GANGSTA BYUN

.

.

.

.

.

Author: Kim Aluna

Main cast: Byun Baekhyun & Park Chanyeol

Genre: Romance, a bit fluff maybe?

Length: Oneshoot

Disclaimer: All cast belongs to God

Warning: cerita pasaran, Yaoi/BL/Boys Love, alur membosankan, cheesy language

.

.

.

.

Summary:

Mempunyai kekasih seorang gangster sekolah walau wajahnya imut? Chanyeol merasakannya. Dan ini adalah sepenggal kisah tentang Chanyeol dan kekasihnya.

.

.

.

.

Pagi itu, ada acara di Aula. Kepala sekolah mengadakan pidato di Aula sekolah dari pukul 7 pagi hingga 8 pagi. Aula yang biasanya sepi dan terlihat sangat luas itu pagi ini terlihat padat, orang berlalu lalang dan memenuhi seluruh sudut. Anak-anak kelas sepuluh dan sebelas memenuhi aula dan kebanyakan bergabung perkelasnya.

Seorang pria mungil berjalan dengan angkuhnya, tapi tetap, dia terus menerus menoleh kebelakang ketika dia tak menemukan kekasih tingginya.

"Chanyeol, ayo cepat! Nanti kita tidak dapat tempat bagaimana?" Baekhyun mensejajarkan langkahnya dengan Chanyeol.

"Tenang, ByunBaek. Masih tersisa banyak kursi disini." Ucap Chanyeol tenang.

Dan pagi itu, ketika baru saja mereka duduk di bangku aula, mereka sibuk bercanda, tidak mendengarkan apa yang disampaikan oleh kepala sekolah.

.

.

.

Pidato selesai. Banyak amanat yang disampaikan oleh kepala sekolah yang tentu saja tidak didengarkan oleh mereka berdua. Bagaimana mereka dapat mendengarkan sedikit saja amanat yang disampaikan jika mereka seolah berada di dunia mereka sendiri?

Tapi aku yakin apa yang disampaikan Kepala Sekolah tidak jauh dari kebersihan, rajin belajar, dan menaati peraturan sekolah, Yeol-ie, itulah yang diucapkan Baekhyun pada Chanyeol saat Chanyeol mengatakan mereka seharusnya mendengarkan Kepala Sekolah. Dan yep, Chanyeol tak memiliki alasan untuk membantah.

Setelah Pidato panjang dan sarat amanat dari Kepala Sekolah dan beberapa guru—yang tentu saja kebanyakan guru BK—murid-murid bertepuk tangan meriah dan mereka di persilahkan kembali ke kelas masing-masing.

Chanyeol dan Baekhyun bercanda ria ketika keluar dari Aula. Baekhyun terus menerus menjahili Chanyeol walaupun tingginya tidak lebih dari bahu bidang kekasihnya.

"Berhenti menjahiliku, ByunBaek." Chanyeol tertawa. Tetapi beberapa detik kemudian tawanya berhenti, dia merasa mereka diikuti sejak dari Aula sekolah yang memang berbeda gedung dengan gedung kelas.

"Ada apa, Yeol-ie?" tanya Baekhyun.

"Tidak, hanya saja, apa kau merasa ada yang mengikuti kita, Baek?" tanya Chanyeol, menatap manik mata kekasih mungilnya yang berkedip dua kali sebelum menjawab,

"Yeol-ie, ada lebih dari enam ratus murid yang mendatangi Aula dan ingin kembali ke kelas karena setengah jam lagi pelajaran di mulai, okay? Ada banyak sekali orang disini dan bisa jadi mereka searah dengan gedung kelas kita, Yeol." Ucap Baekhyun. Chanyeol menghela napas pendek dan tersenyum kecil seraya mengusak puncak kepala Baekhyun.

"Yeah, kau benar, Baekkie. Baiklah, ayo kita ke kelas~!" ucapnya riang dan merangkul Baekhyun ke kelas.

.

.

.

Perdebatan itu terus berlangsung. Entah siapa yang memulai, Chanyeol bahkan tidak sempat mengingat ataupun memikirkannya. Yang dia pikirkan sekarang adalah, ByunBaek-NYA hampir berkelahi dengan seorang kakak kelas tepat di depan kelas mereka.

