Ya-Ha!
I'm comiiingggg!*naik metromini*
Wohohohoho! Ini fict pertama saya, pake chara Eyeshield 21 tentunya.
Yosh, tak perlu basa-basi lagi marilah kita mulaiiii!
JRENG!
You're My Angel
Chapter 1
Pair: Hiruma x Mamori
Story by: Me
Disclaimer: Riichiro & Yuusuke bersaudara*plak*
Warning: OOC, typo, ancur-lebur, dll
Don't like, don't read
Matahari mulai menampakan sinarnya dengan malu-malu.
Sebagian cahayanya mulai menyeruak masuk ke dalam jendela kamar Mamori, membuat gadis itu tersentak bangun dari tidurnya. Sepertinya cahaya sang mentari membuatnya keluar dari alam mimpinya.
Mamori mengerjap-ngerjapkan matanya sebelum betul-betul turun dari peraduannya.
Entah kenapa Mamori sangat menyukai pagi. Itu karena Mamori dapat secepatnya pergi ke sekolah dan bertemu dengan'nya'. Mungkin terdengar agak gila, namun Mamori sama sekali tidak menganggap hal itu gila.
Suara sendal Mamori beradu dengan lantai bertatami dirumahnya.
"Ohayou gozaimasu, kaasan.*"
Sapaan Mamori membuat sang Ibu mengalihkan perhatiannya dari acara masak-memasak yang sedang dilakukannya,"Ah, Ohayou Mamori-chan. Aa.. Lebih baik sekarang kamu mandi, kaasan sedang membuat tempura. Mungkin kau akan suka," kata Mami Anezaki alias ibu Mamori. Mamori mengangguk pelan kemudian bergegas mengambil handuk dan mandi.
Air shower yang cukup dingin membuat Mamori merasa lebih segar. Selesai mandi, Mamori segera memakai seragamnya kemudian menyiapkan barang-barang yang akan dibawanya hari ini.
"Aaa...Ini nggak boleh lupa," kata Mamori sambil mengambil sekotak bento. Sekotak bento? Yap, sekotak bento yang 'khusus' dibuatkannya untuk'nya'. Kemudian, Mamori segera turun untuk sarapan.
"Mamori-chan, ayo cepat. Nanti terlambat lho," seru sang ibu.
"Ha-I, kaasan," jawab Mamori sambil duduk di kursi.
"Itadakimasu!" seru Mamori.
Matahari semakin meninggi ketika Mamori keluar dari rumahnya.
"Ittekimasu, okaasan," kata Mamori sebelum beranjak menuju sekolahnya.
" Itterashai, Mamori-chan," jawab Anezaki Mami sambil melambaikan tangan. Ia memperhatikan Mamori sampai tubuh Mamori menghilang dari pandangannya. Kemudian, ia masuk ke dalam rumahnya dan melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda.
Sementara itu, Mamori melangkah cepat-cepat agar tidak terlambat mengikuti latihan pagi klubnya.
Anezaki Mamori, gadis cantik yang menjadi primadona di sekolahnya. Rambut berwarna merah auburn, mata berwarna biru shappire, melengkapi kecantikannya yang hampir sempurna. Mamori memakai baju seragam sekolahnya, SMA Deimon. Kameja putih, blazer hijau, dasi pita merah, rok hijau di atas lutut, kaus kaki yang tingginya sedikit di bawah lutut dan sepatu sekolah berwarna hitam, menghiasi tubuhnya sekarang.
Setelah sampai, Mamori bergegas menuju clubhouse-dengan berharap tidak terlambat sedetikpun-sambil berlari kecil.
Digesernya pintu clubhouse dengan perlahan, kemudian memasukinya.
Tiba-tiba...
DARDERDORDARDERDORDARDERDOR!
"Manejer sialan, kau terlambat 3 detik!" teriak seorang pemuda yang cukup tampan berambut spiky blonde terang sambil menembakan senjata api berjenis AK-47.
Hiruma Youichi.
"Mou, Hiruma-kun. Jangan tembak sembarangan! Kalau kena aku bagaimana?" sentak Mamori marah.
"Yah, itu bukan urusanku manajer sialan," Hiruma menyeringai menunjukkan gigi-giginya yang runcing,"Salah sendiri mau kena."
"Ukh, kau ini...," Mamori menggembungkan pipinya, menunjukkan kekesalannya.
"Apa-apaan wajahmu itu, jelek sekali," Hiruma melanjutkan,"Kalau seperti itu...kau jadi mirip seperti monster kue sus. KEKEKEKEKE..," ledek Hiruma dengan tawa khasnya.
"MOU, HIRUMA-KUUNN! Jangan bawa-bawa kue susss!" wajah Mamori memerah mendengar ledekan itu.
Dengan segera diambinya sapu yang biasa digunakannya untuk menangkis peluru Hiruma, kemudian mengejar pemuda tinggi tersebut.
"KEKEKEKEKEKEKEKEKEKEKEKEKEKE!"
Deg! Mamori terhenti sejenak.
'Perasaan itu lagi,' batin Mamori. Beberapa hari ini, Mamori merasakan sebuah perasaan yang menurutnya tidak biasa.
Entah kenapa, bila Mamori berada didekat Hiruma, ia merasa nyaman, aman dan tenang.
Mamori sama sekali tidak tahu apakah ia jatuh cinta pada pemuda tampan tersebut atau hanya sebuah perasaan biasa.
"Oi, manejer sialan. Ayo, kita ke lapangan. Monyet sialan pasti sudah menunggumu," perkataan Hiruma membuyarkan lamunan Mamori.
"Ah, Ha-I"
Mamori segera menyusul Hiruma yang sudah berjalan duluan.
'Terserahlah, perasaan apapun itu... yang penting aku berada didekat Hiruma-kun,' batin Mamori.
Matte! '..didekat Hiruma-kun..'
'Nggak, nggak, nggak!' Mamori menggelengkan kepalanya kuat-kuat, mencoba menepis bayangan itu.
"OOII! Cepetan manejer lelet!" seru Hiruma yang sudah lumayan jauh.
"Ah, gomenanasai," Mamori mempercepat langkahnya.
HIEEEEEEEEEEE?
Sumpah, pendek amat!
Hahhh, aku emang nggak bisa nulis fict*hiksu*
Tapi, yang terpenting ADALAH…..
REVIEW PLEASE^^
Flame juga boleh kok.
