Sepertinya saya udah benar-benar keranjingan fanfic. Jadinya, bikin cerita kaya gini dan pinjam chara-chara Narutonya Masashi-sensei. ^^a
Salam kenal minna, saya author baru *bows*
Mohon bimbingan dan komentar mengenai kekurangannya.
Don't Like Don't Read!
Jangan memaksakan diri anda. =3
Douzo~~
Disclaimer: Naruto © Masashi Kishimoto
Masashi kishimoto-sensei, pinjem chara Narutonya ya *Dogeza*
Author: Kiriya Diciannove
Pairing: SasuFemNaru
Genre: Romance
Rated: T
Warning: AU, Typo(s), OOC, gaje, Newbie, SasuFemNaru
(Apa boleh buat, saia lagi tertular pair ini #Bletak)
Summary: Naruto Uzumaki, anak cewek yang periang, manis, dan imut. Meskipun kyuubi tersegel dalam dirinya, orang-orang di konoha menyukainya, hidup yang menyenangkan, tapi karena kyuubi sekarang dia di incar…
Pair: SasuFemNaru, GaaFemNaru, AkatsukiFemNaru(?), my first fic, Newbie, No Flame please. DLDR, but… mind to RnR?
.
Bringing The Rain © Kiriya Diciannove
.
Jam istirahat, saat yang benar-benar ditunggu oleh semua siswa-siswi Konoha Gakuen, begitu bel istirahat berbunyi, hampir semuanya pergi dari kelas, ada yang menuju kantin, toilet, lapangan, perpustakaan, asalkan keluar dari kelas yang terasa pengap akibat belajar (?).
"Hei, hei…" ucap Naruto sambil menopang dagunya di atas meja, berhadapan dengan Sasuke yang sedang membaca buku pelajarannya.
"Ada apa, Dobe?" jawab Sasuke singkat, sambil tetap membaca bukunya, tak mempedulikan Naruto yang sedang menatapnya dengan seksama. *Halah*
"Padahal kau punya banyak fangirls, kenapa gak ada satupun yang kau jadikan pacar?" Tanya Naruto blak-blakan.
Seandainya saja Sasuke sedang makan, sudah dipastikan dia akan tersedak karena pertanyaan sahabatnya itu. Tapi dia berhasil mempertahankan muka cool-nya itu. Harga diri klan Uchiha memang kuat.
"Hn."
"Jawaban macam apa itu? Gak jelas…" sahut Naruto dengan muka manyun, membuatnya tampak lebih imut.
"Mereka berisik, aku tidak suka," sahut Sasuke sambil membalik halaman bukunya kehalaman selanjutnya.
"Oh… Eh, apa ada cewek yang kau suka Teme? Atau jangan-jangan… kamu gak suka cewek? Astaga…" ucap Naruto seraya menutup mulutnya.
Plak!
Sasuke mendelik tajam sambil memukul kepala Naruto dengan bukunya, "Enak saja!"
"Aduuuh, sakit… habisnya Jawabanmu aneh sih," Naruto mengelus-elus kepalanya, yaah, setidaknya kepalanya bukan dipukul dengan kamus atau ensiklopedia.
"Kau juga sih, kenapa tiba-tiba tanya hal seperti itu?" Sasuke berhenti membaca bukunya, moodnya hilang gara-gara pertanyaan itu.
"Para fansmu tadi bertanya padaku, apa kau sudah punya pacar. Aku tidak tau harus menjawab apa…" jawab Naruto dengan wajah muram. "Hei, jadi kau belum punya pacar kan? Kenapa gak cari pacar saja supaya kau tak dikejar-kejar fangirls-mu itu lagi, dan aku tidak diberi pertanyaan-pertanyaan tentang kamu dari mereka. Mereka membuatku hampir gila…"
"Kalau begitu, kau saja yang jadi pacarku Dobe," ucap Sasuke pada Naruto.
Krik… krik… krik…
Hening…
'Astaga, barusan aku bilang apa? Aku pasti sudah GILA mengatakan hal itu!' batin Sasuke. Tapi tetap mempertahankan wajah stoic-nya. 'Tunggu dulu! Apa jawabannya?'
"A—apa yang k—kau katakan Teme… jangan bercanda dong!" sahut cewek berambut pirang itu.
Jawaban yang mengecewakan…
"Hn."
"Hei, ayo kita ke kantin sekarang. Kelas sudah sepi nih, Cuma ada kita berdua. Sampai kapan kau mau memenuhi kepalamu dengan pelajaran membosankan itu!" Naruto menarik tangan Sasuke.