"Bisakah kau berlaku sopan pada Kakak Kelasmu sendiri?!" ucap seorang kakak kelas pada ByunBaek-NYA yang mungil dan berdiri angkuh itu.

Tidak terima, Baekhyun melontarkan kata-kata yang sejujurnya memicu terjadinya perkelahian diantara mereka. Chanyeol tahu, sangat tahu bahwa kekasihnya itu adalah seorang anak yang nakal. Dia bahkan setiap pulang sekolah ataupun saat istirahat berkumpul bersama teman satu gengnya di sebuah tempat yang berada tepat di belakang pagar sekolah yang mereka beri nama 'Galaksi' yang berkedok sebagai tempat menjual aneka jus dan jajanan ringan.

"Baekhyun, hey, tenanglah." Chanyeol menyentuh bahu Baekhyun pelan dan lembut. Mata Baekhyun masih memancarkan kemarahan yang ketara. Chanyeol tahu, Baekhyun sangat mudah tersulut. Dan akan sangat sulit menghilangkannya.

Kata-kata Chanyeol yang sedari tadi dilontarkan bagai angin lalu bagi kedua belah pihak dan bahkan, mereka malah semakin panas, terbakar amarah masing-masing.

"Aku tidak mengajukannya padamu! Kau saja yang terlalu percaya diri hingga berpikir begitu!"

"Kau jelas-jelas mengatakannya dengan lantang!"

"Ya, aku mengatakannya dengan lantang, tapi apa aku menyebut namamu?"

"Dasar adik kelas tidak tahu sopan santun!"

"Untuk apa aku berlaku sopan untuk orang yang berulang kali melanggar?"

Dan ucapan Baekhyun sukses menghasilkan tonjokan keras di pipinya. Tidak terlalu sakit, karena sejujurnya, Chanyeol langsung melindunginya setelah itu, membawa Baekhyun kebelakang tubuhnya yang lebih besar.

Emosi Chanyeol ikut tersulut, ya, siapapun tahu itu. Tapi kemudian, jika dia melawan kakak kelas congkak itu, Baekhyun akan ikut terancam bukan?

"Beraninya Kau!" Baekhyun mencoba melepaskan diri dari balik tubuh Chanyeol yang menjulang di hadapannya. "Chanyeol, minggir!"

Kakak kelas itu tersenyum menang, terlihat angkuh sekali di hadapan Chanyeol dan Baekhyun.

Baru saja Baekhyun ingin membalas kakak kelas itu, tapi kemudian gerombolan kakak kelas tiba-tiba datang.

"Ada apa ini?"

"Ada anak kelas sepuluh yang menantangku."

"Hey, kau baru junior di sekolah ini. Jangan merasa sok jagoan dengan kakak kelasmu!" Baekhyun menggeram pelan.

Mereka semakin maju, mendekati Baekhyun, dan Chanyeol membawa Baekhyun mundur.

Beruntunglah mereka karena Kris dan Tao segera datang dari kelas sebelah mereka.

"Kak, ini masih di sekolah." Kris menahan dada kakak kelas yang ada di depannya, menahannya untuk mendekat ke arah Baekhyun.

"Kak, ini bisa di selesaikan tanpa perkelahian kan?" Tao mencoba membujuk.

Mereka perlahan mundur karena usaha Kris dan Tao yang mencoba menurunkan amarah yang barusan meletup-letup.

Baekhyun dan Chanyeol memasuki kelas dengan Chanyeol yang masih di belakang Baekhyun, melindunginya jikalau ada seseorang yang menyerang mereka dari belakang.

Dan benar saja, tiba-tiba kakak kelas yang tadi berdebat dengan Baekhyun melayangkan tinju nya ke arah bahu Chanyeol.

Anak gadis dalam kelas berlari ketakutan ke sudut dan anak laki-laki lain dalam kelas Chanyeol-Baekhyun mencoba menghadang mereka masuk. Chanyeol langsung saja melingkarkan tangannya di sekitar tubuh Baekhyun yang berada di belakangnya.

Kris dan Tao masih ada di depan mereka, menghadang mereka untuk maju lebih dalam ke dalam kelas dan menghancurkan kelas. Tapi mereka semakin mendesak, tangan-tangan dari sela-sela tubuh Kris-Tao menggapai-gapai, mencoba meninju Chanyeol-Baekhyun.

