.

Tokk.. Tokk..

Suara ketukan pintu mengejutkan Namjoon yang baru saja memejamkan mata. Seharian ini dia sibuk rapat dan menandatangani berkas

" masuk " ucapnya lelah

Xi Luhan masuk setelah dipersilahkan, yeoja manis dengan mata rusa itu tersenyum pada sang atasan

" ada apa? " tanya Namjoon dengan mata tertutup

" ibu anda baru saja menelpon dan memberitahu jika anda ditunggu di restoran seberang kantor untuk makan malam " ucap Luhan lembut

" katakan pada ibuku aku lelah dan akan segera pulang " Namjoon memijit lehernya yang terasa kaku

" maaf sajang-nim, ibu anda mengatakan jika makan malam ini penting "

Namjoon mengerutkan kening " baiklah, aku akan pergi sekarang. Pulang dan beristirahatlah "

Luhan membungkuk " baik sajang-nim. Selamat malam "

.

" eomma ingin kau segera menikah "

Namjoon menghentikan gerakannya mengunyah " eomma, kita sudah pernah membicarakan ini "

" eomma harus menunggu sampai kapan? Usiamu sudah 26 tahun ini, kau sukses dan tampan, satu-satunya kekuranganmu sekarang adalah kau tidak memiliki seorang istri " ucap nyonya Kim tajam tanpa memperdulikan perasaan Namjoon putra satu-satunya

Namjoon memutar bola matanya, ini ke delapan kalinya dalam bulan ini ibunya menyuruh untuk cepat menikah padahal dirinya masih nyaman sendiri. Jangan berpikir Namjoon tidak menyukai wanita, dia punya jadwal rutin sekali seminggu untuk one night stand hanya saja menurut Namjoon pernikahan itu membosankan karena dia tidak akan bebas bermain di luar lagi

" aku akan menikah " ujar Namjoon setelah menghabiskan setengah spagetinya

" kapan? " tanya nyonya Kim bersemangat

" nanti jika aku sudah menemukan pengantin wanitanya eomma "

Jika saja mereka sedang berada di rumah nyonya Kim pasti sudah memukul kepala Namjoon " kau itu sibuk jadi harus ada yang mengurusmu, membersihkan apartemenmu, melaundry pakaianmu dan menyiapkan makanan untukmu "

" tenang saja eomma, Jimin sering melakukannya "

nyonya Kim menyentil keras punggung tangan Namjoon " dia itu adikmu dan cepat atau lambat dia akan menikah jadi dia tidak akan mengurusmu "

" aku bisa menyewa seseorang untuk melakukannya " ujar Namjoon santai, dia lalu kembali melanjutkan kegiatan makannya

nyonya Kim terdiam sejenak, karena penasaran Namjoon mendongak menatap wajah ibunya yang terdapat genangan air di pelupuk mata. Ibunya sedang mengeluarkan senjata andalannya

" tolong dengarkan eomma sayang, appamu tidak diberikan kesempatan untuk melihat cucu pertamanya apakah kau juga ingin eomma seperti itu? Eomma sudah menyiapkan calon untukmu kalian hanya tinggal bertemu dan saling jatuh cinta lalu menikah "

Namjoon akan memblokir semua channel tv di rumah ibunya besok, terlalu banyak menonton drama membuat ibunya jadi semakin merepotkan

" calon? Aku akan mencarinya sendiri eomma, sebaiknya eomma mengurus bisnis eomma yang banyak itu "

nyonya Kim menggeleng " aniya sayang, kau sudah berusaha selama 5 tahun dan tidak berhasil jadi eomma yang akan mengurusnya. Besok datanglah ke Golden hotel jam 8 malam untuk bertemu dengannya. Dia cantik dan pintar, eomma yakin kau akan menyukainya. Oh dia juga seorang model "

Namjoon hendak protes namun diurungkan karena dia tahu itu akan sia-sia, memenangkan perdebatan dengan ibunya adalah salah satu hal yang tidak bisa dia lakukan di dunia ini

" baiklah "

wajah nyonya Kim seketika menjadi cerah " putraku sangat tampan "

.

" mwo? Dijodohkan? Unnie keterlaluan " ujar Seokjin. Yeoja model itu terkejut ketika melihat kakaknya berada di apartemennya belum lagi perkataan sang kakak yang sekarang sudah mengganti marganya menjadi Woo yang membuat Seokjin ingin menghilang ke dalam perut bumi

" ini sama sekali tidak kelewatan sayang, kau memang harus menikah "

Seokjin menghempaskan tubuhnya ke sofa berwarna pink pucat " tapi unnie aku masih ingin bersenang-senang lagipula karirku baru saja naik. Menikah itu merepotkan "

Hyuna menggeleng " kau bisa bersenang-senang dengan suamimu nanti "

Seokjin memejamkan mata, model seksi itu benar-benar butuh asupan alkohol dalam tubuhnya sekarang. Dia baru saja menyelesaikan syuting iklan yang melelahkan di Jeju belum lagi dua pemotretan setelahnya

" unnie dan ibunya sudah mengatur pertemuan kalian besok di Golden hotel jam 8. Unnie tahu besok jadwalmu kosong selama satu hari penuh "

Seokjin memang sengaja mengosongkan jadwal besok dan lusa untuk beristirahat setelah dua minggu bekerja " kau sangat kejam unnie "

Hyuna bangkit dan meraih Gucci biru langitnya di atas meja " unnie melakukan ini untuk kebaikanmu. Namja yang unnie jodohkan denganmu adalah orang yang tepat lagipula unnie muak dengan segala tingkah liarmu selama ini "

Seokjin membulatkan matanya, darimana kakaknya tahu? Bahkan wartawan pun tidak tahu dengan kelakuan liarnya selama ini

seakan tahu apa yang dipikirkan adiknya, Hyuna hanya tersenyum sembari mengacak surai merah terang tersebut " kau bisa menyembunyikan sesuatu dari dunia tapi kau tidak bisa menyembunyikan sesuatu dariku Kim Seokjin. Aku pergi "

.

