Haikyuu © Furudate Haruichi-sensei
Story © Nicchan Nima
.
TOGETHER
Pairing : Kageyama Tobio x Hinata Shouyo
Genre : Romance, Fluff (maybe), Friendship
Summary : Kebersamaan keduanya menumbuhkan suatu perasaan yang manis. Tapi tak ada yang mengaku satupun, hanya saling berharap dan berdoa yang sama. Untuk sekarang itu sudah cukup bagi mereka.
Warnings : Sho-ai, Twoshoot, abal-abal, gaje, typoo, aneh, dll
.
Haaiii haallooo, sebenernya ini ff haikyuu pertama kali yg dibikin, udah lama. Tapi baru publish. OTP favorit saya pastinya Kagehina, tidak diganggu gugat. Bikin ff yg sederhana aja sih ini, coba-coba gitu awalnya. Semoga semua pada sukaaa
.
.
.
Hinata version
Terbang..
Terbang tinggi untuk melihat pemandangan dari atas.
Itulah hal yang paling aku impikan, aku ingin dapat melakukannya dengan tubuh kecilku ini.
Siang ini sepulang sekolah aku segera berganti pakaian untuk aktivitas klub voli yang akan di mulai sebentar lagi. Yap, aku sudah bergabung dengan klub voli SMA Karasuno ini. Sungguh rasanya sangat luar biasa dan menyenangkan. Semua orang yang ada di klub voli sangat perhatian dan baik. Kapten kami, Daichi-san juga sangat kuat dan bijaksana, ah tapi dia menakutkan jika marah. Oh ya, perkenalkan aku Hinata Shouyo. Bisa dibilang aku anak yang sangat hiperaktif karena aku sangat menyukai voli. Semuanya hanya berawal dari sebuah pertandingan voli yang pernah kutonton di televisi yang di pajang di etalase sebuah toko. Orang yang kukagumi –Little Giant- dia sungguh hebat dalam bermain voli dengan tubuhnya yang tidak terlalu tinggi itu. Yah bisa dibilang pendek, sama sepertiku sekarang.
Tinggiku tidak mencapai 163 cm, kalian tahu betapa sengsaranya seseorang dengan tubuh pendek dan kecil. Tapi sebenarnya tidak bagiku, aku sungguh bersyukur lahir dengan tinggi seperti ini. Karena aku memiliki keistimewaan, aku dapat melompat sangat tinggi dengan kaki kecilku ini. Ya, aku sangat senang sekali. Hei, impianku menjadi nyata sekarang. Aku dapat melompat tinggi, rasanya aku seperti terbang.
BUGH
"Hoi, jangan melamun Hinata! Cepat mulai latihan denganku!"
Sebuah bola menghantam belakang kepalaku dengan keras. Oh oke, aku tau siapa pelakunya. Si raja egois itu, oh ups aku lupa dia tidak suka dipanggil dengan panggilan raja.
"Sakit tahu! Jangan melemparku lagi dengan bola, Kageyama! Kau kan bisa memanggilku baik-baik tch." decakku sambil menghampirinya yang berdiri di samping net.
Kageyama Tobio, laki-laki tinggi berambut hitam, berwajah sinis, dan memiliki sifat err sedikit egois menurutku, tapi sungguh dia baik. Lihat, aku mengatai orang yang baru saja melemparku dengan bola tadi adalah orang baik!. Yah dulunya kami musuh, bertengkar hebat dan tidak pernah akur. Tapi lihat sekarang, dia partnerku. Partner, ingat! Dia orang yang selalu memberikan aku toss, yah walaupun tidak selalu, tapi lebih sering.
"Kita harus melatih lagi quick attack kita. Perkuat dan percepat spike mu, Hinata!" ucapnya seperti memerintah, mungkin bagi pendengaran orang lain, tapi bagiku itu kata-kata manis.
Lihat, aku sudah mulai gila kan mengatai kata-kata tadi manis. Tapi sungguh aku sangat suka jika Kageyama selalu memberikan tossnya padaku.
Karena dialah yang mewujudkan impianku.
Langit jingga sudah tampak, hari semakin sore dan aktivitas klub voli akan selesai. Seperti biasa kami selalu membereskan ruang olahraga ini setelah kami pakai. Sekarang aku sedang menyapu lantai licin ini dengan Tsukishima, si lidi ini tentu tingginya lebih dari tinggi Kageyama. Dan oh sikapnya bahkan lebih menyebalkan, tapi aku selalu berusaha untuk berteman dengannya. Karena kami teman setim, semua orang yang ada di tim adalah temanmu. Aku terus berusaha mengajaknya mengobrol, tapi hei dia hanya melihatku sinis dan mengejekku dengan menyunggingkan sebuah senyum, ah tidak, lebih tepatnya seringai meremehkan. Yah aku hanya bisa diam kali ini.
Tiba-tiba ada yang menarik lenganku, hei siapa yang…
"Sudah kubilang menjauh saja darinya, Hinata bodoh! Kau ke sebelah sini, bersihkan bagian ini bersamaku."
"Ka…Kageyama, kenapa kau tiba-tiba menarikku? Tsukishima-kun tidak menggangguku kok. Aku hanya mencoba berteman dengannya."
"Tidak usah repot-repot cebol. Lihat? Raja sangat marah melihat permaisyurinya berbicara denganku. Apa aku menganggu hubungan kalian?" tiba-tiba Tsukishima berucap dari tempatnya berdiri dan menyunggingkan senyum mengejek. Oh ayolah, hentikan panggilan raja itu. Kageyama tidak suka itu.
Tunggu, apa tadi katanya? Permaisyuri? Siapa?
