BROKEN INNOCENCE

Disclamer: Masashi Kishimoto

Pairing: SasuxNaru

Rating :T

Warning: Sasuke di sini memang sadistic bastard

DON'T READ IF YOU DON'T LIKE


Naruto membuka pintu apartemennya dengan lesu. Ini sudah seminggu dia tidak menerima misi dari Hokage. Hidupnya terasa seperti neraka. Setiap hari rutinitas yang dilakukannya hanyalah berlatih, pulang, makan, tidur, berlatih, makan, pulang… dan seterusnya, yang berlanjut sampai seminggu penuh.

KREEET!

Naruto membuka pintu kamarnya. Kamar mini yang sepertinya hanya cukup untuk hidup satu orang, tempat dimana dia meluapkan perasaannya. Naruto berjalan ke arah kasur dan direbahkannya badannya yang lemas di kasur empuk miliknya. Wajahnya menatap langit putih seakan-akan ada sesuatu yang menarik di sana. 'membosankan,' pikir Naruto.

Naruto membalikkan badannya menghadap ke arah meja kecil di sebelah kasurnya. Di atas meja tersebut terdapat sebuah bingkai foto yang isinya adalah foto team miliknya, team 7. Naruto mengambil foto tersebut, dipandangnya wajah-wajah di foto tersebut satu persatu. Tanpa disadari senyum kecil terlukiskan di wajahnya. 'Sasuke.'

JAP!

Sebuah ide muncul di kepalanya. Naruto segera bangkit dari tempat tidurnya dengan senyum yang lebar. Tanpa pikir panjang dia berjalan menuju lemari pakaian, dan dimasukkannya beberapa barang yang diperlukannya ke dalam tas.

'Waktunya aku mencari Sasuke kembali.' Pikir Naruto dengan kenekatannya.

Naruto mengambil pena dan gulungan kertas. Dia segera duduk di kursi untuk menulis sebuah surat. Surat yang mungkin akan menjadi surat terakhir untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang disayanginya.

-

-

-

Keesokan paginya, tepatnya dini hari, dengan sembunyi-sembunyi Naruto berhasil keluar dari Konoha. Naruto berhasil melabui petugas di perbatasan dengan sangat mudah. Naruto menjauhi desa, berharap dia akan segera pergi sejauh mungkin sebelum orang-orang tersadar tentang kepergiannya.

Naruto terus berlari, meloncati dari satu pohon ke pohon lain, meski tidak mengetahui akan kemana langkahnya membawa dia tetap saja berlari ke arah di depannya. Matanya yang berwarna biru langit sesekali memincing, menatap tajam ke depan dengan awas bersiap-siap jika ada yang menyerang. Selain itu, Naruto pun membuat replika dirinya untuk mencari Sasuke dari arah lain.

Beberapa saat kemudian, Naruto melihat sungai, dan akhirnya Naruto menghentikan langkahnya. Naruto memutuskan untuk beristirahat sejenak di sungai tersebut. Naruto duduk di atas batu sambil memegang ranting kecil untuk dimainkan, wajahnya memandang air sungai yang berwarna biru mengalir dengan deras. Melihat air tersebut Naruto teringat kembali saat-saat dia bertarung dengan Sasuke. Saat dimana terakhir kali dia merasakan ikatan mereka bedua, saat terakhir kali dia merasakan dirinya mempunyai saudara, saat terakhir kalinya dia bermain dengannya.

DEG!

Rasa sakit di dada ini kembali terasa. Mengingat semua tentang dirinya bersama dengan Sasuke, dan team 7 selalu membuat perasaannya meluap dengan kekesalan, kesedihan, keperihan, dan kesakitan mendalam.

'Kenapa ini sangat sakit?' Rasa tersebut makin meluap ketika Naruto mengingat pertemuannya kembali dengan Sasuke di lembah kematian. Sasuke yang sudah sangat berubah kekuatannya maupun fisiknya memandang dirinya dengan pandangan kosong, dan tidak ada perasaan yang tertanam sedikit pun di matanya tersebut. Tidak ada sedikit pun meski itu hanya sebuah perasaan benci.

'Apa dia ingin membunuhku dengan perasaan seperti ini?' Naruto tersenyum kecut, tetapi dia segera megelengkan kepalanya, rasa yang sakit ini harus segera dihentikan. Akhirnya, pada saat rasa lelahnya hilang, Naruto akan segera beranjak dari tempat tersebut. Naruto mulai melangkah, tetapi…

KRES… KRES!!

Naruto memandang ke arah suara tersebut berasal. Badannya secara reflek bersiap-siap menghadapi serangan, kunai sudah siap di tangannya. Dari balik popohonan muncul bayangan yang makin lama makin mendekat ke arah dirinya. Naruto menelan ludah, dan badannya semakin mantap, bersiap-siap dalam pertahanan.

Ketika pemilik bayangan tersebut muncul, Naruto tidak bisa berkata-kata. Badannya yang tadi sudah sangat siap menyerang hanya dalam beberapa detik menjadi lemas. Jantungnya berdegup dengan kencang. Naruto menelan ludah. Dipandangnya wajah orang di depannya dengan penuh emosi.

'Hn.' Ucap orang tersebut dengan senyum menyebalkan.

'I-ini tidak mungkin…'

Sasuke!

-

-

-

BRAG!

Seluruh badan Naruto tiba-tiba terasa sakit, mulutnya sudah tidak mampu berbicara, dan matanya terasa berat. Secara perlahan badan Naruto terjatuh ke tanah. Wajahnya yang memperlihatkan ekspresi kesakitan mencium tanah yang lembab akibat air sungai. Mata birunya terbuka setengah dengan lemas, dipandangnya langkah kaki yang mendekat ke arah dirinya dengan perlahan dan berhenti di depan wajahya.

