hanya menganggukan kepala sebagai jawaban. Sehun pun tersenyum lalu tangan kanannya ia gunakan untuk mengusak pelan kepala Luhan.
Ya Tuhan, kenapa jantungku tiba-tiba berdetak begini?
.
.
.
.
.
Mobil audi hitam seri terbaru itu segera melaju meninggalkan tempat parkir gedung agensi. Selama perjalanan, hanya suasana hening diantara Sehun dan Luhan. Tak buruh waktu lama, akhirnya mereka sampai di sebuah restoran yang cukup mewah. Sehun keluar terlebih dulu lalu sedikit berlari menuju pintu sebelah kanan dan membukakan pintu itu untuk Luhan.Luhan merasa dirinya bak puteri kerajaan. Ia tersenyum pada Sehun yang telah membukakan pintu. Lelaki itu juga mengulurkan tangannya untuk membantu Luhan keluar dari mobil. Luhan menerima uluran tangan itu lalu segera keluar dari mobil.
Mereka pun masuk ke dalam restoran itu dengan bergandengan tangan. Dan jujur, Luhan gugup ketika Sehun tiba-tiba menggenggam tangannya dam menuntunnya untuk masuk ke dalam.
"Eoseo Oseyo. Untuk berapa orang?" Tanya seorang pelayan pada Sehun.
"Dua orang." Ujarnya singkat. Pelayan itu segera mengantar Sehun dan Luhan duduk ditempat mereka.
Setelah memesan menu, keduanya tampak agak canggung. Tapi Sehun terus berpikir apa yang kiranya dapat mereka bahas supaya mereka terlihat seperti orang berkencan?
"Luhannie,"
Yang dipanggil pun segera mendongak dan melihat ke arah Sehun. "Ya?" Jawabnya singkat.
"Apa kau ada jadwal untuk hari ini?" Tanya Sehun, ya sekedar basa-basi.
Luhan tampak berpikir. Seingatnya Jisub belum memberitahu tentang jadwalnya. Sialnya, Luhan lupa bertanya pula pada managernya itu.
Gadis itu menggeleng lemah, "Aku belum tau. Jisub oppa belum memberitahuku." Sehun mengangguk-anggukan kepalanya mengerti.
Tak lama kemudian, pesanan mereka pun datang. Seorang pelayan mengantarkan pesanan mereka dan meletakkannya di meja dengan hati-hati.
"Silahkan menikmati." Pelayan itu tersenyum ramah kemudian mulai meninggalkan tempat Sehun dan Luhan setelah mendengar gumaman kata 'terima kasih' dari Sehun dan Luhan.
Keduanya tampak menikmati hidangan tersebut dengan khidmat, walau sedikit terganggu karena beberapa menggunjung restoran dan pelayannya tampak beberapa kali menggambil potret Sehun dan Luhan yang sedang 'berkencan' tersebut.
Selesai dengan acara makan, Sehun segera mengeluarkan beberapa lembar Won untuk membayar makanan itu lalu keluar dari restoran itu.
Mobil Audi hitam itu kembali melaju meninggalkan restoran tersebut menuju suatu tempat.
.
.
.
.
.
Apartemen LuhanYa, setelah selesai makan di restotan tadi, Sehun membawa Luhan pulang ke apartemennya. Bukan tanpa alasan. Karena Luhan bilang ada beberapa barang yang tertinggal di apartemennya dan harus segera diambil.
Jadi disinilah mereka sekarang. Di dalam Unit apartemen pribadi Luhan.
Begitu masuk ke dalam unit apartemen pribadi Luhan, Sehun tampak terpesona dan berdecak kagum melihat interior dari apartemen Luhan yang tampak ditata sedemikian rupa hingga menimbulkan kesan mewah, rapi, dan cantik.
"Duduklah," Ujar Luhan yang tampak berjalan menjauh dari ruang tamu menuju dapur. Ia mengahampiri kulkas lalu mengambil dua buah kaleng cola dari sana. Luhan berjalan kembali ke tempat dimana Sehun berada.
"Ini," Seraya memberikan kaleng minuman itu kepada Sehun. Lelaki itu menerimanya dengan senyuman yang menawan.
"Terima kasih." Sehun segera membuka kaleng minuman itu dan meminumnya hingga habis setengah.
Luhan terkekeh melihat tingkah Sehun yang menurutnya seperti bocah yang sedang kehausan itu. "Minum dengan pelan-pelan Sehun." Peringat Luhan pada Sehun.
Lelaki itu meletakkan kaleng colanya di meja lalu mengusap kasar mulutnya dengan punggung tangannya. Dan lagi-lagi Luhan terkekeh melihat tingkah laku Sehun itu.
"Luhan," Yang dipanggilpun menoleh ke arah Sehun. "Apa mereka sudah menbuat karangan cerita tentang hubungan kita?"
"Kurasa belum. Jisub oppa tidak memberitau aku apapun" Katanya seraya mengedikkan bahunya.
Sehun hanya mengangguk mengerti, "Bagaimana kalau kita buat karangan ceritanya?" Usul Sehun dan disetujui oleh Luhan.
