Nyan : Nyaa~... Saia kembali, minna! Kali ini dengan fic lain : Teaching my Rival! Apa yang akan terjadi..? Silahkan membacaa~... *digebukin warga sekampung*

Teaching my Rival

a One Piece fanfic made by NekoLover-Nyan

Disclaimer : One Piece = Eiichiro Oda

Genre : Humor, Romance

Caution : Yaoi, Gajelas, dll.

Rating : T


Hari yang indah, matahari bersinar dengan cerah di luar jendela kamar seorang remaja laki-laki sekelas 1 SMA. Anak itu bersekolah di SMA Grand Line pada kota Raftel.

Anak itu bernama Roronoa Zoro.


Pagi itu, Zoro menyadari kalau ia terbangun lebih awal dari biasanya. Tanpa memperdulikan hal itu, Zoro beranjak dari tempat tidurnya dan bersiap untuk sekolah.

"Ah, pagi Zoro. Kau bangun lebih pagi hari ini?" Zoro hanya menanggapi, "Ya." Orang yang berbicara pada Zoro tadi adalah pamannya yang bernama Koshiro. Koshiro adalah kakak dali ayahnya yang telah lama meninggal, ibunya pun bernasib sama.

Ayah dan ibu Zoro sudah meninggal, jauh saat dia masih anak-anak berumur 5 tahun yang polos dan belum tahu apa-apa. Saat pulang sekolah, ia menemukan orangtuanya tergeletak tak berdaya di depan pintu kamar mereka. Zoro kecil yang menemukan mereka hanya terdiam. Untung Koshiro datang, dan dengan panik memanggil ambulans.

"duduklah. Makanlah sarapanmu dulu…" Sambut Koshiro hangat di meja makan. "Iya." Zoro mematuhinya dan duduk di kursi di depan pamannya yang baik hati tersebut. "Sarapan hari ini telur dadar dan nasi hangat kesukaanmu. Makanlah yang banyak!" Koshiro memperhatikan Zoro makan. Ia tersenyum. Zoro pun menyadari pandangan pamannya.

"A-ada apa, paman?" Zoro memandang bingung pamannya. "Kau sudah tumbuh besar ya, Zoro?" Zoro memerah dengan pernyataan pamannya tersebut. "I-iya… tentu saja." Ia pun melanjutkan sarapannya.


Zoro telah sampai di sekolahnya, kali ini entah kenapa Zoro tidak tersesat seperti biasanya. Ia pun melangkah masuk ke dalam sekolah barunya tersebut, dan mencari papan kelasnya. 1-B.

Ini dia. Batin Zoro saat menemukan kelasnya yang benar (Ia salah masuk kelas sekitar 5 kali). Saat membuka pintunya, ia tidak terkejut menemukan teman-temannya telah datang sebelumnya. Luffy, Nami, Usopp, Sanji, dan Chopper.

"Yo, Zoro! Tumben kau datang pagi!" "Oi Marimo, Otakmu rusak rupanya. Kau berangkat pagi?" "Pagi, Zoro!" "Zoro! Utangmu 27 hari yang lalu belum lunas!" "Zoro! Hai!" Berbagai komentar teman-temannya lontarkan saat melihat sosok tinggi besar, berambut hijau dan beranting tiga di telinga kiri itu di depan pintu kelas pagi-pagi.

Zoro hanya melempar senyum yang sangat tipis sehingga tidak bisa dilihat teman-temannya dan berjalan ke mejanya yang biasa, yaitu di pojok kiri belakang kelas. Ia memilih meja tersebut karena ia dapat menjauh dari pandangan guru dan supaya ia bisa tidur selama pelajaran berlangsung (katanya).

Pelajaran pertama yaitu Matematika bersama pak Smoker, pelajaran yang paling dibencinya, karena pak Smoker selalu dapat melihatnya dan menjitaknya jika ia tertidur di tengah pelajarannya.

"Pagi, anak-anak. Buka buku kalian halaman 408, tentang trigonometri." Pak Smoker datang dengan wajah datar dan segera memulai pelajaran. Zoro menggerutu dan mengeluarkan bukunya. Ia membolak-balik halamannya dengan malas dan menemukan halaman yang diminta.

Pak Smoker memulai penjelasannya tentang pelajaran trigonometri tersebut yang menurut Zoro hanya pelajaran yang tidak bermutu. Zoro hanya menyukai pelajaran olahraga yang diajar oleh pak Shanks, apalagi bila sedang mempelajari kendo.


KRIIING… KRIING… Bel istirahat berbunyi.

Pelajaran pak Smoker pun selesai, setelah ia ketahuan tertidur (yang secara tidak sengaja) dan dijitak sebanyak 5 kali. Senang sekali sih pria ini menjitakku. Batin Zoro kesal, dan segera bergabung dengan teman-temannya untuk pergi ke kantin.