"Hn, karena itulah nilai akademikmu buruk, dasar Dobe!" sahut Sasuke seraya bangkit dari kursinya mengikuti ajakan Naruto.
.
.
.
-Amegakure-
"Benar, tugas kalian adalah menangkap Uzumaki Naruto, jinchuuriki dari Kyuubi."
Dua orang yang diperintahkan itu mengangguk tanda setuju.
"Baiklah," seorang laki-laki berambut hitam itu mengangguk dan beranjak pergi, diikuti seseorang di belakangnya.
"Untuk sekarang, jangan buat keributan. Satu hal lagi, bawa dia hidup-hidup!"
"Kami mengerti leader! Wah, kau tentu senang mengunjungi kampung halamanmu eh, Itachi?"
Itachi memalingkan wajahnya tanpa ekspresi berarti, "Kita pergi sekarang, Kisame."
"Yakin ingin menangkap Kyuubi sekarang?" Tanya Seorang perempuan yang memakai origami bunga mawar di rambutnya kepada seorang lelaki yang wajahnya dipenuhi tindikan.
"Ya, lebih cepat lebik baik," jawab Pain sambil menatap langit kelam Amegakure.
"Karena banyak yang mengincarnya selain kita…" sahutnya lagi, tampak awan mendung yang menghiasi Amegakure itu sekarang menurunkan hujannya. "Hujan yang indah bukan?"
Perempuan origami yang bernama Konan itu ikut menatap hujan yang turun tanpa mengatakan apapun.
[Bringing the Rain]
Di kantin…
"Selamat makaaan…" Naruto memakan mie ramennya dengan lahap.
"Bisakah kau makan dengan lebih normal, Dobe?" Ucap Sasuke melihat cara makan Naruto yang tidak elit sama sekali, 'Bisa-bisanya aku suka padamu,' pikir Sasuke.
"Kaw bwilang apwa, akwu twidak dwengar?" sahut Naruto.
"Bukan apa-apa," Sasuke memalingkan wajahnya.
"Teme, kamu gak makan?" tanya Naruto yang sudah selesai memakan 5 mangkuk mie ramennya.
"Gak lapar," jawab Sasuke sambil meminum jusnya. 'Melihatmu makan saja sudah membuatku kenyang,' batin Sasuke.
"Oh, benar begitu?"
"kyaaa, Sasuke-kun ada di kantin~"
''Makan bareng yuk…"
"Kyaaa, kerennya!"
"Foto bareng dong!"
"Love youuu! Sasuke-kun…..!"
Para fangirls Sasuke langsung menyerbu tempat mereka makan dan memenuhi kantin seakan-akan Sasuke adalah artis yang sedang mengadakan acara jumpa fans.
"Gyaaa!" Naruto langsung tersingkir dari kursinya, dan terjatuh. "Aduuuh sakit, apa-apaan sih fangirls ini. Bisa-bisa aku mati terinjak," omel Naruto.
"Yo! Naruto, hmm… apa yang sedang kau lakukan di lantai? Pacaran sama lantai? Kurang kerjaan banget," sapa Kiba yang sedang bersama Akamaru, anjing tercintanya.
"Ah, Kiba. Ukh… aku baru saja hampir terinjak-injak oleh para fangirls Sasuke. Huh, mereka menyebalkan. Loh, Sasuke hilang…" ucap Naruto sweatdrop karena Sasuke dan para fangirls sudah tidak ada lagi di kantin.
'Pasti Sasuke kabur!' batin Naruto sambil bangkit dan menepuk-nepuk rok biru bergaris kotak-kotaknya yang kotor.
"Wah, kasihan sekali Sasuke. Hahahaha," tawa Kiba.
"Ukh, benar-benar menyebalkan. Berarti hari ini aku lagi yang bayarin minuman Sasuke," gerutu Naruto.
Kiba sweatdrop, "sering terjadi ya?"
"Begitulah… fans-nya itu seperti ada dimana-mana saja!" ucap Naruto sambil manyun, kemudian beranjak membayar makanannya.
"Fans-nya memang selalu ada dimana-mana! Jadi, sabar saja ya… oh ya, apa kau tahu? Akan ada siswa pertukaran yang akan datang kemari, tapi masih tidak tahu kapan sih… " ucap Kiba, sekarang mereka sedang berjalan di koridor.
"Benarkah? Wah, pasti hebat! Aku penasaran apa kekuatan mereka, apa mungkin matanya bisa mengeluarkan sinar laser? Atau menggunakan mantra-mantra? Atau memiliki zanpakuto? " ucap Naruto antusias.
