Beyblade (c) Takao Aoki
Warning: Canon Diverge. Drama abis seputaran Hiwatari Kai sebagai pemeran utama. Pengennya sih sampe nganu, apa daya akhirnya jadi sinetron #ditimpuk
аромат
.
by Ratu Obeng (id: 1658345)
01.
Menjadi anak tunggal perusahaan militer terbesar di Jepang tidak lantas membuat Hiwatari Kai selalu terlihat dalam kemewahan.
Tidak ubahnya seperti saat ini. Saat Pemuda berambut perak dengan nuansa abu bertaut gelap sedang mengunyah roti coklat yang (selalu) menjadi kegemarannya setiap jam istirahat. Roti itu sendiri tidak dibelinya di kantin sekolah karena bagaimanapun dia bukan orang yang mau berbaur begitu saja dengan individu lain. Meskipun bukan seseorang yang ingin mencolok, bukan berarti dia akan dengan senang hati melakukan kontak sembarangan dengan khalayak luas.
Singkat kata, Kai adalah seorang penyendiri dan dia tidak punya masalah dengan hal itu.
Membosankan, batinnya jengah.
Tampaknya Pemuda berwatak dingin itu terlalu cepat memakan roti dan menenggak habis jus apelnya mengingat istirahat siang masih tersisa lebih dari sepuluh menit. Lagipula dia malas untuk kembali ke kelas sebelum bel tanda masuk kelas berbunyi. Pasang pelupuknya terpejam. Kai sekarang berada di atap sekolah, terpisah dari kerumunan manusia-manusia menyebalkan yang harus disebutnya sebagai 'teman'.
Membuang waktu, Kai merebahkan punggung di lantai kasar nan dingin. Menyamankan diri sambil melihat deretan awan yang bergerak lambat mengikuti jalur angin.
—tanpa menyadari ada sepasang iris kelabu memandangnya dari kejauhan.
"Kai!"
Butuh waktu lama bagi Minami Yuuya untuk meneriakkan nama tersebut. Selama ini dia hanya berani mengikuti atau mengawasi Kai dari jarak lumayan. Bukan rahasia umum memang kalau Yuuya sangat tertarik pada Kai. Dia bahkan mulai bermain Beyblade agar bisa dekat dengan idolanya yang kini dlihatnya sedang berbaring malas di atap sekolahan.
Sang pemilik nama merespon tajam. Diperhatikannya kini ada mahkota merah gelap berjalan mendekat. Mau tidak mau Kai terpaksa mengubah posisinya yang sudah rebah sempurna menjadi duduk rileks. Dalam hati, Kai mengumpat dan mengutuk karena ada yang berani mengganggu waktu tenangnya, tidak peduli walau itu adalah penghuni kelasnya sendiri.
"Apa!?"
Kata yang keluar dari bibir sang pujaan sama sekali bukan pertanyaan, namun lebih kepada sentakan kasar. Pemuda itu bukannya gentar, malah memutuskan untuk duduk di sebelah Kai. Berkali-kali dia terlihat mengatur napas sembari menaruh sebuah bungkusan yang terlipat rapih serta sebuah termos mini di tengah-tengah mereka. Kai hanya menaikkan sebelah alis.
"Boleh makan bareng? Aku bawa bekalnya kelebihan, jadi一"
"Aku sudah makan!" lagi-lagi kalimat ketus.
"Roti, kan? Setiap istirahat kau hanya makan roti di sini, tidak baik untuk kesehatan!" Yuuya tertawa pelan, tangannya membuka bungkusan dihadapannya hati-hati, "Aku membuat Onigiri untukmu, cobalah!" tambahnya dengan muka berseri-seri.
Kai mengkerut. Tidak sampai beberapa menit lalu telinganya mendengar bahwa bekalnya dibuat berlebihan. Sekarang dia disodorkan makanan yang katanya dibuat untuknya. Mana yang benar?
Dan untuk sedikit informasi, Kai hanya makan karbohidrat berisi coklat selama di sekolah karena dia sudah sarapan macam-macam di rumahnya sebelum berangkat sekolah. Baginya semua makanan itu lebih dari cukup untuk mengganjal perutnya sampai siang.
"Sudah kubilang, aku sudah makan."
"Iya, hanya. Makan. Roti." nada Yuuya meninggi. Menekan setiap kata pada kalimatnya dengan sebal.
Otot-otot rahang Kai mulai mengeras. Kalau sedang tidak berada di sekolah, dia bisa saja melayangkan kepalan tangannya ke pipi bocah tengik di hadapannya karena merasa terganggu. Oh, tunggu! Sebaiknya kekerasan pun dilakukan dengan pertandingan Beyblade karena jujur saja Kai masih anti kekerasan fisik kecuali dia berurusan dengan Beyblade.
