Apa yang dirasakannya?

.

.

.

.

Disclaimer : Dance with Devil © Samako Natsu

Setelah kulihat beberapa fanfic tentang anime Dance with Devil. Mungkin, ini fanfic bahasa Indonesia pertama nih. Hahahahaha, *Dipukul kepalanya

Oke oke, untuk membangkit para Author lainnya untuk membuat fanfic anime Dance with Devil bahasa indonesia dan tidak sengaja Yuka-chan membuat fanfic romance lagi nih. Menurutku animenya bagus lho, aku juga suka karakter Ritsuka yang tidak seperti heroine cewek anime harem reverse kebanyakan dan cowok cowok pada tampan dan keren semuanya. *Sambil mandang gambar pemain DwD di Laptop Apik

Daripada terus menunggu ayo discroll dibawah guys

.

.

.

Peringatan : TYPO, Cerita Karakter Gaje, Salah Kata, OOC, Salah EYD, dsb

Good Reading

.

.


"Ritsuka, Oi, Ritsuka-chan!" seru seseorang memanggilku dari belakang yang otomatis aku berbalik badan mencari asal suara tersebut.

"Ouu, ada apa ketua kelas memanggilku?" tanyaku penasaran setelah dia berhenti dengan nafas tersengal sengal dihadapanku. Aku memberinya istirahat sebentar dengan membiarkannya duduk di bangku depan salah satu kelas. Untung saja di lorong tersebut sedang sepi karena sedang jam pelajaran jadi tidak menarik perhatian banyak siswa.

"Aku sudah mencarimu kemana, mana"

"Benarkah, ketua kelas" tanyaku lagi, aku memang suka memanggilnya ketua kelas dan hampir semua teman teman sekelasku memanggilnya demikian. Itu karena fisik dan sikapnya benar benar mencerminkan seorang ketua kelas.

"Huh, selalu saja, saat aku sedang membutuhkanmu pasti kau tidak muncul dan terpaksa aku berlarian larian gak jelas mencarimu" sebal dia membuatku tertawa kecil

"Wah, sekali lagi maaf, ketua kelas. Apa yang bisa kubantukah?" aku berusaha menenangkan ketua kelasku yang satu ini dan berusaha menyembunyikan tawaku.

"Jadi begini, Ketua Osis, menguruh semua ketua kelas seluruh sekolah untuk memberitahu bendahara kelas untuk memberikan laporan langsung ke ruang Osis pulang sekolah, jadi kau jangan pulang dulu hari ini"jelasnya sambil melipat tangannya di depan dadanya

"Oh gitu, tumben sekali, Ketua Osis memberi perintah seperti itu"

"Ehm sebetulnya ini sudah lama Ritsuka, cuman kamunya sering menghilang dan pulang cepat dan tahu gak hanya kelas kita yang belom memberikan laporan sebanyak lima kali dan aku sering dimarahi tahu gak" marah ketua kelas membuatku kaget dan sedikit takut. Ternyata dia juga bisa galak juga

"Waduh, maaf maaf lagi, ketua. Oke oke nanti pulang sekolah aku akan memberikan laporan kesana" aku meminta maaf lagi dan kali ini aku benar benar takut dan jengkel dengannya

"Baiklah tidak apa apa, kau harus pergi kesana, Ritsuka" ketua kelas memaafkanku dengan nada wibawanya.

"Iya ya, ketua kelas" jawabku sambil tersenyum palsu

Kemudian ketua kelas pergi meninggalkanku sendirian di lorong, sebenarnya di dalam benakku aku teriang-iang satu pertanyaan 'Kenapa ya ketua kelas tidak memberitahuku di kelas saja' aku segera melupakannya dan aku kembali ke perjalananku yaitu ke toilet cewek.

.

.

.


Tidak terasa pula, jam pulang sekolah sudah berbunyi, saatnya aku menyelesaikan tugas dari ketua kelas. Huh, sebenarnya aku sangat malas dan pengen sekali pulang ke rumah beristirahat dan makan kue buatan mama sore ini, tapi ya mau bagaimana lagi.

Ruang Osis ya, jujur saja aku baru pertama kali masuk sekarang dan bisa dibilang aku akan bertemu dengan pertama kali dengan Sang Ketua Osis. Itu karena Ketua Osis jarang menampakan dirinya di depan para murid dan wakilnyalah yang sering memberikan perintah langsung. Namun, apakah aku bisa bertemu dengannya. Ehm, palingan juga aku pasti hanya bertemu dengan wakil ketuanya saja lagipula aku bukan seseorang penting, aku hanya memberi laporan keuangan karena kebetulan aku seorang bendahara kelas.