Kiba sweatdrop mendengarnya. 'Memangnya ini crossover?'
Mereka memasuki kelas 10-2, ada beberapa teman mereka yang telah berada di kelas. Ada yang sedang tidur, sudah jelas itu Shikamaru, ada yang sedang mengobrol, ada yang membaca buku dsb.
Akademi Konoha, bisa juga dianggap Konoha Gakuen adalah tempat sekolah anak yang memiliki kekuatan istimewa dan bakat khusus, mereka semua yang memiliki kekuatan khusus, dilatih, dan diasah kemampuannya, tapi pelajaran akademik pun tetap diajarkan. Murid lulusan Konoha Gakuen dapat bekerja di tempat Hokage, menjadi Anbu, dan juga menjalankan misi Khusus yang langsung diberikan oleh hokage.
Di konoha memiliki kekuatan istimewa memang hal yang lumrah, meskipun begitu manusia normalpun masih ada. Malahan lebih banyak.
"Heh, Sasuke belum kembali ke kelas ya?" Tanya Naruto pada Hinata yang sedang duduk diam di kursinya.
"Se—sepertinya be—begitu Naru-chan," jawab Hinata.
"Wah, begitu ya! Aku cari dulu, sebentar lagi kan bel masuk," Ucap Naruto.
"Cepat kembali Naru-chan…" ucap Sakura yang duduk di samping Ino.
"OK, daah…" ucap Naruto sambil melambaikan tangan dan mengkiss bye mereka, membuat Hinata, Sakura, dan Ino sweatdrop.
Naruto segera keluar dari kelas.
"Dasar Naru-chan, ceria sekali," ucap Sakura.
"Bu—bukankah itu bagus Sakura-chan," sahut Hinata.
"Benar! Haaah, enaknya jadi Naru-chan… bisa dekat dengan Sasuke-kun terus~" ucap Ino memeluk Sakura.
"Iya benar…" Sakura menghela napas, "Kenapa kau memelukku, Ino?"
"Maaf, terbawa suasana," sahut Ino nyengir.
[Bringing the Rain]
'Selamat…' batin Sasuke, sekarang dia berada di atap sekolah.
Sasuke berjalan ke sisi pagar atap, merasakan angin yang bertiup mengenai rambut masuk ke dalam saku celananya. Benar-benar gaya yang cool. Seandainya difoto, fotonya pasti bisa dijual mahal pada para fangirls-nya. *mata author berubah jadi hijau mikirin uang*
Tanpa Sasuke sadari seseorang menatapnya dalam-dalam.
"…..!" Sasuke berbalik, merasa ada yang mengawasinya. "Siapa?" ucap sasuke tajam. Sebelumnya…
'Huft, saat ini dia pasti ada di atap sekolah,' batin Naruto. Dia berjalan ke arah atap sekolah.
Naruto membuka pintu atap sekolah, dia melihat Sasuke berdiri di samping pagar atap, benar-benar terlihat sangat keren. Dia memandangnya dalam diam.
"Siapa?" ucap Sasuke tiba-tiba, membuat Naruto tersentak kaget.
"A—Aku mencarimu Teme, sebentar lagi bel masuk," ucap Naruto tidak karuan, jantungnya berdegup dengan kencang karena kaget, kemudian dia berjalan menghampiri sasuke yang masih diam di sana.
"Dobe, ternyata itu kau. Kupikir 'mereka' menemukanku," sahut Sasuke.
Naruto berhenti di sisi pagar atap tepat di samping Sasuke. Dia ikut merasakan angin yang bertiup lembut membuat rambut pirang panjangnya yang diikat dua itu melambai karena tertiup angin, memejamkan matanya, menikmati sejuknya angin, "Seharusnya kau gunakan sharingan-mu itu, Teme!" balas Naruto.
"Buat apa aku membuang-buang chakra-ku, dan lagi bisa-bisa mereka yang bertipe persepsi bisa menemukanku. Percuma aku bersembunyi di sini," sahut Sasuke.
"…"
Naruto diam, menikmati suasana yang benar-benar damai dan tenang. Sasuke memandangnya. Gadis yang ia suka itu. Tidak cantik, tapi sangat manis di matanya. Hmm, sebenarnya di mata semua cowok , Naruto memang manis dan imut, periang, energetik, meskipun AGAK (baca: lumayan) payah dalam pelajaran akademik. *Naruto: woi author, niat muji kagak sih!* * author dilempar shuriken*
Seandainya saja waktu bisa berhenti sebentar…
"Ini benar-benar hembusan angin yang membuat nyaman, iya kan Teme?" ucap Naruto memecah kesunyian.
