SUMMER : CIEL

[BTS VKOOK/TAEKOOK]

Taehyung mulai mempertanyakan keputusannya saat mengajak Jungkook tinggal bersamanya. Ia merasakan siksaan yang menyenangkan. Dan itu semakin menjadi-jadi karena selama musim panas ini ia akan selalu merasakan feromon Jungkook dimanapun dan kapanpun. —

[ The 2nd of Four Season Series]

Taehyung meremat surai ungu pucatnya kuat, lalu mengusap wajahnya kasar. Ia memandang tajam pantulan dirinya di kaca besar apartmennya. Ia menghela napas kasar kemudian membungkuk. Menyiram kepalanya dengan air dingin, berharap kepalanya juga ikut mendingin.

"Jeon Jungkook—akhh! Keluar dari kepalaku!"

Taehyung memukul kepalanya berkali-kali, tapi itu tidak ada artinya sedikitpun. Ini masih pagi dan aroma tubuh Jungkook sudah menyapa penciumannya. Taehyung menendang pelan pintu bercat putih di dalam kamar mandi luas itu. Ruang untuk semua yang biasa ia pakai dan... sekarang ditambah Jungkook juga.

Jangan salah paham. Taehyung bukannya membenci eksistensi pemuda bergigi kelinci itu. Ia membenci dirinya sendiri yang kesulitan menahan hormonnya yang dalam masa meledak-ledak seperti ini.

Ia menarik kaus sleeveless hitam polos dan celana pendek selutut. Ia melengkapi penampilannya dengan kemeja putih yang sedikit kebesaran. Taehyung menarik laci meja kaca di tengah ruangan. Mengambil acak jam tangan juga kaus kaki putih polos dan memakainya. Taehyung menyisir surai keunguannya dengan jari sebelum memasang topi dengan dua lingkaran besi di ujung kirinya. Well, black and white bukan ide yang buruk di Sabtu pagi, bukan?

Taehyung mendorong pintu yang lain. Ruangan itu punya dua pintu, ngomong-ngomong. Satu dari dalam kamar mandi dan yang satunya langsung mengarah ke ruang utama, jadi ia tidak perlu berbasah-basah jika keluar dari kamar mandi.

Taehyung melangkah pelan menuju tangga apartmen. Namun ia berhenti tepat di belakang sofa dengan Jungkook yang duduk bersila disana. Dari posisinya, Taehyung tahu kalau pemuda itu tengah menyantap semangkuk sereal dan segelas susu vanila sebagai sarapan paginya. Jungkook tampak menikmati sarapannya sembari menonton televisi yang menayangkan film action asal negeri Paman Sam. Terlalu asyik, heh? Jeon Jungkook? Sampai kau tidak menyadari Kim Taehyung yang berdiri di belakangmu?

Taehyung sedikit membungkuk dan mendaratkan kecupan singkat di pipi kiri Jungkook. Dengan suara yang sengaja ia ia rendahkan, ia berbisik tepat di depan telinga Jungkook.

"Pagi, Kookie"

Taehyung menahan tawanya melihat Jungkook yang tiba-tiba berubah kaku. Sendok serealnya masih menggantung di udara dan Taehyung sempat melihat jakun pemuda itu bergerak pelan. Apa yang kau pikirkan Jungkook?

Taehyung mengacak surai legam Jungkook sejenak hingga Jungkook akhirnya menoleh ke belakang. Kedua alisnya terangkat tinggi.

"Hyung mau pergi?"

Taehyung mengangguk kecil lalu menyuap sereal Jungkook ke dalam mulutnya. Taehyung mengusap lembut sudut bibir dan pipi gemuk Jungkook dengan kedua ibu jarinya. Jungkook diam saja kali ini, terlihat memikirkan sesuatu.

"Aku ikut!"

"Eh? Bukankah tadi malam kau bilang ingin bermalas-malasan seharian ini?"

Jungkook merengut lucu,"Itu kan tadi malam. Wae? Hyung tidak mau aku ikut?"

"Oke.. oke... cepatlah karena kita akan terlambat. Dan Jungkook, ganti pakaianmu," Taehyung langsung melanjutkan kalimatnya sebelum Jungkook menyela bahwa ia sudah siap pergi. Mana mungkin Taehyung mengijinkan Jungkook keluar dengan tampilan kacau begitu. Maksudku, Jungkook kelihatan baru bangun, tentu saja penampilannya kacau. Jangan berpikir yang tidak-tidak. Taehyung tidak akan melakukan lebih dari itu. Tidak akan sampai waktunya tiba.

