SMASH BORDER EVENT ~ why we should join this event? Mendokusei! ~

By. Niino Renn

Penjelasan: Smash border yang merupakan game dari manga World Trigger yang selalu ngasih event yang bikin kesel dan senang yang memainkannya. Kali ini akan di buat beberapa drabble tentang event tersebut. Sumpah saya tak tahan pengen nulis ff nistah ini.

warning: ooc pasti.


Part 1: Ikoma Squad & Ouji Squad.

...

Pidato dari Shinoda-san pagi ini membuat bingung sekaligus senang di antara beberapa saja, yang bingung tetap menunjukkan wajah gak satu sisi yang bahagia terlihat happy banget, apalagi mereka adalah berasal dari petarung perempuan atau operator skuad mereka. Bukan rahasia lagi kalau operator di Border kebanyakan adalah perempuan. Mereka selalu mendapat servis memuaskan mata ketika event tertentu datang.

"Yang benar saja, untuk memperingati hari polisi internasional saja Border harus mengikuti dan anggotanya ikutan mengenakan baju ala polisi untuk patrol 2 minggu kedepan."Ujar si rambut blonde skuad Ikoma, Minamisawa Kai. Ia mengomentari pidato Shinoda-san pagi itu.

"Mungkin itu cara lain agar kita bisa makin di terima. Maksudnya, Border diterima di masyarakat. Tentu saja Border harus terus membenahi diri untuk bisa di terima si kota Mikado .maksudnya lebih di percaya." Ujar si sniper skuad Ikoma, Oki Kouji.

"Tentu saja, hal ini mungkin membuat shock yang lain. Kalau aku sih tetap di belakang layar dan mengawasi tindakan kalian." Ujar operator skuad Ikoma, Hosoi Maori. Gadis itu lalu berdiri dan mengambil ponselnya. "Ah, maaf aku harus mengambil salinan baju yang akan kalian pakai untuk event tersebut. Gadis itu meninggalkan keempat bujangan itu.

"Itu dia, kita akan berkosplay, bukan memakai baju skuad kita yang biasanya."Mizukami Satoshi memencet pilihan minuman di vending machine terdekat. Ia menawari yang lain mau minum apa. Lalu memasukkan koin dan mesin itu mengeluarkan apa yang ia pencet. Setelahnya ia membagikan ke rekan timnya.

"Aku masih tetap keren walau memakai baju seperti itu juga." Kapten mereka, Ikoma Tatsuhito berpose dengan memegang ponselnya sebagai cermin. Membuat yang lain mengacungkan jempol ke arahnya.

"Ayo kita tunggu Mario di ruang operasional skuad kita. Kai, kamu ada rank solo?"

"Tidak hari ini aku free, ajarin aku main shogi, Mizukami-san."Ujar si bungsu skuad Ikoma dengan senpainya yang rambutnya mirip brokoli.

"Iya, iya.." dan mereka semua kembali ke ruangan skuadnya.

...

Maori agak tercengang, ia sebenarnya khawatir apa yang ia dengar.

"Tentu saja, kalian harus pilih siapa yang akan mengenakan kostum itu di tim kalian. Jangan sampai salah kasih ya." Ujar Sawamura yang masih menahan terlihat merah padam. Bukan hanya dia tetapi beberapa operator skuad yang lain yang sepertinya sudah mengetahui akan di kasih siapa trigger beda itu.

"Mungkin aku akan memberikannya ke Arafune fufufu.."Kagami Rin masih berusaha menahan tawanya. Di sebelahnya Kunichika Yuu menepuk pundaknya, ia juga terlihat menahan tawanya.

"Hahaa..kau harus melakukannya Rin-chan! Aku mau liaaat bangeeettt! Rui-chan pastikan kau memberikannya ke selain ke Suwa-san ya?" Osano Rui, operator skuad Suwa menatap heran, ia memberikan jempol tanda ia ke mereka berdua. Walau mungkin Osano tak mengerti maksudnya.

