Disclaimers : Bleach © Tite Kubo
Rate : T
Genre(s) : Drama, Suspense, Romance
Pairing(s) : Grimmjow x Hitsugaya ; Ichigo x Hitsugaya
Summary : Penyerangan yang tiba-tiba di kota Karakura harus membuat Ichigo dan para bala bantuan dari Soul Society mati-matian bertarung. Saat Hitsugaya bermaksud untuk membantu Ichigo -yang tengah kewalahan melawan Sexta Espada, satu pernyataan dari Grimmjow harus membuat Hitsugaya waspada dengan Espada berambut biru muda itu.
Warning(s) : Canon modified—yang juga dibuat Alternate Reality (AR), Timeline diubah!—saat Grimmjow dan kelima Numeros-nya menyerang kota Karakura, Slash, maleXmale, Shounen-ai, Hitsugaya POV—hanya di pembukaan.
Don't like don't read! So, don't blame me. Because, I've warned you!
A/N :
Sangat langkahnya pair GrimmHitsu ini di FBI, maka saya memutuskan untuk membuatnya lagi. Saya mengakui bahwa saya sangat mencintai crack-pair slash ini. Meski keduanya tidak pernah bertemu di manga aslinya, tapi dengan menggunakan Alternate Reality di fic ini saya bisa memodifikasi pertemuan mereka.
Sebuah permintaan dari Zhenji Rahma Chan. Enjoy!
.
Pantas saja perasaanku tidak enak begitu merasakan reiatsu yang sangat jauh berbeda dengan Arrancar nomor 11 yang kulawan tadi.
Dia… berbeda.
Sorot mata sapphire itu menatapku tajam. Mengunci gerakanku. Dan—membuat kedua bahuku sedikit bergetar. Sebesar inikah reiatsu dari Espada?
.
.
A Meeting And A Destiny
©Jeanne-jaques San
.
Chapter 1
.
.
Satu seringai mengembang begitu kedua mata sapphire-nya menangkap 'lawan' yang baru saja muncul –untuk menyelamatkan salah satu kawannya. Grimmjow mendengus kecil. Sosok Kapten divisi 10 yang tiba-tiba saja muncul dengan wujud bankai-nya jelas saja membuatnya tertarik.
Awalnya ia tertegun dengan sosok Kapten mungil itu. Wujud bankai-nya –yang membentuk dua buah sayap besar dan ekor pada tubuhnya— itu sangat menarik perhatiannya, dan juga—seraut wajah manis itu. Hmph— Grimmjow tersenyum ketus. Pertemuan pertama ini harus dibumbui dengan sedikit—kekerasan.
Srak! Hitsugaya langsung waspada begitu kedua mata hijau zambrud-nya menangkap bahu Sexta Espada itu sedikit bergerak. Ia tidak mau meremehkan lawannya kali ini. Karena, sedikit saja dia lengah, maka nyawanya yang menjadi taruhan.
"Jadi kau salah satu Kapten, hm?"
Kedua mata Hitsugaya terbelalak. Kaget. Begitu sadar ternyata sang Sexta Espada sudah berada di belakang punggungnya. Sejak kapan?
Satu teriakan keras terdengar, seiring tubuhnya berbalik untuk menyerang sang Espada.
"Toushiro…! Cepat menghindar sebelum ia menembakkan cero padamu!"
Terlambat.
BUUUUUM!
Cero berkekuatan besar di tembakkan sang Sexta Espada. Tapi sebelum cero itu mengenai tubuh Hitsugaya, ia menangkisnya dengan menggunakan sayap es sebelah kanannya, hingga akhirnya kedua sayap es besar itu hancur berkeping-keping dan membuat tubuhnya terlempar ke belakang dengan sangat keras. Namun, sebelum tubuh sang Kapten divisi 10 itu menghantam tanah, Ichigo dengan cepat melesat dan menangkap tubuh itu ke dalam pelukan. Memeluknya erat-erat, sehingga punggungnya sendiri yang membentur kerasnya aspal. Erangan meluncur keluar dari bibir Ichigo begitu punggungnya menghantam aspal.
"Ck!" Grimmjow berdecak kesal. Tidak menyangka 'lawan mungilnya' itu bisa selamat dari serangan cero-nya.
Perlahan kelopak mata Hitsugaya terbuka. Sadar bahwa dirinya sekarang berada di dalam pelukan pemuda mantan ryoka ini.
"Kau tidak apa-apa, Toushiro?" tanya Ichigo, disela-sela napasnya yang masih terengah-engah.
"Panggil aku Komandan Hitsugaya, Kurosa—" perkataan itu terhenti dan digantikan dengan ringisan kesakitan. Hitsugaya menoleh ke lengan kanannya. Baru sadar bahwa lengan kanannya terkena serangan cero.
"Lenganmu terkena cero, Toushiro. Lebih baik—"
"Apa kalian berdua lupa sekarang masih dalam area pertempuran, hm?" ucap Grimmjow dengan nada tajam. Ichigo dan Hitsugaya tersentak kaget. Sexta Espada berambut biru muda itu telah berdiri kurang dari lima meter dari tempat mereka.
