Author : Naruhina Sri Alwas
Naruto milik Masashi Kishimoto Sensei
Ganre : -
Rated : M
Warning : Typo(s). EYD. OOC. AU. Dll.
.
.
.
Mengandung Rape-rape. Lemon. Dan sejenisnya. Saya tak menyarankan anak dibawah umur untuk membaca, bila masih memaksa, saya tak bias menjamin sesuatu hal buruk akan terjadi.
Chapter prolog
"Eng...," erangan sakit Himawari keluarkan setelah bangun dari tidurnya. Seingatnya semalam ia hanya minum satu gelas kecil, dan itu membuatnya mabuk berat. Dan dia tidak ingat kenapa dia berada dikamar yang sangat luas dan asing menurutnya. 'Di hotel kah?' pikirnya yang mulai menjelajah isi kamar itu. Dan hal yang membuatnya terkejut adalah saat selimut yang menutupi tubuhnya disingkapnya dan membuatnya menatap
horror tubuh toplesnya. Sekali lagi dia tidak memakai pakaian bahkan dibawah tubuhnya yang paling rawan terasa ngilu saat di bergerak. Ingin rasanya ia melihat apa bagian bawahnya terluka atau apa. Namun bukan hanya tubuh bagian bawahnya saja tapi ternyata hampir seluruh tubuhnya remuk dan rasanya kedua tanganya lemas, dan berakhir berbaring lagi di kasur king size itu.
"Apa yang terjadi?" dia bertanya entah pada siapa, dan tentu saja takkan ada yang menjawab. "Kaa-chan." entah kenapa air matanya mulai mengalir dengan perlahan.
.
.
.
"Kau sudah bangun?" orang yang ditanya mencari sosok orang yang berbicara, dan setelah memutar kepalanya kekiri dan kekanan ia pun langsung mendapati seorang yang dikenalnya baru saja keluar dari kamar mandi.
"Mitsuki-kun?" alis Himawari menekuk, tak percaya apa yang dia lihat. Dan ingatkan Himawari untuk cepat mencerna situasi yang terjadi. "Kenapa disini?" ketidak pekaan itu sama dengan orang bodoh, walau inginnya Mitsuki mengingkarinya.
"Kau tak tahu?" sambil berjalan, hanya menggunakan handuk sebatas pinggul Mitsuki duduk disamping ranjang. Membelakangi Himawari yang tengah menatapnya heran.
"Aku tidak mengerti, bisa kau jelaskan?" berulang kali pun sang pria mengatakannya, dia sang wanita takkan mengerti kalau ak diperaktekan. Namun, kalau diperaktekkan apa dia akan selamat? Setelah semalaman menerima pukulan mau saat melakukan malam pertama mereka di apartemennya.
Yah, Mitsuki membawa Himawari ke apartemennya. Tidak mungkin Mitsuki mau melewatkan kesempatan langka ini kepada orang lain.
"Kau tak mengingatnya?"
"Apa maksud mu?!" sang wanita mulai jengah, dia tak pernah bisa bersabar kalau ada hal-hal yang membuanya penasaran tidak didapatkanya segera.
"Kita...," sang pria pun masih menggantung ucapannya, entah apa yang dia tunggu.
"Ya tuhan Mitsuki!" Himawari ingin sekali menjambak rambut Mitsuki dengan sangat kencang. Namun, ia urungkan karena saat bergerak seluruh tubuhnya langsung merasakan sakit bukan main, Mengeram dengan kesal karena tubuhnya tidak bisa diajak kompromi sedikit pun. Menatap tajam sang pria yang masih setia dengan kebisuannya.
"Jangan bilang." menutup kedua telinganya sambil menggeleng-geleng kepalanya kekiri dan kekanan. Himawari tidak pernah bermimpi atau bahkan berhayal bisa tidur dengan pangeran kampusnya. Walau ia akui ia menyukai Mitski dalam artian teman sejak kecil.
Dan ia pikir karena minuman yang dia minum semalam, mambuatnya lupa diri dan lupa bahwa ia. Menggeleng dengan keras saat pemikirannya mulai menjerumus hal-hal yang kejam bagi otaknya.
"Maaf." satu kata, membuat Himawari mendongak menatap Mitsuki dengan kesal.
