-23th December 2013-
Hari ini, malam natal...
Dan tentu saja aku menjalaninya sendiri seperti biasa...
Tetapi sekarang berbeda,
Setelah membujuk ayah dan ibu, akhirnya aku bisa kembali ke kota itu.
Kota dimana aku mendapatkan kejadian yang luar biasa...
Dan tentu saja bertemu dengan sahabat-sahabatku juga.
Sudah 2 tahun aku tidak bertemu dengan mereka...
Kuharap, mereka baik-baik saja disana...
Walaupun pada kenyataannya aku tidak baik-baik saja,
Aku akan selalu berharap mereka baik-baik saja disana...
-Souji Seta-
Title : Persona 4 : Return to The Journey
Rated : K+
Genre : Friendship/Adventure
Main pairing : SouNao
Major Pairing : YosuChie, KouYuki, KanRise
Disclaimed : gw pengen... Tapi yang punya ttp Atlus... -_-" dan Kyoushin, punya sahabat gw xD Cherchez de Reborn!
Chapter 1, Christmast Eve
Timeline : 23th December 2013, 21.00
Place : In the Train Station, Tokyo.
"Ya... Aku mengerti..." Laki-laki berambut abu-abu dan bermata abu-abu yang selaras dengan rambutnya itu sedang menelpon seseorang. Walaupun hanya 2 tahun berlalu sejak terakhir kali ia berada di kereta ini, sudah banyak yang berubah darinya.
Rambut abu-abunya yang dulu terlihat seperti mangkok sekarang sudah berbubah pendek dan sedikit berantakan. Ia memegang sebuah laptop dan juga tas yang cukup besar. Dengan menggunakan kacamatanya yang memiliki frame berwarna abu-abu, ia sedang sibuk menerima telpon itu.
"Tenang saja... Aku tidak terlalu memikirkannya..." Ia hanya tersenyum sambil melepas kacamatanya, matanya sedikit lelah dengan semua cahaya yang ada disana. "Lagipula dirumah tidak ada siapapun... Aku akan berada di Inaba selama kurang lebih 2 tahun. Ya, aku bisa mengirimkanmu lewat email bukan? Baiklah... Selamat natal..."
Laki-laki itu hanya menghela nafas dan menatap kearah jam kereta yang ada disana. Tersenyum senang, ia tidak sabar untuk menunggu kereta menuju ketempat teman-temannya itu berada.
"Bagaimana keadaan mereka ya..."
...
Timeline : 23th December 2013, 21.30
Place : Shopping District (Kanji's Place)
Suasana ditempat itu sangat ramai. Semenjak berakhirnya kasus pembunuhan berantai itu, Inaba semakin sering dikunjungi oleh orang-orang. Dan toko-toko yang sempat ditutup karena ditinggal pemiliknyapun kini mulai dibuka dengan pemilik-pemiliknya yang baru.
Suasana natal sangat terasa disini, dengan beberapa hiasan natal dan juga pohon natal ditepi jalan, hanya tinggal menunggu salju yang belum turun saat itu saja, maka natal kali ini akan menjadi 'White Christmast Eve' yang sangat indah.
"Ma'am..." Laki-laki berambut putih itu tampak tidak banyak berubah semenjak 2 tahun yang lalu. Masih dengan jahitan yang ada dipelipis kirinya, rambutnya sekarang tampak lebih panjang terbukti karena jahitan itu sedikit tertutup oleh rambutnya yang terlihat tidak disisir kebelakang lagi itu.
"Ada apa kau memanggilku?"
"Bisa tolong antarkan makanan ini ketempat Rise-chan, Kanji-kun?" Ibu Kanji memberikan sebuah kotak berisi sedikit makanan kepada sang anak.
"Kenapa harus aku, apa tidak bisa menyuruh yang lainnya?"
"Mereka sedang sibuk karena malam natal..." Ibunya tertawa sedikit melihat kearah Kanji. "Lagipula bukankah kau senang bisa berduaan dengan kekasihmu itu dimalam natal Kanji-kun?" Perkataan ibunya sukses membuat wajah Kanji memerah.
"R-Rise bukan kekasihku bu!"
"Sudahlah, ayo antarkan! Lagipula semenjak neneknya meninggal ia sendirian dirumahnya bukan? Hiburlah dia!" Ibunya sedikit mendorong punggung Kanji dan memaksanya untuk pergi ketempat Rise.
"Tapi, mungkin saja ia sedang pergi pemotretan ataupun syuting..."