Baekhyun yang masih marah, masih melontarkan kata-kata kasar terhadap mereka, hingga akhirnya seorang anak gadis dengan nekatnya mendorong dada kakak kelas di depan Kris dan Tao.

"Kak! Sudah, Kak! Hentikan! Ini masih di sekolah, Kak!" Kakak kelas itu sempat melirik gadis itu sejenak sebelum melangkahkan kaki keluar kelas dengan membawa komplotannya.

.

.

.

Pintu ruang UKS terbuka, menampakkan sosok tinggi jangkung yang menyelinap masuk. Hari ini hari Jum'at, dan besok ada pertandingan karate, sebab itulah guru olahraga mereka tidak masuk ke kelas, mereka sibuk mengurusi petanding yang akan bertanding besok.

"Pipimu yang habis kena tinju tadi...tidak apa-apa kan?" pemuda tinggi itu bertanya ragu pada sosok mungil yang sedang duduk di pinggir ranjang tinggi UKS. Sosok mungil itu mendongak, menatap garang sang penanya.

"Apanya yang tidak apa-apa, sih?!" ucapnya ketus. Tapi itu membuat sosok tinggi itu semakin khawatir dan berjalan semakin mendekat.

"Apanya yang masih sakit? Ah, kenapa jadi begini? Sudah kubilang bukan, jangan kembali lagi ke Galaksi." Sosok tinggi itu mencoba untuk mengelus rambut sosok mungil yang masih duduk di ranjang.

"Ini bukan masalah Galaksi! Kelas 11 yang salah! Mereka yang terlalu kekanakan!" Baekhyun—sosok mungil itu—semakin menatap garang Chanyeol—sosok tinggi yang masih mengelus lembut rambut Baekhyun—dengan menaikkan dagunya angkuh.

"Iya, Baek, iya, aku tahu. Tapi tidak akan begini jadinya jika kau tidak kembali kesana dan bergaul dengan orang-orang yang sok berkuasa seperti mereka, kan?" Chanyeol menatap Baekhyun tepat di maniknya.

"Pergilah sana jika kau masih melarangku untuk main di Galaksi." Sosok mungil itu masuk ke dalam selimut, meringkuk di ujung ranjang. Chanyeol menghela napas panjang sebelum bergumam,

"Hah, memang susah ya, punya 'gadis' seorang gengster." Gumamnya pelan. Baekhyun langsung terduduk, menatap Chanyeol tajam.

"Aku bukan seorang gadis!" sentaknya.

"Tapi kau kekasihku." Ucap Chanyeol datar.

"Tidak harus seorang gadis kan?!"

"Siapa yang selalu minta dilindungi disini, hmm?"

"Kau menyebalkan, Yeol!"

"Yap, dan kau menjadi kekasih 'si menyebalkan', Baek."

"Kau membuat ku kesal—eh?" ucapan Baekhyun berhenti ketika melihat lebam di tulang pipi kiri Chanyeol.

"Chan..." Ucap Baekhyun pelan.

"Ya? Ada apa Baek?" Chanyeol sedikit heran melihat perubahan Baekhyun.

"Kamu...kena tinju?" tanyanya lirih. Chanyeol agak tersentak tapi kemudian dia mengulas senyum tipis.

"Aku tidak apa-apa, Baek." Ucapnya ringan. Tangan Baekhyun terulur, ingin menyentuh tulang pipi sang seme. Tetapi, Chanyeol menghindar. Kepalanya tertunduk, enggan menatap Baekhyun.

"Mereka memukulmu, Chanyeol!" Baekhyun seakan baru tersulut lagi amarahnya. Chanyeol terdiam dan keadaan menjadi sunyi mendadak.

"Maaf." Ucap Baekhyun lirih. Kepala Chanyeol sontak mendongak, menatap Baekhyun yang menunduk. Tangannya terulur, mengangkat dagu Baekhyun, mengangkat tatapannya agar tertuju tepat ke mata Chanyeol.

"Kenapa meminta maaf?" tanya Chanyeol pelan, lembut, tanpa paksaan.