Seokjin membuang pandangan ke jendela kaca besar yang menampilkan pemandangan malam Gangnam, dia sedang menunggu namja yang akan makan malam dengannya

" maaf aku terlambat "

Seokjin mengalihkan pandangan ke asal suara dan mendengus. Kim Namjoon hanya tersenyum hingga membuat dimplenya terlihat jelas

" aku tidak setuju, katakan pada ibumu untuk membatalkan perjodohan bodoh ini Namjoon-ssi " Seokjin sempat menanyai beberapa hal tentang namja di depannya pada Hyuna sore tadi

Namjoon lalu duduk " jadi kau pikir aku menerima? "

" lalu bagaimana? Kau harus tahu jika aku menganggap hal ini sangat merepotkan "

Namjoon menyandarkan punggungnya di kursi " jika saja bisa aku sudah membatalkannya sejak kemarin "

Seokjin mengangkat bahunya dan kembali melihat ke arah jendela sedangkan Namjoon sedang menatapnya bosan

" mari kita membuat kesepakatan nona Seokjin " ucap Namjoon setelah cukup lama terdiam

" kesepakatan apa? " tanya Seokjin yang sudah kembali memperhatikan Namjoon

" kita akan berpura-pura saling suka dan menyetujui perjodohan ini setelah beberapa bulan berlalu kita akan berpisah dengan alasan sudah tidak cocok lagi " ucap Namjoon dengan satu tarikan napas

" bagaimana jika kita akan dinikahkan minggu depan, kakakku cukup gila untuk melakukannya "

Namjoon tersenyum remeh " maka kita akan bercerai dengan alasan tidak cocok lagi atau kau berselingkuh dariku "

Seokjin berpikir sejenak " okay call tapi jika memakai alasan selingkuh harus kau yang melakukannya, kau terlihat cukup brengsek untuk itu "

Namjoon terkekeh lalu mengulurkan tangannya " senang bekerja sama denganmu nona Seokjin "

Seokjin tersenyum dan membalas uluran tangan Namjoon " well, aku berpikir ini akan rumit seperti kau menerima perjodohan ini dengan sepenuh hati "

Namjoon tertawa keras " married is troublesome "

Seokjin mengangguk " jadi bisa kita mulai makan malamnya? Sebenarnya aku punya janji teman-temanku sekarang tapi aku tidak ingin uang ibumu terbuang sia-sia "

" yeah, aku sangat lelah dan ingin segera mengakhiri kencan bodoh ini "

.

" bagaimana? Apa semalam berjalan lancar? Manajer hotel memberitahu eomma jika kalian berdua berbicara cukup lama " nyonya Kim duduk di sofa dengan anggun sembari menikmati teh rosella sedangkan Namjoon sibuk menandatangani beberapa berkas di mejanya

" dia menyenangkan " jawab Namjoon pendek

" apa kau merasa cocok dengannya sayang? "

Namjoon hanya bergumam

" baguslah, pernikahan kalian akan berlangsung 2 minggu lagi. Eomma yang akan mengurus semuanya "

gerakan tangan Namjoon sempat terhenti " lakukan apa yang eomma sukai, aku akan bahagia jika eomma bahagia "

nyonya Kim berjalan menuju Namjoon dan memeluk leher putranya seraya mengecup pipi kanan Namjoon lembut " kau memang tidak pernah mengecewakan eomma sayang, kau seperti mendiang appamu "

.

" apa saja yang kalian bicarakan? Manajer hotel mengatakan jika kalian berbicara cukup lama " tanya Hyuna sembari mengoles krim tabir surya mahal di kulit putih mulusnya

Seokjin meneguk jus jeruknya " kami saling mengenal satu sama lain dan dia menyenangkan "

" great, unnie akan segera membicarakan pernikahan kalian dengan nyonya Kim "

" apa tidak terlalu cepat? Kami baru saja bertemu semalam "

Hyuna memakai kacamata hitam dan merebahkan diri " unnie rasa tidak sayang, jalani saja. Ini yang terbaik untukmu, bukankah selama ini unnie selalu memberikan yang terbaik? "

Seokjin bangkit dan berjalan menuju pinggir kolam. Perkataan Hyuna tidak salah, selama ini kakaknya selalu memberikan yang terbaik untuk dirinya apalagi sejak orang tua mereka meninggal dalam kecelakaan pesawat 4 tahun lalu " lakukan apa yang unnie inginkan "

.

" oppa.. Aku merindukanmu " Jimin memeluk Namjoon erat sedangkan Yoongi kekasihnya sedang mendorong troli berisi barang-barang Jimin dan dirinya

" bagaimana liburanmu sayang? Apa kau senang? " tanya Namjoon sembari mengacak surai hitam Jimin

Jimin mengangguk " nde oppa, Yoongi oppa mengajakku ke banyak tempat menyenangkan "

" kau tidak mengajak adikku pergi ke tempat yang aneh kan? " Namjoon menatap tajam pada Yoongi yang berdiri di belakang Jimin

Yoongi terkekeh " tentu saja tidak "

" baguslah, ayo kita pulang " Namjoon menggandeng tangan Jimin

" eomma mengatakan padaku kalau oppa akan menikah " tanya Jimin sambil mengunyah keripik kentang yang dia temukan di laci dashboard sementara Yoongi memilih tidur di kursi belakang

Namjoon yang sedang menyetir hanya bergumam

" apa dia cantik? "

" begitulah "

" siapa namanya? "

" Kim Seokjin, seorang model "

" Seokjin? Kau akan menikah dengan Seokjin? " sela Yoongi

" nde, apa ada masalah? " Namjoon melirik Yoongi melalui kaca

" aniya "

Jimin berbalik " oppa "

" aniya chagi " Yoongi kembali memejamkan mata namun Jimin tahu Yoongi menyembunyikan sesuatu darinya

.

" kita harus bertemu sekarang " ujar Seokjin saat Namjoon menjawab panggilannya

" aku sedang sibuk, bicarakan saja sekarang "

" aku sedang di ruanganmu "

mata Namjoon membulat, dia merasa sesuatu yang tidak beres terjadi, Namjoon lalu memutuskan sambungan telepon dan masuk ke dalam lift

" merepotkan "

.