"Kenapa kau malah tidak tahu jadwal kegiatan kekasihmu Kanji-"
"Sudah aku katakan ia bukan kekasihku ma'am!" Wajah Kanji memerah, ia membalikkan badannya dan berjalan keluar dari rumahnya.
"Malam natal ya... Apa aku ajak saja senpai dan yang lainnya...?"
...
Timeline : 24th December 2023, 22.00
Place : Junes (Behind the restaurant 3rd floor)
Suasana disana tidak kalah ramainya. Bahkan terlihat lebih banyak daripada di shopping district. Pohon natal yang dihiasi banyak lampu tampak berdiri dilantai 3 tempat itu. Sang pangeran Junes, Yosuke Hanamura tidak banyak berubah, hanya rambut cokelatnya saja yang lebih pendek.
"Ted, cepatlah antarkan pesanan kemeja nomor 5!" Dengan masih menaruh headsetnya dileher, Yosuke melihat kearah Teddy yang sibuk membereskan tempat makan disana. Ia hanya menghela nafas panjang dan memutuskan untuk mengantarkannya sendiri. "Baiklah, paket steak untuk dua orang... Aku jadi ingat Chie jika melihat steak ini..."
...
Timeline : 23th December 2013, 22.00
Place : Table number 5 (3rd Floor Junes)
"Baiklah, dua paket steak untuk meja li...ma..." Yosuke melihat kearah sang pemesan dan tercengang melihat sang gadis berambut cokelat yang sekarang ini sedikit panjang dan juga lebih terlihat feminim dibanding 2 tahun yang lalu dengan jaket musim dingin berwarna hijau dan juga celana berwarna hitam.
"Chie apa yang kau lakukan disini?"
"Memang aku tidak boleh makan ditempatmu?" Chie hanya bisa melihat Yosuke dengan tatapan kesal. Yosuke segera menaruh pesanannya dan duduk didepan Chie.
"Bukankah fakultasmu mengadakan acara natal bersama?"
"Membosankan..." Chie menaruh dagunya ditangannya dan menghela nafas berat. "Yah walaupun Kou mengajakku kesana dengan 'agak' sedikit memaksa..."
"Lalu, akhirnya kau memutuskan untuk kemari?"
"Tentu saja, karena disini aku bisa makan steak gra-"
"Tidak ada steak gratis sekarang Chie Satonaka..." Yosuke menaruh tangannya didepan wajah Chie sebelum ia melanjutkan pembicaraannya. "Lagipula... Apanya yang menarik disini, hanya ada orang yang bermesra-mesraan saja..." Kali ini Yosuke yang menghela nafas panjang dan melihat sekelilingnya.
"Tetapi disinikan ada... Kau..." Chie menundukkan kepalanya dan memainkan tangannya, suaranya sangat kecil, berharap tidak didengar oleh yang bersangkutan. Tetapi, sepertinya itu tidak terkabul. Chie bisa melihat wajah Yosuke yang memerah seperti kepiting rebus.
"K-kau mengatakan apa tadi Chie?"
"L-lupakan!" Chie hanya memalingkan wajahnya. Tetapi, Yosuke menarik tangan Chie dan membuatnya menatap sang pangeran Junes sekarang. "Ayolah... Katakan padaku..."
"A-aku..."
.
.
.
"..chie..."
.
.
.
"..."
"Chie-chan, Yosuke!" Suasana hening diantara mereka pecah begitu saja ketika sang beruang, Teddie yang sudah melepaskan kostumnya dan tidak menampakkan perubahan pada dirinya selama 2 tahun itu mengacaukannya. "Aku tidak menyangka akan bertemu Chie-chan disini!"
"Ahaha..." Chie hanya tertawa garing sambil menatap Teddie. "Aku hanya sedang beristirahat saja Ted..."
"..." Yosuke yang sudah sangat kecewa karena diganggu hanya mendeathglare sang beruang. "Ted...dy... Kenapa kau disini! Bagaimana pekerjaan dibelakang!"
"Teddy sangat lelah, Teddy ingin menemani Chie-chan!"
"Tidak sampai pekerjaanmu selesai!" Yosuke berdiri dan sedikit kesal dengan Teddie.
"Bagaimana kalau kita mengundang yang lainnya?" Chie melihat mereka berdua dan tertawa geli. "Bukankah kita sudah jarang bertemu semenjak lulus SMA?"
"Benar juga..."
...