"Terserah kau saja, Tsukishima. Aku tidak peduli." Kulihat Kageyama memalingkan wajahnya dan melanjutkan membersihkan. Aku hanya mengangkat kedua bahu tanda tak mengerti. Ah sudahlah, biarkan saja mereka. Lebih baik kuturuti saja apa kata Kageyama. Akhirnya aku membersihkan bagianku bersama Kageyama.
Malam sudah tiba, aku dan Kageyama pulang bersama kali ini. Kapten, Sugawara-san, dan Tanaka-san sepertinya punya urusan. Jadi kami tidak pulang bersama mereka. Aku hanya berdua dengan raja ini.
"Em…Kageyama?" panggilku pelan dan sedikit mendongakkan kepalaku. Kageyama melangkah tepat di depanku, kami tidak berjalan sejajar.
"Hmm?" dia hanya menggumam untuk menjawabku. Oke, apa dia marah?
"Kau marah di panggil raja lagi tadi?" tanyaku dengan sangat memelankan kata raja yang kusebut barusan.
Dia berhenti secara tiba-tiba dan aku menabrak tepat punggungnya. Kuelus pelan hidungku yang sedikit sakit, dan kulihat Kageyama sudah membalikkan badannya menghadapku.
Tiba-tiba keadaan jadi sunyi, tidak ada suara jangkrik atau apapun. Bulan bersinar terang di atas sana. Apa-apaan ini, jantungku! Kenapa Kageyama berdiri dekat sekali di depanku? Oke Hinata, tenanglah, tenangkan jantungmu! Aku ini ketakutan atau apa? Tapi….tapi detak jantung ini rasanya berbeda. Tidak seperti jika aku ketakutan saat Kageyama mengamuk. Aku mendongak untuk menatap wajahnya, dan Kageyama menatapku tepat di mataku. Jarak wajah kami hanya 15 cm, sungguh dekat, sungguh. Di mataku wajah Kageyama sedikit menggelap karena dia membelakangi sinar bulan. Tapi itu tidak membuat wajahnya menyeramkan, malah terlihat… tenang. Kurasakan jantungku semakin berpacu, kenapa denganku? Lagi-lagi perasaan ini muncul saat aku sangat dekat dengan Kageyama. Perasaan senang, panik, malu dan aku merasakan seperti ribuan kupu-kupu memaksa keluar dari perutku, menggelitik tapi juga mendebarkan.
Kepalaku terasa berat, rambutku bergesekan, aku merasa ada sesuatu di atas kepalaku. Aku melihatnya sekilas, tangan kanan Kageyama sedang mengusap kepalaku pelan. Apa aku bermimpi? Kepalaku diusap oleh raja egois ini, dia tidak pernah melakukan hal ini padaku. Aku bingung dan syok di waktu bersamaan, tapi aku berdebar, aku senang di waktu bersamaan pula. Usapan itu terus berlanjut dan kurasakan aku mulai nyaman. Sangat nyaman. Tapi kenyamanan itu berhenti, Kageyama menurunkan tangan kanannya dan sedikit mengulas senyumnya tiga detik. Aku melihatnya.
"Tidak. Siapa yang marah!" katanya keras dan berbalik cepat memunggungiku.
Aku hanya diam, baru saja rasa nyaman yang hinggap tadi menghilang begitu saja. Kami saling diam, aku ingin menanyakan kenapa dia mengusap kepalaku tadi. Tapi aku urungkan niatku. Kupandangi punggungnya, punggung tegapnya yang terlihat kokoh dan tinggi. Sungguh nyaman untuk kupandang.
Kau yang mewujudkan impianku, kau yang membuatku bisa terbang.
Dengan toss yang kau berikan padaku, aku melompat. Melompat tinggi.
Aku terbang, melihat pemandangan indah dari atas.
Semua karenamu.
Aku menghela napas pelan dan tersenyum. Kulangkahkan kakiku perlahan dan aku berdiri di depannya, memunggunginya. Aku memandang bulan di atas sana, aku tau Kageyama sedang memandangku di belakang. Aku tersenyum lagi, perasaan ini akan kujaga. Aku sangat senang bisa bertemu denganmu, dan selalu bersamamu.
"Terima kasih. Tanpamu aku tidak bisa apa-apa. Kita akan bersama, selalu bersama, selamanya." Aku berucap dengan pelan, sangat pelan. Seperti aku menggumam sendiri. Tapi aku tidak tahu apakah Kageyama mendengarnya atau tidak. Aku sangat berharap dia mendengarnya.
"Ayo kita pulang! Semakin dingin disini!"
Kageyama berjalan sambil menggosokkan kedua tangannya. Dia berjalan lagi di depanku. Aku tersenyum, melangkahkan kembali kakiku. Mengikutinya di belakang, memandangi punggung itu, dan aku mulai berjalan di sisinya. Berjalan sejajar dengannya. Kuharap Kageyama mendengar ucapan terima kasihku tadi. Aku tidak pernah tahu kami bisa bersama seperti ini sampai berapa lama. Tapi sungguh, aku berharap untuk selamanya.
TBC
.
.
.
Jajaaannggg, berlanjut ke ch selanjutnyaaa yaaaaa. Cuma twoshoot ajaahh kok. Dan jujur aku blum paham ngeoperasiin FFN. Jadi ga tau ini twoshoot berhasil di publish dgn lancar atau tidak. Yaaaa dinikmati sajalaaahhh….
Ini seting aku ambil pas kapan ya, pokoknya sebelum tanding sama aobajosai dan kalah. Jadi masih awal-awal gitu. Ya krna ini bkinnya dah lama. Boleh minta review nya? Terima kaaassiiihhhhhh *bow*