" apa terjadi sesuatu? " tanya Namjoon begitu memasuki ruangannya, wajahnya terlihat lelah

Seokjin yang sedang minum jus jeruk menggeleng pelan membuat Namjoon menatapnya heran " lalu apa yang kau lakukan disini? Kau tidak bekerja hari ini? "

Seokjin meletakkan gelas jus yang tersisa setengah " aku baru saja selesai pemotretan dan apa aku harus memiliki alasan untuk bertemu denganmu? "

Namjoon menghempaskan diri di sofa hitam depan Seokjin, tangan kirinya memijit pelan pangkal hidungnya " ya, karena saat ini aku sedang sibuk "

Seokjin berpindah ke sisi Namjoon " kau sudah makan siang? "

" belum "

Seokjin tersenyum lalu bangkit, tak lupa ditarik tangan namja bersurai blonde pucat itu " kita makan siang bersama, aku punya restoran enak untuk makan siang "

Namjoon menggeleng " aku akan memesan sesuatu dari restoran cepat saji atau menelpon Jimin untuk membawakanku makan siang, aku tidak punya waktu untuk keluar. Jadwalku sangat padat "

Seokjin kembali duduk dan menekuk wajahnya " tapi aku ingin makan siang "

Namjoon memejamkan mata " pergilah, kau bisa makan siang tanpa diriku "

Seokjin mendengus, hari ini entah kenapa dia sangat ingin bertemu dan makan siang bersama namja yang baru dikenalinya beberapa hari lalu " baiklah, pesanlah sesuatu dan kita makan siang bersama disini "

saat Namjoon hendak menelpon restoran cepat saji langganannya, Jimin masuk dengan sebuah tas jinjing berwarna hitam

" oppa.. " panggil Jimin manja

wajah Namjoon berubah cerah " kemari sayang "

Seokjin menatap Jimin kesal, sejak tadi dia tidak melihat wajah cerah Namjoon namun saat yeoja berpipi chubby ini masuk wajah Namjoon berubah cerah dalam sekejap

Jimin memeluk Namjoon " aku membawakan oppa makan siang, kimchi dan daging panggang "

Namjoon mencubit gemas pipi Jimin membuat Seokjin serasa terbakar di sofa. Dia merasa sangat kesal " gomawo sayang, kau memang yang terbaik "

Jimin terkekeh dan mencium pipi Namjoon lalu mengalihkan pandangan ke Seokjin yang seperti ingin menelannya utuh " siapa dia? Sekretaris baru oppa? Apa yang terjadi dengan Luhan unnie? "

" bukan sayang, dia- "

Seokjin mendecih " hei bocah aku kekasih Namjoon, siapa kau? Jauhkan tubuhmu dari kekasihku "

" mwo?! Jadi kau kekasih Namjoon oppa? "

Seokjin berdiri dan menaruh kedua tangan di depan dada " nde! Jadi sebaiknya kau pergi dari tempat ini sebelum aku menyeretmu keluar. Aku cukup bersabar kau memeluk kekasihku namun aku tidak terima kau mencium kekasihku "

Jimin menyeringai " aku tidak mau, seharusnya kau yang pergi dari tempat ini "

" mwo? Kau! " suara Seokjin meninggi, dilangkahkan kaki menuju Jimin dan Namjoon, dia tidak terima dengan perkataan Jimin

" apa yang ingin kau lakukan? " tanya Namjoon seraya menarik Jimin ke belakang punggungnya

Seokjin menatap tajam Jimin " memberinya sedikit pelajaran "

Jimin tertawa keras membuat Seokjin semakin kesal apalagi Namjoon juga ikut tertawa

" jadi kau ingin menghajar adik iparmu? Kau benar-benar kejam " ujar Namjoon

" mwo? " Seokjin merasa bodoh

" aku Kim Jimin, adik Namjoon oppa. Senang bertemu denganmu unnie " Jimin menunduk sopan

Seokjin pun menutupi wajahnya dengan kedua tangan, dia sangat malu hingga Namjoon memeluk pinggangnya seketika jantungnya berdebar keras " ayo kita makan siang bersama, masakan Jimin adalah yang terbaik di dunia "

Seokjin mengangguk salah tingkah " nde "

.

" apa kau bercanda? "

Yoongi menggeleng " tidak sama sekali Hoseok-ah, aku mendengarnya langsung dari mulut Namjoon semalam "

Jung Hoseok menunduk lesu " lalu bagaimana denganku? Apa dia tidak menghargai perasaanku selama ini? "

Yoongi bangkit dan menepuk pundak Hoseok " kau harus menerimanya "

Hoseok menggeleng " tidak, ini terlalu sakit dan aku tidak bisa menerimanya "

Yoongi mendesah berat " percayalah, sekeras apapun kau berusaha hasilnya akan sia-sia. Aku pergi "

Hoseok memejamkan matanya " kenapa Jinnie? Apa semuanya selama ini sia-sia? "

.

" apa yang oppa ketahui? " Jimin menata makan malam di meja

" tentang apa sayang? "

Jimin duduk di sebelah Yoongi " oppa menyembunyikan sesuatu dariku "

Yoongi terdiam sejenak lalu mengecup singkat bibir Jimin " tidak ada sayang, aku tidak menyembunyikan apapun "

" ini tentang kekasih Namjoon oppa, jika terjadi sesuatu yang tidak beres ke depannya aku akan sangat marah pada oppa "

Yoongi tersenyum lalu mencium dahi Jimin " semuanya baik-baik saja sayang, aku hanya terkejut kakakmu akan menikah dengan seorang model seperti Seokjin "

Jimin memicingkan matanya " apa itu terdengar tidak masuk akal? Jadi menurut oppa kakakku tidak bisa menikah dengan seorang model? "

Yoongi menggeleng cepat " bukan seperti itu sayang, ah.. Sebaiknya kita segera makan malam, aku sudah sangat lapar dan ingin segera menyantap masakanmu yang selalu luar biasa ini "

Jimin terkekeh " tentu saja oppa, aku mendapat gelar chef profesional bukan tanpa alasan " dan Jimin pun melupakan kecurigaannya karena pujian Yoongi

.