"Kalau aku kasih ini ke brokoli gimana ya?" ucap Maori, tangannya memegang trigger itu.

"Bagaimana kalau kau kasih ke Oki-kun? Percayalah, dia yang paling cocok."

"Begitukah Kittaka-san?"Operator skuad Ouji memberikan senyuman ke gadis berambut hitam itu. "Okay."

...

TRIGGER ON!

Kalimat itu terucap oleh kedua orang di ruang operasional skuad saja mereka berubah dan mengenakan kostum polisi yang sudah di modifikasi.

"Keren."Satu kata terucap dari mulut Minamisawa. "Aku jadi polisi beneran!" lelaki muda itu meraih pundak kaptennya yang berdiri di depan kaca sambil berpose. "Ikoma-san juga keren! Keren bangeeett!"

"Begitu ya?" ia masih berpose tanpa menghiraukan omongan Minamisawa yang bener-bener memujinya banget.

"Ini trigger mu Oki." Ucap Maori sambil memberikan trigger modifikasi ke member yang seusia dengannya. Tanpa ragu ia mengambilnya.

"Oki-senpai tidak mencobanya?" tanya si bungsu ke anggota yang lainnya.

"Sedikit khawatir dengan isi trigger ini. Kau tahu sesuatu Mario?"

"Tidak sama sekali."Ucap tegas operatornya.

"Aku akan berganti di ruang bail out deh, sekalian mau ambil jaket dulu." Ujar Oki. Ia berjalan menuju ruang bail out dengan raut wajah curiga.

"Mizukami, cepat pakai." Mizukami tanpa curiga lagi lalu mengaktifkan trigger itu. Ia merasa puas ternyata operatornya ti-

"APA INIII?" Suara Oki yang berteriak kencang berhasil memekakkan telinga mereka semua.

"Oki kenapa?"Mizukami hendak masuk ke ruangan itu, tapi Oki menyuruhnya untuk tidak masuk.

"JANGAN MASUK! kubunuh kalau kau masuk!" telat Mizukami kaget banget pas melihatnya. Mukanya terkena lemparan trigger itu. "Sudah kubilang jangan masuk kau brokolii!"

"Wau kau sexy sekali." Ujarnya. Di belakangnya mengekor yang lain tentu saja, Minamisawa mau berkomentar. Mulutnya keburu di tutup oleh Mizukami.

"Keluarlah dari situ, Oki-chan." Mendengar suffix –chan membuatnya sedikit marah, ia keluar dari tempat itu.

"Diam kau brokoli!"

"Nice Oki-senpai!" Minamisawa memberikan jempolnya ke sniper timnya, ia lalu berlari menuju Ikoma berada.

"A.. aku tidak. Maafkan aku Oki!" Ujar Maori ia juga berjalan mundur kearah Ikoma berada. Ikoma masih stay di tempatnya, masih dengan muka datarnya walau tidak lagi berpose di depan cermin yang ia pegang.

Oki kesal dengan baju yang ia pakai sekarang. Bagimana tidak ia memakai baju ala polisi wanita lengkap dengan baju ketat, rok mini dan sepatu heels pendek.

"Jangan pegang aku seperti itu mesum!"Mizukami langsung melepaskan tangannya dari perut Oki. Ia sedari tadi menahannya agar tidak marah ke anggota mereka yang perempuan beneran. Oki berjalan ke tempat kaptennya."Mario bisa kau jelaskan sesuatu?"

"Setiap tim di berlakukan system ini, bukan hanya tim ini saja. Maafkan aku Oki!" ujarnya berjalan mendekati Hosoi.

"Nice leg." Ujar Ikoma sambil menatap kearah kaki Oki yang hanya di balut oleh rok mini."Ku tak tahu kalau kau memiliki paha yang indah Oki.

