LOVE ME RIGHT
.
.
.
Main cast: Sehun, Luhan, Kai, Kyungsoo, Chanyeol, Baekhyun and other
Main pair: HunHan KaiSoo ChanBaek
Genre: Romance School life
Rate : T-M
Length: Chapter
YAOI. MPEG. Typo
"perlombaan 400m gaya bebas putra antar SMU, sebagian peserta saat ini sedang melakukan pemanasan. Hal paling unik disini adalah Luhan dari Sekang dan Ok Taecyeon dari Wiwan masuk di babak final, keduanya bersaing memperebutkan posisi pertama, kami semua sangat menunggu aksi mereka, terlihat dari banyaknya penonton yang kini bersorak memanggil nama mereka"
MEANWHILE
Seorang pria cantik tengah menggeliat diatas ranjang dengan tangan yang meraba nakas untuk mengambil ponselnya yang terus menerus berbunyi.
Pelatih...
Dengan malas ia menekan tombol dial di ponselnya
"astaga Luhan! Bagaimana bisa kau baru mengangkat telfonku? Dan mengapa kau menolak untuk tidur di kamar hotel yang telah di sediakan untuk para peserta? Kau ada dimana sekarang? Manajer sudah marah karena belum melihatmu datang!"Luhan menjauhkan ponselnya karena suara pelatihnya tidak bisa di katakan pelan.
"pelatih banyak bicara pagi ini... cepat jemput aku di hotel bintang 5 daerah sini bye..." Luhan dengan seenaknya mematikan sambungan dan bergegas untuk mandi.
.
.
"hah... akhirnya aku bisa menghirup udara Korea pagi ini" gumam seorang pria tampan sambil memejamkan matanya di depan bandara.
"Tuan muda, mobil anda sudah siap di sebelah sana"ucap seseorang membuat pria tampan itu dengan terpaksa membuka matanya, lalu menatap mobil paling depan dengan sopir yang telah menunggunya dan 3 mobil di belakangnya dengan orang orang berbaju formal, ia hafal siapa orang orang itu.
"mereka lagi? Astaga, aku tidak percaya jika appaku masih menganggapku seperti bayi di usiaku yang ke 18 tahun, atau dia lupa kapan aku dilahirkan? Akan ku adukan pada eomma nanti!" omelnya sambil berjalan berlawanan arah.
"tuan muda, anda mau kemana ? mobil yang akan mengantarkan anda ke hotel ada disana"ucap pengawal itu lagi.
"kau tau kan kebiasaanku? Bahkan kau sudah menyiapkan motor sportku disana... lalu untuk apa kau memaksaku ikut denganmu? Meskipun sudah 3 tahun aku tidak di Korea tapi aku masih sangat hafal dengan jalan disini, jadi pergilah" ucap pria tampan itu sambil memasang helmnya.
"tapi ini perintah presdir tuan..."
"lalu... haruskah aku peduli? Dan ngomong ngomong mengapa banyak poster yang terpajang di sepanjang jalan ?"tanyanya.
"hari ini akan ada perlombaan atlet renang antar SMU, dan ini kartu VIP anda untuk mengakses kebutuhan anda selama di Korea"
Pria itu hanya memasukkan kartu VIP itu di ransel yang ia bawa lalu segera melesat pergi.
"baiklah..hati hati di jalan..."triak pengawal itu saat motor tuan mudanya sudah keluar dari area bandara.
.
.
Pria tampan itu berjalan dengan seenaknya di lorong hotel sambil meletakkan ponselnya di telinga kiri, karena dia sedang menghubungi ibunya.
"mengapa kau meninggalkan mereka, seharusnya kau menurut dan masuk dalam mobil dengan begitu eomma tidak akan khawatir, eomma tau kau tidak mau pulang ke rumah dan akan tidur di hotel, tapi setidaknya kau harus menurut karena eomma sungguh khawatir"
"ok..ok aku tau , lagipula aku sudah besar, jadi jangan terlalu mengkhawatirkanku! Aku akan istirahat nanti kuhubungi lagi, saranghae!"dengan seenaknya pria tampan itu mengakhiri sambungan dan segera masuk ke kamar hotel.
Ia melihat kamar hotel itu yang masih berantakan, ia mendengus tidak percaya jika pegawai ayahnya bisa seteledor ini, lalu dia dengan cepat menelfon cleaning service.
Ia membuka kemejanya dan melemparkannya di sofa memperlihatkan tubuh atletisnya dan melempar ranselnya ke sembarang arah, lalu segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Tapi sebelum itu terjadi, pintu kamar mandi sudah terbuka dan memperlihatkan Luhan yang kini menatap terkejut ke arah pria tampan di depannya, matanya juga sempat melihat otot perut pria di depannya. Begitupula pria tampan itu yang kini menatap Luhan dengan bathrobe dan rambut yang masih basah.
"siapa kau?"tanya Luhan ketus
"kau sendiri siapa ?"tanya balik pria tampan di depannya
"astaga..keterlaluan sekali, bahkan seorang pria juga?"desis Luhan menatap pria tampan itu tajam.
"kau pasti stalker ku!"ucap Luhan dengan tatapan tajamnya, yang sebenarnya malah terlihat lucu, si pria tampan itu malah berdecih dan tersenyum remeh.
"memangnya siapa kau hingga aku rela menjadi stalker mu? Kau anak presiden?"tantang pria tampan itu.
Luhan kini semakin geram mendengar perkataan pria asing di depannya ini. Yang benar saja, apa benar pria ini tidak kenal Luhan seorang atlet renang terbaik Korea di umurnya yang masih muda,mereka saling tatap dan suasana terasa kaku.
.
.
Pria tampan itu sudah memakai bajunya kembali, bahkan bodyguardnya sudah berdiri di belakang sofa yang ia duduki, sementara Luhan masih memakai bathrobenya namun manajer dan pelatihnya juga sudah datang untuk menjemputnya.
"maaf, sepertinya pegawai magang kamilah yang salah..."ucap ketua keamanan hotel dan beberapa cleaning service di belakangnya.
"aku tau, jadi kalian bisa keluar sekarang!"ketus Luhan dengan raut wajah yang di buat tidak nyaman dan gerakan tangan seolah mengusir.
"memangnya siapa yang kau suruh keluar?"sahut pria tampan itu dengan tatapan tajam yang ia berikan pada Luhan yang kini menatapnya kesal.
"apa kau juga akan melihatku mengganti pakaian ?"bentak Luhan tidak sabar, ia kedinginan belum lagi sebentar lagi ia harus berada dalam air karena perlombaan renangnya.
"lakukan !"ucap pria tampan itu menatap bathrobe Luhan, Luhan mendengus kesal.
"manajer Kim.."panggil Luhan dan manajer Kim mengangguk.
"mungkin kalian sudah tau, Luhan adalah atlet renang terbaik di Korea"ucap manajer Kim.
