.

Pink Snapback

.

Aerolee

.

Warning!

(Typo everywhere, EYD Failed)

.

BoyxBoy | Yaoi | Romance | PG-15

.

Min Yoongi | Park Jimin

.

Don't Like?

.

Don't Read!

.

Don't Plagiarize

.

Semua cast milik agensi masing-masing, orang tua masing-masing, dan juga milik Tuhan.

Tapi Fanfic ini asli milik saya, jika ada kesamaan alur, kata-kata, cast atau sebagainya, itu hanya unsur ketidak sengajaan.

.

.

Nb: Fanfic ini sudah pernah saya publish di wattpad pribadi dengan main cast yang berbeda. Sengaja saya ubah main cast menjadi otp kesayangan.

.

.

Happy Reading!

.

.

.

.

Seorang laki-laki bertubuh mungil dengan rambut berwarna pirang itu sedang mengetuk-ketukan salah satu kakinya pada aspal. Nampak jelas jika laki-laki itu merasa sangat bosan, ia sekali-kali mengecek ponselnya kemudian menutupnya kembali.

Min Yoongi, nama laki-laki itu. Seorang siswa fakultas hukum internasional. Sesederhana itu.

Yoongi masih terus menggerutu ditempatnya, kira-kira sudah hampir tiga puluh menit ia berdiri di halte bus untuk menunggu seseorang yang akan menjemputnya. Namun orang itu sama sekali belum menunjukkan batang hidungnya dan membuat Yoongi kembali menggerutu seraya menekan beberapa nomor pada ponselnya dengan kesal.

"Aku hampir kering disini, dimana kau?" Cerca Yoongi ketika terdengar suara dari ujung sambungan. Kening Yoongi berkerut samar mendengar ucapan seseorang diujung sambungan, setelah itu mendengus dan menutup sambungan.

"Dasar laki-laki gila kerja." Yoongi melangkah meninggalkan halte dengan wajah berkerut masam. Moodnya sedang buruk sekarang, ditambah seseorang yang sudah rela ditunggunya setengah jam itu sama sekali tidak mengindahkan pengorbanan Yoongi yang dengan tulus meminta cuti untuk sehari demi menghabiskan waktu dengan laki-laki itu. Dasar workaholic.

Dan disini lah Yoongi berada, disebuah mall yang berada di kawasan Gangnam. Sebenarnya Yoongi sama sekali tidak berniat untuk menghabiskan uangnya hari ini. Tapi berhubung moodnya sedang butuh refreshing, mungkin sedikit berbelanja tidak buruk.

Laki-laki itu berjalan mengelilingi mall dengan sesekali memasuki beberapa toko dan keluar dengan membawa kantong belanjaan. Tanpa menghiraukan ponselnya yang sejak empat puluh menit yang lalu terus berdering.

.

.

.

.
Park Jimin melempar ponselnya ke sembarang arah, memijat pangkal hidungnya dengan raut wajah letih.

"Kemana dia," geramnya.

Siapa yang tidak akan kesal jika panggilanmu diabaikan saja oleh seseorang? Bahkan sudah hampir sepuluh kali Jimin menghubungi nomor yang ia setting menjadi panggilan cepat nomor duanya itu.

Jimin hendak mematikan ponselnya namun sedetik kemudian ia menyalakan kembali ponselnya itu dan tersenyum penuh kemenangan.

"Menyusahkan."

.

.

.

.
Yoongi berbelok memasuki salah satu toko pakaian, ia sempat melihat beberapa baju dan mencobanya sesekali. Namun belum ada satu pun pakaian atau aksesoris lainnya yang ia masukkan ke dalam kantong belanjaan.

Ia berjalan menuju deretan snapback, matanya langsung terpaku pada salah satu snapback berwarna pink. Entah kenapa ia teringat Jimin begitu saja.

Benar, Jimin. Seorang lelaki gila kerja yang membuat Yoongi harus berakhir di mall seperti ini. Tidak ada hubungan khusus diantara mereka, hanya sekedar teman akrab sejak sekolah menengah pertama.

Namun Yoongi tidak ingin bersikap munafik, jujur saja ia sudah menyukai Jimin sejak dulu. Ia akan selalu menyempatkan waktu berharganya hanya untuk sekedar menemani Jimin meminum kopi. Sesederhana itu, namun sudah begitu cukup baginya. Ia tidak akan pernah meminta lebih, karena ia tahu Jimin hanya menganggapnya sebagai teman baik.

Yoongi terbangun dari lamunannya. Ia tersenyum tipis lalu mengambil snapback itu dan membawanya ke meja kasir.

Sudah hampir dua jam Yoongi mengitari mall. Kaki-kakinya sudah terasa pegal sekarang, tanpa pikir panjang Yoongi menduduki sebuah bangku di depan mall tersebut. Kakinya butuh istirahat dan tubuhnya sudah berkeringat banyak sejak tadi, siapa sangka mengitari mall dengan menggunakan jaket tebalnya ini dapat membuatnya kelelahan dan kepanasan di cuaca dingin seperti ini.

"Lepas jaketmu, kau terlihat seperti kepiting rebus sekarang."