Di bilang begitu membuatnya sedikit emosi, tanpa pikir panjang lagi, ia mendekati kaptennya dan duduk ke pahanya.

Tindakannya membuat yang lain shock terlebih Oki melingkarkan tangannya di pundak lelaki 19tahun itu.

"Iko-san menyukai kaki ku atau aku?"Napas Hosoi sampai tertahan mendengar suara sexy milik sniper timnya itu. Ia juga tak lupa untuk menarik lebih roknya sehingga makin terlihat pahanya. Tentu saja, ia lupa kalau Ikoma mungkin bisa saja menjawab dengan perkataan yang membuatnya diam mendadak.

"Sepertinya, aku menyukai kamu yang seperti ini." Tangan Ikoma yang bebas membelai pipi kanan Oki. Sedangkan tangan yang lain melingkarkan di punggungnya. Oki sedikit khawatir dengan raut wajah kaptennya yang tidak berubah sedari tadi lelaki itu men-tease-nya.

"Cium aku kalau begitu."

"Boleh." Jawaban Ikoma mengejutkan yang lain. Hosoi sudah pingsan di tempat, Minamisawa mengipasinya sambil menoleh ke arah fanservice itu. Tepat Ikoma mau menciumnya, tangan Mizukami menutup mulut Oki dan diikuti oleh dobrakan keras dari arah pintu ruang skuadnya.

"Siapa itu?"Ujar Mizukami sambil menatap temannya itu berpakaian layaknya Oki. Lelaki yang mendobrak pintu itu kaget dengan posisi ambigu dari skuad Ikoma.

"Ku kira Iko-san yang pakai baju seperti ini! Ternyata bukan. Lagipula..kalian lagi ngapain? Masa mau melakukan itu di ruangan border?" perkataan Ouji membuat trio itu kaget. Ikoma lalu bangun dari duduknya, membuat Oki terjauh dengan tak elit dengan posisi kaki ngangkang.

"Iko-san, sakit."

"Ternyata Oki lebih manis begini ya." Ouji mendekati Oki, Ia lalu berpose nungging ke arah Oki, tangannya menyentuh paha lelaki itu, tangan yang lain menyentuh beauty mark miliknya."Manis sekali kamu." Ouji mendekati wajah Oki. Dengan sigap Mizukami jongkok dan kembali menutup mulut sniper timnya.

"Kau mau apa?" ia menatap Ouji dengan tatapan marah.

"Kupikir Ouji hanya sekedar mengucapkan salam." Di belakang Ouji, Kurauchi lalu membantu kaptennya itu bangun.

"Tak seru, kupikir aku bisa. Lagipula kami kan sekarang perempuan loh."Kapten skuad Ouji berdiri dan menaruh tangannya di pundak anggota timnya, Kurauchi.

"Semuanya menjadi kacau karena event seperti ini." Ujar Kashio yang menolong Hosoi ke bangku. Ia di bantu juga oleh operatornya.

"Makasih Kashio-chan. Dan Kittaka-san."

"Iya, sama-sama, Minamisawa-senpai." Kittaka tersenyum untuk membalas perkataan anggota termuda skuad itu.

"Ini ide yang bagus, membuatku makin keren seperti ini." Ikoma tidak mempedulikan dua orang jejadian itu. "Ku pikir Border sudah melakukan hal yang bagus." Ikoma berdiri lalu tangannya terangkat layaknya orang mau high-five ke arah operator skuad Ouji, tanpa ragu Kittaka langsung menepuk tangan yang terarah ke gadis itu. Ikoma lalu berjalan menuju Hosoi yang pingsan dan mengambil ponsel skuadnya dan mengecek email yang masuk. "Malam ini bersama dengan skuad Katori, jam 8 malam ku tunggu di depan minimart seperti biasa." Ucapan kapten Ikoma membuat shock yang lain, apalagi dia sepertinya tidak peduli dengan apa yang akan terjadi nantinya.