Timeline : 23th December 2013, 22.30
Place : Inaba Inn
"Yuki-chan, terima kasih untuk hari ini..." Semua teman-temannya hanya melambaikan tangannya dan pergi dari tempat itu. Yukiko yang sekarang rambutnya dipotong pendek sebahu tanpa bando hitam miliknya itu hanya tersenyum sambil melambaikan tangannya. Acara fakultas Chie diadakan di penginapannya dan semua orang datang kesana.
"Kufikir aku akan bertemu dengan Chie..." Yukiko hanya menghela nafas panjang dan melihat kearah luar, tepatnya langit malam itu.
"Maaf ya, padahal aku sudah berusaha untuk mengajaknya..." Laki-laki berambut biru tua itu hanya tersenyum dan menghampiri Yukiko. Tidak ada yang berubah dari potongan rambutnya, hanya raut wajahnya yang tampak lebih dewasa, dan tubuhnya yang semakin atletis.
"Tidak apa-apa, mungkin ia kelelahan dan memilih untuk beristirahat..."
TRRRR...
Tiba-tiba handphonenya berbunyi, membuat Yukiko terkejut dan melihat kearah handphone miliknya.
Yo, Yukiko...
Bagaimana kalau kau kemari, dan makan steak bersamaku, Yosuke, dan Teddie?
Tenang saja, Yosuke yang akan membayarnya...
Ajak juga yang lain, kita bertemu di meja tempat kita dulu...
-Chie S.-
"Hei Kou, apakah kau lelah?" Kou Ichijou, hanya bisa heran melihat sang gadis berambut hitam itu. "Bagaimana kalau kita berjalan-jalan?"
...
Timeline : 23th December 2013, 23.00
Place : Rise's House
Sekarang ini Marukyu shop, tempat nenek Rise berjualan sudah tutup semenjak neneknya meninggal beberapa bulan yang lalu. Dan sekarang yang tinggal disana hanya Rise, itupun jarang sekali ditempati mengingat semakin banyak Rise mengambil jobnya sebagai seorang artis. Rambutnya tidak berubah, hanya saja sekarang ia lebih sering menguncir rambutnya menjadi satu.
"Tadaima..." Rise menaruh sepatunya diatas rak yang ada didepan pintu rumahnya. Ia melihat kearah dalam rumah, tidak ada siapapun didalam rumah itu. Ia hanya menghela nafas dan berjalan masuk sebelum tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundaknya dari belakang.
"Yo!"
"Kyaaa!" Rise segera berteriak dan siap memukul pria hidung belang yang seenaknya masuk dan menepuk pundaknya itu.
"H-hei-hei, tunggu!"
"K-Kanji-kun..." Rise menurunkan sapu yang ada ditangannya dan melihat kearah pria bertampang sangar itu. "Kenapa kau kemari?"
"Kaa-san menyuruhku membawakan ini padamu..." Kanji memalingkan wajahnya yang sedikit memerah. Rise melihat kearah kotak yang ada ditangan Kanji dan membukanya.
"Uwaaa, kue natal!" Rise melihat sebuah kue cokelat dengan hiasan pohon natal dan juga patung santa claus diatasnya. "Masuklah Kanji, aku akan membuatkan teh dan kita makan kuenya sama-sama!"
"Eh tidak apa-apa?"
"Iya, lagipula kau sepertinya sudah menunggu cukup lama diluar..." Rise hanya tertawa kecil melihatnya. "Ayolah, kue ini tidak akan habis jika aku makan sendirian..."
"Baiklah-"
TRRRR...
Suara Handphone Kanji langsung membuatnya berhenti dan melihat kearah layarnya.
Yo, Kanji-kun!
Bagaimana kalau hari ini kita merayakan natal bersama?
Aku, Yosuke, dan Teddie menunggu di Junes!
Yukiko dan Kou juga akan datang...
Oh iya, kalau kau datang ajak Rise-chan juga ya.
Soalnya dia pasti kesepian karena neneknya sudah tidak ada...
Ia bersama denganmu sekarang bukan? ^_^
Jadi, ajak dia ya~
Jyaa~!
-Chie S.-
"Bagaimana ia bisa tahu..." Kanji yang wajahnya sedikit memerah hanya bisa menutup handphonenya. "Hei Rise..."
"Hm?"
"Bagaimana kalau kita bawa kue itu ketempat yang lainnya?"
"Eh? Baiklah..."
...
Timeline : 23th December 2013, 23.30
Place : Police Office
Walaupun natal tiba, suasana di kantor polisi masih tetap sama. Sibuk dengan pekerjaan mereka, begitu juga sang detective princess. Ia hanya menghela nafas panjang sambil melihat kearah tumpukan buku pelajaran yang ada disana. Mengingat sebentar lagi akan diadakan ujian kelulusan, Naoto menyelingkan waktu istirahatnya untuk belajar.