"siapa?"tanya pria tampan itu sedikit terkejut.
"dia?"lanjutnya meremehkan, Luhan langsung menatapnya tak suka.
"anda tidak tau Luhan? Dia adalah atlet renang yang selalu mencetak skor baru"ucap manajer Kim yang membuat Luhan tersenyum bangga.
"memangnya aku harus tau?"tanya pria tampan itu
"kau tau perlombaan renang 400m dengan gaya bebas antar SMU Korea? Akulah yang terpilih bahkan hingga babak final, LUHAN!" Luhan mulai menyombongkan dirinya dan menekan kata saat menyebut namanya sendiri, seolah bangga dengan prestasinya yang memang luar biasa.
"cepat keluarkan dia dari list" ucap pria tampan itu santai, membuat semua yang ada disana menegang kecuali Luhan yang hanya tersenyum remeh.
"batalkan perlombaannya appaku lah yang mensponsori perlombaan live itu. Aku tidak suka mensponsori orang sombong sepertinya, cepat batalkan!"lanjut pria tampan itu menatap tajam Luhan yang kini menatap pria itu terkejut.
"manajer Kim, kau dengarkan? Aku bisa istirahat hari ini"ucap Luhan tenang.
"Luhan kenapa sikapmu seperti ini?"tanya manajer Kim khawatir
" 75% penonton yang hadir adalah supporter Luhan, dan juga banyak wartawan yang meliput perlombaan besar ini, jika Luhan tidak datang kita akan mengalami kerugian"ucap salah satu pengawal pria tampan itu yang juga khawatir.
"lalu kau pikir aku butuh uang? Cepat batalkan perlombaannya, aku tidak suka dia"desis pria itu tajam.
"persdir sendiri yang akan turun tangan mengenai ini, dia tidak menginginkan masalah apapun, jadi mohon pertimbangkan.."mohon pengawalnya yang juga takut akan di pecat.
"presdir?"ulang pria tampan itu sambil menatap Luhan, dan Luhan hanya menatapnya santai.
"namanya siapa tadi?"tanya pria tampan itu pada pengawalnya.
"Luhan!"
"jadi jangan membuatku menyesal dengan keputusanku! Aku akan melihat seberapa bagusnya kau berenang, Luhan!"ucap pria tampan itu lalu segera mengambil ranselnya dan keluar di ikuti para pengawalnya juga cleaning service beserta atasannya.
"astaga Luhan! Mengapa kau membuat masalah dengan anak dari donatur terbesar perlombaanmu? Kau membuatku gila!"ucap manajer Kim setelah semuanya keluar dan Luhan yang mengganti bajunya.
"dia yang membuat masalah.."jawabnya enteng lalu segera keluar mendahului manajer dan pelatihnya.
"aku tidak percaya aku harus bekerja untuknya, dia menganggap dirinyalah yang terbaik hingga dia bisa bersikap seperti ini"desis manajer
"belakangan ini dia sangat keras kepala, bahkan dia tidak bicara dengan senior dan juniornya bahkan beberapa kali melewatkan latihannya."ucap pelatih.
"apa dia pikir kita semua lelucon baginya?"tanya manajer Kim kesal lalu segera keluar menyusul Luhan yang sudah duduk manis di kursi penumpang dengan earphone yang menutupi daun telinganya di ikuti sang pelatih.
.
.
Seorang pria bermata bulat kini tengah berlari secepat mungkin ke area perlombaan dengan membawa 2 kantung besar di tangan kanan dan kirinya yang berisi makanan untuk peserta lomba yang kini bersiap di ruangan.
BRAKK...
"maaf sedikit terlambat, tadi ada halangan sebelum aku datang kemari..."ucapnya sambil meletakkan 2 kantung berat yang ia bawa dengan nafas yang masih memburu.
"tidak masalah, ini bayarannya dan ini untuk mu yang rela berlari dari depan area sampai masuk ke ruangan ini."
"terima kasih banyak, saya permisi..."pamit pria bermata bulat itu dengan senyum manis sebelum pergi.
Dia berjalan terburu buru hingga tak sengaja menabrak seseorang yang berjalan berlawan arah dengannya.
"ah... maafkan aku, aku sedang terburu buru" ucap pria bermata bulat itu, sedangkan yang di tabrak hanya mengangkat bahunya acuh lalu lewat begitu saja. Pria bermata bulat itu sempat berfikir sebentar sebelum memekik senang.
"OH SEHUN!"
Pria yang tadi pun menoleh dan menatapnya bingung.
"kau mengenalku?"tanya pria itu bingung. Pria bermata bulat itu tersenyum senang lalu segera berlari dan memeluk Sehun yang masih terkejut.
"kau tumbuh dengan baik, bahkan tinggimu sudah melebihiku...aku sangat merindukanmu Sehun"ucap pria bermata bulat itu, Sehun langsung melepas pelukannya dan menatap pria itu bingung.
"kau siapa?"tanyanya.
"oh astaga! Kau lupa padaku? Kau pikir kau bisa melupakanku semudah itu hanya karena tubuhmu lebih tinggi dariku hah?" kesal pria bermata bulat itu sedikit kesal, membuat Sehun berfikir sebentar.
"Kyungsoo?"tebaknya ragu.
"ya, ini aku"
"benarkah? Senang sekali bisa bertemu denganmu di hari pertamaku pulang ke Korea, sedang apa kau disini?"
"aku bekerja paruh waktu sekarang, dan aku baru saja mengantarkan pesanan untuk peserta. Kau sendiri? Bukankah kau tidak suka olahraga renang?"ucap Kyungsoo.
"itu karena appaku yang mensponsorinya"jawab Sehun seadanya.
"ah...mengapa aku bisa lupa dengan hal besar seperti itu, baiklah selamat bersenang senang dan sampai bertemu lagi"ucap Kyungsoo
"kau tidak menonton?"tanya Sehun.
"pekerjaanku lebih penting dari pada perlombaan besar ini yang di siarkan di televisi"jawab Kyungsoo.
"baiklah.. aku akan menghubungimu lewat email nanti"
.
.
Sehun berjalan memasuki pintu khusus para peserta karena dia tidak ingin berdesakan dengan para supporter yang menurutnya sangat berisik, tapi ketika dia sudah berada di depan pintu masuk para security menghalanginya.
"maaf, para supporter harus masuk melalui pintu depan" ucap salah satu security itu, membuat Sehun berdecak kesal. Supporter ? bahkan dia tidak akan datang jika appanya tidak mensponsori perlombaan besar ini.
"supporter ? jangan bercanda. Aku anak dari orang yang mensponsori perlombaan ini, kedatanganku sudah di tunggu reporter di dalam sana!" ucap Sehun tidak suka dan melewati security itu, tapi dia kembali di tahan.
"sudah ada 5 orang yang mengatakan itu pada kami jadi silahkan lewat di pintu depan" Sehun menggeram kesal.
