Chapter 1

You Picked Him But I Chose You

Park ChanyeolxByun BaekhyunxDo Kyungsoo

Rated: M

000

Saya HANYA meminjam nama, adapun tokoh aslinya BUKAN milik saya. Dengan kata lain cerita ini dibuat BUKAN untuk menjatuhkan nama baik tokoh aslinya.

000

(MOHON YANG TIDAK MENYUKAI PAIRINGNYA ATAU JALAN CERITANYA SEGERA TINGGALKAN CERITA INI DAN TAK PERLU MRNINGGALKAN JEJAK)

000

Suasana di meja makan itu begitu hening, hanya ada suara ketukan sendok dengan piring. Baekhyun memang mengunyah makanannya, tapi matanya tak lepas dari wajah lelah suaminya.

"Ada sesuatu yang ingin kau sampaikan?" tanya Chanyeol. Rupanya ia menyadarinya.

"Tak ada, hanya saja sepertinya kau lelah sekali ya?" Baekhyun pun menunjukan keprihatinannya.

Chanyeol pun menganggukan kepalanya. "Sangat, apalagi Minseok Hyung mengundurkan diri setelah mendirikan sebuah restauran, aku harus mengerjakan semuanya sendiri," jawabnya.

"Apa belum ada sekretaris pengganti?" tanya Baekhyun lagi.

"Belum, aku minta Minseok Hyung untuk merekomendasikan seseorang, sudah seminggu namun sampai kini belum ada seorangpun yang menemuiku,"

"Sudah kau tanyakan itu pada Minseok Hyung?"

"Sudah, tapi katanya orang rekomendasinya sedang mengurus sesuatu,"

"Kalau begitu bersabarlah sebentar lagi, tapi jangan terlalu memporsis dirimu Chanie, aku hanya tak ingin saja kalau sampai kau sakit,"

"Iya Baekhie sayang," dengan gemas Chanyeol pun mencubit pipi Baekhyun.

000

Sesampainya di Kantor, Chanyeol langsung dihadang oleh salah satu pegawai kantornya yang bername tag Nana.

"Selamat pagi Sajangnim," sapa Nana.

"Pagi," balas Chanyeol dengan ramah.

"Maaf sajangnim, ini ada Do Kyungsoo-ssi yang di rekomendasikan oleh Minseok-ssi untuk menjadi sekretaris anda," jelas Nana.

Chanyeol pun segera mengalihkan perhatiannya pada orang di samping Nana. Pria berperawakan mungil dan bermata bulat lucu. Begitulah kesan pertama yang Chanyeol tangkap saat melihat Kyungsoo pertama kali.

Padahal baru tadi pagi Chanyeol membicarakan ini dengan Baekhyun, tapi orang yang bersangkutan sudah muncul di hadapannya saat ini.

"Selamat pagi Sajangnim, perkenalkan nama saya Do Kyungsoo," sapa pria mungil itu.

Chanyeol pun menganggukan kepalanya. "Kalau begitu mari kita bicara di ruanganku saja," ajak Chanyeol kemudian.

Kyungsoo pun menganggukan kepalanya pada Nana sebagai bentuk terima kasihnya lalu segera mengekori Chanyeol.

0

0

"Jadi kau kemari atas rekomendasi Minseok?" Tanya Chanyeol sambil memeriksa berkas yang berisi data diri Kyungsoo.

"Iya Sajangnim," jawab Kyungsoo mantap.

Chanyeol pun menganggukan kepalanya mengerti. "Bagus, aku benar-benar kewalahan mengurus semuanya sendiri, jadi, bisa kau mulai bekerja sekarang?" tanya Chanyeol kemudian.

"Eh? S-sekarang Sajangnim?" Kyungsoo tentu terkejut mendengarnya. Pasalnya dia baru saja menyodorkan berkas lamaran tapi langsung diminta kerja saat ini juga.

"Tahun depan, tentu saja sekarang Kyungsoo, tak apa kan kupanggil begitu?" tanya Chanyeol kemudian. Selanjutnya ia dibuat gemas oleh mata bulat Kyungsoo yang berkedip-kedip menunjukan ketidak percayaannya.

"Tunggu apa lagi, bawa ini dan pelajarilah, oh! dan jangan lupa atur jadwalku untuk minggu depan dan seterusnya?" Pinta Chanyeol kemudian.

"Ah, b-baik sajangnim," Kyungsoo pun segera mengambil berkas-berkas itu.