" apa benar kau menikah? " tanya Hoseok, penulis novel itu mengajak Seokjin bertemu di sebuah kafe dekat apartemen Seokjin

Seokjin mengangguk pelan " ya, satu minggu lagi "

Hoseok menutup matanya " apa kau sadar telah melukai sangat dalam Jinnie? "

Seokjin menggigit bibir bawahnya gelisah, dia sangat tahu bahwa namja di depannya ini sangat mencintainya namun Seokjin sama sekali tidak pernah menganggap Hoseok lebih dari seorang teman meskipun Hoseok sering memperlakukan Seokjin spesial bahkan beberapa kali mengutarakan perasaannya

" mian oppa, seharusnya oppa sudah tahu sejak awal jika aku- "

" kau jahat Jinnie, sangat jahat "

Seokjin memilih menunduk hingga Hoseok mengangkat dagunya dan mengecup bibir Seokjin lembut. Beruntung pengunjung kafe ini tidak ramai dan Hoseok memilih tempat di pojok kafe, Seokjin berusaha mendorong Hoseok namun namja bermarga Jung itu malah melumat bibir Seokjin hingga Seokjin terpaksa mendorongnya lebih keras hingga Hoseok terhempas ke belakang namun tidak sampai terjatuh

Seokjin lalu bangkit dengan wajah memerah " aku pergi oppa "

Hoseok mengepalkan kedua tangannya menatap Seokjin yang pergi meninggalkannya

.

Namjoon keluar dari mobilnya dan berjalan menuju pantai, hari ini dia dan Seokjin akan menjalani foto pra-wedding. Tanpa diduga Seokjin telah lebih dulu sampai, yeoja seksi itu duduk di tenda dengan tab di tangannya

" kita bisa datang bersama "

Seokjin mendongak dan tersenyum " lokasi pemotretanku berlawanan arah dengan kantormu lagipula aku bisa datang sendiri "

Namjoon duduk di samping Seokjin dan melirik layar tab yang menampilkan beberapa gaun pengantin " kau sudah memilih? "

Seokjin mengangguk " kita akan menikah di atas kapal pesiar jadi aku memilih gaun yang simpel namun elegan, aku juga sudah memilih tuksedo yang akan kau pakai "

" lakukan yang menurutmu terbaik "

" kau yakin? "

Namjoon menoleh " apa? "

Seokjin menggigit bibir bawahnya " tentang pernikahan ini, masih ada waktu untuk menundanya "

Namjoon menyandarkan punggung dan memejamkan mata " entah kenapa aku nyaman melakukannya, kita akan berhenti jika sudah waktunya "

Seokjin menunduk dan tersenyum, dia juga merasakan hal yang sama

.

" ah.. Apa kuncinya tertinggal di dalam? " Jimin sedang membongkar isi tasnya di atas kap Audi C15 miliknya dan mencari kunci mobil

" Jimin-ssi "

Jimin terkejut dan segera berbalik, tangan kirinya segera menggenggam pepper spray

" ternyata Hoseok sunbae.. " ucapnya lega

Hoseok tersenyum " iya, ini aku. Kenapa terkejut seperti itu? "

Jimin tersenyum salah tingkah, bisa-bisanya dia mengira seniornya orang jahat " mian sunbae, soalnya ada namja mesum yang berkeliaran di sekitar sini pada malam hari "

" benarkah? Aku akan bicara pada Lee sajangnim untuk memperketat keamanan kantor, mengkhawatirkan juga. Tapi darimana kau tahu? Kau pernah jadi korban? "

Jimin menggeleng " aku mengetahuinya dari Jungkook saat makan siang beberapa hari lalu "

Hoseok mengangguk mengerti " begitu., lalu apa yang masih kau perbuat? Jam kerjamu sudah selesai setengah jam yang lalu "

" aku melupakan kunci mobilku jadi aku akan kembali ke dalam dan mengambilnya "

Hoseok berdecak " kau ini ceroboh sekali, ya sudah kutemani ke dalam aku juga akan mengambil beberapa naskah novel di ruanganku "

" kudengar kau mengajukan cuti " tanya Hoseok saat masuk lift, dia menekan angka 11

" iya sunbae, oppaku akan menikah beberapa hari lagi jadi aku akan ikut sibuk "

" oh, aku belum pernah bertemu kakakmu "

" saat ulang tahunku 2 bulan lalu kakakku datang ke kantor tapi seingatku sunbae sedang sakit saat itu "

" sampaikan ucapan selamat dariku untuk kakakmu, yeah meskipun aku belum bertemu dengannya "

" bagaimana jika sunbae juga ikut datang ke acara pernikahan kakakku? Acaranya diadakan di hari minggu "

" aku belum bisa memastikan tapi aku akan berusaha untuk datang "

" aku akan menyerahkan undangannya lusa pada sunbae "

" yeah, terima kasih sudah mengundangku " Hoseok mengeluarkan ponselnya

Jimin melihat cincin perak polos di jari telunjuk kanan Hoseok " nice ring sunbae "

Hoseok tersenyum " gomawo, ini couple ring dengan kekasihku "

" beruntungnya yeoja yang menjadi kekasih namja sebaik dirimu sunbae "

" kau ini, akan kutraktir jajangmyeon makan siang besok "

Jimin tersenyum cerah " gomawo sunbae "

ting.. Pintu lift terbuka, Hoseok dan Jimin pun berjalan ke ruangan masing-masing

.

" jangan lupa sayang siang ini kita akan makan siang bersama keluarga Seokjin di restoran eomma " ujar nyonya Kim

" nde eomma "

" apa aku juga harus ikut? " tanya Jimin

" tentu saja sayang, kau masih bagian dari keluarga Kim " ucap Namjoon sambil mencubit pipi Jimin

" aku punya janji dengan Hoseok sunbae untuk makan siang bersama "

Namjoon tersenyum lembut meski belum bertemu langsung, dari cerita Jimin seniornya yang bernama Hoseok adalah namja yang baik dan sering membimbing adiknya di kantor " dibatalkan saja sayang "

" nde oppa " Jimin melanjutkan sarapannya

" makan siang seperti ini membuat kita sudah seperti keluarga " ujar Hyuna

" tentu saja, kita sebentar lagi akan menjadi keluarga bukan? " timpal nyonya Kim

" persiapannya bagaimana? Maaf aku baru bisa membantu sekarang " Woo Jiho suami Hyuna baru saja kembali dari Jepang setelah satu bulan berada disana untuk urusan pekerjaan

" tak apa Jiho-ssi, aku dan Hyuna sudah mengerjakannya "

" nde yeobo, kapal pesiarnya bahkan sudah kureservasi sejak dua minggu yang lalu "

" apa kalian berdua setuju? Mereka bahkan tidak melibatkan kalian berdua dalam persiapan acara ini "