"Oi Marimo, kau tertidur lagi ya? Dasar pemalas…" Ejek Sanji, temannya yang seorang koki sambilan sebuah restoran bernama Baratie. "Berisik sekali sih kau ini. Tak bisakah mulutmu itu kau jahit?" Balas Zoro pedas. Dan sepert biasa, mereka pun mulai bertengkar kembali.

"Sudahlah, kalian… Kita belum sampai ke kantin, kalian sudah bertengkar duluan!" Komentar Nami, temannya yang mata duitan dan berambut oranye. Sanji sering sekali menggoda gadis ini.

"Baik, Nami-swaan~…" Sanji lagi-lagi hanya menuruti perkataannya. "Apa urusanmu sih, Nami?" Zoro mendecak, tetapi menyudahi pertengkarannya dengan Sanji, atau biasa ia panggil Alis Lingkar atau Alis Aneh.


"DAGIIINGG!" Teriak temannya Luffy si pecinta daging sesampainya mereka di kantin. Luffy pun segera berlari menuju kios makanan terdekat yang menjual daging. Luffy adalah seorang remaja laki-laki yang baik, ramah, bertopi jerami, tetapi saat temannya diganggu, ia tak akan mengampuni orang yang mengganggu mereka.

Teman-temannya pun sweatdrop melihat tingkah berlebihan Luffy terhadap daging tercintanya. Anak itu… Batin mereka. Mereka pun segera memesan makanan atau minuman dan menduduki tempat kosong.

Mereka mengobrol tentang berbagai hal. Tentang keseriusan pelajaran pak Smoker, tentang berita bahwa ada lagi kios di kantin yang akan buka, tentang kakak Luffy, dan lain-lain. Luffy, Nami, Usopp, Sanji, dan Chopper adalah teman-teman Zoro yang sangat dekat dengan Zoro. Mereka sudah saling kenal sejak kelas 1 SD, jadi mereka saling kenal selama 9 tahun.

Sebelum mereka kembali ke kelas, Sanji menarik Zoro untuk berbicara. Sungguh tidak biasa.

"Oi, Marimo." Zoro menoleh ketika dipanggil Sanji. "Apa sih, alis aneh?" Kali ini Sanji tidak marah dipanggil alis aneh oleh Zoro, entah kenapa. "Aku perlu berbicara denganmu, sepulang sekolah." Lanjut Sanji, lalu berbalik pergi.

Zoro tiba-tiba bingung. Kalau bingung, pegangan dong. *plakbuakduk*


Di kelas 1-B, pelajaran terakhir yaitu pelajaran bu Shackey, IPS, sedang berlangsung. Zoro yang duduk di pojok belakang kelas (anehnya) tidak tertidur, melainkan memikirkan kata-kata rival abadinya, Sanji.

Apa sih yang ingin dibicarakan si alis pelintir bodoh itu..? Tampaknya serius sekali. Batin Zoro dan tanpa sadar menatap papan tulis dengan serius, sehingga ia tidak ketahuan sedang bengong.

Untung baginya, karena bu Shackey ini hampir sama menyeramkannya dengan pak Smoker.


KRIIIINNGG… Bel yang ditunggu-tunggu siswa-siswa SMA Grand Line, yang menandakan usainya jam sekolah. Zoro yang biasanya keluar kelas paling terakhir, kali ini lebih dulu. Lalu segera menuju ke depan gerbang sekolah, tempat yang dijanjikan Sanji.

Seiring kakinya melangkah, kepala Zoro dipenuhi tanda tanya. Aku tidak merebut pacar-pacarnya yang mengganggu, aku tidak menghajarnya (meskipun aku berniat), aku tidak mengganggunya memasak. Lantas, apa yang ingin si bodoh itu bicarakan..? Tanya Zoro dalam hatinya.

Ia mempercepat langkahnya, agar urusan yang menurutnya merepotkan itu cepat usai.


"Lama sekali sih kau." Sapa Zoro ketus setelah melihat Sanji menghampirinya. "Aku mengulur waktu supaya kita dapat berbicara hanya berdua." Sanji menatap wajah Zoro. Kontan raut muka Zoro sedikit memerah. "A- cepat katakan apa maumu! Aku tidak punya banyak waktu luang, tahu!" Zoro mengalihkan pandangan matanya. "Baiklah, aku akan langsung ke topik pembicaraan."

Sanji tetap mengarahkan pandangan matanya kearah Zoro. Zoro cepat-cepat menyesuaikan raut mukanya. "Aku punya satu permintaan." Sanji memulai. "… Katakan." Zoro membalas.

"Tolong ajari aku ilmu pedang, kumohon."

Hening.

"A-A-APAAAAA?"


Nyan : Demikian chapter pertama selesai... mohon bantuan untuk reviewnya... dan mohon bantingan untuk flamenya... Arigato ne, minna... udah baca fanfic abalan saiah... *nangis tersedu sedu (halah.)*

NekoLover-Nyan, logged out!