Sorot mata Grimmjow yang tertuju lurus ke arah Hitsugaya jelas saja membuat Ichigo mengeratkan pelukannya. Sorot mata sapphire itu menunjukkan bahwa ia menginginkan Kapten divisi 10 di pelukannya ini. Dan tentu saja, ia tidak akan membiarkan 'Toushiro'-nya ini jatuh di genggaman Sexta Espada itu.
"Kurosaki… kau mau membunuhku dengan pelukan eratmu ini," bisik Hitsugaya penuh penekanan. Kalau saja keadaan sekarang tidak dalam area pertempuran, ia pasti sudah menghantam rusuk pemuda berambut orange ini dengan sikunya.
Ichigo bergeming. Tidak mengacuhkan ucapan sang Kapten divisi 10. Kedua mata cokelat musim gugurnya masih menatap lurus ke depan. Menatap tajam Espada berambut biru muda itu.
"Serahkan dia untukku, shinigami," nada suara itu terdengar mengancam dan memerintah.
Ichigo tidak langsung menjawab. Ia bergerak berdiri dari aspal, mengambil zanpakutou-nya –yang tergeletak di sampingnya, kemudian menggenggam erat pergelangan tangan Hitsugaya. "Aku tidak akan menyerahkan Toushiro padamu!"
"Kau menantang?" satu alis Grimmjow terangkat. Seringaian terukir di bibirnya, "Baiklah. Berdoalah sebelum seranganku kali ini tidak akan membuatmu mati!"
Ichigo melepas genggaman tangannya begitu Grimmjow mengambil langkah shunpo. Hitsugaya termundur ke belakang bebebapa langkah, begitu Ichigo melesat untuk menyerang Grimmjow. Keduanya kembali bertempur di udara –sama seperti tadi ia mendatangi area pertempuran ini. Tebasan pedang Ichigo dengan mudahnya di tahan oleh Grimmjow. Ditahan dengan tangan kosong?
Hitsugaya terpana. Ia baru sadar bahwa pertempuran itu sedikit ganjil. Karena Sexta Espada itu bertarung tanpa menggunakan zanpakutou yang terselip di pinggang celananya. Dan lagi, gerakannya sangat cepat dan tangkas. Hitsugaya bisa melihat bahwa Ichigo nyaris kewalahan menghadapi Espada bernomor enam itu.
Tanpa sadar Hitsugaya termundur ke belakang dan menyandarkan punggungnya di tembok salah satu rumah. Memegang lengan kanannya yang terkena serangan cero tadi. Entah apa yang harus di lakukannya. Kekuatan bankai-nya sudah tidak bisa digunakan lagi. Bisa saja ia membantu Ichigo –untuk menyerang Sexta Espada—itu dengan Hyourinmaru dalam tahap shikai, tapi mungkin tidak ada gunanya. Lagipula sekarang reiatsu-nya telah menurun drastis setelah tadi melawan Shawlong Koufang—Arrancar nomor 11, dan juga salah satu pengikut Espada berambut biru muda itu.
Hitsugaya tersentak begitu melihat Ichigo dilempar oleh Grimmjow. Pemuda mantan ryoka itu kembali membentur aspal dengan sangat keras. Membuat aspal disekitarnya retak besar.
"Kurosaki…!" teriak Hitsugaya khawatir. Dengan menggunakan sisa-sisa kekuatannya, ia berusaha menghampiri pemuda yang tengah terbaring di aspal –dengan kondisi yang sangat memprihatinkan itu.
Tiba-tiba Hitsugaya membalikkan tubuhnya. Reiatsu yang sangat dikenalinya itu membuatnya langsung waspada. Grimmjow yang melihat reaksi sang Kapten divisi 10 langsung tersenyum menyeringai. Jarak tiga meter itu jelas saja membuat Hitsugaya mundur satu langkah tanpa sadar. Espada berambut biru muda itu kuat! Dan begitu Grimmjow baru akan melangkah, Hitsugaya langsung mengeluarkan kidou-nya.
"Bakudou nomor 61, Rikujou Kourou!" (1)
Tanpa merapalkan mantra terlebih dahulu, Hitsugaya menyerang Espada itu. Enam buah cahaya menghantam dan mengikat pergerakan Grimmjow. Sexta Espada itu sedikit terkejut. Tidak menyangka tubuhnya diikat dengan mantra pengikat seperti ini.
Hitsugaya menghela napas lega untuk sementara. Dengan begini ia bisa segera membawa pergi Ichigo –yang masih terbaring—dari pertempuran ini. Dengan cepat, Hitsugaya menghampiri Ichigo. Berusaha membangunkan pemuda berambut orange itu. Tapi hasilnya nihil! Karena mantan ryoka itu sudah tidak sadarkan diri. Baru saja tangannya terulur untuk menggapai lengan kanan Ichigo, bunyi patahan yang terdengar di telinganya harus membuat ia menoleh lagi ke arah Espada berambut biru muda itu.
