.
" brengsek! " umpat Seokjin saat tidak menemukan kunci mobilnya di dalam tas. Tubuh yang lelah, kepala yang ringan akibat alkohol yang baru saja dikonsumsinya dan hati yang kesal membuatnya membenci segala hal. Dia lalu duduk bersila di lantai parkir yang dingin lalu menumpahkan isi tasnya namun dia sama sekali tidak menemukan kunci mobilnya.
" arrgh.. Shit! Hyosang brengsek! Mati saja kau! Aku berharap kau tersedak dan mati! dasar namja playboy brengsek! " jerit Seokjin.
Siang tadi dia mendapati kekasihnya Jin Hyosang atau biasa dipanggil Kidoh oleh orang terdekatnya itu sedang berselingkuh dengan teman kantornya yang berdandan seperti pelacur di sebuah restoran saat makan siang. Seokjin mengumpati Hyosang dengan berbagai umpatan yang diketahuinya sedangkan selingkuhan Hyosang yang tidak dia ketahui namanya dijambak dan dicakar olehnya. Setelah membuat keributan yang tidak sedikit, Seokjin pun meninggalkan tempat tersebut setelah menaruh beberapa lembar uang puluhan ribu won untuk mengganti kerusakan yang diakibatkan olehnya. Seokjin melajukan mobilnya seperti orang kesetanan, dia sempat menangis beberapa jam di kamar mandi apartemennya sebelum memutuskan ke Volume club pada malam hari untuk melupakan kekesalan hatinya
" kau brengsek Hyosang hikss.. sangat brengsek! Aku membencimu! "
Suasana remang di sekitarnya berubah menjadi sangat terang saat sebuah Ferrari melaju dan berhenti tepat beberapa centi dari tubuhnya, sang pengemudi Ferrari terdengar mengumpat panjang sebelum keluar menghampiri Seokjin
" hei gadis gila! Jika kau ingin mati sana gantung diri atau tenggelamkan dirimu di danau Han " omel namja bersurai blonde pucat itu
Seokjin menengadah dan menatap tajam pada namja yang baru saja memarahinya, dia lalu bangkit dari duduknya " coba katakan sekali lagi? Aku ingin mati? Kau pikir karena lelaki brengsek itu aku ingin mati? Kau saja yang mati brengsek! "
Namja itu mendesis kesal, ternyata yeoja di hadapannya sedang sangat mabuk dan tidak jauh berbeda dari kondisinya " dengarkan aku gadis gila, singkirkan tubuhmu dari tempat ini. kau menghalangi jalanku "
" menyingkir?! Kau saja yang menyingkir brengsek! Aku yang duduk disini lebih awal jadi kau yang harus menyingkir jika ingin lewat bodoh! "
Emosi namja bernama Kim Namjoon itu naik ke ubun-ubun " aishh.. kau benar-benar membuatku kesal brengsek! Ini tempat umum jalang! "
Plakk..
Sebuah tamparan dari tangan Seokjin cukup membuat pipi putih Namjoon panas dan memerah hebat
" apa aku terlihat seperti jalang? Brengsek! Apa kau tidak tahu jika aku sedang sakit hati?! Dasar tidak punya perasaan! "
Namjoon mengacak surai blonde pucatnya kasar, dia sedang sangat mabuk dan tubuhnya lelah " dengar jalang aku tidak punya waktu untuk berdebat denganmu jadi sekarang menyingkirlah "
" hiks.. hiks.. kau jahat oppa " isak Seokjin sebelum tubuhnya limbung dan pandangannya menjadi gelap beruntung Namjoon segera menangkap tubuhnya sebelum yeoja yang berprofesi sebagai model itu jatuh ke aspal. Sempat terlintas ide untuk menyeret tubuh Seokjin ke tepi dan meninggalkan yeoja itu disana namun dia masih memiliki hati dan merasa sangat brengsek jika melakukan hal tersebut lagipula tubuh yeoja ini cukup seksi ditambah dia memakai pakaian yang minim membuat Namjoon berpikir akan lebih baik jika dia membawa yeoja mabuk ini ke ranjangnya yang nyaman. Jadi Namjoon langsung menggendong Seokjin kemudian membereskan barang-barang Seokjin yang berserakan dan segera menuju apartemen mewahnya di kawasan Gangnam
" jangan salahkan aku, kau yang terlalu menggodaku " ujar Namjoon sambil menyeringai dan menambah kecepatan mobilnya
.