Namjoon tersenyum " kami berdua setuju hyung, lagipula aku dan Jinnie sangat terbantu oleh eomma dan noona mengingat kami berdua sangat sibuk "

" kalian akan langsung berbulan madu setelah menikah? " tanya Jihoo lagi, selain menjadi kakak ipar Seokjin dia juga berperan sebagai ayah Seokjin

Namjoon mengangguk " kami akan berbulan madu di Macau selama dua minggu "

Jihoo mengerutkan keningnya " hanya dua minggu? Aku dan Hyuna bahkan menghabiskan waktu satu bulan saat bulan madu di Brasil "

Seokjin yang duduk di samping Jihoo langsung menyikut namja bersurai merah seperti dirinya " Namjoon oppa itu sibuk dan kudengar bisnisnya akan meluas ke pasar Eropa jadi waktu dua minggu sudah cukup "

Jimin yang sejak tadi memperhatikan Seokjin mengerutkan keningnya saat melihat cincin perak polos di jari tengah kanan calon kakak iparnya, dia merasa pernah melihat cincin itu sebelumnya

" aku berjanji hyung, akan meluangkan waktu yang banyak untuk Jinnie "

.

Seokjin menghembuskan napas berat sambil menatap langit malam dari balkon apartemennya, dia menggenggam cincin perak polos di tangan kirinya. Cincin yang diberikan Hoseok padanya saat kelulusan SMA

" kenapa aku jadi merasa bersalah seperti ini? Apa Namjoon perlu tahu? Tapi bagaimana perasaannya jika dia tahu? Apa dia marah atau terluka? "

Seokjin menggeleng cepat " dia tidak perlu tahu lagipula hubungan kami hanya berpura-pura, kurasa dia tidak akan peduli dengan hal seperti ini "

Seokjin menatap cincin di telapak tangannya

" terima kasih sudah menemaniku selama ini, aku akan menyimpanmu karena akan ada cincin baru yang menggantikanmu " Seokjin lalu merogoh sebuah kotak dari saku hoodie putihnya dan memasukkan cincin tersebut

.

" berhentilah Hoseok-ah, kau sudah minum terlalu banyak " Yoongi menjauhkan gelas dari tangan Hoseok. Namja bermarga Jung itu bahkan tidak sanggup untuk berdiri, beruntung mereka berada di apartemen Hoseok jika tidak Yoongi akan sangat repot

" aku bodoh Yoongi-ya. Harusnya aku sadar jika dia tidak pernah melihatku lebih "

Yoongi menatap prihatin sahabatnya itu, Hoseok terlalu mencintai Seokjin namun Seokjin sama sekali tidak pernah menanggapi perasaan Hoseok " sudahlah, lupakan dia dan mulailah hidup baru "

Hoseok menatap Yoongi dengan pandangan terluka, diluar sana orang mengenalnya sebagai sosok yang periang dan murah senyum namun hanya Yoongi yang tahu kalau semua itu adalah bentuk penyangkalan dari hidupnya yang pahit

" kau mudah berbicara seperti itu karena kau tidak merasakan apa yang kurasakan "

Yoongi menggeleng " aku datang kesini karena ingin berbagi rasa sakit yang ada padamu jadi aku tahu bagaimana sakitnya "

Hoseok menaruh kepalanya diatas meja " rasanya sakit sekali Yoongi-ya, sakitnya seperti saat eomma meninggalkanku "

" hidup terus berjalan, kau akan sakit sekarang namun tidak akan selamanya "

" kenyataannya aku sakit selamanya, dia segalanya untukku bagaimana aku bisa hidup tanpa dirinya? Semuanya terlihat gelap "

Yoongi menepuk bahu Hoseok " kau pasti bisa, kau adalah orang terkuat yang pernah kutemui "

tidak ada respon dari Hoseok membuat Yoongi yakin namja ini sudah tertidur. Yoongi membereskan botol soju dan gelas dari atas meja dan membenarkan posisi tidur Hoseok di sofa, dia juga menyelimuti Hoseok dan mematikan lampu sebelum keluar dari apartemen sang penulis novel

.

" persiapan acara Namjoon sudah selesai? " tanya Yoongi saat mengantar Jimin ke kantor

" sudah 95% dan hari ini undangannya sudah disebar "

Yoongi mencubit pipi Jimin " akan kau berikan pada siapa saja chagi? "

" Jungkook, nona Lee dan Hoseok sunbae "

ckitt.. Yoongi tiba-tiba menginjak remnya " kau mengundang Hoseok? "

Jimin menatap Yoongi kesal karena terkejut dengan aksi Yoongi menginjak rem " iya, Hoseok sunbae adalah seniorku yang paling baik di kantor "

Yoongi kembali menjalankan mobilnya " tidak usah mengundangnya "

Jimin mengerutkan keningnya " kenapa? Oppa punya masalah dengan Hoseok sunbae? "

Yoongi menggeleng " kami baik-baik saja tapi kau tidak usah mengundangnya "

" oppa aneh, aku akan tetap mengundang Hoseok sunbae "

" KALAU KUKATAKAN JANGAN DIUNDANG YA JANGAN DIUNDANG!" bentak Yoongi

" ADA APA DENGANMU OPPA! kau membentakku! "

" ikuti saja jika kau ingin tidak ada kekacauan "

Jimin mengalihkan pandangannya ke jendela " akhir-akhir ini kau aneh oppa "

Yoongi menggenggam tangan Jimin lembut " mian chagi "

Jimin menghempas kasar tangan Yoongi " jangan menyentuhku! "

.