"Cih, menyebalkan!" sambil mengeratkan cengkramannya di selimut. Himawari menatap lagi Mitsuki. "Kita dimana?" setelah menahan amarahnya, Himawari bertanya sambil memajukan bibirnya. Imut. Dan membuat Mitsuki hilang akal, kalau saja dia tak bisa mengendalikan nafsunya.
"Di apartemen ku." seharusnya Himawari tahu, selain dia tampan dan populer dia juga pintar dan anak orang kaya, hingga di isukan dia akan memegan perusahaan saat dia lulus kuliah nanti.
Satu hal yang selalu ada dalam pikiran Himawari, Kenapa dia bisa berteman dengan anak orang kaya seperti Mitsuki. Dan hanya dia saja teman wanitanya yang sederhana dan yang pasti dia 'tomboy' saudara-saudara. Bagaiman mungkin dia masuk kalam daftar kekasih Mitsuki yang levelnya bahkan diatas rata-rata wanita.
Catatan yang Himawari tulis didalam otaknya. Semua mantan Mitsuki gadis cantik, bermek up, baju-baju mahal, dan langsing.
Dari keriteria di atas saja Himawari sudah di diskualifikasi sebelum mendaftar. Dan bagaima bisa ia tidur di kasur sang pria populer nan playboy itu? Apa pria itu mempermaikannya? Dan bagaimana pertemanan mereka?
"Ehhh,,, sial!" sambil menutup tubuhnya sampai kepala, Himawari menggeram kesal.
"Kau marah, Himawari?"
"Iya!" dibalik selimut Himawari berteriak.
"Maaf."
"Sial, kenapa minta maaf sih!?" Himawari meremas selimut yang digunaknya.
"A-"
"Ini semua kesalahan ku, harusnya aku tidak minum dan menuruhmu minum tadi malam." berusaha berfikir positif Himawari mulai menunjukan wajahnya ke permukaan, sehingga Mitsuki melihat lagi wajah pucat Himawari.
Jujur saja ada rasa sesak saat mendengar Himawari mengatakannya.
.
.
.
Hari-hari seperti biasa, mereka pergi kekampus dan Mitsuki selalu menjemput Himawari seperti biasa, tidak ada yang berubah setelah malam itu. Hanya satu yang berubah ya itu cinta Himawari yang tumbuh subur setiap harinya.
Ingin rasanya ia menentangnya, dia tak ingin perasaan bodohnya merusak pertemananya dengan Mitsuki yang sudah mereka jaga 10 tahun ini.
Perubahan itu baik, namun berubah hatinya itu buruk bagi Himawari.
"Aku...," sambil menyentuh dadanya Himawari merasakan detak jantungnya yang berdetak kencang setiap bertatap wajah atau berada didekat Mitsuki. "Tuhan maaf kan aku." sambil melihat Mitsuki yang terlebih dahulu berjalan didepannya, Himawari pun menyusul dengan perasaan yang campur aduk.
"Kau lama sekali Himawari, nanti Iruka Sensei marah," berusaha bersikap marah, namun alih-alih marah Mitsuki terlihat heran melihat Himawari yang pucat. "Kau tak apa-apa?" tanya Mitsuki, inginnya ia menyentuh kening Himawari, namun sebelum tangan sampai kearah kening sudah ditepis oleh Himawari.
"Aku tak apa, ayo cepat jalan." ujar Himawari sambil bersandar mengabaikan ucapan-ucapan Mitsuki yang terus mengomelonya yang tak mendengarkannya.
Dan setengah jam pun mereka tiba di kampus Himawari yang masuk jurusan seni, sedangkan Mitsuki yang masuk jurusan Bisnis harus berpisah di parkiran kampus.
Semua mahasiswa disana tau Himawari adalah teman kecil Mitsuki, dan mereka tidak berani mengusik Himawari walaupun mereka benci terhadap gadis yang sudah resmin menjadi wanita seminggu yang lalu.
"Aku duluan yah Mitsuki-kun." ujar Himawari berjalan duluan.
"Himawari," panggilan sang pangeran kampus diabaikan, Himawari hanya ingin istirahat duduk dibangku kelasnya. Mengabaikan tatapan heran dari orang-orang yang ia jumpai.
T.b.c or end?
Mohon maaf bila naru masih belum menyelesaikan fanfic naru yang lain, dan sejujurnya sudah dalam pengerjaan, masih beberapa ratus word sehingga membuat naru mengurungkan niat untuk mempublisnya.
Review
26-07-2016
Happy Naruhina Shipper