Jungkook langsung melesat melompati sofa dan berlari menuju kamar mandi. Setelah membalas kecupan selamat pagi Taehyung tentu saja. Taehyung menyentuh pipinya lalu menarik sudut bibirnya melengkung indah.

"Dasar anak kecil"

.

CIEL—

.

"Kenapa ke tempat ini?"

Jungkook sedikit kesal. Ia kira Taehyung akan membawanya jalan-jalan menikmati liburan musim panas ini. Ya, Daejoo memang meliburkan sekolah selama musim panas berlangsung. Seperti kebanyakan sekolah-sekolah di Amerika. Pemilik Daejoo sendiri adalah orang Amerika yang Jungkook tidak tahu namanya. Taehyung tidak mengatakannya. Taehyung bilang itulah alasan mengapa Daejoo diliburkan selama musim panas. Sumpah, selama dua tahun Jungkook bersekolah disana, ia baru mengetahuinya dua hari yang lalu.

Oke, kembali ke pembicaraan awal. Mungkin Jungkook sedikit mabuk saat mengira Taehyung akan mengajaknya kencan. Kencan pertama mereka, tepatnya. Nyatanya tidak. Tidak sama sekali. Sama sekali tidak. Taehyung malah membawanya ke sebuah gedung yang Jungkook ketahui adalah gedung salah satu majalah terkenal di Negeri Ginseng. Sebenarnya bukan Taehyung yang membawanya. Jungkook yang membawa Taehyung dengan arahan Taehyung tentu saja. Pantas saja pemuda tinggi itu memintanya untuk menyetir sementara ia sibuk dengan kamera-kameranya. Baiklah, mungkin Jungkook mulai benci pada benda tak bernyawa itu. Benda itu sangat ahli merebut perhatian Taehyung, bahkan melebihi Jungkook. Shit!

"Tentu saja kemari, Kookie-ya~. Hyung punya kontrak dengan mereka bulan lalu untuk pemotretan koleksi musim panas mereka. Hyung harus bekerja, sayang"

Taehyung mengusak surai Jungkook—lagi. Sepertinya ia sudah menemukan obsesi barunya pada helaian halus itu. Jungkook tidak menjawab. Ia hanya membantu membawakan peralatan Taehyung yang masih tertinggal di Saleen S7 Taehyung. Oh, jangan lupakan kerutan kecil di dahinya. Jungkook mengekori Taehyung sembari memeluk beberapa peralatannya Taehyung. Taehyung sepertinya cukup sering kemari, melihat banyaknya sapaan padanya. Jungkook merasa seperti seorang manager sekarang.

Taehyung mendorong pintu kaca buram perlahan namun salah satu tangan Jungkook menahannya masuk ke dalam sana. Taehyung lalu berbalik, menaruh atensinya pada Jungkook.

"Hyung, aku pulang saja"

Taehyung mengangkat sebelah alisnya bingung. Ia memperhatikan raut Jungkook lamat-lamat. Dan ia tertawa setelahnya.

"Ayolah, Jungkook. Kita sudah sampai disini, kenapa harus kembali? Kita akan kembali bersama. Ini tidak akan lama. Aku janji akan membelikanmu permen nanti"

"Aku bukan anak kecil, hyung!"

Jungkook memekik kecil saat Taehyung menariknya ikut masuk ke dalam sana. Ia tahu Taehyung sedang menggodanya tadi. Sial.

Dan ini yang Jungkook tidak suka. Menjadi pusat perhatian itu tidak selamanya menyenangkan. Jungkook bisa jamin yang satu ini. Ia bahkan berani bertaruh dengan kepalanya. Ia tidak suka pandangan curiga penuh intimidasi yang diberikan padanya. Jika bisa, Jungkook boleh-boleh saja membalas mereka lebih ganas. Ya, andai.

"Hei, Taehyung! Siapa?"

"Ah, dia—"

Jungkook melotot saat Taehyung meliriknya.

"Kekasihku?"

Sekarang Jungkook sudah membulatkan tekadnya untuk mengganti objek yang ia benci, dari kamera menjadi pemilik kamera itu. Persetan Kim Taaehyung dengan mulut besarnya.

