A Little Star in the Sky
Oleh: Jogag Busang
Disclaimer: Naruto by Masashi Kishimoto
Penulis tidak mengambil keuntungan materil dari fanfiksi ini
Dedicated for:
All Admin of Group FB SasuSaku Fictions
(Ria Isn't Jellyfish, Yanti Sakura Cherry, Hiyoshi Hyun, Dhe Chan, Li Chan, Anifa Mizuki, Shanty Melani, and Jacklyn Uly Manuela Ketapel)
Untuk segala bimbingan dan persahabatannya selama ini, terima kasih : )
.
.
###
Akulah matamu.
Akulah susumu.
Akulah tubamu.
Mengatakan hal seindah ini memerlukan keberanian. Bukan omong kosong belaka. Jika ada sajak nyanyian yang merindu bulan, aku hanya membutuhkan napasmu untuk bertahan hidup. Sejak pertama kali kumenatap bingkai wajahmu dari kejauhan, aku tahu, aku tidak bisa untuk tidak mencintaimu.
Uchiha Sasuke.
Dia hanyalah seorang lelaki bertubuh tinggi. Kulitnya putih sepucat cat tembok yang baru saja dilapiskan, seperti warna lembaran kertas tanpa garis. Kaki jenjang dan langkahnya menerapan prinsip ketegasan. Kata-kata terangkai keluar dari bibirnya yang aduhai memengaruhi keseimbangan tubuhku. Pakaian yang lelaki ini kenakan tak pernah menimbulkan kontra, bahkan kaos singlet saja sudah pantas. Butuh kesabaran untuk menegakkan badan, berdiri di sampingnya adalah perkara besar. Jika saja ada yang mau menyadari.
Beratus kali atau beribu kali?—kuucap sebuah nama bak mantra, mengubah alur yang semula carut marut, menjauhi bencana. Mabuk, ayolah, mabuk saja kalau sudah memang tidak tahan. Rasanya bisa seperih hidung mimisan bila tidak cepat-cepat dikeluarkan. Apa? Jangan berpikir yang tidak-tidak dulu. Yang harus dikeluarkan bukan barang rongsokan dari lubang. Hanya orang yang pintar saja yang bisa memahami kata-kataku, demi menerangkan betapa indah semua pesona dari lelaki tersebut.
Satu hal yang menurutku istimewa. Dia adalah lelaki yang buta. Iya, benar. Uchiha Sasuke memang bukanlah lelaki yang normal. Mengingat cacat fatal ini sering membuatku terkikik. Bagaimana mungkin nasib kita berdua bisa menjadi sedemikian miripnya, hei, Sasuke? Kita sama-sama menjadi orang rendahan, menjadi orang yang berbeda, menjadi orang yang dianggap aneh.
Akulah air matamu; yang menjelma saat engkau kehausan.
Akulah air susumu; yang memancar dari ketiadaan, yang mengalir dari keadaan.
Akulah air tubamu; yang menghilang lalu kembali menuju jalan terang benderang.
Pernahkah kau berpikir, hei, Sasuke, waktu pertama kali kita bertemu? Pada saat itu cuaca sedang mendung. Awan hitam adalah satu-satunya saksi kewarasan, dari dua insan yang menggairah duka. Ini hanya awalnya. Kita berdua tahu, takdir yang merambati matamu tidak dapat kautolak. Jangan menangis, jangan bersedih, masih ada esok yang menunggu; mantra ini terus kauulang, semata-mata agar tanganmu tidak menyanyati nadimu dengan silet tajam. Tapi kuucap terima kasih. Keinginanmu untuk mengakhiri hidup berhasil mempertemukan kita berdua. Di sebuah kamar pasien yang beraroma antiseptik, kita bernegosiasi, untuk tidak menyanyat nadi, untuk tidak menghabisi nyawa yang hampir melayang.
Kita lalu berkenalan, di kursi panjang pada taman rumah sakit, saling membuka diri, bercakap-cakap seperti teman yang sudah lama tak berjumpa. Akhirnya, kita berdua memutuskan untuk terus hidup, memberanikan diri menatap masa depan, meski dengan keadaan tubuh yang serba kekurangan. Oh, andai, dan hanya andai, hidup bisa diputar ulang, tentulah segalanya tak harus dijalani secara menyakitkan.
Kaulah kakiku.
Kaulah langkahku.
Kaulah hidupku.
Aku memilih untuk mempercayai janjimu. Kita akan bersatu, saling melengkapi satu sama lain. Ya, kita harus bersatu, agar rindu tidak menetes menjadi air liur menjijikkan, agar tanganku dapat menggenggam nyawamu lagi, seperti dulu. Kita telah bersatu, tubuhmu sekarang akan selalu ada di dekat tubuhku. Meski bibir busuk dari orang lain berkata bahwa kita tak pantas bersandingan, nyatanya rambutmu tetap seharum musim buah rambutan.
Kaulah kakiku; yang menyanggaku untuk menjejak angkasa biru.
Kaulah langkahku; yang merangsang kecupan, yang mengumbar ciuman.
Kaulah hidupku; yang membentuk tidur dan mimpi semu.
Apalagi yang harus kukatakan? Habis sudah pujian untukmu, Sasuke. Aku lelah. Aku ingin tidur sekarang. Dirimu adalah kesempurnaan di antara ketidaksempurnaan. Selamat malam, Sayang. Peluk aku sebentar, agar mudah jiwa raga ini mengunjungimu nanti, seandainya kita berhasil masuk ke dalam kenikmatan Surga tingkat tertinggi.