"apa aku harus menunjukkan kartu VIP Korea ku?" sahut Sehun tidak sabar.
"tunjukkan !"tantang security itu
Sehun segera membuka ranselnya dan mengambil kartu VIP yang ia letakkan sembarangan dalam tasnya, tapi ia mengernyit bingung, pasalnya di dalam ransel yang ia bawa sekarang hanya ada peralatan renang dan ponsel.
"apa anda kehilangan sesuatu tuan muda ?" cibir security yang melihat Sehun kebingungan.
"Luhan ?"desis Sehun terkejut ketika melihat foto Luhan yang memegang trophy dengan baju renang di layar ponsel putih dalam ranselnya.
MEANWHILE
"Bagaimana bisa kau tidak membawa peralatan renang mu Luhan ? bukankah aku sudah menyarankan agar peralatanmu di letakkan dengan milik peserta lain? Astaga... perlombaan akan di mulai 5 menit lagi dan sekarang namamu sudah di panggil panggil karena hanya kau yang belum berdiri di lintasan...mengapa kau sangat ceroboh ?"bentak pelatih yang kini sedang memikirkan cara cepat untuk pergi ke hotel yang di tempati Luhan dalam waktu kurang dari 5 menit.
"mengapa kau hanya menyalahkanku ? Sehurusnya kau memanggil pria kurang ajar yang tadi membuat rusuh di kamar hotelku hingga membuatku terlambat dan juga karena ranselnya yang sama dengan ranselku membuatnya sembarangan mengambil ransel di kamar itu." Gerutu Luhan kesal. Luhan sangat kesal pada manajer dan pelatihnya, ia sudah mengatakan berulang kali jika ia tidak mau ikut jika lomba di adakan di pagi hari karena mengganggu jam tidurnya, tapi manajer dan pelatihnya sangat memaksa karena alasan ini adalah perlombaan besar yang disiarkan secara langsung.
"Oh Sehun maksudmu ?" tanya pelatih memastikan.
"enatah, aku tidak tau dan tidak mau tau siapa namanya"jawab Luhan seenaknya.
"aku harap dia benar benar datang" gumam pelatih sebelum berlari keluar membuat Luhan bingung.
Pelatih Luhan ingat tentang perkataan Sehun tadi di kamar hotel Luhan jika ia akan melihat aksi Luhan di lomba ini, jadi sang pelatih berlari dan berdoa agar Sehun benar benar datang dengan membawa ransel milik Luhan.
.
.
" seharusnya kau lebih cepat datang aku lelah berdiri di depan security gila itu, aku harap appa benar benar memecatnya. Dan apa apaan pelatih tadi ? dengan seenaknya mengambil ransel Luhan tanpa mengembalikan ranselku ? aku sudah berfirasat jika ini adalah hari terburuk di sepanjang sejarah hidupku!" gerutu Sehun saat sudah di perbolehkan masuk di ikuti pengawal setianya.
"maafkan aku tuan muda"
"tidak ada gunanya meminta maaf pada hal yang sudah terjadi!" desis Sehun tajam.
" apa kau Oh Sehun putra dari presdir Wu ?"
" Sudah berapa lama anda berada di Korea?"
" kami dengar anda yang meminta agar presdir mau mensponsori perlombaan besar ini? Astaga.. anda benar benar pribadi yang begitu baik."
" bagaimana dengan perlombaan berikutnya atau perlomban besar atlet lainnya ? Apa anda juga akan menyarankan presdir untuk mensponsorinya ?"
Sehun di kejutkan dengan banyaknya reporter yang kini sedang mengelilinginya dengan berbagai pertanyaan dan membuatnya bingung harus menjawab apa.
"presdir memang berkata pada publik jika andalah yang menyarankan agar presdir mensponsori perlombaan besar ini"jelas pengawalnya.
"astaga, mengapa appa begitu berlebihan? Dia masih ingatkan jika aku membencinya?" gumam Sehun, sebelum tersenyum ramah pada reporter yang mengelilinginya.
"ya aku Oh Sehun, aku menyarankan agar appaku tidak hanya mensponsori perusahaan / produk baru / desiner saja jadi aku menayarankan agar appaku juga mensponsori perlombaan besar ini. Bukankah perlombaan ini juga yang akan membuat nama Korea menjadi lebih di kenal?" ucap Sehun dengan nada sangat ramah dan lebih bersahabat. Bukankah dia aktor yang baik? Yang benar saja orang seperti Sehun mau mengurusi hal hal rumit seperti itu.
"anda benar sekali, anda mewarisi ketegasan presdir Wu dan kelembutan hati ketua dewan Jessica Jung.. anda benar benar tumbuh dengan baik."
Sehun tersenyum simpul mendengar pujian reporter di depannya dan pengawalnya meminta ijin pada salah satu reporter untuk membawa Sehun duduk di bangku supporter untuk melihat perlombaan yang sudah di sponsorinya, dan dengan senang hati para reporter itu membiarkan Sehun menikmati perlombaan besar ini.
Sehun duduk tenang dengan pandangan kosong, setelah berbicara dengan reporter tadi membuat Sehun benar benar kehilangan moodnya.
"jadi selama ini begitukah berita tentang diriku di Korea ?"gumam Sehun menatap Lurus pada para peserta yang sudah berdiri di lintasan masing masing begitu juga dengan Luhan yang kini sudah berdiri di Lintasan 3. Pengawal Sehun yang mendengarnya hanya menatap iba pada tuan mudanya.
" Perlombaan akan segera di mulai...triakan para supporter semakin keras di dalam area perlombaan"
Peluit pun di bunyikan, para peserta mulai perlombaan mereka. Luhan dengan sekuat tenaga dengan tubuh kecilnya berusaha melawan lawannya yang bertubuh lebih besar darinya, dia harus mendapatkan medali emas dalam perlombaan ini, karena ini memang impiannya, meskipun ia bertindak sangat tidak sopan pada manajer dan pelatihnya bahkan juga pada senior dan juniornya.
"seperti yang diperkirakan. Keduanya berebut untuk memimpin lomba! Sangat ketat!"
" Luhan di lintasan 3 dan Ok Taecyeon di lintasan 4"
"Mereka bersaing memperebutkan posisi pertama"
"Sejauh ini, waktu mereka sangat bagus"
Luhan berkonsentari membagi pasokan udara dan kecepatan lengan dan kakinya, ia tidak bisa mendengar suara gaduh di sekitarnya hingga ia harus memperkirakan sendiri sejauh mana ia meninggalkan lawannya / sejauh mana ia tertinggal lawannya.
" Luhan, Ok Taecyeon... Luhan, Ok Taecyeon...Luhan, Ok Taecyeon..."
"waktunya Luhan.. waktunya..."
Luhan sudah berdiri di lintasan finish dan mendengar teriakan namanyalah yang paling keras, dia melihat pelatih dan manajernya mengacungkan kedua ibu jari padanya, membuatnya berdebar dan bersiap mendengarkan pengumuman dari pesiar, karena ketika ia sudah sampai di garis finish ia juga melihat Taecyeon sudah berada di sampingnya.