"Wow! Mereka akan sakit hati jika tahu itu"

Taehyung hanya tertawa singkat sebagai balasan. Ia sedikit membungkuk hormat pada pemuda itu lalu kembali menyeret Jungkook menuju pusat kerumunan. Jungkook menurunkan keperluan Taehyung diatas meja kosong. Ia mengedarkan pandangannya ke segala sisi. Ia bisa melihat Taehyung tengah berbincang serius dengan beberapa orang, sepertinya produser majalah. Tak jauh dari Taehyung beberapa model bertubuh tinggi dan ramping tampak mempersiapkan diri mereka, walau sesekali Jungkook mendapati mereka melirik ke arah Taehyung. Jungkook tidak mengungkap seberapa besar kekesalannya sekarang. Ia kesal setengah mati. Ia menyesal meminta ikut tadi. Sangat.

"Hei! Kau yang tadi datang bersama Taehyungie, bukan?"

'Taehyungie?'

Jungkook melirik gadis itu tajam. Jungkook kenal yang satu ini. Min Hyosun. Model cantik dengan darah Korea-Jepang yang mengalir dalam dirinya. Pertanyaannya, siapa si Min Hyosun ini sampai memanggil Taehyung begitu akrab?

"Ya"

"Kau siapanya Taehyungie?"

Jungkook bisa menangkap aura yang tidak enak dari gadis ini. Well, Taehyung setampan itukah? Memangnya Taehyung itu melakukan apa sampai banyak yang suka padanya? Tidak ada yang bagus selain wajah, otak, dan keramahannya. Hei, Jungkook, itu sudah sangat bagus?!

"Aku? Aku ke—temannya"

Jungkook hampir saja kelepasan menyebutkan itu. Ini semua gara-gara Taehyung yang mengatakan Jungkook kekasihnya tadi. Bayangkan, jika Jungkook mengatakan hal yang serupa pada gadis ini. Taehyung bisa dipandang jijik oleh mereka. Jungkook? tenang, Jungkook sudah terbiasa.

"Baguslah"

Gadis itu berujar angkuh kemudian berlalu dengan mengangkat dagunya pongah. Mood Jungkook benar-benar jatuh sekarang. Ingin rasanya ia berteriak sekarang. Kalau bisa ia ingin membunuh seseorang juga.

Jungkook mengambil langkah menghampiri Taehyung yang tengah mengatur lensa kamera yang akan ia gunakan untuk pemotretan ini. Jungkook sedikit mengernyit. Ia sudah kenal semua kamera Taehyung, tapi kenapa pemuda itu tidak menggunakannya saja? Bukankah tadi ia membawanya? Lalu kenapa memakai milik perusahaan itu? ingatkan ia untuk menanyakan itu nanti.

"Hyung—"

"Sebentar, biarkan aku menyelesaikan ini dulu"

Jungkook menghela napas kasar. Ia lalu semakin mendekat pada Taehyung dan setengah berbisik ia mengutarakan keinginannya.

"Aku bosan. Aku menunggu di cafe bawah saja"

Dengan itu Taehyung seketika menghentikan kegiatannya dan beralih pada Jungkook. benar-benar pada Jungkook.

"Baiklah. Bawa ini juga bersamamu. Jaga baik-baik, sayang. Aku akan menemuimu sekitar dua atau tiga jam dari sekarang"

Jungkook kira Taehyung akan menghentikannya. Dengan bibir mengerucut lucu, Jungkook menerima kamera Taehyung dan mengalungkannya. Tangannya terulur memutar posisi topi Taehyung menjadi kebelakang. Ia menyisir poni ungu pucat yang mencuat keluar.

"Jangan menggoda mereka. Jangan mau digoda mereka. Atau kau mati di tanganku, Tuan Kim"

Taehyung terkekeh pelan sembari mengangguk sekali. Saat Jungkook menghilang dibalik pintu, Taehyung benar-benar berulah.

"ASTAGA KEKASIHKU MANIS SEKALI"

Taehyung entah sengaja atau tidak berujar setengah berteriak hingga terdengar siapapun di ruangan itu. Semuanya menatap Taehyung tak percaya sementara pemuda itu malah acuh dengan keadaan sekitar.

.

CIEL—

.

Jungkook menggaruk pipinya, sedikit kebingungan sebenarnya. Pasalnya ia tidak tahu apa yang ia inginkan sesungguhnya. Setelah sampai di cafe lantai dasar, ia merasa menyesal meninggalkan Taehyung di atas sana. Takut-takut yang ia pikirkan terjadi. Taehyung itu sulit dipercaya. Tampang manusia seperti itu pasti tipe player. Pasti. Namun, jika ia kembali kesana, Jungkook bisa pastikan ia akan menggila saat itu juga.

