Disclaimer Character: Furudate Haruichi
Fandom: Haikyuu
MELANGKAH TANPAMU
[Akaashi Keiji x Reader]
#nowplaying Melangkah Tanpamu - Aksara Nada (Cover)
Pagi mengetuk mata
Menamatkan sang mimpi
Dan satu malaikat
Dan tertinggal di sini
Sinar mentari masuk lewat jendela kamarku. Aku terbangun dari lelapnya mimpi. Lalu aku menatap langit-langit kamar terlebih dahulu sebelum beranjak dari kasur. Aku raba sisi kasurku. Kosong. Dulu, ada yang pernah mengisi di sini, hampir setiap malam.
Namanya Keiji.
Kekasihku.
Dulu.
Sekarang dia sudah tidak di sini.
Apa yang tlah ku perbuat
Menghancurkan semuanya
Satu khilaf berbisik
Dua hati terpecah
Aku yang meminta mengakhiri hubungan ini dengan alasan yang tidak jelas.
Aku orangnya cepat bosan. Mungkin itu alasanku. Kadang aku merasa ingin sendirian dulu, tidak ingin diatur ini itu.
Keiji selalu mengaturku. Meski sebenarnya tidak selalu. Hanya saat aku mulai ceroboh seperti tidak merapikan tempat tidur, tidak mencuci piring, lupa mematikan televisi saat ingin tidur, dan hal-hal kecil lainnya.
Senang? Tentu saja karena ada yang memperhatikanku. Namun, kalau terus-terusan seperti ini bosan juga.
Adakah jalan pulang untukku
Aku beranjak dari tempat tidur dan menuju kamar mandi untuk sekadar menggosok gigi dan mencuci muka. Tak lupa aku membereskan tempat tidurku.
Setelah itu aku ke dapur untuk membuat sarapan. Yah, hanya sereal dan susu saja. Aku masih belum bisa memasak. Biasanya itu tugas Keiji. Padahal aku sering diajari dia, tapi memang dasarnya aku tidak berbakat mungkin?
Setelah sarapan, aku menonton televisi. Berkali-kali aku mengganti saluran, tidak ada yang menarik. Acaranya kalau tidak gosip, ya drama percintaan yang aneh. Hanya karena bertubrukan bisa jadi jatuh cinta. Aneh.
Aku memutuskan untuk keluar untuk menenangkan diri.
Biasanya Keiji punya banyak cara untuk memperbaiki perasaanku yang selalu berubah-ubah ini. Mengajak jalan hanya sekitar sini, atau sekadar duduk-duduk di taman kota sambil memperhatikan orang lewat.
Aku yang bodoh melepasmu
Hal terbaik yang pernah ada
Dihidupku kini aku tak tahu
Bagaimana cara, melangkah tanpamu
Hari ini aku menggunakan pakaian serba hitam. Ya, perasaanku sedang berduka. Lebih tepatnya masih, karena aku masih dalam fase patah hati.
Aku menyusuri jalan menuju suatu tempat. Sebelumnya aku mampir ke toko bunga. Dulu, Keiji selalu memberikanku bunga meski hanya setangkai dan sebuah kartu ucapan kecil berisi tulisan penyemangat untukku.
Romantis? Yah, bisa dibilang begitu. Meski sekarang bunga yang dia berikan sudah layu semua. Namun, kartu ucapan darinya masih kusimpan.
Sampai di suatu tempat yang kutuju, aku pun memperhatikan sesuatu di depanku.
Sebuah batu nisan.
Di sana tempat peristirahatan Keiji.
Terhempas tak membekas
Bisu dan air mata
Maaf tidak berguna
Rapuhku tanpa arah
Adakah jalan pulang untukku
"Hai." Sapaku. Bodoh, untuk apa coba? Dia tidak akan pernah lagi merespon.
Aku meletakkan setangkai bunga di dekat batu nisan.
"Aku rindu."
Ah, di saat dia sudah pergi malah aku dengan lantangnya mengatakan kalau aku rindu, meski memang benar kalau aku merindukannya.
Aku mulai bermonolog di depan batu nisan Keiji.
"Terimakasih kau telah mengajariku banyak hal. Bahkan hal kecil pun kau ajari juga. Apa yang sudah kau ajarkan sudah kuterapkan. Terimakasih. Maaf aku terlalu bodoh melepasmu yang sebenarnya kau adalah yang terbaik buatku. Maaf."
Aku pun menangis sesegukan. Ah, ingin mengatakan sesuatu lagi padanya, tapi terlalu sesak rasanya.
Retak menyisakan
Jejak tak terhapus
Di mana kau kini
Sungguh aku rindu
Setahun yang lalu…
"Keiji, selama ini aku selalu berjalan di sampingmu. Boleh aku meminta sesuatu?"
"Boleh."
"Ajari aku cara melangkah tanpamu."
[SELESAI]
