MATEMATIKA (drabble)
Author: BaekToYou
Dont like dont read, enjoy ~
(BaekYeol)
Chanyeol masuk ke dalam kelas dengan satu tangannya menenteng tas ranselnya. Hari ini ada ujian. Chanyeol belum belajar dan ia tahu itu. Matematika. Bukan chanyeol pintar—tidak bodoh juga, tapi ia sudah terlalu muak untuk mempelajari rentetan rumus yang toh tidak akan ia gunakan untuk melamar kerja nanti.
Kaki panjangnya terus melangkah masuk dan berakhir di petak lantai ke 10 dari belakang. Duduk di bangku ke 3 dari depan, chanyeol menumpukkan kepalanya di atas meja.
"Suho hyung, sedang belajar huh?" tanya sehun. Yang dipanggil suho hanya melirik sekilas dengan tangan masih sibuk menulis. "Iya." Sehun mengangguk dan ketika matanya melihat apa yang suho tulis raut wajahnya berubah datar. "Belajarnya rajin sekali." Mendengar nada sindiran itu, suho hanya meringis.
"Baekhyun!"
Belum sampai detik ke 2, kepala chanyeol terangkat. Mata besarnya cukup memuat tubuh seseorang yang baru saja masuk dengan wajah riangnya.
"Apa Sehun-ah?" dan belum sampai detik ke 4, gelombang suara baekhyun yang merambat melalui udara sudah masuk dan terekam dengan baik di telinga chanyeol.
"Tolong ajari ak—"
"Baekhyun!" lagi, belum sampai detik ke 6, otak chanyeol cepat beraksi. Entah kenapa untuk yang satu ini otaknya lebih pintar bekerja daripada ketika ia mengerjakan soal-soal ulangan kemarin. Haruskah wajah baekhyun ia tempel di kertas ulangan sebagai background?
Baekhyun menoleh seiring dengan jantung chanyeol makin berdegup kencang. Ia takut jika baekhyun menatapnya 1 menit saja jantungnya akan meledak. "Ya chanyeol?" sial, bahkan baekhyun mendekat. Kini chanyeol takut, oksigen bumi akan habis karena nafasnya yang memburu.
Chanyeol dengan cepat mengambil buku catatan matematikanya dari dalam tas dan membukanya lebar-lebar. "Ajari aku matematika. Aku belum terlalu paham" baekhyun duduk di samping chanyeol lalu mengamati bab apa yang di keluhkan chanyeol. Ia mengangguk. "Baiklah. Begini, ini pakai cara eliminasi dulu. Baru setelah itu di bagi dengan X lalu di tambah Y kali 2. Jadi X dan Y sama dengan satu"
"Kau dan aku sama dengan satu?"
"Eh? Apa ?"
Chanyeol menggeleng. "Ani. Kalau yang ini?" telunjuk besarnya mengarah pada soal yang kelihatannya rumit. "Kalau yang ini sama saja seperti nomor 5. Tapi, yang ini min b di tambah akar b kuadrat dikurangi 4ac di bagi 2a. Lalu—"
Chanyeol dengan fokus mengamati. Bukan, bukan buku tapi wajah seseorang dengan mulut yang terus berbicara sesuatu tentang a dan b yang disangkut pautkan dengan akar pohon. Bukankah ini ulangan matematika? Kenapa ada akar akar-an? Pikir chanyeol.
Coba saja kedua mata sipit itu terbuka lebih lebar dan sadar bahwa ada seseorang yang selama ini selalu memperhatikannya. Coba saja mulut itu hanya berbicara dan menyebut namanya setiap hari. Coba saja suara itu bisa ia dengar setiap pagi ketika pertama kali chanyeol membuka mata. Coba saja chanyeol berani mengatakan bahwa ia menyukai baekhyun, ia tidak mungkin terus berandai-andai seperti ini.
"Chanyeol? Kau paham kan?" baekhyun menepuk nepuk pipi chanyeol pelan.
"Paham. Sudah, terima kasih" ucapnya lalu membuang muka ke jendela. Setelah merasa sosok baekhyun pergi, chanyeol memegang dadanya lalu mengulas senyum tertahan. Wajahnya terasa panas dan chanyeol tahu apa penyebabnya. Ia yakin ulangan kali ini bagaimanapun hasilnya chanyeol tetap akan bersyukur. Ia melirik bangku ke 5 dari depan di sisi kanannya dan senyuman itu kembali muncul.
"Ya! Sehun, kau kemanakan kertas yang tadi kutulis?" itu suara suho dan pandangan baekhyun dari bukunya teralihkan pada namja itu. "Maksudmu kertas contekan? Sudah kubuang! Jangan curang hyung!" dan kini chanyeol rasanya benar-benar bahagia sekalipun nilai ulangannya terendah ketika melihat baekhyun tertawa ringan melihat ulah Sehun dan Suho pagi itu.
FIN
*readers nyiapin bumerang* ._. Pendek ya?