"Hn."
Naruto sweatdrop, "Gak jelas!"
"Kau seperti angin ini, Dobe…" ucap Sasuke.
"Eh? Apa maksudmu?" Naruto memiringkan kepalanya.
Sasuke menghela napas, " Jadikan PR dan pikirkan saja sendiri. Ayo kita kembali ke kelas, Dobe!" ucap Sasuke seraya berjalan.
Tiba-tiba Naruto menarik tangan Sasuke, membuat Sasuke tersentak. "Se—sebentar lagi ya!" pinta Naruto sambil melepas tangan sasuke. 'Hwaa, apa yang kulakukan barusan!' teriak Naruto dalam hati.
"Terserah," ucap Sasuke dengan wajah stoic-nya, walaupun sebenarnya cukup kaget. Uchiha memang hebat.
Tidak lama kemudian…
Ayo, Dobe. Kau tidak ingin dihukum kan?"
"Iya, iya!" Naruto berlari kecil mengikuti langkah sasuke.
Bel masuk sudah berbunyi, Sasuke dan Naruto memasuki kelas, suasananya benar-benar ribut, tapi tetap saja ada satu orang yang bisa tidur. Sasuke sweatdrop melihat Shikamaru yang masih bisa tidur dengan tenang seakan-akan tadi malam dia begadang menonton piala dunia(?). Ada pula yang sedang ngemil, ada yang bersemangat push-up dengan semangat mudanya, ada yang sedang melukis, mengobrol, dsb.
'Temanku unik-unik…' pikir Sasuke.
"Hei, sekarang jam pelajaran siapa sih? Kok gak ada sensei-nya?" Tanya Naruto yang sudah duduk di kursinya pada Sakura.
"Kamu gak lihat jadwal, Naru-chan? Ini kan jam pelajaran Kakashi-sensei," jawab Sakura.
"Oh… pantas. Pasti datangnya telat," ucap Naruto.
Tiba-tiba…
Brakk!
"Maaf, saya terlambat anak-anak. Saya tadi-" ucapan Kakashi-sensei terputus.
"Bohong!" ucap semua penghuni kelas 10-2.
"Sensei kan belum selesai bicara," ucap Kakashi-sensei sweatdrop. "Ya sudahlah, kita mulai saja pelajarannya, buka halaman 10!"
-skip time-
Tett… Tett…Tett
Bel istirahat kedua berbunyi.
"Haaah, akhirnya jam istirahat juga," ucap Naruto sambil menelungkupkan kepalanya di meja.
"Na—Naru-chan, kau kenapa?" Tanya Hinata cemas.
"Ah, tidak apa-apa kok, Hinata-chan. Hahaha," jawab Naruto "Aku hanya SEDIKIT stress dengan pelajaran Fisika tadi, kenapa sih ada Fisika didunia ini," ucap Naruto ngelantur .
"Naru-chan, kau berlebihan ah!" sahut Sakura.
"Huweee, Sakura-chan… aku gak mengerti soal fisika, mending berlatih taijutsu sama Lee," balas Naruto.
"Kalau begitu, ayo latihan taijutsu bersamaku Naru-chan, Sakura-chan!" ajak Lee dengan mata berapi-api sambil menarik tangan Naruto dan Sakura.
"SHANAROOOO…!"
Buagh!
Lee terlempar lewat kaca jendela dengan sukses akibat pukulan Sakura.
Hinata sweatdrop, "Ka—kaca jendelanya…"
"Haaah, sudahlah. Oh iya, kami mau ke perpustakaan. Kau mau ikut, Naru-chan?" ucap Ino yang sedari tadi hanya mendengarkan saja.
"Akh, tidak terima kasih. Kepalaku sudah penuh," ucap Naruto mendramatisir.
"Ya sudah, berhati-hatilah pada semua cowok yang tersisa di kelas ini. Sekarang Cuma tinggal kau satu-satunya cewek di kelas, Naru-chan!"
"Eh, masa? Bukannya ada Tenten. Oh iya, aku tidak melihatnya!" Naruto celingak-celinguk.
"Ya iyalah, dia kan tidak masuk hari ini."
"Oh…" Naruto cengengesan, "Tenang saja, mereka gak akan ngapa-ngapain aku kok, kan ada Sasuke-Teme dan Neji-Kaichou. Hehehe."