"Memecahkan rekor dan dia mendapatkan medali emas"
Taecyeon menepuk bahunya dan mengatakan selamat membuat Luhan masih bingung, dia belum mendengar siapa pemenangnya, dia ragu dengan pemikirannya.
"Luhan baru mencetak sejarah renang gaya bebas tingkat SMU"
"Luhan di jalur 3 mendapatkan medali emas... 4 menit 3 detik"
Luhan bersorak dan segera memeluk Taecyeon erat dan Taecyeon mengucapkan selamat berkali kali padanya, meskipun mereka lawan, tapi mereka bersahabat karena sudah beberapa kali mereka mendapatkan lomba di acara yang sama.
"hwaa... aku tidak percaya ini"ucap Luhan dengan mata berbinar, Taecyeon terkekeh mendengarnya.
"astaga, aku sangat iri dengan si kecil ini.."ucap Taecyeon berpura pura merajuk
"tapi kau juga hebat, ini hanya keberuntunganku...lain kali kalahkan aku!" sahut Luhan senang
"pasti!"
Lalu mereka segera naik ke permukaan kolam, dan manajer Luhan segera memberikan Luhan handuk dan mengucapkan selamat, begitu juga dengan pelatih, senior dan juniornya.
.
.
Sehun yang masih berada di bangku penonton terus menatap Luhan yang kini sedang tertawa bahagia setelah menerima medali emasnya.
"tubuhnya sangat kecil, tapi dia bisa mengalahkan lawannya yang berbadan besar juga berotot..jika aku menjadi lawannya aku akan malu dengan ototku"gumam Sehun lalu segera berdiri dan pergi di ikuti pengawalnya.
"jangan ikuti aku, tadi aku membawa motorku sendiri"ucap Sehun pengawalnyapun hanya mengangguk. Ia sedikit berjalan jalan dari lantai atas hingga bawah, dan cukup menghabiskan banyak waktu.
Hingga Sehun kini berjalan melewati ruangan para peserta, saat dia melewati ruangan SMU Sekang yang pintunya sedikit terbuka ia mendengar sedikit kegaduhan.
"Luhan ! tidak bisakah kau bersikap lebih sopan ? mereka hanya ingin menyentuh medali emasmu tidak mengambilnya, mengapa kau harus memukulnya ? mengapa semakin hari kau semakin arogan? Apa mau mu ? kau sudah bertindak semaumu belakangan ini, bahkan aku mengijinkanmu menginap di hotel pilihanmu dan membiarkanmu datang terlambat pagi tadi! Apa kemauanmu yang belum ku penuhi hah?" bentak manajer yang duduk di depan Luhan, Luhan yang berdiri hanya menatap datar manajernya.
"aku ingin istirahat..."ucap Luhan
"si brengsek kecil itu benar benar" desis Sehun
"istirahatlah...aku pikir kau memang butuh istirahat, aku tidak tau apa yang membuat emosimu meluap hari ini."
"maksudku... aku ingin benar benar istirahat"ucap Luhan membuat manajernya menatap Luhan bingung.
"aku ingin vakum selama 1 tahun..."lanjutnya
"apa ? jangan bercanda Luhan!"bentak manajernya.
"aku tidak bercanda manajer Kim"
"sekarang apa lagi? Mengapa kau mempermainkan kami Luhan ? setelah mendapatkan medali emas ini kau berniat untuk vakum ? kau pikir kami hanya lelucon bagimu ?"bentak manajer Kim dan menatap Luhan nyalang, Luhan hanya diam sambil menatap manajer Kim dengan tangan yang menggenggam erat medali emasnya.
"keluarlah... pelatih dan yang lain menunggumu di luar, kita bahas lagi nanti"ucap manajer sambil memijat keningnya, Luhan pun keluar ruangan dengan membawa ranselnya tanpa memperhatikan sekitar, bahkan dia tidak mempedulikan Sehun yang berdiri di samping pintu ruangan.
"Luhan !" panggil Sehun, tapi seolah tuli Luhan tidak menanggapinya lebih tepatnya berpura pura tidak mendengar, membuat Sehun geram. Sehunpun menarik lengan Luhan kasar membuat Luhan mendesis sakit dan menatapnya nyalang.
"Brengsek! Lepaskan aku!" triak Luhan keras, mungkin ia masih terbawa emosi, entah apa yang membuatnya marah hari ini.
Semua orang yang masih berada disana menatap Luhan dan Sehun begitu juga dengan manajer Luhan yang langsung keluar ruangan karena mendengar teriakan Luhan.
"setidaknya kau harus mengembalikan ransel milikku, kau tau ? aku mengalami kesulitan setelah bertukar ransel denganmu!"ucap Sehun dan menatap tajam Luhan.
Luhan menghela nafas kasar, matanya sudah berkaca kaca tapi dia masih menatap Sehun tajam, lalu matanya menangkap para reporter yang masih belum pulang telah merekam bahkan memotret kejadian ini, bahkan dia sempat melihat beberapa paparazi yang bersembunyi disana.
"jika kau tidak ingin merasakan amarahku pergilah!" desis Luhan tajam dan menghempaskan tangan Sehun tapi sebelum ia pergi jauh Sehun kembali mencengkram lengannya, membuatnya kehilangan kesabaran, Luhan membalikkan badannya dan memukul tepat di rahang Sehun menggunakan tangan kanannya yang bebas dari cengkraman tangan Sehun.
" bukankah aku sudah memperingatimu ?" triak Luhan dengan wajah memerah, Luhan segera berlari menjauhi area perlombaan yang kini semakin ramai.
Sehun memegang rahangnya yang terasa nyeri dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya memegang medali Luhan yang tadi terjatuh. Ya, Sehun mencengkram lengan Luhan untuk memberikan medalinya yang terjatuh ketika menghempaskan tangannya dari tangan Sehun, membuat Luhan tidak sadar melepaskan medali emasnya.
"apa anda baik baik saja?"tanya manajer Luhan khawatir dan juga beberapa reporter yang terus menanyainya ini dan itu.
.
.
Kini Sehun tengah duduk santai dalam ruangan peserta SMU Sekang yang pintunya sudah tertutup dengan reporter yang masih setia menunggu di luar untuk mendapatkan berita terbaru mengenai putra dari presdir Wu. Di dalam ruangan itu sudah ada manajer Kim (manajer Luhan) , Kris Wu dan Jessica Jung (orang tua Sehun) dan beberapa bodyguard yang di bawa Kris untuk berjaga di pintu Luar dan dalam.
"bagaimana bisa anak didikmu melukai putraku seperti ini? Jika tau akan seperti ini kejadiannya, seharusnya suamiku tidak mensponsori perlombaan ini...bagaimana jika putraku terluka parah?"ucap Jessica marah sambil mengusap kepala Sehun sayang.