Tap… Tap… Tap…

"Kamu masih seorang Dobe rupanya." Sebelum semuanya terasa gelap. Sebelum semuanya terasa buyar, sebelum semuanya menjadi hilang itu adalah kata-kata yang diucapkan seorang Sasuke Uchiha terhadap Naruto.

-

-

-

'Dimana ini? Sakit? Apa aku sudah mati?' Naruto merasakan sakit yang sangat parah di kepalanya. Tetapi sakitnya langsung terasa menghilang ketika dia tersadar kejadian sebelum dia pingsan. Matanya langsung membuka tanpa berpikir tentang sakit yang dideritanya.

'gelap?' Naruto memandang berkeliling, tetapi percuma karena di sekeliling ruangannya sangatlah gelap. Naruto akan menggerakkan tangannya ketika…

KREK!

"A-apa ini?" Naruto menjadi gugup. Tangan dan kakinya terikat dengan kencang. Naruto mencoba membuka ikatan, tetapi tidak ada perubahan dikit pun pada kekencangan ikatan. –DAMN!- Wajah Naruto sudah sangat merah karena sangat marah.

"Sulit sekali kah Naruto?" Terdengar suara dari arah kejauhan. Ruangan menjadi cukup terang ketika lilin mulai menyala. Setelah beberapa saat Naruto melihat Sasuke berada di depannya duduk di atas bangku kayu yang lebar dengan patung ular yang sangat besar di belakangnya.

"Lepaskan Uchiha!" Naruto mencoba bergerak liar berusaha melepaskan tali-tali yang mengikat dirinya.

'Uchiha ahn?' Pikir Sasuke yang tidak kuasa memperlihatkan senyum sinis miliknya.

Akhirnya Naruto berhenti bergerak, wajahnya menatap Sasuke dengan penuh emosi. Tanpa disadari giginya saling beradu mengeluarkan suara yang cukup tidak enak didengar.

Sasuke beranjak dari tempat duduknya. Perlahan dan pasti dia berjalan menuju tempat dimana Naruto diikat. Wajahnya yang terkena cahaya remang-remang akibat lilin cukup membuat bulu kuduk Naruto berdiri. Naruto menelan ludah merasakan hawa dingin yang muncul mulai datang menyelimuti dirinya.

"Bukannya ini yang kau mau Naruto? Bertemu dengan diriku?" Suara Sasuke terdengar sangat pelan tetapi cukup untuk didengar Naruto yang masih sibuk mencoba membebaskan dirinya. Naruto menghentikan aksi membebaskan dirinya dan matanya memandang ke arah Sasuke.

-APA?-

Naruto baru tersadar jika Sasuke mengenakan jubah Akatsuki. Mata biru Naruto membelalak dengan besar, jantungnya makin berdegup dengan kencang. Sasuke yang melihat semua ini tersenyum makin lebar, senyum terjahat yang dimilikinya, senyum yang terus tersirat di wajahnya saat memandang Naruto. Sasuke mendekati Naruto.

"Se-sejak kapan?" Naruto bertanya dengan suara tercekik. Sasuke memandang Naruto dengan senyum sinisnya, tampak sangat senang melihat mantan temannya mulai merasa terintimidasi.

"Bersiap-siaplah untuk ritual!" Sasuke membalikkan badannya hendak meninggalkan ruangan.

"Ritual?" Naruto bertanya nyaris berteriak berharap Sasuke mendengarnya.

Sasuke menghentikan langkahnya. "Ritual kematian dirimu!" Sasuke berkata ringan tanpa membalikkan badan untuk menghadap Naruto. Sasuke kembali melanjutkan langkahnya meninggalkan Naruto yang bingung dengan apa yang akan terjadi pada dirinya, dan berusaha mencerna yang diucapkan Sasuke tadi.

'Sasuke? Apa benar kau sudah tidak peduli dengan Konoha?' Naruto memejamkan mata mengingat senyum Sasuke pada saat mereka bersama.

'Apa benar kau sudah tidak peduli dengan team kita?' Pikiran Naruto kembali pada saat mereka berdua bertengkar.

'Dan apa benar kau sudah tidak peduli terhadapku?' Kali ini seluruh pikiran Naruto kosong, yang ada hanyalah perasaan sakit di dada. Sakit yang membuat dia sesak dan membuat harapannya kosong.

'Jika aku tidak bisa menyelamatkan temanku, aku tidak mungkin menjadi Hokage, bukankah begitu?' Seiring dengan impian Naruto yang hancur, Naruto memejamkan matanya.

'Bukankah begitu, Sasuke-Teme?'

-

-

-

"Bagaimana Sasuke? Apa Jinchuriki tersebut sudah kau temukan?" Samar-samar seseorang muncul dari kegelapan. Wajah yang ditutup topeng spiral berwarna orange, dengan sebelah matanya memiliki sharingan yang berputar sangat hebat. Orang tersebut sedang berdiri di atas sebuah batu yang sangat besar.

"Untuk menghancurkan Konoha yang telah membunuh klan ku… Apapun akan segera aku lakukan." Sasuke membalikkan badan dan pergi dari ruangan tempat Madara berada.


Ah! Pertama kali pos emang mendebarkan. Maaf kalau masih banyak yang kurang. Makasih dah baca n.n… tolong review'a ya hehehe… Nantikan cerita selanjutnya yaaaa! Hehe.