"Aku ingin bertemu dengan mereka..." Naoto hanya melihat kearah layar handphonenya yang menunjukkan fotonya bersama dengan senpai-senpainya dan juga teman-temannya.
"Sudah hampir 2 tahun ya..."
TRRRR...
Mendengar suara handphone yang berbunyi itu, hampir saja Naoto melepaskan pegangan itu.
"SMS dari Yukiko-senpai...?"
Hei Naoto, bagaimana kalau kita bertemu malam ini?
Di Junes ^_^
Ada yang lain loh,
Ada Yosuke, Chie, Kou, kanji, Rise, Teddie, dan aku!
Jangan terlalu memaksakan diri untuk belajar...
Sesekali kau istirahat tidak apa-apa kan?
Kami tunggu di Junes~!
-Yukiko A.-
"Tetapi, bagaimana dengan-"
"Pergilah..." Tiba-tiba seorang laki-laki berambut hitam sedikit berantakan hanya menatap Naoto, dan tidak sengaja melihat pesan yang ada disana.
"E-eh tapi Kyoushin-senpai..."
"Kau sudah selesai mengerjakan pekerjaanmu, hanya sehari tidak belajar tidak membuatmu menjadi bodoh bukan?" Jawabnya sambil menyerup kopi yang ada ditangannya. Kyoushin Hibari, umur 22 tahun adalah seorang kepala polisi yang baru. Walau usianya yang masih terbilang muda, ia sudah menunjukkan kinerja kerja yang bagus sebagai seorang kepala polisi.
"M-mungkin benar..." Naoto, yang saat itu rambutnya sudah sedikit panjang mencapai bahunya hanya bisa menundukkan kepalanya dan memakai topinya. "Yah, terima kasih senpai..."
...
Timeline : 23th December 2013, 23. 50
Place : Junes, 3rd floor
"Sepertinya semua bisa datang malam ini..." Chie melihat pesan yang dikirimkan oleh semuanya. Yosuke dan Teddie hanya bisa mengangguk dan menghela nafas setelah semua pekerjaan mereka selesai.
"Setelah kita lulus SMA, kita sudah jarang bukan bertemu?" Yosuke hanya bisa tertawa kecil saja.
"Tetapi kau berada di satu fakultas dengan Yukiko bukan?"
"Ya, tetapi sub jurusan kami berbeda... Aku lebih memilih akutansi dan ia lebih mendalami manajemennya..." Yosuke mendongakkan kepalanya melihat kearah langit. "Kalau saja ia ada... Apakah kita akan berkumpul lebih sering?"
"Bagaimana mungkin ia mau kemari lagi Yosuke, disana universitasnya lebih bagus..." Chie hanya bisa menghela nafas pendek dan melihat Yosuke.
"Begitulah..."
"Chie-senpai, Yosuke-senpai, Teddie!" Suara itu, mereka mengenalinya. Mereka menatap sang artis dan melambaikan tangannya keatas.
"Yo, Rise-chan!"
"Ah lelahnya..." Rise langsung duduk dikursi yang ada disana.
"Hei dimana sapaan untukku!" Kanji yang berjalan dibelakangnya sambil membawa beberapa bungkusan hanya bisa sweatdrop dan menaruh beberapa barang itu diatas meja.
"Jangan marah Kanji, semua barang bawaan ini membuatku tidak bisa melihatmu..." Yosuke hanya tertawa garing sambil melihat Kanji.
"Apa ini?"
"Aku membeli makanan dan minuman serta kue yang dibawakan Kanji untukku!" Rise menunjuk kearah kotak kue yang ada ditangannya. Satu-satunya barang yang dibawanya untuk membantu Kanji.
"Heee, jadi Kanji membawakan kue untukmu..." Chie melihat Kanji dengan tatapan penuh arti.
"T-Tunggu, ini kue yang dibawakan ibuku, dan ia menyuruhku memberikannya pada rise!" Kanji yang mengerti arti tatapan itu hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Chie, Yosuke, Teddie, Rise, Kanji-kun!" Suara itu membuat mereka berempat (minus Teddie) menoleh dan mendapati Kou dan juga Yukiko disana. "Maaf sepertinya kami terlambat..."
"Tidak, kami juga baru datang senpai..." Kanji hanya bisa mengalihkan pembicaraannya dengan mengobrol bersama Yukiko.