"eomma tidak perlu berlebihan seperti itu, aku baik baik saja."ucap Sehun datar dan menghindari tangan jessica yang ingin mengelusnya lagi.
"Sehun! Berbicaralah dengan sopan pada eomma mu !"sahut Kris, Sehun langsung menatapnya benci.
"eomma?" ulang Sehun sambil menatap ayahnya dengan smirk di ujung bibirnya, membuat Kris menghela nafas berat.
"maafkan Luhan, suasana hatinya sedang buruk sekarang, jadi dia tidak sengaja memukul tuan muda Sehun. Sekali lagi maafkan anak didik saya..."ucap manajer Kim menyesal.
"semudah itu ?"tanya Jessica menatap manajer Kim tajam, membuat manajer Kim terkejut.
"lalu saya harus berbuat apa nyonya Wu agar kesalahan ini termaafkan..."tanya manajer Kim.
"keluarkan Luhan dari kegiatan renangnya!"jawab Jessica membuat manajer Kim, Kris dan Sehun terkejut.
"apa ini tidak keterlaluan? Dia hanya memukul Sehun..."ucap Kris merasa jika istrinya berlebihan.
"hanya memukul katamu? Ini masih awal, bagaimana jika hari berikutnya dia akan mencelakai Sehun? Kau pasti taukan seberapa banyak orang yang ingin mencelakai putra kita? Pikirkan itu juga sayang, dia tidak akan berhenti sampai disini!" ucap Jessica.
"sepertinya aku harus pergi sekarang..."ucap Sehun sambil membawa ranselnya yang tadi sudah di berikan oleh pelatih Luhan dengan tangan yang masih menggenggam medali emas Luhan.
"Sehun ! kita pulang bersama, motormu akan dibawa sekertaris yoon"ucap Kris, membuat Sehun berhenti dan menatap kearah ayahnya.
"tapi...aku akan pulang ke rumah eomma"ucapnya, membuat Jessica menegang.
"manajer Kim aku tidak bermain main dengan ucapanku..."ucap Jessica
"baiklah Sehun...ayo kita pulang ke rumah " ucap Jessica dan segera menarik Sehun keluar.
"presdir Wu, saya akan melakukan seperti apa yang nyonya Wu katakan, jadi sekali lagi maafkan kami.."ucap manajer Kim
"aku tidak mempermasalahkannya..."ucap Kris lalu segera keluar
.
.
Brukk...
"brengsek! Kau anggap siapa dirimu sialan ?"
Brukk ...
"hh..hentikann...ku..mohon..." rintih Luhan merasakan sakit di sekujur tubuhnya.
"hentikan! Jangan sampai dia mati, nyonya Wu hanya memerintahkan kita untuk membuatnya cidera..."ucap salah satu dari mereka, lalu merekapun pergi meninggalkan Luhan di pinggiran jalan yang sepi.
Saat Luhan keluar dari area perlombaan tadi, tiba tiba dia di sekap dan dibawa pergi dengan segerombol pria berbaju hitam, lalu membawanya ketempat sepi dan memukulinya hingga dia terkapar lemah seperti sekarang di pinggiran jalan yang sepi, sepertinya ini jauh dari kota.
.
.
"Baekhyun!"triak seorang pria cantik terkejut melihat putranya pulang dengan membawa seseorang yang keadaannya jauh dari kata baik. Ibu Baekhyun segera membantu anaknya untuk membawa orang asing yang sudah tak sadarkan diri dengan darah di tubuhnya itu masuk ke dalam rumah.
"siapa anak ini Baek ? diamana kau menemukannya ? astaga...siapa orang yang tega memukuli anak ini?" Ucap ibu Baekhyun cemas sambil mengobati tubuh orang asing itu. Heechul namanya, dia adalah laki laki istimewah yang bisa hamil hingga ia bisa memiliki Baekhyun sebagai putra tunggalnya.
"aku menemukannya di dekat kompleks rumah kita, jalan disana kan sangat sepi, jadi tidak ada seorangpun yang membantunya, sepertinya tadi aku sangat terlambat menemukannya, dia sudah tak sadarkan diri saat aku membantunya." Ucap Baekhyun khawatir, bahkan matanya berkaca kaca.
"tidak sayang, kau tidak terlambat...jangan bersedih, dia akan baik baik saja"ucap ibu Baekhyun sambil mengusap kepala anaknya yang sangat manja, lalu kembali membersihkan wajah orang asing itu yang sebagian tertutup dengan darah.
"eomma... bukankah itu Luhan ?"tanya Baekhyun merasa tidak asing dengan wajah seseorang yang baru saja ia tolong.
"Luhan ? atlet renang itu ? tidak mungkin, hari ini pasti Luhan sedang merayakan pesta untuk medali emas yang tadi ia dapat."ucap ibu Baekhyun
"benar juga..tapi mengapa dia sangat mirip dengan Luhan?"gumam Baekhyun.
.
.
" ketua dewan menginginkan Luhan keluar dari kegiatan renangnya..."ucap manajer Kim.
"lalu kita harus bagaimana ? separah apa Luhan memukul Sehun ?"tanya pelatih terkejut.
"tentu saja mengeluarkannya dari ekstrakulikuler renangnya...aku tidak tau separah apa, yang pasti Luhan memukulnya tepat di rahangnya."
"manajer Kim..apa anda bersungguh sungguh ?" tanya pelatih terkejut.
"hmm...lagi pula untuk apa kita menyimpan atlet berjuara dengan sikap sombong seperti itu ? aku selalu khawatir berapa aku harus membayar kontraknya, dia adalah mimpi buruk ku..hahaha..." manajer Kim tertawa dengan keras, seolah kejadian ini membuat bebannya terangkat.
"tapi , mungkin dia bisa memperbaiki sikap buruknya"ucap pelatih masih ragu
"atau mungkin dia akan semakin parah, bahkan dia sudah beberapa kali absen di latihan pentingnya, dia hanya akan menyusahkan kita, lagi pula dia sudah memberikan kita cukup uang dan membawa nama kita dengan kejuaraan tadi, keluarkan dia." Sahut manajer Kim.
"lalu.. apa kita akan tetap membayar kontraknya? Anak didik kita yang lain tidak begitu bisa di andalkan, lalu dari mana kita akan mendapatkan uang lebih untuk membayar kontrak setiap anak yang mengikuti lomba?"
"kita harus memikirkan cara untuk menyelamatkan nama sekolah dan ekstrakulikuler dan memikirkan cara untuk mengeluarkan Luhan dengan alasan logis di depan publik."jelas manajer Kim, pelatih hanya mengangguk sesekali berpikir.
"bukankah dia sedang bermasalah dengan Oh Sehun ? mungkin anak dari presdir Wu bisa kita manfaatkan juga..."