Sasuke yang sedari tadi diam saja sambil membaca buku memandang kearah Naruto, kemudian melihat ke arah Neji, kemudian menatap Naruto lagi. Oh, ternyata dia mendengar (baca: menguping) pembicaraan para cewek itu, secara Sasuke duduk tidak jauh dari tempat Naruto.
"Ya sudah, kami pergi dulu. Jaa Naru-chan!" ucap Ino sambil melambaikan tangannya ala missuniverse.
"Yaaa," sahut Naruto sambil melambaikan tangannya, kemudian menelungkupkan kepalanya lagi ke meja.
"Hei Naru-chan! Kau kenapa? Jangan lesu begitu dong, hidup ini harus penuh semangat masa muda, YEAH!" ucap Lee tiba-tiba muncul lagi sambil menghampiri Naruto.
"Hahaha, iya benar. Semangat masa muda ya, hehe…" Naruto tertawa hambar.
"Jangan mempengaruhi dia, Lee!" ucap Neji yang sibuk memeriksa daftar hadir, secara ketua kelas gitu. Kemudian dia keluar membawa buku-buku tugas yang akan dikumpulkan. Lee bengong…
"Hei Naru-chan, kau mau snack?" tawar chouji yang sedang mengeluarkan bermacam-macam snack dari tasnya.
"Ah, eh terimakasih Chouji!" sahut Naruto sambil menerima snack keripik kentang pemberian Chouji itu dengan senyuman khasnya.
Teman-teman yang lain sweatdrop, 'Isi tas chouji itu makanan semua ya?'
"Sama-sama," ujar Chouji sambil memulai acara ngemilnya.
"Naru-san, ini lukisan yang kubuat untukmu, terimalah," ucap Sai.
"Waaah, ini lukisan wajahku? Wow, kau hebat sekali melukis Sai, terimakasih ya! Aku sampai pangling sama lukisan mukaku sendiri, memangnya aku benar-benar seperti ini ya?" ujar Naruto terkesima.
Tampak di lukisan itu gambar seorang perempuan berambut pirang di ikat dua dengan memakai kimono berwarna merah di bawah pohon maple yang daunnya tampak berguguran, dengan background langit sore.
'Hebat!' batin Naruto.
"Ah ya tentu saja, itu masih belum apa-apa kok! Kalau kamu mau aku bisa melukismu lagi!" ucap Sai sambil tersenyum.
'Jadi model lukisan? Maksudnya duduk diam selama dilukis berjam-jam? Bisa-bisa aku kram dan kesemutan,' pikir Naruto, "Ah, mungkin lain kali!" ujar Naruto mengelak.
Tiba-tiba…
Brakk!
Sasuke menggebrak mejanya, membuat teman-temannya yang berada di kelas melihat kearahnya. Tanpa peduli dengan tatapan-tatapan mata kearahnya, dia berjalan kearah luar kelas.
"Kau mau kemana, Sasuke?" ucap Naruto.
"Keluar, cari angin. Disini panas," ucap Sasuke.
'Panas? Padahal kelas inikan ada kipas anginnya,' pikir Naruto.
Dia tidak mengerti maksud kata-kata Sasuke yang sebenarnya rupanya.
"Ah, aku ikut!" Naruto beranjak dari kursinya.
''Yaaah….!'' para siswi yang mengintip Sasuke dari pintu luar kelas kecewa. Ya iyalah, Sasuke yang cakep, pemandangan yang menyegarkan mata para fangirls itu malah pergi, Naruto yang sedari tadi diincar para cowok juga keluar, padahal mereka bela-belain tidak ke kantin dan ke toilet hanya untuk menatap makhluk indah ciptaan tuhan itu lebih lama. Terdengar bisik-bisik di kelas setelah Sasuke dan Naruto keluar.
"Hei, mereka itu pacaran ya?"
"Eh bohong! Setahuku mereka itu Cuma teman deh!"
"Wah syukurlah, berarti masih ada harapan ya…"
"Oia, kira-kira tipenya Sasuke-kun yang seperti apa ya…"
TBC
A/N: Bisa minta komentar mengenai kekurangannya? Apakah jelek? Saya masih newbie sih, kalau jelek tolong ajarin saya cara mendeletenya.
Oh iya, ada yang bisa ngasih tahu cara apdet fic? Mungkin apdetnya bakal lama. *Itupun kalau ada yang mau baca lanjutan fic ini* saya masih kurang paham, tapi nekat publish. *Ditimpukin*
Mind to Review?