Seokjin menggeliat nyaman di bawah selimut yang hangat, suasana sunyi serta harum kayu manis membuatnya akan melanjutkan tidur jika saja dia tidak menyadari sebuah lengan memeluk pinggangnya posesif. Seokjin menghirup aroma mint maskulin yang membuatnya seperti disiram air es dan segera membuka mata, dilihat seorang namja bersurai blonde pucat tengah tertidur sambil memeluk pinggangnya, dialihkan pandangan ke sekitar dan menggeleng. Ini bukan kamarnya, kamar ini bernuansa dark dengan cat hitam dan merah yang berpadu sempurna berbeda dengan kamarnya yang bernuansa pink lembut dengan banyak boneka kelinci serta Mario Bros bukan botol minuman keras, home theatre dan sofa tunggal mewah. Dan ranjangnya bukan king size melainkan single bed. Seokjin kembali mengingat bagaimana dirinya bisa berada di tempat ini bersama namja yang diakuinya cukup tampan yang sedang memeluknya posesif, seperti sebuah rekaman yang diputar mundur Seokjin pun berhasil mengingat semuanya, dia lalu mengintip ke dalam selimut dan mendapati dirinya dalam keadaan telanjang. Seokjin ulangi t-e-l-a-n-j-a-n-g
" kyaa..! " jeritan Seokjin memenuhi setiap sudut kamar dan sukses membuat Namjoon terbangun dari tidur lelapnya
" kau sudah bangun? Selamat pagi yeoja asing " gumam Namjoon dengan suara berat dan mata kanan yang terbuka sedikit
Seokjin segera menjauhkan tubuhnya dari Namjoon dan merapatkan selimut " apa yang kau lakukan padaku? "
Namjoon terkekeh membuat dimplenya terlihat jelas " aku? aku hanya melumat bibir manismu sebentar dan kau yang menguasai permainan. Jujur saja kau sangat hebat "
Wajah Seokjin merah padam, dia segera memunggungi Namjoon sedangkan Namjoon hanya tersenyum melihatnya " pabo Seokjin "
" aku akan memesan makanan dan pergi ke kantor, mobilmu ada di basement apartemenmu. Jika kau masih lelah beristirahatlah, aku sangat memakluminya kau berhasil membuat seorang Kim Namjoon kewalahan tadi malam " Namjoon lalu bangkit dan berjalan menuju kamar mandi
" sial! Ini semua karena Hyosang! Kudoakan dia mati tersedak, brengsek! Pabo Seokjin " umpat Seokjin pelan
.
" sial! " umpat Seokjin saat turun dari taksi yang dipesan Namjoon untuknya, beruntung namja itu juga menyimpan tasnya dan menderek mobilnya jadi dia tidak perlu kembali ke halaman parkir Volume club. Seokjin sedikit menyesal karena harus pulang dengan memakai jaket Namjoon karena dressnya sudah tidak bisa dipakai lagi, beruntung Seokjin selalu menyediakan sebuah hotpants di dalam tas. Sebenarnya Namjoon menawarinya kaus namun ditolak kasar oleh Seokjin karena itu sama saja dengan menunjukkan kissmark hasil karya Namjoon pada dunia
" fuck! Aku harus bertemu lagi dengannya, ini karena jaket sialan ini " Seokjin menekan password apartemennya sambil menggerutu
" hah.. seseorang pasti telah mengutukku hingga aku mengalami banyak kejadian buruk " keluh Seokjin saat melihat isi kulkasnya kosong hingga dia harus pergi berbelanja ke supermarket padahal tubuhnya seakan remuk. Entah seperti apa dirinya bersama Namjoon semalam
" fuck! Damnit! " Seokjin mengumpati perutnya yang berbunyi, dilihat jam di dinding menunjukkan pukul dua siang. Dia menyesal menolak sarapan yang telah dipesan Namjoon untuknya dan memilih melanjutkan tidur lalu segera pergi ketika terbangun
" apa yang harus kumakan? Sial! " dilangkahkan kakinya untuk ke kamar dan berganti pakaian namun rasa lapar mengalahkan keinginannya tersebut. Jadi Seokjin keluar dengan masih menggunakan jaket hitam milik Namjoon dan hotpants biru, dia hanya mengganti hells 12 centi dengan sneakers merah
.