"kenapa anda tiba tiba membahas putra presdir Wu?" tanya pelatih terkejut dan sedikit marah
" karena mungkin dia bisa membantu kita untuk mengeluarkan Luhan, apalagi ketua dewan sendiri yang menginginkan Luhan keluar." Pelatih kembali mengangguk menyetujui tindakan manajer Kim, sampai suara deringan di ponsel manajer Kim membuat mereka terkejut, awalnya manajer Kim ingin mengabaikannya ketika melihat nama salah satu anak didiknya, tapi akhirnya ia mengangkatnya karena takut jika ada masalah.
"ada apa ?"
"manajer Kim... kami dengar Luhan di hajar oleh bodyguard presdir Wu, karena tadi Jungkook melihat Luhan dibawa paksa bodyguard yang berjaga di pintu depan area perlombaan, kita harus bagaimana ? beberapa guru mulai mencarinya tapi sampai sekarang mereka belum menemukan dimana keberadaan Luhan..."
Manajer Kim tersenyum ketika mendengar ucapan salah satu anak didiknya, lalu dengan santai mematikan sambungan tanpa mendengar kelanjutannya.
"ada apa manajer Kim?" tanya pelatih.
"sepertinya kita tidak perlu bersusah payah memikirkan cara untuk mengeluarkan Luhan karena presdir Wu sudah memulainya... hubungi Luhan, bilang padanya jika besok kita bertemu."ucap manajer Kim masih dengan senyum puasnya.
.
.
"eomma pasti sangat merindukanmu..."ucap Kris menatap Sehun yang duduk di belakang dari kaca mobil.
"tentu saja, dia berbeda dengan mu!"sahut Sehun ketus.
"Sehun..bicaralah sopan pada appamu, apa kau tidak pernah belajar sopan santun di Canada ?" tegur Jessica
"aku belajar sopan santun ? sementara orang tuaku melewatkan masa pertumbuhanku dan meninggalkanku di Canada sendirian"
"maafkan kami, kami tidak bermaksud seperti itu, kami tidak meninggalkanmu sendirian, disana masih ada pamanmu yang bisa mengajarimu sopan santun dan menjagamu...jangan menganggap kami telah membuangmu Sehun" ucap Jessica menyesal membuat Sehun berdecih.
"maksudmu agar paman mengajariku minum minuman keras dan narkoba ?kalian sungguh baik sekali..."sindir Sehun mengingat pamannya di Canada sering pulang dalam keadaan mabuk dan membawa wanita yang berbeda setiap harinya.
Kris mendengarnya, meskipun Sehun berkata sangat pelan dia bisa mendengarnya, dia tau jika kakak iparnya atau lebih tepat kakak dari Jessica yang berada di Canada memiliki keperibadian yang buruk. Dia menyesal melewatkan masa pertumbuhan Sehun dan menitipkan anaknya pada orang yang kurang tepat, tapi semuanya kembali pada Sehun, Kris hanya ingin melindungi Sehun saat itu.
Akhirnya mobil mereka berhenti tepat di depan mansion mewah yang sangat di rindukan Sehun, Sehun segera keluar dari mobil dan masuk kedalam yang telah disambut dengan maid maid yang sedang mengerjakan tugasnya.
"selamat datang tuan muda Oh..."
Sehun tidak mempedulikan sapaan para maid yang ia lewati, dia hanya berjalan tergesa menuju kamar yang terletak di ujung lantai 2. Setelah berdiri di depan pintu kamar yang ia tuju, Sehun membuka pintu itu dengan pelan. Di lihatnya seorang pria yang sangat ia rindukan tengah bediri di samping jendela menatap halaman belakang, perlahan tapi pasti Sehun berjalan mendekat dan memeluknya erat, membuat pria itu sedikit terkejut.
"eomma..."desis Sehun dengan suara bergetar. Benar, ibu Sehun berbeda.
"Sehun ah..."panggil pria itu dengan suaranya yang lembut, memaksa Sehun untuk menatapnya.
"aku pulang...eomma"ucap Sehun dengan senyum tulus, Senyum yang hanya ia tunjukkan pada ibunya.
"hiks... akhirnya kau pulang, anakku..."
"aku merindukanmu...hiks... aku merindukanmu..."ucap pria itu sesenggukan dan memeluk anaknya dengan erat, seolah anaknya akan pergi lagi jika ia lepas.
"aku juga merindukanmu eomma...sangat merindukanmu..."
"hiks...lihat ! kau tumbuh dengan baik, kau menjadi anak yang sangat tampan dan juga sehat, bahkan kau lebih tinggi dariku, eomma menyesal melewatkan masa pertumbuhanmu...hiks...astaga, aku tidak percaya anakku kini berdiri di depanku dan sedang berada dalam pelukanku..."ucap pria itu memperhatikan keadaan fisik Sehun yang terlihat sangat baik, ia memeluknya lagi menghempaskan semua rasa rindu dan bebannya di pelukan putra tunggalnya.
"mengapa kau tidak pernah mengangkat telfon ketika aku menelfonmu ? apa kau membeciku Sehun karena aku ibu yang berbeda? Mengapa kau juga tidak menghubungiku saat kau tiba di Korea...hiks... seburuk itukah aku, bahkan dimata anakku sendiri...hiks..."
"Eomma, aku punya alasan sendiri untuk itu, sungguh! aku tidak membencimu"jelas Sehun.
"Suho..." Sehun dan ibunya mengalihkan pandangannya pada Kris yang kini sudah berdiri di depan pintu.
"Kris..."gumam Suho
"maaf tidak mengunjungimu selama 1 minggu...aku benar benar menyesal"ucap Kris sambil memeluk istrinya erat.
"tidak masalah, aku tau pekerjaanmu sangat banyak, maaf aku tidak bisa membantu.."balas Suho sambil mengusap punggung suaminya.
"maaf mengganggu kegiatan kalian...dan hai Suho!"ucap Jessica yang kini sudah masuk di dalam kamar Suho dan Kris. Suho hanya menatap perempuan itu tanpa merespon sapaannya, begitu juga dengan Kris dan Sehun.
"Suho..sepertinya kau sangat terkejut dengan kedatangan Sehun, Sehun ah...apa kau tidak menelfonnya...kau hanya menelfon eomma ? sepertinya anakku sudah dewasa sekarang."lanjut Jessica sambil mengusap lengan Sehun, seakan bangga telah memiliki anak sepertinya.
"ahjuma ! siapa yang kau sebut anakmu disini ?"desis Sehun menatap benci pada Jessica.
"sepertinya aku harus mengantarmu pulang, kau tidak akan bisa akrab dengan Sehun jika satu rumah" ucap Kris menarik Jessica keluar.