"Karenaku, kamu jadi ikut terseret kedalam masalah ini."

"Tidak, ini bukan salahmu, Baek."

"Kamu tidak mengerti, Chan. Kamu adalah anak baik, Chan. Tapi sekarang, kamu dikenal guru-guru karena predikat nakal yang kamu terima. Dan semua itu karena—" perkataan Baekhyun terpotong.

"Ya, karenaku. Sama sekali bukan salahmu, Baek. Aku memang sudah tertarik denganmu dari awal aku pindah kesini. Badanmu yang terbilang kecil dapat membuatmu masuk sekolah ini dengan jalur prestasi bela diri membuatku kagum. Tapi mendapat perlakuan manja darimu bahkan dari hari pertama kita satu kelas, aku tahu kau juga membutuhkan perlindungan. Dari awal, akulah yang selalu mengikutimu. Kau begitu kuat dan rapuh dalam saat yang bersamaan membuatku selalu ingin mengikutimu untuk melindungimu."

Apa Chanyeol mulai terdengar cheesy sekarang?

"Tapi hari ini—entahlah. Melihat mereka dengan lancangnya mengikutimu, membentakmu, bahkan mencoba melukaimu—" Chanyeol menyentuh lembut lebam di pipi kanan Baekhyun dan Baekhyun memejamkan mata, menikmati sentuhan yang diberikan Chanyeol. "—aku marah sekali. Tapi kemudian ketika aku sadar, aku tidak memiliki bakat apapun dalam bidang beladiri, kemarahan itu berbalik menyerangku, aku marah pada diriku sendiri. Kenapa dulu aku mempelajari basket dan bukan beladiri untuk melindungi orang yang aku sayangi?" Chanyeol tersenyum lembut.

"Aku tidak dapat melakukan apapun untuk melindungimu, Sayang. Maafkan aku." Tangan Chanyeol berpindah untuk menangkup sebelah pipi Baekhyun, membawanya mendekat ke bibir Chanyeol dan bibir Chanyeol sukses mengecup lembut puncak kepala Baekhyun.

"Aku hanya mampu menyembunyikan badanmu di balik badanku, setidaknya, pikirku itu dapat mengurangi lebam yang akan kau terima. Kau akan setidaknya sedikit lebih aman di belakangku." Chanyeol tersenyum.

"Kau tidak perlu melakukan apapun, Yeol." Ucap Baekhyun lembut, mencoba mengelus lembut tulang pipi Chanyeol. Chanyeol terpejam, antara menikmati belaian lembut tangan Baekhyun dan menahan perih berdenyut-denyut yang menyerang.

"Cukup berdiri di sebelahku, itu sudah cukup. Kau adalah pengontrol emosiku, Yeol. Kaulah yang dapat mengendalikannya, bahkan lebih baik dari diriku sendiri. Terima kasih karena telah mencoba melindungiku tadi." Sosok itu melingkarkan kedua lengannya di leher si sosok tinggi tanpa berniat menariknya mendekat.

"Apapun untukmu, Sayang. Kau tau? Aku nyaris tak akan memaafkan diriku sendiri karena telah membuatmu mendapat lebam ini." Chanyeol lebih mendekatkan diri ke ranjang UKS, kakinya menempel dengan pinggiran ranjang UKS yang dingin. Tangannya mengelus pipi Baekhyun lagi dengan lembut.

"Kau maafkan dirimu sendiri dulu baru kau mendapatkan maaf dariku, Sayang." Baekhyun terkekeh pelan. "Aku mencintaimu. Aku mencintaimu." Lirihnya lembut.

"Sebanyak aku mencintaimu, Darl. Sekarang, tidurlah, masih ada empat jam pelajaran lagi yang kosong, aku akan menemanimu." Chanyeol mengelus pelan rambut Baekhyun lalu mengecup kening sang uke yang kembali berbaring dengan lembut.

.

.

.

Haiiii~~

Saya kembali :D

Maaf jika feel-nya kurang kerasa, saya kurang bisa membuat adegan pertengkaran dan hasil akhirnya malah hancur begini ;;-;;

Mohon maaf jika typo tersebar dimana-mana~

Kritik dan saran sangat dibutuhkan

Terima kasih sudah membaca :D

Review?