" sial! Hidupku benar-benar sial! " Seokjin lagi-lagi mengumpat saat melihat saldo di rekeningnya menipis, dia menyesal memberikan semua uang dalam dompetnya ke restoran kemarin siang seharusnya dia membiarkan Hyosang yang mengganti semua kerusakan itu serta dia baru saja membeli tas Gucci keluaran terbaru, Seokjin yakin uangnya saat ini tidak bisa memenuhi kebutuhannya hingga akhir minggu
" akan kubotaki orang yang membuat hidupku sesial ini " Seokjin menghentakkan kakinya kesal
.
" kita akan memakai model wanita untuk produk ini " ujar Jung Hoseok, namja tampan dan penuh senyum itu sedang mempresentasikan idenya pada sang atasan
" Chaerin atau Hyorin? " Namjoon –atasan Hoseok- menggosok telunjuk ke bibir bawahnya
" saya merekomendasikan Kim Seokjin sebagai modelnya "
Sebelah alis Namjoon terangkat karena penuturan manajer ahli pemasarannya " Kim Seokjin? Siapa dia? "
Hoseok mengangguk sembari tersenyum " dia adalah model baru, wajahnya cantik dan tubuhnya seksi "
" aku tidak setuju memakai model baru untuk proyek besar ini Hoseok-ah, sangat beresiko. Orang-orang belum tentu mengenalnya "
Hoseok menumpukan sebelah tangannya ke meja " dengan memakai model baru produk ini akan semakin cepat dikenal, produsen kita mungkin sudah bosan dengan wajah para model lama mereka akan tertarik membeli produk ini jika kita memakai model baru, saya yakin sajang-nim "
Namjoon berpikir sebentar lalu mengangguk " baiklah, pemikiranmu masuk akal. Pemotretannya lusa dan atur semuanya. Rapat selesai "
.
Seokjin mengumpat saat ponselnya bergetar, demi semua koleksi Gucci miliknya dia sedang tidak ingin menerima telepon dari siapapun. Dilihat layar ponsel yang menampilkan foto dan nama sahabat sejak kecilnya
Hoseok calling..
" nde oppa "
" kau sedang sibuk Jinnie? "
Seokjin menatap ramen yang tersisa setengah " tidak, wae oppa? "
" bagaimana jika kita makan siang? Aku punya pekerjaan untukmu "
Wajah Seokjin yang sejak tadi masam berubah cerah, mata yeoja bermarga Kim itu menyipit saking lebarnya dia tersenyum " benarkah? Dimana aku bisa bertemu denganmu oppa? "
" di restoran seafood dekat kantorku, perlu kujemput? "
" tidak perlu oppa, aku akan tiba 10 menit lagi. Bye oppa "
" bye Jinnie " PIP
Seokjin tersenyum " ternyata aku memang tidak sepenuhnya jatuh. Kau memang selalu ditakdirkan beruntung Kim Seokjin
.
" hai oppa " sapa Seokjin
" kau semakin cantik Jinnie " Hoseok memeluk sahabat sejak kecilnya yang sudah dianggap adik olehnya
Seokjin membalas pelukan Hoseok sebentar lalu melepas dan duduk " jadi apa pekerjaan yang oppa tawarkan padaku "
" kau sedang kesulitan ya? "
Seokjin mengangguk " begitulah, akan kuceritakan nanti saja sekarang beritahu aku apa pekerjaannya "
" kantorlu akan memasarkan produk baru dan aku merekomendasikan dirimu sebagai model untuk produk tersebut dan atasanku menyetujuinya "
" gomawo oppa "
" pemotretannya lusa pagi di kantorku, apa kau bisa? "
Seokjin mengangguk semangat " tentu saja oppa "
" baguslah, tapi kenapa kau memakai jaket? Ini musim panas Jinnie " tanya Hoseok heran, di cuaca sepanas ini Seokjin mengancingkan jaketnya hingga ke leher
" i..itu oppa aku kedinginan "
Kening Hoseok berkerut " apa Hyosang meninggalkan tanda lagi? God sake Jinnie bisakah kau memberitahu namja itu untuk tidak meninggalkan tanda ti tempat yang mudah terlihat? "
Wajah Seokjin yang cerah berubah masam " tidak usah bicarakan namja brengsek itu "
" kalian bertengkar lagi? "
" dia itu brengsek! Kali ini tidak akan kuampuni "
Hoseok tertawa pelan " baiklah, kita pesan sekarang. Aku harus segera kembali ke kantor "
.