" Suho!aku akan mengantarnya sebentar, nanti aku akan kembali..." Suho hanya mengangguk lalu membantu Sehun untuk merapikan barang barangnya
"jadi kenapa kau tidak pernah menjawab telfonku atau menghubungiku ? mengapa kau lebih memilih menelfonnya ? bahkan saat kau tiba disini, kau lebih memilih untuk menelfonnya... ada apa ? apa kau takut jika temanmu di Canada tau jika ibumu seorang laki laki ?"gumam Suho sambil melipatkan pakaian Sehun, dia menolak untuk dibantu maid karena dia ingin merapikan pakaian anaknya sendiri.
"bukan karena aku malu, bahkan temanku di Canada tau jika ibuku laki laki. Aku hanya tidak ingin mendengar tangisan eomma karena merindukanku, maka dari itu aku tidak menghubungimu. Aku juga takut menangis karena terlalu merindukanmu, dan juga aku ingin memberimu kejutan atas kedatanganku tapi sepertinya bukannya terkejut, eomma lebih terlihat kecewa, maafkan aku eomma."ucap Sehun yang kini duduk di ranjangnya.
"tapi setidaknya kau harus mengirim pesan, eomma seperti tidak hidup selama 4 tahun ini" Suho beralih duduk di samping Sehun sambil mengusap pipinya sayang.
"maaf eomma..."sesal Sehun menatap ibunya, Suho menggeleng sambil tersenyum lalu memeluknya erat.
"dari pada kecewa, aku lebih bahagia karena sekarang kau berada di dekatku anakku...aku bahagia sekali sekarang"Suho menepuk punggung tegap Sehun dan Sehun tersenyum, ibunya masih sama seperti 4 tahun lalu. Penuh kasih sayang dan juga orang yang lembut.
"Sehun ! apa appamu membicarakan sesuatu saat menjemputmu tadi?"tanya Suho
"tidak, dia hanya bilang jika eomma sangat merindukanku"jawab Sehun
"appamu ingin kau sekolah di daerah yang sedikit terpencil, sekolah ber asrama di ujung kota apa kau masih ingat sekolah itu?"jelas Suho.
"apa ? mengapa aku harus sekolah disana ? disini masih ada sekolah yang lebih baik dari itu, orang itu benar benar tidak ingin melihatku, apa dia sengaja melakukan ini ? apa karena wanita murahan itu ?" sahut Sehun kesal.
"Sehun, perhatikan bahasamu ! appamu bukan orang seperti itu, dia sangat menyayangimu maka dari itu dia ingin kau bersekolah disana. Lagi pula, sekolah mana yang akan menerima siswa pindahan yang sudah dikeluarkan selama 20 kali selama 1 tahun disekolah ?"ucap Suho menenangkan anaknya, dia tahu jika Sehun tidak akan suka ini.
"lalu, apa eomma ingin kutinggal lagi ? apa eomma tidak ingin tinggal bersamaku ? apa hanya karena aku sudah 20 kali di keluarkan dari sekolah? Apa eomma tidak bisa membayar lebih pada sekolah agar mereka bisa menerimaku ? mengapa harus sekolah itu ? apa appa masih ingin menyembunyikanku ? bahkan publik sudah tau jika aku sudah kembali di Korea !" Sehun benar benar tidak bisa mengontrol emosinya.
"Sehun!apa kau pikir aku juga ingin berpisah denganmu lagi setelah 4 tahun ini ? jika ini demi kebaikanmu aku bisa apa ? eomma hanya menginginkan kebahagianmu, apa itu sulit ? lagi pula sekolah itu tidak buruk, hanya saja tempatnya sedikit terpencil. Tolong mengertilah Sehun, dan berhenti membenci appamu ! aku bisa mengunjungimu, dan kau bisa mengunjungi eomma setiap hari."ucap Suho sedikit frustasi menghadapi anaknya yang tumbuh menjadi anak yang keras kepala.
"apa eomma akan bahagia jika aku disana ? apa eomma tidak merasa kesepian di rumah ini sendirian?"tanya Sehun.
"tentu, eomma akan sangat bahagia karena anak eomma mau mendengarkan dan menjalani perintah appanya. Dan jangan khawatir, appamu selalu merawat eomma dengan baik"jawab Suho
"baiklah, tapi ini demi eomma buka karena appa"ucap Sehun membuat Suho tersenyum.
"ayo turun dan makan bersama, sebentar lagi pasti appamu datang!"
.
.
"nngghh..."Luhan menggerakkan tubuhnya yang terasa sangat sakit, ia mengerjapkan matanya dan tersadar jika ia tidak lagi di jalanan.
"kau sudah bangun ? apa yang kau rasakan sekarang?" tanya Heechul lembut sambil mengusap peluh di pelipis Luhan.
"tubuhku..sangat sakit...ini dimana ?"adu Luhan dengan mata teduhnya menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya, Heechul beralih mengusap perban yang berada di dahi Luhan.
"tenanglah sayang, ini dirumahku, kau aman disini dan aku sudah memanggil dokter, mungkin sebentar lagi dia akan datang..." Luhan menatap Heechul dengan mata yang sudah berkaca kaca.
"terimakasih..."ucap Luhan tulus, dan Heechul tersenyum.
"jangan sungkan, siapa namamu ?"tanya Heechul, Luhan membuka mulutnya untuk menjawab sebelum pintu terbuka sedikit keras, membuat Heechul maupun Luhan terkejut.
"eomma ! baru saja aku menonton televisi, disana mengatakan bahwa Luhan memukul putra dari seseorang yang menjadi seponsor besar di perlombaannya. Kalau tidak salah namanya Oh Sehun putra dari presdir Wu, dan menurut rumor Luhan akan di keluarkan dari ekstrakulikulernya. Bagaimana bisa terjadi sesingkat ini ? padahal baru tadi pagi dia mendapat medali emas, mengapa dia mencari masalah dengan putra dari presdir Wu ? apa sikap Luhan memang kasar seperti itu ?"ucap Baekhyun menggebu gebu.
"Baekhyun ! tenanglah, apa yang kau bicarakan?"tanya Heechul sedikit bingung karena anaknya berbicara dengan sangat cepat.
"Luhan memukul putra presdir Wu lalu ia dirumorkan akan dikeluarkan dari ekstrakulikulernya"ulang Baekhyun singkat.
"benarkah? Bagaimana bisa?"gumam Heechul tak percaya, pasalnya dia dan anaknya sangat mengagumi Luhan sebagai atlet renang muda terbaik di Korea selatan. Sementara Luhan yang mendengarnya hanya menatap kosong dengan air mata yang sudah mengalir di pipinya, ia terlalu terkejut dengan perkataan orang asing yang disebut sebut sebagai Baekhyun.
"hei...bagian mana yang sakit? Katakan ! aku akan mengusapnya, jangan menangis" ucap Heechul khawatir lalu segera menghapus air mata Luhan, Luhan hanya menggeleng pelan.
"tenanglah... sebentar lagi dokter akan datang"ucap Heechul lagi menenangkan Luhan. andai dia tau, Luhan menangis karena berita yang Baekyun bawa.