Hoseok menatap nanar pada undangan berwarna emas dan merah yang baru saja diberikan Jimin dengan wajah cerah pagi tadi, diletakkan undangan tersebut diatas meja lalu mengacak surai coklat terangnya kasar. Diputuskan untuk pulang dan menumpahkan segala isi hatinya disana, Hoseok tidak mau ada yang melihatnya kacau seperti ini. Dia juga tidak menyangka jika kakak dari hoobae kesayangannya adalah orang yang mengambil cahaya hidupnya

" sunbae mau kemana? Jam makan siang sudah selesai " tanya Jimin, yeoja itu sedang bersama Jungkook yang menatap Hoseok tanpa berkedip

Hoseok merasa ingin mengumpat, menendang bahkan menampar Jimin namun dia tahu semua akan sia-sia jadi dia memilih tersenyum lebar seperti biasa

" aku sedang tidak enak badan "

" pulang dan beristirahatlah sunbae, beberapa hari ini kuperhatikan wajah sunbae terlihat pucat " ujar Jungkook pelan

Hoseok mengangguk " nde Kookie, aku akan pulang dan beristirahat "

" semoga cepat sembuh sunbae " Jungkook terus memperhatikan Hoseok hingga masuk ke dalam lift, ada rona merah yang terlihat di pipi putihnya

" bola matamu akan keluar " Jimin menginterupsi sambil menahan tawa

Jungkook memukul pelan lengan Jimin " dasar pengganggu "

" pergilah ke apartemennya dan bawakan sesuatu, Hoseok sunbae pasti senang "

" benarkah? Tapi apa yang harus kubawa? "

Jimin berpikir sebentar " bawakan saja sup cream dan vitamin, kurasa itu hal yang sedang dibutuhkan Hoseok sunbae sekarang "

Jungkook menunduk dan mengetuk kaki kanannya di lantai " baiklah, gomawo Jiminie "

.

" kau gila! Aishh Jimin itu benar-benar " Yoongi berteriak frustasi di depan Hoseok saat namja itu mengutarakan niatnya untuk pergi ke acara Namjoon dan Seokjin

" aku pergi untuk melihat keadaan Seokjin lagipula aku ingin tahu Namjoon itu seperti apa "

Yoongi menggeleng cepat dan menaruh kedua tangannya di depan dada " pokoknya kau tidak boleh pergi! aku akan mengurungmu disini "

Hoseok terkekeh " kau sendiri yang berkata jika hidup terus berjalan dan aku tidak akan sakit selamanya "

Yoongi menatap Hoseok kesal " kau menyebalkan Jung Hoseok! Aku akan sangat marah jika kau pergi "

.

" Luhan " panggil Namjoon setelah menandatangani beberapa berkas yang dibawa yeoja Cina itu

" iya sajang-nim "

Namjoon menyodorkan undangan pada Luhan " datanglah ke acara pernikahanku "

Luhan tersenyum dan mengangguk pelan " tentu sajang-nim "

" aku ingin bertanya padamu? "

" apa itu sajang-nim? "

" apa kau pernah jatuh cinta? "

kening Luhan berkerut " pernah sajang-nim "

" bagaimana rasanya? " tanya Namjoon ingin tahu, dia bahkan menatap Luhan intens

Luhan menahan tawa melihat ekspresi ingin tahu atasannya, Namjoon adalah orang yang cerdas dengan IQ 148 namun tidak tahu bagaimana rasanya jatuh cinta " pertama saya merasa nyaman berada di dekatnya lalu jantung saya berdebar keras jika berbicara dengannya dan saya ingin selalu berada di dekatnya lalu ah.. Masih banyak lagi yang bahkan tidak bisa saya jelaskan sajang-nim "

Namjoon tersenyum lebar hingga membuat Luhan sedikit takut, pasalnya atasannya yang memiliki dimple ini jarang tersenyum selebar ini " kau yakin merasa seperti itu? "

Luhan mengangguk mantap " itulah yang saya rasakan saat jatuh cinta "

" baiklah kau boleh pergi, terima kasih sudah menjawab pertanyaanku dan jangan lupa untuk datang ke acara pernikahanku "

Luhan membungkuk sopan lalu keluar dari ruangan Namjoon

" apa aku jatuh cinta padamu? Ini diluar dugaan Jinnie " ujar Namjoon sambil menatap foto Seokjin di ponselnya yang diambil diam-diam saat foto pra-wedding beberapa hari lalu

.

Seokjin mempercepat laju treadmill saat Hyuna muncul, kakaknya itu datang dengan sepiring pasta dan segelas susu rendah lemak

" kau sudah berlari selama 1 jam Jinnie, apa kau tidak lelah? "

Seokjin mematikan mesin treadmill dan mengambil handuk di atas meja lalu duduk di samping Hyuna " aku merasa gugup "

Hyuna tertawa " hal itu wajar sayang, unnie juga pernah merasakannya saat akan menikah dengan Jihoo oppa. Kontrol semua emosimu "

Seokjin meminum air dari botol hingga setengah " apa Namjoon juga merasakan hal yang sama? "

Hyuna mengambil botol dan memberikan piring berisi pasta pada adiknya " entahlah sayang, setiap orang berbeda "

" aku rasa ini semua terlalu cepat unnie, bagaimana jika Namjoon tidak mencintaiku? Mungkin dia menerima pernikahan ini karena keinginan ibunya "

" unnie memang belum mengenal Namjoon namun dari tatapan matanya unnie tahu kalau dia mencintaimu "

Seokjin tersipu " aku menjadi tenang mendengarnya. Cincinnya sudah jadi? "

Hyuna mengangguk, dia dan nyonya Kim memesan sepasang cincin dari titanium berwarna hitam polos dari Cina, dan cincin tersebut akan diambil hari ini oleh nyonya Kim " ibu mertuamu yang akan mengambilnya hari ini "

" baiklah, aku akan mandi lalu tidur " Seokjin bangkit dan berjalan keluar

ponsel Seokjin bergetar saat dia baru saja selesai mandi, di layar ponsel terpampang foto Hoseok. Seokjin menolak panggilan Hoseok dan mematikan ponselnya, dia sedang tidak ingin berbicara dengan Hoseok

.

" kau yakin ini akan berjalan lancar? " tanya Jihoo sambil mengancingkan kemejanya

Hyuna yang sedang merias diri di cermin pun menoleh " apa yang membuatmu tidak yakin yeobo? Kau tidak lihat mereka sangat cocok? "

" entahlah, hanya merasa aneh. Mereka terlihat terlalu siap untuk pernikahan yang sangat cepat ini ditambah lagi mereka baru saling mengenal "

" hilangkan pikiran negatifmu yeobo, mereka hanya perlu waktu untuk saling jatuh cinta dan kurasa itu sudah dimulai sejak beberapa hari lalu "

Jihoo menggelengkan kepala, entah dia yang sering pesimis atau Hyuna yang terlalu percaya diri

" khaja, pemberkatannya satu jam lagi "

.