"Mejamu ada di depan, tau kan?" tanya Chanyeol lagi sambil menunjuk keluar ruangan.

"Iya Sajangnim, permisi," Kyungsoo pun cepat-cepat keluar dari ruangan CEO tersebut lalu menuju meja yang ada di depan ruangan itu.

Setelah Kyungsoo keluar dari ruangannya, Chanyeolpun melanjutkan pekerjaannya yang menggunung itu. Waktu terus berjalan lalu ia harus berhenti ketika ponselnya tiba-tiba berdering.

"Hallo Umma? ada apa?"

Rupanya ibunyalah yang menelponnya. Ibunya mengatakan kalau ia harus menemuinya sekarang. Chanyeolpun mengiyakan dan tak menunggu nanti-nanti. Setelah sambungan telponnya terputus iapun segera keluar dari ruangannya dengan membawa sebuah map di tangannya. Begitu ia keluar dari ruangannya, terlihat Kyungsoo yang tampak fokus membaca sesuatu tanpa menyadari kehadirannya.

"Aku salut dengan kefokusanmu dalam mempelajari sesuatu Kyungsoo, tapi bolehkan aku mengganggu sebentar?"

Suara yang menginterupsi itu tentunya mengundang kekagetan bagi Kyungsoo. "Oh! M-maaf sajangnim," Kyungsoo pun segera berdiri dan membungkuk hormat.

Chanyeol pun tersenyum geli melihatnya. "Santai saja Kyungsoo, Ah ini, bisa kau mengerjakan ini untukku? aku mau keluar mungkin agak lama, kau hanya perlu membuang bagian yangg aku beri tanda saja, kalau sudah selesai taruh saja di mejaku," pintanya.

"Oh, baik sajangnim," Kyungsoo pun segera menerima map itu dan segera membukanya.

"Baiklah, kupercayakan ini padamu, aku pergi dulu," pamit Chanyeol sebelum berjalan menjauh.

Kyungsoo pun segera membungkukkan badannya sebagai isyarat kalau dia siap di beri kepercayaan oleh Chanyeol.

000

Chanyeol mengendarai mobilnya dengan santai. Tiba-tiba ponselnya berdering dan menampilkan Umma memanggil di layarnya.

"Hallo Umma?"

"Iya, Umma aku masih di jalan, sebentar lagi aku sampai," kemudian ia terdiam mendengarkan apa yang Ummanya katakan selanjutnya.

"Hemm, iya Umma,"

Setelah itu sambungan ponsel terputus dan Chanyeol segera menambah kecepatan laju mobilnya.

Sesampainya di kediaman keluarganya, Chanyeol bergegas menghampiri ibunya yang duduk di ruang keluarga.

"Aku datang Umma," sapanya. Ia pun mendudukan dirinya di samping ibunya.

"Oh kau sudah datang," Hanna pun menyambut putranya dengan senyuman.

"Ada apa Umma? kenapa Umma memintaku kemari? Apa ada sesuatu yang serius?" tanyanya.

"Begini nak," Hanna terdiam sebentar memandang putranya lalau kembali melanjutkan perkataannya.

"Ini tentang pernikahanmu dengan Baekhyun, smalam Appamu bicara dengan Umma, dia meminta Umma untuk menanyakan hal ini padamu,"

Chanyeol terdiam seribu bahasa. Meski sempat terkejut tapi ia tau, cepat atau lambat orang tuanya pasti akan menanyakan ini padanya.

"Appamu ingin tau, kapan kau akan memberikan cucu untuk kami Chanyeol?"

Chanyeolpun menundukan kepalanya. Ia tak tau harus memberi jawaban seperti apa. Bukannya tak mau memberi mereka cucu. Hanya saja ia dan Baekhyun sudah berusaha sebisa mereka. Berhasil tidaknya tentu Tuhan yang mengaturnya. Sepertinya mereka memang belum di beri kepercayaan untuk mengasuh momongan.

"Kesehatan Baekhyun baik-baik saja kan? bukannya kalian sudah pernah memeriksanya dan Baekhyun punya kemungkinan untuk hamil, lalu kenapa sampai sekarang kalian belum memberi cucu untuk kami?" tanya Hanna kemudian.

"Aku tak tau Umma, kami sudah memeriksakannya berkali-kali, bahkan aku juga ikut memeriksakan diri siapa tau masalahnya ada padaku, tapi dokter bilang kami baik-baik saja dan punya kemungkinan untuk memiliki keturunan," belanya.