"Hooo, siapa yang membawa kue natal ini?" Kou melihat kearah kue cokelat yang sudah dibuka oleh Chie dan Yosuke.
"Kanji membawanya untuk Rise..." Chie menunjuk kearah Kanji.
"Whooaaa... Aku tidak menyangka kau cepat tanggap juga Kanji-kun..." Yukiko ikut-ikutan menggoda Kanji. Semuanya hanya tertawa saja melihat kearah Kanji yang wajahnya memerah.
...
Timeline : 23th December 2013, 23.55
Place : Shopping District
Sang pangeran detektif berlari untuk mengejar waktu. Ia mencoba untuk melihat jam dan berkali-kali melihat sekelilingnya. Walaupun sudah hampir tengah malam, sepertinya suasana disana masih cukup ramai.
Ia melihat sekelilingnya, dan menemukan sebuah siluet yang ia kenal. Walaupun sekilas ia tahu kalau yang ia lihat adalah orang itu.
"Souji-senpai...?"
"Awas!"
"Kyaaaa!"
Ketika Naoto melihat Souji, tidak diduga ada sebuah mobil yang keluar jalur dan akan menabraknya. Naoto yang tidak bisa berbuat apapun hanya menutup matanya saja.
BRUGH!
Ia merasakan ada seseorang yang memeluknya dan mendorongnya menjauh dari mobil yang akan menabraknya itu.
"Kau tidak apa-apa Naoto?" Suara itu, membuat Naoto membuka matanya dan mendapatkan laki-laki berambut abu-abu itu tersenyum diatasnya. Mari kita lihat bagaimana kondisi mereka. Mobil yang akan menabrak Naoto sekarang terhenti ketika menabrak sebuah toko. Lalu, Naoto yang terjatuh dengan Souji yang hampir menimpanya.
"S-senpai, kenapa senpai ada disini?" Souji berdiri dan membantu Naoto untuk berdiri juga.
"Aku melanjutkan kuliah disini, yah memang mendadak sih..." Souji hanya tersenyum sambil menggaruk dagunya.
"E-eh kenapa tidak bilang?"
"Yah, hanya ingin memberikan kejutan untuk kalian..." Souji tertawa kecil dan membenahi bajunya. "Eh dimana..."
"Hm?"
"U-uwa... Biolaku..." Souji hanya bisa sweatdrop+jawdrop melihat sebuah kotak berisi biola yang dibawanya hancur tergilas mobil.
"Biola, m-maaf senpai..." Naoto merasa bersalah karena menyelamatkannya, benda milik Souji malah tergilas tak berbentuk.
"Tidak apa-apa..." Souji hanya bisa tertawa kecil dan mengambil tas berisi bajunya dan tas kecil berisi laptopnya. Dengan segera ia mencoba untuk membuka laptop itu dan melihat apakah bisa digunakan atau tidak. "Yang penting laptopku bisa digunakan..."
"Sekarang, senpai mau kemana?"
"Aku belum mengatakan pada Doujima-san dan Nanako..." Souji menggaruk kepala belakangnya sambil menutup sebelah matanya.
"Kalau begitu bagaimana kalau kita pergi saja ketempat mereka?"
"Mereka?"
...
Timeline : 23th December 2013, 23.58
Place : Junes, 3rd Floor
"Naoto belum sampai juga?" Yosuke yang membuka minuman kaleng yang dibawa Rise meminumnya dengan cepat.
"Mungkin karena ia terjebak macet?" Chie memakan kue cokelat yang dibawa Kanji untuk Rise.
"Sebentar lagi tengah malam..."
"Hei Ted, kenapa kau hanya diam saja dari tadi?" Yosuke hanya bisa bingung melihat sang maskot junes yang tidak berbicara sedari tadi.
"Teddie merasakan ada aura yang familiar didekat sini..."
...
Timeline : 23th December 2013, 23.59
Place : in front of Junes
"Jadi apakah mereka baik-baik saja...?" Souji yang mendengar tentang pertemuan dengan semua teman-temannya itu hanya berjalan sambil melihat Naoto.
"Yah, semenjak senpai lulus kami semakin sibuk. Dengan Yosuke-senpai, Chie-senpai, dan juga Yukiko-senpai yang menghadapi ujian kelulusan..." Naoto hanya menghela nafasnya saja. "Dan sekarang giliran kami yang akan menghadapi ujian masuk perguruan tinggi..."
"Begitu ya... Sudah cukup lama berarti..." Souji menompang kepalanya dengan tangannya sambil mendongak keatas. Sebuah benda putih dan dingin jatuh tepat diatas kepalanya. "Salju..."
