Title : Give Me Second Chance
Pairing : YeWook, HenWook and other
Genre : Romance
Rating : T
Warning : Typo (s), Abal, Gaje, OOC
Summary : Ga bisa bikin Summary. Jadi langsung baca aja :D #maksa
Pagi ini seperti biasanya Ryeowook bangun lebih pagi dari para hyungdeulnya. Dia langsung menuju dapur untuk membuat sarapan pagi untuk mereka semua yang tinggal di dorm. Itu semua sudah menjadi rutinitasnya setiap pagi. Walaupun member lain kadang juga menawarkan diri untuk menggantikannya , tapi dia selalu menolak dengan alasan tidak ingin merepotkan hyungdeul dan dongsaengnya yang dia sayangi.
Pagi ini dia hanya memasak nasi goreng spesial. Begitu sarapan buatannya selesai, dia langsung membangunkan hyungdeul dan dongsaengnya itu. Begitu mereka semua terbangun, mereka pun langsung sarapan bersama. Kehangatan inilah yang selalu dinikmati para member Super Junior tiap pagi.
Ditengah-tengah acara sarapan bersama itu, tiba-tiba handphone Ryeowook berbunyi. Ryeowook lalu meminta ijin untuk mengangkat telepon itu terlebih dahulu.
"Annyeong chagiya." sapa Ryeowook pada orang diseberang sana.
"Annyeong chagi, jeongmal bogoshipo." Ucap orang diseberang sana manja.
"Nado bogoshipo Henry Lau nan neun namjachingu." Kata Ryeowook menggoda namjachingunya.
"Hyung hari ini aku akan ke Korea, mungkin sampai di Korea siang. Emm bagaimana kalau nanti siang Hyung menjemputku di bandara lalu kita pergi berdua. Hyung ada waktu kan?"
"Hmm gimana ya?" Kata Ryeowook semakin menggoda.
"Hyung please.." rengek Henry pada Ryeowook.
"Ada kok chagiya. Ok nanti siang aku akan menjemputmu dan setelah itu kita pergi ke Sungai Han. Bagaimana?"
"Ne, hyung. Aku tunggu. Saranghae."
"Nado saranghae chagiya." Ucap Ryeowook lalu menutup sambungan teleponnya. Memikirkan percakapan itu membuat dia tersenyum sendiri.
Yesung POV
Pagi ini seperti biasa aku dan member lainnya sarapan bersama. Dan seperti biasa pula kami semua sarapan dengan masakan buatan Wookie-ah. Ah masakannya memang selalu enak menurutku lebih tepatnya spesial, mungkin menurut member lain juga. Tapi menurutku segalanya tentang Wookie sangat spesial untukku bukan hanya masakan buatannya saja karena sebenarnya sudah lama aku memperhatikannya. Tapii...
'Neoui ttatteuthan geu soni chagapge Chagapge shikeo isseul ttae'
Suara handphone Wookie berbunyi. Aku hafal betul dengan nada panggilan Wookie.
"Maaf hyung aku angkat telepon dulu." Ijinnya pada Teuki lalu meninggalkan meja makan. Aku jadi penasaran siapa yang meneleponnya sampai-sampai dia mengangkat telpon diluar dan lagi Wookie tersenyum setelah melihat siapa yang meneleponnya. Padahal biasanya juga kalau ada telepon dia akan mengangkat telepon itu di hadapan kami. Karena penasaran aku pun pergi mengikutinya setelah berbohong ijin ke kamar mandi pada Teuki hyung.
Aku pun segera mengikuti Wookie dan bersembunyi dibalik pintu. Dari sini bisa kulihat dia begitu senang mendapat telepon itu. Aku jadi semakin penasaran. Kupertajam pendengaranku. Sekarang aku tahu kenapa dia begitu senang mengangkat telepon itu. Ternyata Henry, namjachingunya yang menelepon. Memang hanya aku yang tahu kalau Henry dan Wookie sudah berpacaran. Itupun karna aku yang memaksa Wookie memberi tahu kebenarannya. Kalau tidak aku paksa, mungkin aku juga tak akan tahu hubungan mereka, sama seperti member lain. Tunggu dulu, kalau aku tak salah dengar tadi Wookie-ah mau menjemput Henry nanti siang. Bukannya nanti siang dia sudah janji akan menemaniku ke WHYSTYLE? Apa dia mau membatalkan janjinya denganku dan lebih memilih pergi bertemu namjachingunya itu? Ah itu tidak mungkin, Wookie selalu menepati janjinya padaku. Tapi mengapa tadi aku mendengar Wookie menyanggupinya?
Kenapa aku merasakan sakit di dadaku ini? Apa aku sudah benar-benar jatuh cinta padamu Wookie-ah?
End Yesung POV
Siang ini Ryeowook sudah berdandan rapi. Hari ini memang tidak ada jadwal untuknya. Makannya dia menyanggupi permintaan namjachingunya itu. Dia kembali melihat penampilannya lagi. Takut kalau penampilannya tidak memuaskan namja yang paling dia sayangi itu. Memang hubungan mereka baru 2 bulan, namun rasa sayang Ryewook pada Henry sudah sanagat mendalam.
Dari luar kamar, Yesung melihat itu dengan pandangan sayu. Dia kecewa pada Ryeowook yang telah memutuskan janji mereka berdua. Terlebih karena alasan Ryeowook yang membat hatinya begitu sakit.
Saat Ryeowook keluar dari kamar, dia kaget karna hyung yang paling dekat dengannya itu, Yesung, tengah menatapnya tajam. Dari matanya terlihat kekecewaan. Ryeowook yang merasa bersalah pun menundukkan kepalanya karena takut pada tatapan Yesung itu.
"Mianhae, hyung. Jeongmal mianhae." Hanya itu yang dpat Ryeowook ucapkan pada hyungnya itu sambil menundukkan kepala.
"Gwenchana, Wookie-ah." Ucap Yesung sambil berlalu setelah sebelumnya menepuk pundak Ryeowook untuk meyakinkannya.
'Gomawo hyung' batin Ryeowook, lalu pergi.
Diperjalanan menuju bandara, Ryeowook tak henti-hentinya tersenyum. Disamping kemudinya dia sudah menyiapkan bunga sebuah hadiah untuk menyambut namja yang dia sayangi. Dia sudah membayangkan harinya yang akan menyenangkan karna namjachingunya itu sudah kembali datang ke Korea.
Namun tiba-tiba mobil di depan Ryeowook berhenti mendadak. Ryeowook pun secara reflek menghentikan mobilnya. Dilihatnya banyak orang berkerumun di jalan yang akan dilaluinya. Ryeowook menduga telah terjadi kecelakaan disana dan menyebabkan ada korban sehingga banyak orang berkerumun. Namun Ryeowook tak peduli. Pikirannya sekarang hanya tertuju pada namjachingunya. Ryeowook lalu melihat jamnya dan kaget karena dia sudah hampir telat. Kemudian dia turun dari mobilnya dan mencari taxi karena dia tak mungkin bisa melewati kerumunan itu dan lagi jika dia memutar balik yang ada Ryeowook akan sangat terlabat. Saat dia melihat bahwa di dekat kerumunan orang itu ada taxi dia pun memutuskan untuk keluar dari mobilnya dan menuju taxi itu berada.
Namun Ryeowook penasaran siapa yang menjadi korban kecelakaan itu. Entah mengapa jantungnya berdegup kencang saat kakinya semakin mendekat kerumunan itu. Sebenarnya siapa korban kecelakaan itu?
$TBC$
Annyeong :D ini fict pertamaku, jadi mohon kritiknya ya :3
R
E
V
I
E
W
