Hi, I'm a newbie author! Just call me Thia. Ini adalah cerita pertamaku. So, like and enjoy it!
Mungkin lucu sekali, kalau aku – gadis berumur 12 tahun – masih menceritakan peristiwa-peristiwa dalam hidupku kepada buku harianku. Selama ini, aku tidak pernah menceritakan masalahku kepada semua orang, kecuali kak Karin, kak Himeka, dan buku harianku. Di kamarku, buku harian menumpuk di dekat lemari buku. Aku memang tidak mau membuangnya karena banyak kejadian yang bisa kuingat ketika aku membaca buku harianku.
"Kazusa, buku-bukumu itu tidak mau dibuang?" Tanya kak Himeka suatu hari ketika aku sedang mengerjakan PR-ku.
"Tidak, kak. Biarkan saja menumpuk disitu," jawabku. Setiap bulan kak Himeka selalu menanyakan hal yang sama, dan aku pun menjawab seperti itu.
Tahun ini, aku sudah menginjak usia 13 tahun. Dan tahun ini juga aku pergi meninggalkan kelas enam dan masuk ke kelas tujuh atau 1 SMP di Sakuragaoka.
"Kazusa!" Teriak seseorang memanggilku. Aku pun menoleh ke arah suara itu, dan ternyata itu Rika.
"Selamat pagi, Rika!" Aku menyapa Rika dengan senyumku yang biasanya.
"Selamat pagi juga!" Balasnya. "Wah, tidak terasa, ya, sekarang kita sudah masuk ke kelas tujuh! Aku berharap bisa sekelas denganmu!"
"Aku juga," kataku.
Rika adalah satu-satunya teman terdekatku selain kak Karin. Rika adalah tipe orang yang terbuka, tidak sepertiku. Ia selalu menceritakan perasaan hatinya kepadaku. Terkadang, aku ingin menjadi seperti Rika, menjadi orang yang terbuka. Tapi, aku terlalu malu untuk menceritakan masalah-masalahku atau perasaanku.
Setelah upacara penerimaan murid baru selesai, kami – murid-murid baru – masuk ke kelas yang sudah ditentukan. Ternyata aku dan Rika satu kelas.
"Wah, Kazusa! Kita sekelas!" Katanya. Aku hanya tersenyum. "Oh iya, kau tahu, 'kan, idola yang bernama Jin Kuga?" Tanya Rika.
"Iya, memangnya kenapa?"
"Katanya, dia pindah ke sekolah ini! Jadi, setiap hari kita bisa melihatnya di sekolah!" Jawab Rika dengan ekspresi muka senang. "Oh iya, umurnya, 'kan, 14 tahun. Berarti, ia seangkatan dengan kakak-kakakmu, ya?"
"Begitu?" Jawabku sekenanya. Aku memang tidak tertarik dengan berita itu.
"Kenapa kau tidak bersemangat? Kau tidak suka Jin Kuga, ya?" Tanya Rika. Aku mengangguk.
Hari pun bergulir. Kini sudah satu bulan aku masuk kelas tujuh. Walaupun banyak tugas yang diberikan oleh guru, aku masih menyempatkan diri untuk meulis buku harian.
Dear Diary,
Ternyata pelajaran di SMP itu susah juga, ya? Apalagi di Sakuragaoka! Banyak sekali tugas yang diberikan guru-guru. Tapi aku harus semangat! Aku juga mau menjadi murid teladan seperti kak Kazune! Jadi aku harus rajin belajar!
Setelah menuliskan perasaanku di buku harian ini, rasanya perasaanku lega sekali. Buku harian ini selalu kubawa ke mana-mana. Pada jam istirahat sekolah pun, aku masih menulis di buku harian.
"Kazusa! Jangan melamun! Ayo kita ke kantin!" Ajak Rika. Sudah jam istirahat? Sepertinya kau terlalu banyak melamun hari ini..
Aku dan Rika pun pergi ke kantin. Seperti biasa, kantin selalu ramai. Aku dan Rika akhirnya membeli minuman dan roti melon saja. Saat mencari meja, tiba-tiba.. BRUKK! Seseorang menabrakku.
"Aw!" Aku merintih kesakitan.
"Ma.. Maafkan aku.." Kata orang yang menabrakku. Aku menoleh untuk melihat siapa yang menabrakku. Jin Kuga?! Tidak bisa dimaafkan! Walaupun dia idola terkenal, tetap saja tidak bisa dimaafkan!
"Huh! Kalau jalan lihat-lihat!" Bentakku. Ia langsung pergi meninggalkan kantin.
"Kau tidak apa-apa?" Tanya Rika.
"Iya," jawabku dengan nada kesal.
"Kau beruntung, ya!" Kata Rika. Beruntung? Jatuh dibilang beruntung?!
"Beruntung? Jatuh dibilang beruntung?!" Aku langsung mengeluarkan kata-kata yang ada di pikiranku.
"Iya, beruntung! Beruntung sekali bisa ditabrak oleh Jin Kuga!" Jawab Rika. Ha?! Otak Rika memang sudah miring.
"Terserah apa maumu!" Kataku sambil berlari menuju meja kami.
Pulangnya, seperti biasa, aku menulis buku harianku.
Dear Diary,
Hari ini, aku ditabrak oleh Jin Kuga, idola murahan itu! Huh, aku kesal sekali! Bukannya membantuku berdiri, ia malah pergi! Rika malah berkata bahwa aku beruntung bisa ditabrak oleh Jin Kuga! Akhir-akhir ini Rika memang aneh! Ia selalu membicarakan idola murahan itu! Rasanya aku mau teriak kalau membicarakan idola murahan itu!
Setelah selesai menulis, aku mengantuk. Aku melihat jam, masih jam sepuluh malam. Biasanya aku mengantuk jam sebelas malam. Akhirnya, aku tertidur.
Keesokan harinya, seperti biasa, Rika menghampiriku dan menyapaku.
"Selamat pagi, Kazusa!" Sapanya.
"Selamat pagi, Rika!" Aku membalas sapaannya.
"Hari ini kita ke laboratorium Biologi! Oh iya, kau sudah mengerjakan PR Biologi?" Tanya Rika. Aku tercengang.
"Ada PR? PR Biologi?!" Tanyaku. Rika mengangguk.
"Kau belum mengerjakannya? Ini, aku pinjami!" Kata Rika sambil memberikan buku Biologinya kepadaku.
Aku mengambil buku Biologi Rika, lalu lari menuju mejaku. Terlambat, bel sudah berbunyi! Gawat!
"Aaa, gawat!" Kataku. Kalau ada murid yang belum mengerjakan PR Biologi, murid tersebut akan mendapat hukuman. Dan, hukumannya adalah..
"Yah, kau akan dihukum membersihkan laboratorium Biologi setelah pelajaran Biologi, Kazusa," kata Rika. Ya, membersihkan laboratorium Biologi sesudah pelajaran Biologi selesai!
Setelah pelajaran Biologi selesai, aku langsung menjalankan hukumanku. Aku melihat ke sekililingku. Sepi, hanya kau sendirian. Aku melihat ada rangka tulang manusia. Aku paling takut dengan hal-hal yang menyeramkan! Bagaimana kalau ada.. Kyaaa, menyeramkan! Aku langsung membuang pikiran itu jauh-jauh, dan melanjutkan hukumanku.
Tiba-tiba, ada sesuatu yang menyentuh pundakku. Dengan refleksnya aku berteriak, "KYAAAAAA!"
- To Be Continued -
Thanks for reading! Review, please!