23.59.55
.
23.59.56
.
23.59.57
.
23.59.58
.
23.59.59
.
00.00.00
Timeline : 24th December, 00.00 (?)
Baru saja mereka akan menaiki lift tiba-tiba lampu ditempat itu padam, dan semua orang menghilang. Tidak, tidak semua orang menghilang dan sebagian lagi...
Berubah menjadi shadow...
"A-apa ini!" Naoto menatap kearah semua orang yang mengelilingi mereka sekarang berubah menjadi shadow. Souji langsung menghalangi Naoto, mencoba untuk melindunginya. Tiba-tiba hujan turun dengan derasnya, membuat tempat itu tidak bisa terlihat dengan jelas.
"Naoto, tetap dibelakangku!" Souji mencoba untuk melihat sekitarnya. Hujan disertai kabut yang cukup tebal membuatnya sulit untuk melihat. Belum sempat Souji menyerang, tiba-tiba seekor shadow berbentuk seperti tengkorak ga jadi, menggunakan pakaian serba hitam dan revolver ditangannya yang kita ketahui bernama The Reaper menyerang Souji.
"Senpai!" Naoto melihat kearah Souji yang tidak sadarkan diri. "Senpai, bertahanlah!"
...
Timeline : 24th December 2014, 00.00
Place : 3rd Floor of Junes
"Ada apa ini sebenarnya!" Yosuke dan yang lainnya juga mengalami hal yang sama dengan Naoto dan juga Souji. Beberapa orang disana menghilang dan beberapa dari mereka juga berubah menjadi shadow.
"Makhluk apa ini...?" Kou yang entah bagaimana tidak berubah menjadi shadow ataupun menghilang hanya bisa terkejut melihat semua makhluk yang ada disana.
"Aku tidak bisa mendeteksi mereka..." Rise mencoba untuk mengeluarkan personanya. "Kabut dan hujan ini menghalangi pandanganku!"
"Sial... Ted, bagaimana ini!"
"Kacamata milikku juga tidak bisa melihat mereka Yosuke!" Teddie yang sedaritadi diam hanya bisa panik dan mencoba untuk melihat kesampingnya.
"Bagaimanapun, kita harus melindungi Kou..." Chie memberikan perintah dan disambut anggukan dari yang lainnya.
...
Timeline : 24th December 2014, (unknown time)
Place : Velvet Room
"Selamat datang di Velvet Room, anakku..." Laki-laki berhidung panjang yang kita kenal bernama Igor melihat kearah laki-laki berambut abu-abu itu. Tentu saja Souji terkejut melihat bahwa dirinya berada disebuah velvet room lagi.
"Igor, kenapa aku bisa ada disini...!"
"Kau pasti terkejut..." Igor terkekeh pelan melihat ekspresi Souji. Sepertinya misteri dalam dirimu belum tuntas dan kau akan menemukan misteri lagi didalam hidupmu..."
"Apakah ini berkaitan dengan hujan dan kabut yang tadi?"
"Bisa dikatakan seperti itu..." Igor menatap kearah Souji. Sementara Souji melihat dua asisten Igor, yang satu adalah Margaret dan satunya adalah seorang laki-laki berambut putih dengan topeng yang menutupi 3/4 wajahnya dan hanya memperlihatkan mata kanannya yang berwarna biru velvet. "Ah, perkenalkan, dia adalah asisten baruku namanya adalah Ieros..."
"Senang bertemu denganmu..." Laki-laki itu menundukkan kepalanya kearah Souji.
"L-lalu bagaimana caranya aku bisa menyelamatkan Naoto dan yang lainnya?"
"Aku akan mencoba meramalmu..." Igor mengeluarkan kartu tarot yang ada ditangannya. "Hm..." Tiga buah kartu muncul disana. Fool, tower, dan Death.
"Fool... Seperti yang aku katakan tadi, kau akan menghadapi dua pilihan yang tidak akan kau ketahui sampai tiba waktunya. Lalu tower... Kau harus bersiap untuk menghadapi sesuatu perubahan yang besar dalam hidupmu. Dan death-"
BRAK!
Tiba-tiba ruangan itu terguncang sanga hebat. Souji yang ada disanapun tiba-tiba terkejut dan refleks berdiri.
"Ada apa dengan tempat ini..."
"Baiklah..." Igor yang masih tenang mengeluarkan sebuah map berwarna biru velvet. "Kau mau memperpanjang masa kontrakmu bukan? Kau bisa tanda tangani ini..." Souji hanya mengangguk dan menandatangani perjanjian yang ada dikertas itu.