Yoongi benar-benar ingin menghajar Hoseok sekarang, bukan karena dia terus berbicara dengan Jimin namun karena senyum lebarnya yang Yoongi tahu itu hanya bentuk pengingkaran. Dialihkan pandangan pada saudara iparnya yang satu jam lalu telah mengikat janji suci pada Tuhan dengan yeoja bersurai merah terang yang sedang tertawa membuat Yoongi kesal, bisa-bisanya yeoja itu tertawa padahal dia sangat tahu Hoseok hadir dan terluka

Trakk.. Gelas wine milik Yoongi pecah karena digenggam terlalu keras

" omo! Oppa kau berdarah " seru Jimin panik, yeoja bersurai hitam itu segera meneriaki pelayan untuk membawa kotak obat

" sial! " umpat Yoongi saat melihat tangannya berdarah lengkap dengan pecahan gelas yang menusuk di permukaan telapak tangan

" bawa Yoongi ke dalam dan obati lukanya sayang, eomma akan pergi setelah ini " ujar nyonya Kim khawatir, Hoseok yang melihat itu hanya menahan tawa seharusnya dia yang bertindak seperti itu. Diputuskan untuk mengikuti Jimin dan Yoongi ke dalam

" apa yang terjadi eomma? Apa Jimin baik-baik saja? " tanya Namjoon khawatir karena suara jeritan Jimin cukup besar

" gelas wine milik Yoongi pecah dan melukai tangannya "

Namjoon bernapas lega " aku lega mendengarnya "

Seokjin mendelik, dicubit lengan Namjoon " Yoongi oppa itu kekasih adikmu oppa jadi khawatirkan dia juga "

Namjoon terkekeh " aku khawatir padanya, kita akan melihat kondisinya sebentar lagi "

.

Yoongi meringis saat Jimin mengangkat pecahan kaca di tangannya, air mata kekasihnya yang berpipi chubby itu menggenang di pelupuk mata sedangkan Hoseok duduk di sofa tepat di sebelah Yoongi sambil menatap lurus tangan sahabatnya yang berdarah dan sedang diobati Jimin

" pelan-pelan Jiminie " ringis Yoongi

" hiks.. Ini sudah pelan hiks.. Apa yang oppa pikirkan tadi? Hiks.. Aku sangat takut " isak Jimin, wajahnya memerah dan basah

Yoongi jadi merasa bersalah, sejak dia membentak Jimin hingga sekarang mereka belum berbicara dan bertemu " hei, aku baik-baik saja "

Jimin membalut tangan Yoongi dengan perban " tapi.. tapi tangan hiks.. Oppa berdarah hiks dan aku hiks "

Yoongi mengelus puncak kepala Jimin lembut " tidak ada yang perlu dikhawatirkan sayang "

" kurasa kekasihmu ini mabuk laut Jiminie " sela Hoseok yang membuatnya mendapat delikan tajam dari Yoongi. Sejak kapan seorang Min Yoongi mabuk laut? Memalukan

" benarkah sunbae? "

Hoseok mengangguk " begitulah jadi kusarankan untuk memberikannya makanan atau minuman yang asam "

Jimin bangkit dan membereskan kotak obat " aku akan meminta koki kapal untuk membuatkan oppa jus strawberry, tunggulah sebentar "

" harusnya aku yang bertingkah seperti tadi " ujar Hoseok saat Jimin menghilang di balik pintu

Yoongi bersandar dan melonggarkan dasinya " itu karena aku muak dengan sikapmu "

" apa yang salah dengan sikapku? Aku berusaha tidak membuat kekacauan "

Yoongi mendecih " senyumanmu membuatku muak, harusnya kau tidak datang Hoseok-ah. Semua ini akan membuatmu semakin terluka "

" apa dengan ketidakhadiranku pernikahan ini akan batal? Aku berusaha menghargai undangan Jimin dan kau sendiri yang berkata jika aku tidak akan terluka lama. Aku mengambil semua sisi positifnya Yoongi-ya "

Yoongi menatap Hoseok dalam, dirinya sangat khawatir dengan kondisi mental Hoseok akibat terlalu banyak penyangkalan dalam hidupnya " mau bagaimana lagi kau terlalu gila untuk ku larang, jalani hidupmu dengan benar "

Hoseok bersandar dan memejamkan mata " aku jadi lebih tenang mungkin karena aku berhasil melepasnya lagipula Namjoon terlihat seperti orang yang tepat untuk Seokjin, jika seperti ini aku akan baik-baik saja meski tidak bersatu dengannya Yoongi-ya "

" aku pusing "

Hoseok tertawa " itu membuktikan jika kau mabuk laut "

" aku jadi lebih tenang mungkin karena aku berhasil melepasnya lagipula Namjoon terlihat seperti orang yang tepat untuk Seokjin, jika seperti ini aku akan baik-baik saja meski tidak bersatu dengannya Yoongi-ya " Jimin yang ingin masuk pun menghentikan langkahnya

' jadi Hoseok sunbae dan Seokjin unnie itu.. '

" brengsek! " umpatnya pelan lalu berbalik dan menatap Namjoon dari jendela. Namjoon yang sedang digandeng mesra oleh Seokjin

.

" kau lelah? " Namjoon memeluk Seokjin dari belakang. Mereka sudah berada di apartemen Namjoon

" ya " jawab Seokjin singkat

Namjoon mengecup leher belakang Seokjin " beristirahatlah, aku juga lelah "

Namjoon lalu membimbing Seokjin ke ranjang dan menutupi tubuh istrinya hingga sebatas leher, Seokjin menggigit bibir bawahnya saat menatap wajah Namjoon. sejujurnya dia merasa sedikit tidak nyaman tidur bersama Namjoon bukan karena dia tidak terbiasa namun ada sesuatu yang berbeda, sesuatu yang membuat perutnya geli

" jika kau merasa belum nyaman aku akan tidur di luar "

Seokjin menggeleng dan meraih tangan Namjoon saat namja itu hendak beranjak turun " tidak, aku baik-baik saja "

Namjoon tersenyum lalu mengecup dahi Seokjin lembut dan membawa yeoja itu ke dalam pelukannya

.