Setelah aku bertanya pada guru dimana letak Ruang Osis. Aku langsung pergi menuju Ruang Osis yang ternyata berada di Perpustakan Tiga, aku dengar bahwa perpustakaan itu khusus digunakan oleh orang orang tertentu saja di sekolahku ini dan setelah berada disini setelah dua tahun aku baru tahu bahwa Perpustakan itu juga ruang osis.

"Akhirnya aku sampai juga" batinku capek setelah menaikki beberapa anak tangga sambil membawa dokumen berkas keuangan.

"Baiklah ini dia, Ritsuka" aku membuka pintu perpustakaan.

Aku langsung terpukau dengan dibalik isi pintu kayu berukir indah tersebut. Bahkan ruangan ini bukan lagi disebut perpustakaan dan ruang osis malahan sebuah ruang tamu besar berserta isinya komplit, ada meja besar, kursi sofa, televisi, komputer, AC, banyak lukisan, dan beberapa barang mahal berada disini.

"Apa benar disini perpustakaan, gila banget, kayak rasanya di hotel saja" aku tidak berhenti kagum melihat lihat sekitar perpustakaan itu. Rak bukunya besar berisi buku bukunya yang terjejer rapi memenuhi perpustakaan sekaligus ruang OSIS tersebut.

"Hey kau, apa yang sedang kau lakukan disini?" tiba tiba seorang pemuda bertanya padaku membuat aku mencari tempat asal suara berada membuatku kaget.

Seorang pemuda tampan berambut pirang, bermata biru dengan sorotan tajam, senyum yang tidak terlihat, tinggi dan gagah, berpakaian rapi memandangku dengan tatapan tajam. Aku sampai menelan ludah dan mulai sedikit takut melihatnya, batinku cowok ini tampan tapi juga terlihat seram ya.

"Eeh,..., anu..., aku disini mau memberi laporan..., keuangan..., kelas 11B" jawabku terbata bata, aku agak gugup karena jujur aku baru pertama kali berinteraksi dengan cowok tampan

"Laporan keuangan ya, baiklah kau boleh duduk di sofa dulu" pemuda misterius itu mempersilahkanku duduk, aku tidak tahu siapa dia dan aku baru pertama kali melihatnya

Pemuda berambut pirang itu pun juga duduk disofa yang bersebrangan dengan sehingga wajah kami bisa terlihat satu sama lain. Aku berusaha menyembunyikan wajah maluku apalagi melihat laki laki itu tidak berhenti menatapku. Dengan cepat aku langsung memberikan laporan keuangannya di atas meja dihadapannya.

"Maafkan kami, kelas saya satu satunya yang terlambat memberi laporan keuangan, dan juga maafkan saya yang juga telah masuk ke dalam perpustakaan ini tanpa permisi" aku langsung menunduk tanpa memandang wajah, entah bagaimana ekspresinya namun aku sudah meminta maaf.

Ternyata laki laki itu masih diam bahkan tidak ada ekspresi apapun di raut wajahnya, aku berpikir apakah aku salah bicara ataukah memang ia benar benar jengkel dengan kelasku yang satu satunya terlambat memberi laporan. Sumpah dalam kondisi seperti ini, aku akan menyalahkan ketua kelasku yang menjengkelkan itu. Kenapa sih dia tidak memberitahuku dari dulu malah sekarang aku berhadapan dengan pemuda yang mungkin salah satu pengurus OSIS disini. Mukanya seram lagi, Ya Tuhan.

Laki laki itu lalu mengambil berkas laporan keuangan kelasku diatas meja dan membacanya satu persatu dan jelas dengan muka tanpa ekspresi.

"Ehm, memang benar, kelasmu yang satu satunya yang belom memberi laporan keuangan" komentarnya lagi dengan mata masih memandang data data di berkas laporan

"Hehehehe, maaf ya, sebenarnya ini salahku tapi ini juga salah ketua kelasku, ia tidak memberitahuku dari dulu, tahu kayak gitu aku selaku bendahara kelas, pasti akan memberikan laporan tepat waktu, huh dasar ketua kelas" aku membela diriku sekaligus sebal dan dengan ceplas ceplos aku memberitahu kebenaran yang terjadi entah kenapa aku bisa berkata demikian

Laki laki itu memandangku tanpa ekspresi lagi lalu menaruh kembali laporan keuangan di atas meja. Aku hanya terdiam, aku berpikir apakah dia marah pada kata kataku yang kurang sopan dihadapannya, lagipula aku tidak tahu jabatannya disini.