Tak lama dokter pun datang lalu segera memeriksa keadaan Luhan, sedangkan Heechul dan Baekhyun berdiri disamping ranjang Luhan sambil memperhatikan dokter yang memasang gips di bahu Luhan, dan sesekali ikut mengernyit saat mendengar teriakan sakit dari Luhan.
"dia mengalami cidera pada bahunya, jadi jangan membiarkannya melakukan aktivitas yang berat seperti olah raga yang berlebihan seperti berenang atau mengangkat barang yang berat karena akan menghambat proses penyembuhan di bahunya, saya akan melepas gipsnya 7 hari kedepan"jelas dokter Zang, dokter pribadi keluarga Baekhyun.
"aku mengerti, jadi setelah satu minggu apa keadaannya kembali normal ?"tanya Heechul khawatir.
"tergantung, aku akan memeriksanya lagi setelah melepas gipsnya.. ngomong ngomong, apa anda mengadopsi anak nyonya byun ? seharusnya anda mengadopsi anak yang lebih manly bukan yang manis seperti Baekhyun, dan aku sepertinya tidak asing dengan wajahnya, dia terlihat seperti atlet renang yang sekarang sedang hangat di bicarakan."tanya dokter Zang.
"dia anakku, jadi jangan bilang dia anak adopsi ! karena aku tidak membelinya dengan uang, aku membelinya dengan semua kasih sayangku... lagi pula aku suka dengan anak anak manis seperti mereka memenuhi rumahku." ucap Heechul sambil memukul pelan lengan dokter Zang, lalu mereka berdua tertawa bersama.
"baiklah, kalau begitu saya pamit"
"terimakasih dokter Zang!"ucap Baekhyun dengan senyum manis, dokter Zang hanya tersenyum dan mengacak rambut Baekhyun lalu pergi.
"jadi siapa namamu ? dan dari mana asalmu ? tenang saja, kami tidak akan mengusirmu" tanya Heechul tersenyum ramah.
"terimakasih.."gumam Luhan, Heechul mengangguk.
" jadi siapa namamu ?"tanya Hechul lagi.
"namamu Baekhyun ?" tanya Luhan menatap Baekhyun yang sedikit terkejut, menghiraukan pertanyaan Heechul.
"benar, aku Baekhyun" jawab Baekhyun sambil menatap ibunya bingung.
"apa berita yang kau bicarakan tadi benar?"tanya Luhan lagi, Baekhyun mengangguk ragu.
"entahlah, aku tidak yakin. Ada apa ?"tanya Baekhyun balik, tapi Luhan hanya diam menatap Baekhyun dengan raut kecewa. Dia kecewa karena jawaban Baekhyun tidak sesuai dengan keinginannya, ia ingin Baekhyun berkata jika berita itu tidak benar.
"h..hei..a...apa aku salah bicara?" tanya Baekhyun gugup, Luhan hanya menundukkan wajahnya dan menangis sejadi jadinya, ia bahkan lupa jika ini masih dirumah orang. Baekhyun dan Heechul saling bertatapan bingung, lalu Heechul mengernyitkan dahinya lalu memegang lengan Luhan lembut.
"mungkinkah kau Luhan ?" tanya Heechul hati hati, mendengar Heechul berkata seperti itu membuat isakannya bertambah keras bahkan ia sulit mengeluarkan kata kata dari mulutnya, Baekhyun menjadi tidak tega melihatnya.
"benarkah ? benarkah kau Luhan ?"tanya Heechul lagi lebih lembut, ia menangkup pipi Luhan dengan kedua tangannya agar Luhan menatapnya.
Luhan menatap Heechul dengan wajah yang basah, ditengah tengah isakan tangisnya yang tidak bisa ia kendalikan, Luhan mengangguk menanggapi pertanyaan Heechul. Heechul segera mendekap hangat tubuh kecil Luhan dan mengusap punggung dan kepalanya untuk menenangkan, dimatanya Luhan dan Baekhyun tidak jauh berbeda, mereka berdua memiliki sikap yang menggemaskan jadi dia tidak keberatan dengan kehadiran Luhan.
"tidak apa apa. Lalu, luka di tubuhmu siapa yang melakukannya ?" Heechul mengusap air mata Luhan dengan penuh perhatian.
"hiks...aku tidak tau..hiks...yang kudengar, mereka melibatkan nama nyonya Wu..hiks.."jawab Luhan masih terisak.
"mungkinkah itu ibu Sehun ?"ucap Baekhyun ragu
"sudahlah...tinggal lah disini, kami tidak keberatan. Benar kan Baek ?"
"tentu saja !" sahut Baekhyun semangat, ia tersenyum manis kearah Luhan.
"ku dengar dari profilmu, kau tidak memiliki keluarga. Apa aku benar?" tanya Heechul, Luhan mengangguk.
"jangan khawatir, panggil saja aku eomma seperti Baekhyun memanggilku, mungkin ini aneh bagimu, tapi aku memang termasuk pria spesial yang bisa hamil hehehe... anggap saja kami keluarga barumu, jangan canggung. Dan kapan kapan kita akan bertemu dengan appa!" ucap Heechul senang
"setuju ! kita akan menemui appa nanti, jadi Luhan... sekarang kita keluarga!" sahut Baekhyun senang dan memeluk Luhan sebentar karena takut jika bahunya terasa sakit, Luhan tersenyum senang dan segera menghapus sisa air matanya.
"terimakasih..."gumam Luhan.
"eomma.."ucap Heechul
"ahh.. e..eomma.."ucap Luhan sedikit canggung, Heechul dan Baekhyun tersenyum.
"Baekhyun cepat ambilkan Luhan makan, dan Luhan ...kau tidak keberatan bukan jika harus berbagi kamar dengan Baekhyun untuk sementara waktu ? jika keadaanmu sudah membaik, kau bisa tidur di kamar sebelah, nanti akan kubelikan peralatannya."ucap Heechul
"tidak perlu, aku cukup senang bisa tidur bersama Baekhyun, dan juga untuk membiasakan diri dengan Baekhyun dan juga eomma..."sahut Luhan cepat, Heechul tersenyum
"baiklah.. eomma keluar sebentar, sebentar lagi Baekhyun pasti datang dengan banyak makanan, dia akan menemanimu makan"ucap Heechul, Luhan mengangguk.
Setelah Heechul keluar ponsel Luhan yang masih berada di celananya bergetar, Luhan segera mengambilnya dan melihat pesan masuk.
From : Manajer Kim
Luhan besok kita bertemu
Di Cafeebay jam 10.00
"ingin mengatakan bahwa aku tidak bisa berenang lagi?"desis Luhan menatap miris ponselnya.
"Luhan ! ayo makan !" teriak Baekhyun semangat dengan membawa banyak makanan di bantu maid yang bekerja disana, Luhan tersenyum menanggapi teriakan Baekhyun. Luhan rasa, dia akan cepat akrab dengan Baekhyun.
TBC
NEXT OR NO ?