Kedua bola mata hijau zambrud Hitsugaya membulat maksimal. Tercekat. Sang Espada bernomor enam itu menghancurkan mantra pengikatnya! Dan begitu Hitsugaya siap pergi dari tempat itu –dengan menopang lengan Ichigo di pundaknya, tiba-tiba tubuhnya ditarik dengan keras dan dihantam di dinding terdekat. Erangan keluar dari bibirnya disertai ringisan panjang. Begitu kedua kelopak matanya terbuka, Hitsugaya tahu siapa yang ada di hadapannya sekarang, Sexta Espada itu!
Glek! Hitsugaya menelan ludah susah payah. Sementara Grimmjow menyeringai lebar begitu 'lawan mungilnya' sekarang sudah berada di dalam cengkramannya.
"Mau apa kau?" tanya Hitsugaya dengan suara tercekat. Setetes keringat meluncur jatuh dari dahinya.
Grimmjow tertawa mendengus. Direndahkan kepalanya dalam-dalam, hingga jarak wajah mereka sangat dekat. Hitsugaya memundurkan kepalanya. Berusaha membuat jarak karena kontak sedekat ini. Tapi sayangnya Grimmjow semakin mendekatkan wajahnya. Dan akhirnya jarak itu hanya terpaut beberapa sentimeter. Hitsugaya bisa melihat dengan jelas kedua bola mata sapphire itu, begitu juga dengan Grimmjow.
Sambil memiringkan kepalanya, Grimmjow mendekatkan bibirnya di telinga kiri Hitsugaya dan berbisik, "Bagaimana menurutmu, hm?"
Hembusan napas yang menerpa telinganya membuat Hitsugaya memejamkan matanya. Jika saja kondisinya masih dalam keadaan baik, ia pasti bisa melawan Espada ini. Tapi, benarkah itu? Saat melawan Arrancar nomor 11 itu saja ia sampai harus melepaskan batasannya. Jadi kesimpulannya, ia pasti akan kewalahan menghadapi Sexta Espada yang berada di hadapannya ini.
"Mengecewakan. Selemah inikah para Kapten dari Soul Society?" Grimmjow menyeringai. Mencekal kedua lengan Hitsugaya di belakang punggung dan mendongakkan wajah Kapten divisi 10 itu dengan tangan kanannya. "Kalian semua benar-benar mengecewakan…"
Itu hinaan. Dan Hitsugaya tidak menerima hinaan itu. Rahangnya mengatup keras. Kedua mata hijau zambrud-nya menatap nyalang. Persetan bahwa di depannya ini Espada bernomor enam.
"Reaksi yang bagus," dengus Grimmjow, sembari melepaskan cengkramannya. Kemudian melompat ke langit dan membuka lubang garganta. "Kali ini aku tidak akan membunuhmu. Karena nanti aku akan kembali—untuk menemuimu!"
BLAM!
Lubang besar itu tertutup rapat-rapat. Kedua mata Hitsugaya masih tertuju di langit –tempat Espada berambut biru muda itu menghilang. Dan pernyataan itu jelas saja harus membuatnya harus waspada. Sekarang dirinya diincar oleh Sexta Espada itu. Seakan seluruh tenaganya menguap habis keluar, Hitsugaya jatuh terduduk sambil memegang lengan kanannya.
Pernyataan dari Grimmjow itu merupakan awal teror untuk Hitsugaya. Hanya khusus untuk Hitsugaya. Karena sosok Kapten divisi 10 itu telah membuat sang Sexta Espada tidak bisa berhenti memikirkannya.
.
.
.
To be continued…
.
Ket :
Bakudou nomor 61, Rikujou Kourou. Mantra pengikat ini saya ambil dari manga Bleach vol. 30, Saat Rukia melawan Aaroniero Arruruerie.
.
A/N :
Lagi-lagi bikin Multichap. Maaf bagi kalian yang menunggu fic-fic Multichap saya yang lain. Maaf kalau update-an fic saya yang lain lama. Saya kehilangan feel untuk melanjutkan fic multichap yang lain #headbang
Maaf untuk Zhenji. Karena saya baru membuatkan fic request-mu ini. Seperti permintaanmu, saya akan membuatnya menjadi Multichap dan memunculkan karakter Yoruichi dan Soi fon di chapter selanjutnya.
Saya tegaskan, pair GrimmHitsu yang akan main characters disini. Well, pair IchiHitsu juga. Kemungkinan besar akan menjadi triangle love antara Grimmjow x Hitsugaya x Ichigo.
Okelah, mungkin sekian. Ada yang mau memberikan concrit? Atau ada yang mengganjal di atas? Beritahu saya di review ya :D
Terakhir, saya tidak janji akan meng-update fic ini dengan cepat. Tugas kuliah yang mulai menumpuk membuat saya terkena WB #Orz
.
.
.
…xXx…
Regards,
Jeanne