"Baiklah... Sampai bertemu lagi..."
"T-tunggu, apakah arti death itu-"
...
Timeline : 24th December 2014, 00.00
Place : 1st floor of Junes
"Ugh..." Souji yang sempat tak sadarkan diri sekarang berusaha untuk bangkit. Ia mencoba untuk melihat kearah shadow-shadow itu. Tiba-tiba sebuah alunan biola terdengar ditengah-tengah suara gemuruh hujan itu.
"Senpai, kau sudah sadar?"
"Naoto, kau mendengar suara itu...?" Souji mencoba untuk menghentikan suara Naoto dan mendengarnya dengan seksama.
"Ya, aku mendengarnya... Suara apa itu..?"
"Ia seakan berusaha memberitahu dimana letak shadow itu..." Souji mengeluarkan sebuah kartu berwarna biru velvet. "Aku akan mencobanya..." Mengangkat tinggi kartu itu, ia meremasnya."Izanagi!"
...
Timeline : 24th December 2014, 00.00
Place : 3rd Floor of Junes
"S-senpai, aku tidak tahu ini benar atau tidak..." Rise masih tidak bisa merasakan keberadaan shadow. Tetapi, ia merasakan sesuatu yang ada dilantai bawah. "Tetapi aku merasakan keberadaan Izanagi dilantai bawah..."
"Apa dia ada disini juga!"
"Entahlah, tetapi sepertinya iya... Tetapi juga tidak..." Rise merasa ragu dengan apa yang dirasakannya. "Auranya sedikit memudar..."
"Sepertinya kita harus mengambil konsekuensi..." Yosuke mengeluarkan kedua pisaunya dan melihat kearah yang lainnya. "Lindungi Kou, kita akan pergi kebawah untuk memastikannya..." Semuanya hanya mengangguk dan mengeluarkan senjata mereka masing-masing.
...
Timeline : 24th December 2014, 00.00
Place : 1st floor Junes
Persona miliknya keluar dan mencoba untuk mendeteksi keberadaan shadow itu. Suara biola itu terdengar kembali ditelinga Souji. Ia menutup matanya, dan mencoba untuk mendengarkan suara biola itu.
"Izanagi, Ziodyne!" Mengikuti arah suara biola itu, ia melihat kearah Izanagi yang menyerang dan mengenai telak shadow itu.
"Berhasil..."
NYUT!
"Kh..." Souji memegangi kepalanya yang terasa sakit ketika mengeluarkan personanya. 'Tidak lagi...'
"Naoto, kaukah itu?" Suara itu membua Naoto dan Souji menoleh kearah tangga darurat yang ada disana.
"Yosuke-senpai, semuanya..." Naoto melihat kearah Yosuke dan yang lainnya.
"Souji, kaukah itu?"
"Sudah lama tidak bertemu ya, Yosuke..." Souji hanya tersenyum tipis dan melihat kearah Yosuke dan yang lainnya.
"Benar-benar Souji..." Yukiko dan yang lainnya seakan tidak percaya melihat semua itu. "Darimana saja kau, tidak pernah menghubungi kami sama sekali!"
"Maaf-maaf..." Souji hanya terkekeh pelan dan melihat kearah shadow dan juga suara biola itu. "Yosuke dibelakangmu!"
"E-eh?"
"Izanagi, Maziodyne!" Souji menyerang kedua shadow yang ada dibelakang Yosuke. Lagi-lagi ia merasa kepalanya berdengung hebat, seakan-akan sesuatu memukul-mukul kepalanya dari dalam. "Kh..."
"Senpai kau tidak apa-apa?"
...
Timeline : 24th December 2014, 00.01
Place : 1st floor Junes
Tiba-tiba lampu disana hidup kembali dan orang-orang yang sempat menghilang muncul kembali seakan-akan tidak ada apapun yang terjadi.
"A-apa yang sebenarnya terjadi..."
"Entahlah, tetapi mereka sepertinya tidak menyadari situasi tadi..." Chie melihat kearah semuanya.
"Ya lebih penting..." Yosuke melihat Souji yang sedang membenahi bajunya. "Sejak kapan kau ada di Inaba lagi Souji?"
"Yah, sebenarnya aku sudah mendapatkan izin orang tuaku untuk pindah ke Inaba lagi..." Souji menggaruk kepalanya sedikit dan tertawa kecil.
"Jadi, kau akan tinggal di Inaba?"
"Begitulah, dan aku boleh tinggal disini sampai kapanpun..." Jawab Souji sambil tertawa.