Jungkook mengambil salah satu tempat yang masih kosong. Cafe perusahaan itu kelihatan ramai. Mungkin mereka antek-anteknya para model itu. Jungkook memesan makanan berat kali ini. Hitung-hitung tambahan untuk sarapannya yang hanya sereal dan susu saja tadi. Jungkook meletakkan kamera Taehyung hati-hati. Bagaimanapun benda itu pasti sangat berharga bagi pemuda ceking itu.

Sudah hampir sejam berlalu sejak Jungkook melenyapkan pesanannya ke dalam perut. Dan sudah selama itu juga ia diam sembari memainkan ponselnya di temani sepiring biskuit kacang dan segelas tinggi lemonade. Jungkook melirik benda berwarna hitam di depannya lalu menghela napas perlahan.

Tanpa berpikir panjang lagi, Jungkook meraih benda itu dan ya, dia membukanya pasti.

Jungkook terkekeh kecil melihat stiker yang ditempel di salah satu sisinya. "#2 TAEHYUNG". Itu yang tertulis di stikernya. Tidak besar. Stiker kecil sederhana berwarna hitam kebiruan dengan pinggir berwarna putih. Jungkook tahu Kim Taehyung itu menyukai kamera tapi ia tidak tahu ternyata sebesar ini. #2 TAEHYUNG apanya? Memangnya ini kembarannya si Kim itu?

Jungkook membuka hasil karya Taehyung masih tersimpan disana. Bagus sekali. Itu komentar pertama Jungkook di foto pertama. Kalau tidak salah itu adalah foto perayaan festival sekolah kemarin. Semua yang ada Taehyung tangkap dengan kameranya sangat apik. Pantas saja banyak yang menginginkan Taehyung bekerja dengan mereka.

"Oh! Ini Festival Sakura di Yeouido kemarin"

Jungkook menyelutuk riang, ia melihat beberapa foto yang di tempel di mading klub fotografi beberapa waktu lalu. Jungkook terus berkomentar dalam hati di setiap foto yang ada hingga ia terhenti di salah satu foto. Kening mengernyit lucu. Seorang pemuda tengah menggapai helaian kelopak bunga sakura yang jatuh di rambutnya. Fotonya diambil dari belakang. Bukannya terlalu percaya diri, tapi itu Jungkook! Mungkin memang bukan hanya Jungkook siswa Daejoo yang berpenampilan 'preman', tapi Jungkook sangat yakin hanya dia siswa Daejoo yang berada di festival Yeouido dengan gaya preman begitu. Dan pose itu. jungkook sangat yakin ia melakukan hal itu juga.

Semuanya semakin jelas saat ia beralih ke foto yang lain sampai seterusnya. Itu foto saat ia 'merusak' salah satu batang sakura dengan kalimat 'Aku akan menguasai dunia. Jungkook yang terbaik. Kalian semua akan menunduk saat Jeon Jungkook lewat' menggunakan pisau kecilnya. Itu hanya kalimat iseng saja. Walau tidak sepenuhnya iseng, karena punya setitik kesungguhan disana.

Selanjutnya, itu adalah foto saat ia sedang duduk di cafe untuk beristirahat. Jungkook sudah sangat yakin. Karena itu memang dirinya. Itu fotonya, astaga.

Kamera itu penuh dengan dirinya bahkan melebihi dari foto objek yang lain. Bahkan fotonya saat di sekolah juga ada. Saat ia tidur di kelas, dan di apartmennya Taehyung juga. Sejujurnya ini sedikit menakutkan baginya.

Jungkook sudah melekatkan satu panggilan untuk Taehyung sekarang.

'Stalker Tampan'

.

.

.

.

.

THE 2ND SERIES IS COMING OUT!

Series ini bakal berisi tentang hari-hari mereka di luar sekolah kkkk. Semoga aja aku ngga lari dari jalur lagi. Aku itu suka tersesat dari jalur, btw. #sadardiri

Aku udah selesai ukk tadi. Jadi aku punya lebih banyak waktu buat ngelanjutin fic, itu juga kalau ngga ada yang remed. Semoga aja

Jangan lupa feedback ditunggu^^. Walaupun ngga dibalas aku baca semua kok, aku Cuma ngga tau kudu balas gimana hehehe...