###
Kaulah mataku.
Kaulah susuku.
Kaulah tubaku.
Aku ingin memperkenalkan diri sejenak. Dari seorang lelaki buta untuk perempuan yang lumpuh. Dia bernama Haruno Sakura. Perempuan dengan penampilan biasa, tetapi berhati luar biasa, seluas samudra. Tangannya halus (aku pernah memegangnya, sehingga aku tahu kenyataan indah ini). Kata-kata yang keluar lembut sekaligus pedas, menyiratkan kepribadian yang memesona.
Kaulah mataku; yang menuntunku kepada jalan kebenaran
Kaulah susuku; yang manis, nikmat, dan tak tertahankan
Kaulah tubaku; yang enggan berdusta, yang menjadi obat kecacatan
Iya, benar. Aku dan Sakura bertemu di sebuah rumah sakit. Ini terjadi secara tidak sengaja. Pada waktu itu adalah masa terburukku. Aku ingin bunuh diri. Aku ingin mati. Aku sudah muak menjalani kehidupan yang serba menyakitkan. Ayolah, aku akui aku ini hanya orang yang lemah. Aku tidak bisa melihat. Aku ini orang cacat. Aku menderita kebutaan akibat kecelakaan terparah yang pernah diingat semua orang. Hidupku hancur. Masa depanku suram. Dan yang terparah di antara yang paling parah; kekasihku memilih untuk meninggalkanku. Aku lalu hidup bagai seekor semut yang mendamba madu, tetapi tidak pernah diijinkan untuk memasuki sarang lebah.
Jelas, kematian selaksa kenikmatan. Aku ingin menyicipinya
Sayangnya, ada orang bodoh yang menghalangiku. Orang bodoh yang hanya berpikir tentang cinta dan semangat. Dia adalah perempuan yang harus berjalan dengan kursi roda. Mendadak menjeblak pintu ruangan tempatku dirawat sambil berteriak, "Hentikan!"
Jadi, akhirnya sampai sekarang aku masih bernapas. Apakah aku harus bersyukur dengan keberuntungan hidup ini? Entahlah, aku tidak tahu. Aku tidak mengerti kenapa hidup sebegini mempermainkanku. Ketika manusia sudah mulai bertanya-tanya tentang darimana asal-usul mereka, mengapa manusia ditakdirkan hidup di bumi, dan kemana setelah manusia mati; itulah saatnya pemikiran berevolusi. Orang-orang menamakannya dengan sebutan 'pencarian jati diri'.
Dasar orang-orang tolol!
Huh, rumitnya otak manusia bekerja. Andai saja tak ada hati yang mendampingi, pikiran pastilah sudah sejak lama mati. Dan kenapa aku bisa memikirkan semua ini, di saat aku sendiri pernah memiliki keinginan untuk mengakhiri hidupku sendiri?
Akulah kakimu.
Akulah langkahmu.
Akulah matimu.
Namun, betapa membahagiakannya aku kini, dapat bersanding dengan seseorang yang memiliki pemahaman mendalam tentang kehidupan. Katanya, hidup hanya seperti melewati jalan setapak menuju toko baju. Hidup sebentar, mati yang lama. Kuputuskan untuk menjahit kembali hatiku yang sebelumnya terluka parah, membuka lagi lembaran pada buku baru. Bersamanya.
Karena untuk sekarang dan seterusnya, aku selalu mempercayainya.
Akulah kakimu; yang tak lelah untuk menapaki kehidupan.
Akulah langkahmu; yang menjadi awal, yang menjadi kehancuran.
Akulah matimu; yang menjadi napas dan kehangatan.
Ah, sudahlah. Aku juga belum mati. Aku masih hidup. Mati itu gampang. Karena kalau sudah pada waktunya mati, manusia pasti mati. Tapi hidup itu berbeda. Hidup itu lebih sulit. Karena kalau sudah pada waktunya manusia hidup, manusia malah sering ingin mati.
Terima kasih untukmu, Sayang. Terima kasih telah hadir dalam hidupku. Semoga tidurmu selalu berbalut dengan semangatmu.
###
Pada akhirnya, karena kau buta, akulah yang menjadi matamu.
Dan karena aku lumpuh, kaulah yang menjadi kakiku.
Pada akhirnya, karena kau mencintaiku, aku mencintaimu.
Dan karena aku mencintaimu, kau tidak akan pernah meninggalkanku.
Terima kasih, Sayang, cinta datang-pergi bak taksi.
Namun, hanya engkaulah rumahku kembali.
###
Dirimu seperti sebuah bintang kecil di langit malam.
Menerangi jalanku yang sebelumnya kelam.
Dirimu bagai harumnya bunga mawar.
Menerobos ke dalam mimpi terliar.
Terima kasih, Sayang, cinta datang-pergi bak benci
Namun, hanya engkaulah yang aku cintai.
###
.
GAME OVER
.
Note: Sudah lama saya ingin menulis fanfiksi SasuSaku untuk hadiah ini. Yah, anggap saja sebagai kenang-kenangan dari saya selama menjadi admin. Walau rada kacau plotnya, tapi semoga kalian suka. Sekali lagi, terima kasih atas semuanya, teman-teman! : )
