Realize
Karena laki-laki dengan senyum tipis dan pembawaan kalem yang mulutnya pedas itu punya senyum miring paling mempesona yang pernah mampir ke retina mata Yeri.
.
.
Disclaimer: Red Velvet belongs to SME and IKon belongs to YGE.
Karena satu dan berbagai hal saya jadi menyukai June-Yeri. Banyak banget editannya di ditwitter kau harus liat!3 fic ini murni iseng karena saya gabut anggap saja hadiah RV comeback? Pokoknya begitu, lol. Dua tahun tanpa membuka akun ini dan saya ketinggalan banyak? haha.
happy reading, yeorobun. DLDR.
.
.
Yeri yakin dia memasukkan buku pelajaran hari ini dengan benar tapi kenapa buku cetak fisikanya lenyap? Dia berkeringat dingin mengingat himbauan guru fisika killer yang mengancam siapapun yang lupa membawa buku cetak akan berlari keliling lapangan sepulang sekolah. Bisa-bisa kulitnya menghitam dan tidak menarik lagi di depan sunbae-sunbae pemain basket padahal Yeri giat berlatih cheers karena turnamen sudah dekat.
Cewek bercat kuku biru itu dengan cekatan membanjiri grup chat di Line. Satu persatu notif masuk tapi semuanya senada; tidak punya.
"Aish," Yeri mengacak rambutnya yang merah kecoklatan. Karena pusing dia membenamkan kepalanya di meja, tapi sikunya yang dilipat malah menyenggol Junhoe yang duduk di sebelahnya.
"Maaf, ya. Sakit gak?" tanya Yeri buru-buru.
Junhoe menggeleng. Yeri mendesah lega karena cowok yang terkenal bermulut manis hanya kalau bernyanyi itu tidak mengambil pusing kecerobohannya. Dia tidak mau berdebat dengan orang galak, apalagi orang itu dijadikan teman sebangkunya bulan ini oleh hasil rolling, dengan kepala pusing seperti sekarang. "Kau kenapa? Sakit?"
Gantian Yeri menggeleng. "Buku fisikaku ketinggalan."
"Yaudah, pakai punyaku saja."
"Nanti kamu lari keliling lapangan?"
"Saat jam pelajaran fisika aku dispen."
Yeri membulatkan bibir. Dia baru ingat Junhoe termasuk tim basket walaupun cadangan karena cowok itu masih kelas satu.
"Makasih, ya! Kamu penolong!"
Yeri memamerkan senyumannya yang dibilang Seulgi mirip pokemon kura-kura. Yeri berharap itu berarti senyumnya bagus karena Junhoe terlihat keren banget saat tersenyum tipis dan bilang "Sama-sama, Yer."
Sepanjang sisa pelajaran yang diikuti cowok itu, Junhoe itu sama sekali tidak memperhatikan papan tulis. Dia menompang dagunya dengan tangan dan memperhatikan bagaimana Yeri makan makaroni secara sembunyi-sembunyi sambil pura-pura menulis, cara Yeri melepas bandonya dan menutupi headset di telinganya pakai rambut, suara kaget Yeri saat dia tiba-tiba disuruh maju mengerjakan soal, atau bagaimana Yeri menutupi mukanya malu karena salah menjawab pertanyaan.
Yeri tentu saja sadar diperhatikan, tapi dia pura-pura kuat. Padahal di dalam hatinya Yeri sudah salto di atas pelangi.
"Sudah mau pergi?" tanya Yeri saat Junhoe mulai memasukkan buku-bukunya. Junhoe mengangguk. Yeri menghela nafas dengan tatapan dreamy. Cool banget, batinnya.
"Ini bukunya, namaku di tip ex saja dulu sekalian." Junhoe menaruh LKS merah itu di atas meja Yeri.
"Gak usah di tip ex, deh. Gak diperiksa juga." Yeri menggoyangkan tangannya tanda menolak.
"Oke kalau gitu."
"Oiya, Junhoe.."
"Ya?"
"Semangat, ya!" Yeri tidak sadar suaranya terlalu keras. Untung rata-rata anak sekelasnya lagi menyabotase kantin. Junhoe mengangkat satu alis. "Maksudnya semoga menang. Gitu."
"Hari ini cuma latihan Yeri." Junhoe menjelaskan.
"Oh, gitu?" Yeri membulatkan mata. Dia mencoba tertawa kering sambil mengibas-ngibasi mukanya dengan tangan karena malu.
"Tapi, makasih ya. Aku jadi semangat."
"Eh?"
"Duluan, ya."
Junhoe memamerkan senyum miring paling mempesona yang pernah Yeri lihat. Kepala cewek itu langsung pusing. Ketika Junhoe menghilang di balik pintu tangan Yeri cekatan mengetik Line untuk grup chat RV.
parah!
Sepertinya aku sudah yakin siapa anak basket paling cakep di sekolah kita!