"Mungkin kalian kurang berusaha, atau kau bohong soal kesehatan Baekhyun? dia benar-benar bisa hamil kan?" tanya Hanna curiga.

Chanyeol pun menghela nafas. "Tentu saja kami terus berusaha Umma," hampir tiap hari malah. sambungnya dalam hati.

"Benarkah?"

"Kalau masalah kesehatan rahim Baekhyun tentu saja ia baik-baik saja Umma, kalau Umma tak percaya, Silahkan Umma mengajak Baekhyun melakukan pemeriksaan Ulang," Chanyeol hanya bisa pasrah kalau Ummanya memang berniat melakukan itu. Toh ia tak berbohong, memang begitulah adanya.

Hanna pun menghela nafas. "Huhh, kalau begitu adanya, Umma percaya saja padamu, tapi Chanyeol, Kami benar-benar menginginkan cucu darimu,"

Chanyeol terdiam lagi. Lalu kemudian sebuah ide terlintas di pikirannya. "Umma, bagaimana kalau kami mengadopsi anak saja?" tanyanya hati-hati.

"Apa? Yang kami inginkan DARAH DAGINGmu Chanyeol, bukan yang lain," ucap Hanna penuh penekanan.

"Maaf Umma, hanya saja kalau memang Umma sudah tak sabar ingin menimang cucu kurasa itu adalah solusi terbaik," ucap Chanyeol tak yakin.

"Solusi terbaik adalah jika kau menikah lagi dan memberi cucu bersama istri baru mu," sambung Hanna lagi.

Pupil chanyeol pun melebar karenanya. "Umma! Itu tak mungkin kulakukan, aku masih sangat mencintai Baekhyun,"

"Huhh, Pokoknya Umma tak mau tau Chanyeol, Kau harus memberi kami cucu dengan Baekhyun atau siapapun itu Umma tak peduli," Hanna menjadi kesal lalu beranjak meninggalkan putranya itu.

"Umma!" Chanyeol memohon meminta pengertian. Namun Hanna tak menghentikan langkahnya dan terus berjalan menuju kamarnya.

"Arggg," Chanyeol pun mengacak rambutnya frustasi. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Kalau ia membicarakan ini dengan Baekhyun, ia takut kalau suaminya itu akan berkecil hati.

000

"Huhh akhirnya selesai juga," Kyungsoo pun meregangkan badannya setelah tugas yang diberikan Chanyeol selesai. Setelah memastikan semuanya sudah benar dan lengkap, diapun segera beranjak dari meja kerjanya.

"Nah saatnya menaruh ini di meja Sajangnim," Tanpa ragu iapun memasuki ruangan CEO tersebut dan langsung berjalan menuju meja atasannya itu.

"Dimana ya? ah disini saja," iapun memutuskan meletakkannya tepat di tengah meja kaca itu. Tapi kemudian ia merasa terganggu dengan kertas-kertas yang berserakan di meja itu.

"Ya ampun berantakan sekali, apa tak masalah ya kalau ku rapikan?" gumamnya. Setelah berbagai pertimbangan, iapun memutuskan merapikan berkas-berkas di meja itu.

"Oh foto siapa ini?" iapun mengambil figura itu dan menatapnya lamat.

"Ah foto Sajangnim dengan-,"

Deg

Seorang pria manis berperawakan mungil. Eyesmilenya cantik ditambah ranumnya yang tipis nan merah. Pupil Kyungsoo melebar karenanya. Jantungnya berdetak lebih cepat kala tau siapa yang berdiri di samping Chanyeol dalam foto itu.

"I-ini kan?" tangannya bergetar. Tentu saja ia tak mungkin lupa pada sosok yang pernah ada di ingatan masa kecilnya itu. Byun Baeknyun.

-TBC-

Sebuah perombakan besar-besaran meskipun masih nyerempet sedikit. Aku benar-benar minta maaf untuk itu. Hanya saja setiap kali ku baca ulang cerita ini, dan mengingat sebuah review, aku merasakan mood yang buruk dan berkepanjangan.

Karna itu aku merombak ulang ff ini dengan maksud agar jiwaku lebih tenang dan bisa melanjutkan ffku yang lain dengan damai.

Sekali lagi aku benar-benar minta maaf.

-Salam damai inchan88-