Yoongi menoleh, matanya membulat sempurna ketika mendapati Jimin tengah duduk bersila tangan di sampingnya dengan menggunakan sebuah snapback dan sweater yang dibalut jaket hitam tipis.

Sejak kapan laki-laki orange ini duduk disini? Apa jangan-jangan Jimin sudah berada disitu sebelum Yoongi duduk? Yoongi benar-benar tidak sempat memperhatikan sekitarnya saat itu. Tapi bagaimana bisa Jimin berada disini?

Jimin menghela napas, "Dimana ponselmu? Aku sudah mencoba menghubungimu lebih dari sepuluh kali kau tahu," Jimin sedikit memiringkan tubuhnya, hendak menatap Yoongi, "Hari ini kau cukup membuatku khawatir."

Yoongi lagi-lagi terbelalak. Cepat-cepat ia merogoh tasnya dan mengambil benda berwarna silver itu, dan benar saja ada dua belas panggilan tidak terjawab dari Jimin. Salahkan dia yang terlalu asik mengitari mall tanpa peduli deringan ponselnya.

"Bagaimana bisa kau menemukanku disini?" Yoongi berbicara sedikit memekik, sedetik kemudian ia merutuki dirinya sendiri. Seharusnya dia meminta maaf bukan meluncurkan pertanyaan kepada Jimin.

"Dari sini," Jimin menunjukkan ponselnya dihadapan Yoongi lalu berkata, "Aku sempat memasang gps di ponselmu saat natal kemarin."

Mendengar itu Yoongi memukul bahu Jimin, "Dasar pencuri privasi, penguntit kencur!"

"Aku penguntit tampan, apa salahnya?"

"Mati saja kau Park!"

"Sayangnya aku tidak bisa mati hanya karena kata-katamu. Tapi aku bisa mati jika aku kehilanganmu."

Yoongi membeku. Menatap Jimin dengan was-was, "Kau terlalu berlebihan Jimin."

"Apa kau ingin mendengarnya lebih rinci?"

"Apa?"

"Kau tahu aku ini seorang workaholic kan?"

Yoongi mengangguk, "aku sangat tahu itu."

"Pecinta kopi."

Yoongi mengangguk lagi.

"Sampai-sampai aku harus memesan lebih dari lima kopi seharinya karena pekerjaan."

Yoongi berdeham, mengiyakan.

"Dan hanya ada satu orang yang berani membentakku ketika aku sakit. Dan orang itu adalah kau."

Yoongi dapat merasakan pipinya memerah dan dadanya berdegup dengan kencang. Ia hanya diam dan menatap Jimin.

Jimin tersenyum, membawa tangan Yoongi dalam genggamannya. "Kau akan selalu dengan senang hati merelakan waktu berhargamu hanya untuk menemaniku pergi meminum kopi. Jika kau tidak ada, mungkin dari dulu aku sudah tergeletak lemah di rumah sakit setiap minggunya."

"Jadi, aku tidak ingin berbasa-basi lagi. Would you be my light, Min Yoongi?"

Yoongi terdiam sejenak, ia masih mencerna kata-kata Jimin. Ini terlalu mendadak, rasa sakit pada kakinya seolah hilang begitu saja ketika iris kelam milik Jimin tertangkap oleh iris coklat miliknya.

Yoongi terkekeh, menghilangkan kecanggungan yang sempat mengelilingi keduanya.

"Jadi aku hanya sebagai pelengkap saja?"

Mendengar itu Jimin menggeleng cepat, "Bukan begitu maksudku, kau terla—"

Yoongi mengangkat jari telunjuknya, memotong perkataan Jimin. Ia terkekeh sebelum mengambil sesuatu dari salah satu kantong belanjaannya lalu memberikannya pada Jimin.

"Kau tahu artinya kan?"

Jimin menatap sebuah snapback berwarna pink bertuliskan For You yang baru saja Yoongi berikan kepadanya.

Mengerti akan maksud pria di hadapannya itu Jimin tersenyum lebar. Tangannya terulur menarik Yoongi dalam dekapan hangatnya.

"Warna pink melambangkan hati yang identik dengan kata cinta. Sejak kapan kau mengerti hal ini?" Jimin mencubit hidung Yoongi gemas.

"Hanya sebuah ketidak sengajaan." Yoongi terkekeh.

"Aku mencintaimu, Yoongiku yang bodoh."

"Aku juga mencintaimu, Park-menyebalkan-Jimin"—

.

.

.


FIN


Entah kenapa dari kemarin ngebet pengen bikin mini fics romance tentang minyoon, dan jadilah ini kekeke

Sebenarnya versi aslinya itu straight cast Seok Jin x OC dan udah aku post di wattpad pribadiku, tapi aku pikir-pikir manis juga kalau aku remake jadi versi minyoonnya /maapkeun xD

Rencana ini mau aku buat mini fics per episodenya, terserah sih mau otp siapa aja. pokoknya ini khusus minifics yang mau request otp buat chapter selanjutnya. hayuk bilang aja di kotak review. otp terbanyak aku pilih jadi cast selanjutnya~

Request alur/plot cerita juga boleh yuk~

Ditunggu ya! ;)

Yosh,

Mind to Review?