"Kalau begitu, bagaimana kalau kita lanjutkan pesta natal kita malam ini! Lagipula dengan adanya Souji semuanya menjadi lengkap kan?" Yukiko hanya tersenyum dan melihat kearah Souji. Tetapi, ia menatap kearah belakangnya, ada yang kurang dari semuanya. "Dimana Kou?"
...
Timeline : 24th December 2014, (unknown Time)
Place : Velvet Room
Igor hanya diam sambil melihat sebuah tarot yang masih ada diatas meja birunya. Sebuah kartu bergambar death yang belum sempat ia terangkan pada Souji.
"Ieros..." Igor melihat kearah asisten barunya itu. Wajahnya yang biasa tersenyum licik hanya bisa menatap kartu itu dengan serius. "Kau yakin akan melakukan ini...?"
"Aku yang memulai semua ini..." Laki-laki berambut putih dengan topeng itu hanya menundukkan kepalanya. "Aku harus mengakhirinya dengan tanganku..."
"Death- kalau ia terus berada dalam kondisi seperti itu... Maka hal yang buruk akan terjadi padanya. Dan kematian akan datang padanya..." Igor menghilangkan kartu itu dan menatap Margaret.
"Apakah Elizabeth sudah sampai ditempat itu?"
"Ya, bersama dengan Theodore mereka sudah sampai disana..." Margareth hanya menundukkan kepalanya sedikit dan melihat Igor.
"Baiklah... Sekarang tergantung padamu, Ieros..."
...
Timeline : unknown
Place : Great Seal
Tempat yang seperti ruang angkasa itu tampak sepi seperti biasanya. Tetapi, ini terlalu sepi, tak ada suara Erebus yang mencoba untuk menghancurkan kedua segel yang terpasang disana. Segel yang berupa kedua orang laki-laki dan perempuan itu. Sekarang, segel itu hancur dan terlepas. Pintu yang mengurung Nyx terbuka begitu saja meninggalkan beberapa kehancuran disana.
"Ini gawat..." Sesosok laki-laki berambut putih dengan pakaian serba biru menatap kearah pecahan patung yang ada didepannya. "Sepertinya kita terlambat Nee-san..."
Seorang perempuan berambut pendek juga memakai baju berwarna biru velvet berada disampingnya. Menatap kearah pecahan kaca itu, ia hanya bisa menatap laki-laki itu. "Lalu, apa yang harus kita lakukan sekarang...?"
"Igor-sama sudah memberitahunya bukan...?" Laki-laki berambut putih itu mengeluarkan sebuah buku berwarna biru. "Kita harus membangkitkan mereka berdua kembali Elizabeth nee-san..."
"Ya..." Elizabeth juga mengeluarkan buku berwarna biru itu. "Apapun yang terjadi, mereka berdua harus bisa membantunya menyelesaikan semua masalah ini... Kau siap Theodore...?"
Laki-laki bernama Theodore itu hanya mengangguk dan membuka buku biru yang langsung memancarkan cahaya berwarna biru velvet itu. Dan cahaya itu menyelimuti pecahan patung yang ada didepan mereka.
...
Timeline : Unknown
Place : unknown
Sebuah tempat yang berbentuk pentagon dengan sebuah panggung di seperempat bagian ruangan itu tampak gelap. Dari sebuah cermin, tampak sosok seseorang yang sedang berdiri ditengah panggung itu. Menggunakan topeng berwarna hitam, ia juga memiliki rambut berwarna putih dan juga mata berwarna merah.
Ia memainkan sebuah biola berwarna biru ditangannya. Dan ia menghentikan permainannya ketika ia merasakan sesuatu yang datang ketempatnya. Melihat kearah pintu yang terbuka, sesosok makhluk hitam dengan topeng dibagian mukanya tampak masuk kedalam tempat itu.
Welcome to the Abyss of Soul...
To
Be
Continue!
Cio : yey meet again with new fanfiction w/
? : bukannya karena senpai melihat doujinshi yang baru aja senpai download...
Cio : Kurtz, jangan beritahu!
Kurtz : memang kenapa? ' 'a lagipula memang benar kan?
Cio : iya sih... *mojok* tapi ini kan based on forum roleplay Shikoei Gakuin yang lagi tahap penyelesaian... ;w;
Kurtz : maksudnya masalah Abyss of Soul dan juga-
Cio : oke stop! Gw dah bilang jangan kasih spoiler kan! Oke minna, silahkan di review, flame juga boleh ' w '/