Seokjin memandang tubuh nakednya di depan cermin kamar mandi dan tersenyum puas, tanda kemerahan sialan itu sudah hilang dari tubuhnya
" well, aku bisa bekerja dengan tenang "
.
Namjoon menatap kesal pada yeoja yang sedang duduk di depannya " apa yang membuatmu datang kesini pagi-pagi? "
Kim Taehyung meminum tehnya pelan dan tersenyum lembut menatap Namjoon
" aku akan pergi ke Paris untuk waktu lama jadi aku menitipkan Kookie padamu "
" titipkan saja pada eomma, aku sibuk. Jadwal rapatku sangat banyak dan kupastikan aku tidak sempat mengurus Kookie "
" eomma juga sedang sibuk lagipula kau appanya jadi kau punya tanggung jawab atas dirinya " ujar Taehyung. Dia dan Namjoon telah bercerai dua tahun lalu setelah satu tahun lebih menikah karena perjodohan
Namjoon berdecak lalu mengalihkan pandangannya ke jendela " berapa lama kau akan pergi? "
" dua minggu paling cepat "
Namjoon mendesah berat " baiklah, hanya dua minggu. Aku ini sangat sibuk, harusnya kau tahu itu "
Taehyung tersenyum " terima kasih oppa, aku harus segera pergi karena pesawatku akan berangkat satu jam lagi. Semua keperluan Kookie akan kuletakkan di apartemenmu setelah ini "
Namjoon mengangguk tanpa melihat wajah Taehyung. Taehyun pun bangkit dan meraih Luis Vuiton hitamnya di sofa
" aku pergi. Oh, jangan lupa untuk menjemput Kookie di sekolahnya jam 4 sore "
" jika aku sempat, jika tidak aku akan menyuruh seseorang untuk menjemputnya "
" aku harap kau punya waktu untuk menjemputnya, dia sangat merindukanmu oppa "
Namjoon terdiam, merasa tidak mendapat respon dari mantan suaminya Taehyung melangkah keluar. Dia bertemu Hoseok saat akan masuk ke dalam lift
" Taehyung-ssi " sapa Hoseok
" Hoseok-ssi " balas Taehyung ramah
" sudah bertemu sajang-nim? "
Taehyung mengangguk pelan " aku akan pergi ke Paris untuk waktu yang lama jadi aku menitipkan Kookie pada Namjoon oppa "
Hoseok mengangguk " lalu dimana Jungkook? Apa dia sudah berada di ruangan sajang-nim? "
Taehyung menggeleng " Kookie sedang berada di sekolah, ah maafkan aku Hoseok-ssi tapi aku harus segera pergi "
Hoseok menggeser tubuhnya dari depan pintu lift " silahkan Taehyung-ssi, maaf menyita waktumu "
Taehyung membungkuk sopan lalu melangkah masuk ke dalam lift
.
Suara kamera dan kilatan blitz memenuhi ruang pemotretan, Seokjin menunjukkan kemampuannya dengan baik. Dia sedang mempromosikan smartphone keluaran terbaru asal Korea Selatan yang terkenal
" good job! " ujar sang fotografer. Namja tampan dengan tubuh ber-abs itu tersenyum puas pada Seokjin setelah pengambilan gambar selesai
" kerja bagus Seokjin-ssi, anda sangat berbakat. Lihatlah hasilnya sangat bagus "
Jimin –sang fotografer- menunjukkan hasil foto di layar omputer
Seokjin membungkuk sopan, fotografer yang baru saja memotretnya adalah fotografer terkenal yang sering memotret artis dan model ternama
" terima kasih Park Jimin-ssi, ini juga berkat kemampuan anda yang luar biasa "
" terima kasih Seokjin-ssi, apa setelah ini anda punya acara? "
Seokjin menggeleng " tidak Jimin-ssi. Ada apa? "
" bagaimana jika kita makan siang? Bukan hanya berdua tapi juga bersama Hoseok hyung "
Seokjin mengangguk singkat " baiklah "
" makan siang setengah jam lagi, anda bisa menunggu di ruang make up "
Seokjin mengangguk. Ini adalah kesempatan bagus untuk dirinya, Jimin bisa membuatnya menjadi semakin dikenal orang-orang. Fotografer terkenal ini memiliki banyak kenalan orang-orang yang dapat memuluskan jalan Seokjin menjadi model
.