"Jadi, semua dimulai dari 5 tahun yang lalu, saat aku baru debut menjadi seorang model. Aku bertemu denganmu di lokasi pemotretan dan kita saling berkenalan. Lalu dua tahun yang lalu, kita saling mengutarakan perasaan yang sesesungguhnya. Tapi kita tidak memberitau publik tentang hubungan kita, dan baru sekarang kita mengumumkannya pada publik. Bagaimana? Apa kau setuju?"
Luhan tersenyum lalu mengangguk, pertanda ia setuju dengan cerita yang Sehun buat. "Bagus," Ujar lelaki itu.
"Apa sudah kau ambil barangnya?" Tanya Sehun berikutnya. Luhan mengangguk dan Sehun mengalihkan pandangannya ke sekeliling setelah menerima jawaban dari Luhan.
Tak sengaja pandangan Sehun tertuju pada sebuah bingkai foto yang cukup besar diatas televisi. Sehun berdiri dari duduknya dan menghampiri bingkai itu.
Luhan menyeritkan dahinya melihat Sehun yang tiba-tiba berdiri dan memperhatikan foto yang terpampang di atas televisi. Gadis itu mengahampiri Sehun yang sudah berdiri di depan foto itu.
"Ini keluargamu?" Luhan mengangguk lalu tersenyum. "Ya." Jawab gadis itu sambil terus memandangi foto keluarganya.
"Jadi, kau punya dua orang saudari?" Lagi-lagi Luhan menganggukan kepalanya menjawab pertanyaan Sehun.
"Ini kedua orang tuaku, mereka tinggal di Beijing bersama adikku, Zitao."
"Yang ini?" Tunjuk Sehun pada seorang gadis cantik dengan surai hitam pekat dan dimple di kedua pipinya.
"Itu Yixing jie, dia kakakku. Dia sudah menikah dengan orang korea. Joonmyun oppa, suami Yixing jie bekerja sebagai jaksa dan dia sudah sangat dipercaya oleh orang banyak. Jadi tak heran kalau sehari, Joonmyun oppa bisa membawa beribu-ribu Won. Oh ya, sebentar lagi Yixing jie akan melahirkan anak pertamanya!"
"Benarkah? Wah, chukahae! Semoga kau bisa jadi Bibi yang baik untuk keponakanmu!"
"Terima kasih," Ujarnya dengan setengah berbisik.
"Yang ini pasti adikmu?" Luhan mengangguk membenarkan pertanyaan Sehun barusan.
"Ya, itu adikku, Zitao. Dia sedang menyelesaikan kuliahnya di Beijing Univercity. Dia juga sudah punya kekasih seorang pengusaha di bidang perhotelan yang sangat sukses. Oh! Dia baru saja dilamar oleh kekasihnya, Kris. Ugh! jahat sekali sih mereka itu! Bisa-bisanya melangkahiku dan menikah terlebih dahulu!" Luhan mengerucutkan bibirnya lucu dan melipat tangannya di depan dadanya.
Glup!
Sehun yang melihat hal itu hanya bisa menelan ludah kasar.
Kumohon, jangan mengerucutkan bibirmu begitu, Luhan! Kau membuatku ingin mencicipi bibirmu itu!Sehun sedikit berdeham untuk menutupi kegugupannya akibat tingkah Luhan itu. Ia melirik ke arah Luhan yang mulai tersenyum lagi melihat foto keluarganya, terutama kepada sosok adiknya.
"Tapi aku bahagia kok melihatnya bahagia. Semoga Kris bisa selalu membuat adikku
bahagia." Katanya sambil tersenyum.
Sehun akhirnya juga tersenyum. Matanya terus memandang ke arah Luhan yang masih tersenyum dan menatap ke arah foto keluarganya. Entah kenapa Sehun selalu terpesona dan jantungnya selalu berdebar melihat Luhan yang sedang tersenyum, sangat cantik.
"Kurasa suami dan kekasih saudarimu memiliki pekerjaan yang bagus. Lalu kalau dirimu, apa kau punya ketentuan pekerjaan untuk kekasihmu nanti?"
Luhan tersenyum lalu menoleh ke arah Sehun, "Pekerjaan itu nomor dua. Bagiku, setia dan saling percaya adalah yang utama."
"Kalau begitu, apa aku termasuk dalam pria idamanmu?"
Blush
Seketika pipi Luhan memerah karena malu. Sementara Sehun tertawa terbahak melihat ekspresi malu yang ditunjukkan Luhan.
"Hahaha...Oh, tidak, tidak aku hanya ber-"
"Ya,"
Sehun terdiam, "Apa? Kau bilang apa?" Tanya Sehun memastikan.
Dengan malu-malu dan kepala sedikit tertunduk, Luhan mengulangi kata-katanya.
"Ya, kau adalah tipe pria idamanku."
.
.
.
.
.
TBC
24 November 2017
Maaf kalau ffn ini kurang bagus, karena ini adalah ff pertama author
Semoga kalian suka
Review juseyooooooooooo~~
Kamsahamnida~
XOXO