Seokjin memandang dirinya di cermin pagi ini, dia kembali mengingat kejadian kemarin

#flashback

" oppa, ini Hoseok sunbae yang sering kuceritakan " seruan Jimin membuat tubuh Seokjin menegang, dia ikut berbalik bersama Namjoon yang memeluk pinggangnya

Hoseok tersenyum lebar dan menjabat tangan Namjoon " selamat atas pernikahan anda Namjoon-ssi "

" terima kasih Hoseok-ssi, ternyata benar apa yang diceritakan Jimin padaku "

" eh? "

" anda seperti matahari "

Hoseok tertawa pelan " Jimin selalu hiperbolis jika menceritakan sesuatu "

" ku akui itu " Namjoon sukses mendapat delikan tajam dari Jimin

" apa anda datang sendiri? " tanya Namjoon

" ya, aku datang sendiri "

" tidak membawa pasangan? "

Seokjin dapat melihat sorot mata sedih Hoseok " kekasihku meninggalkanku dan pergi bersama namja lain "

" aish.. Betapa bodohnya dia meninggalkan namja matahari seperti anda. Jangan khawatir, di pesta ini banyak yeoja lajang yang bisa anda jadikan pengganti yeoja itu "

" aku berharap begitu Namjoon-ssi, aku sedang berusaha melupakannya "

Seokjin merasa ingin menghilang saja sekarang

" sayang " panggil nyonya Kim dan membuat Seokjin bernafas lega, dia bisa lari dari situasi canggung ini

" aku pergi dulu Hoseok-ssi, silahkan nikmati pestanya dan oh dansa ballroom akan diadakan dua jam lagi, cari dan ajaklah seorang yeoja " ujar Namjoon dan berlalu bersama Seokjin

#flashbackoff

Seokjin mendesah berat, siang ini dia dan Namjoon akan pergi ke Macau untuk bulan madu. Diam-diam Seokjin berharap agar hubungan mereka menjadi semakin dekat, ini adalah efek memandangi wajah Namjoon semalam penuh

" wuaa.. " teriakan Namjoon dari arah dapur membuat Seokjin terkejut, dia segera memakai bathrobe pink dan berjalan keluar

Betapa terkejutnya dia mendapati Namjoon dengan jari berdarah dan dua butir telur yang pecah di lantai

" astaga oppa! Apa yang kau lakukan? " segera dihampiri Namjoon yang masih memegang pisau

" aku ingin membuat omelet untuk sarapan kita dan terjadilah kekacauan ini "

Seokjin menggeleng, dia harus membuat larangan memasuki dapur untuk Namjoon setelah ini

" akan kubereskan kekacauan ini tapi sebelumnya ku obati dulu luka oppa " Seokjin menarik Namjoon untuk duduk sedangkan dirinya meraih kotak obat yang terletak di samping kulkas

" Jimin terlihat mudah saat melakukannya " keluh Namjoon disela ringisannya

" itu karena Jimin chef profesional dan oppa pebisnis "

" Jimin itu adik kandungku jika dia bisa memasak maka aku juga bisa memasak, eommaku sangat pintar memasak begitu juga dengan mendiang appa "

" saat Tuhan membuat oppa, Dia tidak memberikan oppa bakat memasak sedikit pun " Seokjin menempelkan plester di ketiga ujung jari Namjoon yang teriris, Namjoon baru memotong sosis saja sudah seperti ini apalagi memotong daging? Bisa saja dia juga ikut memotong tangannya

" tidak masuk akal "

" sudahlah, lain kali oppa tidak boleh memasak lagi " Seokjin membereskan kekacauan yang dibuat oleh suaminya

" kau akan memasak? "

Seokjin berbalik dan tersenyum lebar " aku juga tidak diberi bakat memasak oleh Tuhan tapi Dia memberiku bakat untuk menelpon delivery food "

Namjoon tertawa keras dan membuat Seokjin ikut tertawa. Menu sarapan perdana keluarga Kim adalah ayam goreng, kentang goreng, sereal gandum, susu rendah lemak dan segelas cola besar

" minta noona mengajarimu memasak Jinnie "

Seokjin menghabiskan susu rendah lemaknya " aku akan belajar jika tidak sibuk, setelah ini pergilah mandi aku akan menyiapkan keperluan kita untuk pergi ke Macau siang ini "

" iya istriku " ujar Namjoon lembut membuat tubuh Seokjin panas

Seokjin mendekat dan mengecup dahi Namjoon dan membuat namja jenius itu terdiam " jangan lupa untuk membereskan ini suamiku "

Beruntung Seokjin sudah pergi jika tidak dia akan melihat wajah merah Namjoon " bagaimana aku tidak jatuh cinta padamu jika kau seperti ini "

.

" kenapa oppa tidak jujur? "

Yoongi hampir jatuh dari kursinya, pasalnya saat dia memasuki ruangannya tidak ada siapa pun disini " kau ini "

Jimin menatap kekasihnya lurus dan tajam " apa hubungan antara Seokjin unnie dan Hoseok sunbae? "

Yoongi membulatkan matanya " eh? Apa maksudmu? "

" kenapa oppa tidak jujur? Kita sudah berjanji untuk tidak menyembunyikan apapun "

Yoongi terdiam. Jimin duduk di sofa hitam dengan tangan di depan dada dan menatap kekasihnya kesal " ceritakan padaku sekarang "

Yoongi menarik napas panjang " Hoseok menyukai Seokjin sejak masih bersekolah "

alis Jimin terangkat " apa mereka pernah menjalin hubungan? "

Yoongi menggeleng " Seokjin menolak perasaan cinta Hoseok padanya "

Jimin bangkit dari sofa " aku berharap perasaan itu menghilang, Namjoon oppa terlihat sangat bahagia bersama Seokjin unnie "

" aku juga berharap seperti itu Jiminie "

" hanya saja.. " Jimin menggantung kalimatnya

" hanya saja apa? "

Jimin menunduk dan menggeleng " perasaan seperti itu susah untuk dihilangkan "

Jimin mengingat wajah Jungkook dan mengangkat kembali wajahnya " tapi yeoja itu akan menghilangkannya "

kening Yoongi berkerut " yeoja? Siapa? "

Jimin tersenyum tipis " Jeon Jungkook "

.

TBC

gomawo buat yang sudah review ^^ setiap review yang kalian berikan adalah penyemangat untuk saya dan untuk silent readers saya juga menghargai kalian karena telah menyempatkan waktu untuk membaca fanfic karya saya namun saya sangat berharap review dari kalian para silent readers, meskipun hanya review singkat namun itu berarti untuk saya

RnR please ^^