" bagaimana pemotretan hari ini? apa model rekomendasimu bekerja dengan baik? " tanya Namjoon pada Hoseok sambil menandatangani beberapa berkas di mejanya
" berjalan lancar, Jimin memuji model yang kurekomendasikan. Sepertinya dia tertarik pada Seokjin "
Namjoon mendongak " beritahu padanya kalau aku akan melemparnya dari Namsan tower jika membuat Yoongi tersayangku menangis "
Hoseok tersenyum geli, dibandingkan sepupu Namjoon lebih terlihat seperti ayah Min Yoongi kekasih Park Jimin
" tidak akan terjadi apa-apa, kami hanya makan siang bertiga "
Namjoon selesai menandatangani berkas yang diberikan " aku ikut, harus ada yang mengawasi mata Park Jimin "
.
Seokjin sedang merapikan riasannya saat seorang yeoja yang wajahnya sering terlihat di berbagai majalah fashion serta tv masuk. Yeoja bersurai blonde terang itu tersenyum ramah pada Seokjin dan langsung merapikan riasannya
" kau Kim Seokjin? "
Seokjin mengangguk
Yeoja itu lalu mengulurkan tangannya " aku Lee Chaerin, aku melihat pemotretanmu tadi. Kau sangat berbakat "
Seokjin merona dipuji oleh model terkenal itu, dia lalu membalas uluran tangan Chaerin " terima kasih Chaerin-ssi "
" kau direkomendasikan oleh Hoseok oppa? " Chaerin merapikan poninya
Seokjin memperbaiki eyelinernya " nde "
" dia memang tidak salah memilihmu, kau begitu cantik dan berbakat "
" terima kasih Chaerin-ssi "
Chaerin tertawa pelan " jangan terlalu formal memanggilku, kita sepertinya seumuran. Panggil aku Chaerin "
Seokjin mengangguk " nde Chaerin "
Chaerin memasukkan lipgloss ke dalam tas " baiklah, aku pergi. Sampai jumpa Seokjinnie "
.
Namjoon menahan senyum saat melihat wajah bodoh Seokjin ketika dirinya bergabung untuk makan siang bersama Jimin dan Hoseok. Dirinya pun tidak menyangka akan bertemu lagi dengan yeoja yang membuatnya kewalahan di ranjangnya sendiri beberapa waktu lalu
" Jinnie, ini atasanku Kim Namjoon sajang-nim " Hoseok memperkenalkan Seokjin pada Namjoon
Namjoon mengulurkan tangannya " senang bertemu denganmu Seokjin "
Seokjin membalas dengan kaku uluran tangan Namjoon " saya juga senang bertemu dengan anda Kim sajang-nim "
Namjoon menyeringai pada Seokjin
" ini akan menarik " batinnya
Jimin yang melihat ekspresi tidak wajar Namjoon pun segera menyikut namja yang merupakan calon kakak iparnya tersebut
" silahkan duduk semuanya, pesanlah sesuatu aku yang traktir " ujar Jimin
" Hoseok-ah "
Hoseok yang sedang memilih menu menoleh " nde sajang-nim? "
" mulai hari ini Seokjin menjadi model resmi perusahaan kita "
" baik sajang-nim " Hoseok pun menyikut lengan Seokjin
Seokjin membulatkan matanya entah dia harus senang atau mengumpat yang jelas dia hanya merasa ingin makan lebih banyak dari biasanya
" selamat Seokjin-ssi " ucap Jimin
" ah, nde khamsamnida " Seokjin mengumpati Namjoon yang sedang menatapnya lekat-lekat dalam hati
.
.
TBC
Keep review and review please ^^