Lalu dengan senyum kecil, ia menatapku, dan berkata, "Ehm, kurasa memang kesalahan dari ketua kelas kelasmu itu, baiklah akan kutegur dia"

"Wah, benarkah, hahaha, baru kali ini aku mendengar ada yang mau menegurnya, ketua kelasku itu benar benar keras kepala dan menjengkelkan bahkan kita jarang berbicara satu sama lain kecuali ada hal penting dan selalu berbicara diluar kelasku, entah apa yang dia pikirkan" aku mengejek ketua kelasku di depan pemuda misterius ini, sebetulnya ini juga tidak sopan tapi aku juga terlanjur jengkel padanya.

"Kau gadis yang sangat jujur ya" ujarnya mendengar coletahanku tentang ketua kelasku, membuatku sedikit bingung dan malu

"Eeeh..., iya.., maaf aku banyak bicara yang aneh aneh disini" aku minta maaf lagi, kadang aku berpikir kenapa mulutku gak bisa berhenti ya membicarakan orang yang kubenci

"Baiklah, sudah kuterima laporannya, kau boleh pulang sekarang"

"Terima kasih banyak, Oh ya siapa namamu?" tanyaku penasaran karena pertanyaan itulah yang selalu teriang iang dalam benakku dari tadi

"Rem Kaginuki" jawabnya dengan nada datar, setelah mengucapkan terima kasih lagi, akupun keluar perpustakaan.

"Rem ya, jujur aku baru pertama kali mendengar murid dengan nama itu selama aku belajar dua tahun disini, apakah dia murid penyendiri ya?" batinku penasaran dengan laki laki itu. Lalu aku dengan tas punggungku, aku pulang ke rumah.

Sinar Matahari senja sudah muncul memancarkan sinarnya di jendela jendela lorong sekolahku dan aku hanya melihat hanya beberapa murid disini yang nongkrong. Jujur saja aku baru pertama kali pulang sore seperti ini di sekolah SMAku ini.

"Oh ya aku hampir lupa, kue cokelat manis, buatan mamaku" aku dengan langkah cepat berlari di lorong menuju gerbang sekolah. Aku sangat menyukai kue buatan ibuku yang sangat lezat luar biasa apalagi makanan kesukaan kue kue manis. Di perjalanan pulang, aku masih memikirkan wajah laki laki itu, aku baru pertama kali melihat laki laki tampan tanpa ekspresi seperti dia membuatku sedikit tertarik dengannya.

.

.

.

.


Hohohoho, kembali pada author paling cantik dan kece disini *dibakar Rem

Ya ya ya gomen gomene. Ehm, kayaknya kalo Yuka-chan suruh milih, memang Yuka lebih suka memakai sudut pandang orang pertama deh ( Kalo gak tahu namanya sudut pandang orang pertama, sana baca buku Bahasa Indonesia ) Gak tahu kenapa, lebih bisa mengekpresikan diri saja lewat satu tokoh tersebut. Tapi kalo tokohnya banyak ya mau bagaimana lagi yak.

Oke sebagai bagian penjelasan yang selalu Yuka-chan munculin bagian akhir seperti ini. Jadi, Ritsuka Tachibana adalah seorang gadis biasa yang bisa dibilang agak ceplas ceplos apalagi membicarakan orang yang ia benci dan dia bertugas sebagai bendahara kelasnya. Nah, Ritsuka ini disuruh untuk ke Ruang Osis dan disana pertemuan pertamanya dengan Rem Kaginuki yang misterius. Siapakah Rem ini?

Hohoho, Yuka-chan pasti bisa nebak kalian pasti udah tahu siapa Rem ini di cerita kali ini. Baiklah simpan dulu jawabannya ya, tunggu chapter selanjutnnya yak.

Dan jangan lupa follow, favorite, dan review storynya yak. Kalo bisa authornya juga ya wkwkwk. Arigatou minna

Preview

"Aku kesana lagi?"

"Siapa laki laki ini?"

"Aku merasa tidak enak, kurasa ada yang mengikutiku dari tadi"

"Kita bertemu lagi rupanya"