Sial, kepala Seungwan rasanya pusing sekali.

Seungwan baru saja membuka matanya sebelum menyadari bahwa saat ini, ia sedang tidak berada di lapangan untuk mengikuti kegiatan ospek fakultas teknik kampusnya. Dia baru ingat, saat para mahasiswa baru tengah dijemur di lapangan—di bawah panas terik sinar matahari yang menyengat—Seungwan jatuh pingsan karena sudah tidak kuat berdiri terlalu lama, ditambah lagi dia sama sekali belum makan pagi.

Seungwan mengedarkan pandangannya. Sepi, hanya ada dia di ruang sekretariat ini. Ia bahkan bertanya-tanya dimana para kakak angkatan yang mengurusi P3K. Selain itu, udara di ruangan itu sangat panas. AC-nya mati. Dia mengedarkan pandangannya untuk mencari remot AC hingga akhirnya menyerah karena tidak ada.

Untung saja Seungwan mendapati sebuah kipas angin yang besarnya setara dengan tinggi badannya. Ia sempat berjalan ke arah pintu dan menoleh ke sekitar. Sepi, tidak ada siapa pun di sana. Memastikan kondisi aman, Seungwan mengunci pintu sekretariat dari dalam, lalu berjalan kembali menuju kipas angin yang tengah terputar dengan kencang.

Ia melepas kemeja putih dan celana jeansnya, hingga menyisakan bra dan celana dalam yang masih melekat di tubuhnya. Angin langsung menerpa seluruh tubuhnya. Sejuk sekali rasanya.

"Jadi pengen es campur Mang Ujang..."

Di saat Seungwan tengah berdiri dengan santai dan tanpa malu, tiba-tiba sebuah pintu lain di pojok ruangan, yang letaknya tertutup oleh tumpukan meja terbuka. Itu adalah pintu yang menghubungkan ruang sekretariat dengan ruang rapat.

Min Yoongi keluar dari sana, dengan satu puntung rokok yang masih menyala di tangannya, mulutnya mengeluarkan asap tembakau dari hidung dan mulutnya. Lelaki itu baru saja merokok di dalam. Sendirian. Yoongi langsung berhenti melangkah begitu mendapati pemandangan aduhay di depannya.

Seorang gadis yang tengah berdiri di hadapan kipas angin dengan bra dan celana dalam saja yang menempel di tubuhnya, memperlihatkan lekuk tubuh yang pas sekali dan terlihat proposional—menurut tipe wanita Yoongi—dan belahan dadanya yang terlihat sangat menggoda.

Son Seungwan tersentak begitu menyadari ada sosok pria yang tengah melihatnya seperti ini. Min Yoongi. Kakak evaluator yang bertugas mengevaluasi para Maba yang bermasalah. Dan salah satu mahasiswi yang sempat terlibat adalah dirinya.

MAMPUS GUE!

Tidaaakkkk!

Dengan perasaan panik, malu, dan kacau setengah mati, Seungwan berlari kearah kemeja dan celana jeansnya yang terkapar di meja, dengan cepat langsung memakainya, tak mempedulikan tatapan tajam Min Yoongi yang sama sekali tak lepas darinya.

"Jangan liatin saya, kak!" teriak Seungwan panik, pipinya merah padam.

Kurang ajar! Bagaimana bisa lelaki itu tanpa rasa bersalah dan biasa saja saat melihat ketelanjangan dirinya?! Mau ditaruh dimana muka Seungwan setelah ini?!

"Berhenti."

Seungwan tak menghiraukan suara Min Yoongi yang makin mendekat ke arahnya. Ketika ia tengah mencoba mengancingkan satu per satu kemejanya, tanpa diduga sebuah tangan mencengkeram lengannya kencang, hingga membuatnya berbalik.

"K-kak! Ka-kakak mau ngapain?!"

Dan mata Seungwan yang lebar makin melebar dengan horor begitu tangan Yoongi melepas kembali semua kancing kemejanya, membuatnya merinding dan diliputi oleh rasa ngeri yang teramat sangat.

"Lepas aja semua," gumam Yoongi di sela-sela napasnya yang tersengal-sengal, menatap Seungwan dengan tatapan gelapnya. Hingga tiba-tiba Yoongi menyentuh dan meremas belahan dada gadis itu yang tertutup oleh bra, "Gede juga ternyata."

Dan setelah itu, yang Yoongi dapatkan adalah sebuah gamparan keras di pipinya dan tendangan kencang di antara selangkangannya.