Disklaimer: Naruto merupakan properti sah milik Masashi Kishimoto.

Saya tidak mengambil keuntungan apa pun atas dibuatnya fanfiksi ini.

"malam tak pernah mati; gelap, gelap, lantas kau terjerembap; sebab cahaya enggan menghampiri"

-hannjo


Apa yang kaulihat di persimpangan malam?

.

Sai melukis; soal malam yang hitam, soal bulan yang mati, soal hati yang remuk, hilang, pergi.

Hari tiada berganti.

Sai melukis.

.

Malam punya kenangan-punya sekantung persoalan.

Sasuke kadang datang, sekali, dua kali, lewat pintu yang terbuka.

.

.

Sai melukis.

.

Malam datang, tidak pergi.

Ada sebayang Sasuke, terpantul di dinding lewat redup lampu gantung tunggal di langit-langit.

Hitam, hitam.

.

.

Sai mengganti kuas.

Lukis, lukis, lukis.

Lukis!

Keringat meluncur, meluncur lewat segaris tulang belakang.

Sai melukis,

Sai terjatuh.

Kanvas terbanting.

.

Lukis, lukis, lukis.

Ada hitam yang nyata.

Malam tiada pergi.

Sai melihat hitam, yang tidak berujung,

hitam yang tidak akan habis.

.

.

Hitam, hitam.

.

.

Sai melukis; orang dalam hati, harusnya.

Sasuke.

Semestinya.

.

Gelap. Sai tidak melihat ujung.

.

.

Sebab,

yang Sai lukis adalah hitam. Malam yang tiada pergi.

Hitam. Hanya hitam.

Tiada Sasuke,

tiada hatinya yang tersisa.

Sai tidak menemukan dirinya sendiri,

tidak.

Selamanya malam.

.

Sai melihat hitam.


catatan:

Ya Gusti.

Ya Gusti whaayy nulis puisi susah sekali saya menyerah, menyerah sungguhan. Pokoknya gitu, gatau lagi.

(terus gatau juga kenapa saya bikin catatan begini di akhir padahal ya buat apa ini gaada intinya).

Biar eksistensi(?) catatan ini kelihatan penting dan gak berakhir begitu saja, saya mau ngucapin makasih sebanyak-banyaknya buat Kenzeira yang ngadain event keren ini!

Tentu, makasih juga buat kalian yang sudah membaca. Saya pamit undur diri.

Nai.