Sayangnya dilarang membawa mainan termasuk dalam peraturan sekolah. Tidak jarang terlintas dalam pikiran sang pemilik Dranzer untuk menghajar kepala sekolahnya yang berani mereferensi Beyblade sebagai 'mainan'. Tapi itulah janji pada keluarganya dan dirinya sendiri. Sekolah adalah sekolah. Tidak ada Beyblade pada jam sekolah dan dia terpaksa menurut. Sebagai gantinya, mantan kapten Blade Sharks itu harus menjalani setengah hari membosankan yang dinamakan sekolah.
Bahkan peraturan-peraturan bodoh lain mengharuskan dia melepas anting serta cat wajah yang sudah dianggap teman-temannya sebagai trademark seorang Hiwatari Kai.
"Cih!"
Sedikit canggung, Kai mengambil onigiri dari tangan Yuuya lalu menggigit sekenanya. Rasa tuna. Sambil tetap melihat ke arah langit, dia tetap mengunyah hingga benda ditangannya perlahan menyisakan sensasi lengket. Dengan terampil, dijilat dan dihisapnya ujung-ujung jarinya yang masih terdapat beberapa bulir nasi secara bergantian. Sebuah pemandangan yang membuat detak jantung Yuuya semakin memburu.
"Ini teh untukmu..." kembali dari alam khayalnya, Yuuya menyodorkan tutup termos yang berisi teh panas. Ada uap termal mengepul dari sana—menggoda nikmat untuk dihirup dalam udara yang cukup dingin.
"Aku tidak suka teh." tepis Kai—yang untungnya bisa diantisipasi Yuuya sehingga isi di dalam tutup termos tersebut tidak tumpah.
"Ini teh Cinnamon. Rasanya enak kok."
Apalagi itu.
"Bau!"
"Maksudmu wangi?" koreksi Yuuya.
"Terserah!" Kai memutar bola matanya malas.
Tumbuh besar di Rusia yang terkenal akan upacara minum teh bukan berarti Kai sepenuhnya tenggelam dalam rutinitas tersebut. Tata karma dalam menuangkan seduhan air panas berwarna burgundy dari perangkat samovar baginya tidak lebih dari sebuah formalitas keluarga. Bahkan dia hanya mau meminum teh herbal biasa tanpa rasa yang terlalu manis serta aroma yang tidak terlalu pekat.
"Aku tidak bawa minuman lain, lagipula makan tanpa minum tidak baik untuk pencernaanmu!" Yuuya bersikeras. Disodorkannya teh hangat itu sampai ke depan hidung Kai. Malas berdebat, Kai terpaksa menurut. Ditenggaknya minuman beraroma kayu manis yang ada tanpa mengindahkan hujaman rasa panas tengah menyiksa lidahnya.
"Besok aku akan masak bekal yang lebih spesial untukmu! Pokoknya jangan makan roti terus!"
Tali kesabaran Kai hampir putus. Apa perlu makhluk tukang ikut campur ini diseret ke rumahnya dan melihat betapa sehatnya makanan yang selalu tersaji untuknya setiap hari? Kai terus membatin dengan tangan mengepal.
"Berisik! Jangan coba mengaturku, memangnya kau istriku?!" Kai yang sudah emosi sampai ke ubun-ubun tidak bisa lagi menahan volume suaranya. Selama ini tidak ada yang berani memerintahnya kecuali kakeknya, itupun karena memang yang dikatakan kakeknya merupakan kebenaran.
"Boleh."
"Hah?!"
"Setiap hari aku akan membuatkanmu makanan yang lebih sehat dari sekarang. Aku akan menjadi istrimu selama istirahat siang!"
Ada rasa puas dalam intonasi Yuuya. Sementara Kai hanya terbengong dengan pandangan heran saat teman sekelasnya memberi senyuman lebar seraya membuat tanda 'peace' dengan jari. Bahkan Kai bingung apa yang membuat bocah tengik di hadapannya begitu bangga saat mengucapkan kalimat tidak wajar. Sungguh, Kai saat ini tidak bisa mengucapkan kata lain selain—
"HAH?!"
To be continued...
.
.
.
A/N:
Suka banget sama pair ini waktu pertama kali nonton V-Force. Adegan Kai nyelamatin Yuuya yang jatuh dari atap sekolah itu keren bangettt (๑ˊ͈ ॢꇴ ˋ͈)
Err... tapi ini baru awal kok, pairingnya ngga akan hanya sama Yuuya aja. Bisalah Kai dipasangin sama karakter2 lain, dia kan seteronk (?) #apanya
Btw, аромат itu bahasa Rusia dari 'Aroma'.
R&R maybe? C:
