Kyungsoo meremat sebuah amplop berwarna coklat yang hampir sepuluh menit ia tatap dengan pandangan kosong setelah keluar dari gedung berwarna putih dan menepikan mobilnya tak jauh dari gedung itu. Sebuah harapan besar tengah Kyungsoo inginkan ada didalamnya. Satu lembar kertas putih dengan tinta hitam akan menjadi jawaban kesekian kalinya, bahkan lelaki bermata bulat itu tak ingin menghitungnya sudah berapa banyak.

Tangan itu bergetar ketika ia mulai melepas segel dan hal ini akan selalu terjadi setelah bertahun tahun, harusnya itu menjadi biasa namun tidak, Kyungsoo tak pernah siap untuk hasil didalam amplop coklat itu.

Ia gigit bibir bawahnya untuk mengurangi segala ketakutannya, memejamkan mata sejenak dan mencoba untuk mengais segala oksigen yang tersisa didalam mobilnya.

Slap!

Terbuka.

Kyungsoo dengan pasti mengeluarkan kertas didalamnya dan perlahan membukanya hingga tulisan berupa kepala surat itu terlihat hingga mata Kyungsoo mulai menelusuri setiap rentetan kalimat dimana kata 'GAGAL' begitu jelas dilihatnya. Bahkan hanya dengan melihat satu kata itu berhasil membuat Kyungsoo tak ingin membaca keterangan lain disana. Karna semua kalimat penjelas itu sama seperti tahun tahun sebelumnya.

Dan yang lelaki itu lakukan adalah meremat kertas itu menjadi tak beraturan, memasukkan kedalam dashboard mobil, memukul setir untuk sebuah pelampiasan hingga tangisan yang semula ia coba tahan kini terdengar cukup keras.

"Kenapa? Kenapa gagal lagi? Kenapa aku tak bisa. Apa aku benar benar cacat?"

Menyalahkan diri, itu yang kini dilakukan hingga suara dering ponsel mengalihkan pikirannya. Diambilnya ponsel yang masih terus menyala tanda panggilan masuk. Satu nama tertera disana membuat Kyungsoo segera menghapus air matanya meskipun si penelpon tak mengetahuinya. Berdehem untuk menormalkan suaranya sebelum menggeser icon hijau dilayar ponselnya.

"Hallo?"

"…"

"Kau sudah sampai? Baiklah, tunggu lima belas menit oke. Tunggulah di sebuah café dan belilah minuman aku akan menyusulmu".

"…"

"Ya, aku juga merindukanmu. Ku matikan"

Dan setelah memasukkan ponselnya kembali Kyungsoo mulai menjalankan mobilnya ke tempat dimana seseorang yang baru saja menghubunginya tengah menunggu. Kyungsoo bahkan kini tersenyum mengingat pembicaraannya dengan seseorang tadi, membayangkan ekspresi wajah yang terlihat menggemaskan.

Jalanan begitu lancer hingga kurang dari lima belas menit Kyungsoo sudah sampai di daerah Incheon, di bandara. Kakinya melangkah ke sebuah café dimana seseorang itu sudah menunggunya. Dan benar saja ketika kakinya melangkah masuh mata buruk hantu itu langsung menemukan manik sipit orang yang tengah menyesap minuman berwarna pink dengan wajah yang menggemaskan.

"Hei, menikmati Milkshake mu?"

"O? Kyungja-yaaa" dia berdiri setelah Kyungsoo membuatnya kaget. "Aku merindukanmu" dan si mata sipit itu memeluk Kyungsoo dengan erat,.

"Aku juga merindukanmu Baek." Dibalasnya pelukan orang yang ternyata adalah Baekhyun.

Kyungsoo tak memesan apapun dan hanya menunggui Baekhyun menghabiskan minumnya sambal terus berceloteh.

"Jadi kau sudah lulus, Baek?"

"Hm mm. Tinggal menunggu dua bulan lagi aku akan diwisuda makannya aku pulang."

"Kenapa tidak disana dulu sampai kau benar benar menyelesaikan semuanya?"

Baekhyun memicing mendengar jawaban Kyungsoo dengan wajah seriusnya.

"Kau tidak suka aku datang?"

"Bukan, bukan itu Baekhyun. Tentu saja aku sangat merindukanmu. Berjanjilah setelah wisuda nanti kau kembali ke Seoul dan menetap disini"

"Kyung—"

"Kumohon Baek. Kembalilah, tempatmu di sini dan apa yang kau miliki semua ada disini Baek bukan eropa"

"Kau pasti tau aku tak bisa memutuskan hal ini secepat itu. Kumohon mengertilah….."

"….dan aku tidak bisa mengerti dirimu. Kau tak pernah cerita dan bagaimana bisa aku mengerti dirimu?"

Baekhyun tak mampu berucap. Benar yang Kyungsoo katakan dia tak pernah bercerita pada sahabatnya itu dan tak akan pernah Baekhyun lakukan. Baekhyun hanya ingin semua baik baik saja.

"Kau pasti lelah setelah perjalanan bukan? Ayo pulang"

Dan Kyungsoo tak pernah memaksa Baekhyun untuk bercerita. Baekhyun punya privasinya begitu juga dengan dirinya yang menyembunyikan beberapa hal dari sahabatnya itu. Hal yang beberapa waktu lalu telah membuatnya kembali menangis sendirian.

Tidak ada yang tau gejolak batinnya yang terluka dan hanya sendiri meskipun seorang pendamping sudah dimilikinya namun begitu tetap saja Kyungsoo menanggungnya sendiri, beban hatinya tak ada yang mau peduli.

Baekhyun mengangguk membenarkan jika dia lelah, punggungnya rasanya ingin patah saja. Jadi mereka meninggalkan café dan segera melaju ke tempat peristirahatan dengan Kyungsoo yang duduk di kursi kemudi.

"Wowowo…..supir Do akan mengantarku sampai tujuan?" goda Baekhyun saat Kyungsoo membuka kursi penumpang untuk Baekhyun.

"Hahaha tentu saja. Masuklah dan nikmati caraku mengendarai mobil. Ku yakin kau akan tertidur"

Dan benar saja, baru setengah jam perjalanan dan Baekhyun sudah mendengkur dengan lucunya. Padahal tadi dia menolak dengan alasan ingin menikmati perjalanan ke hotel karna Baekhyun rindu suasana Korea namun pernyataan Kyungsoo menjadi kenyataan. Baekhyun tertidur karna Kyungsoo menjalankan mobilnya dengan santai tanpa buru buru dengan iringan music klasik berhasil menina bobokan Baekhyun.

e)(o

Kyungsoo menghentikan mobilnya, keluar dari mobil dan memanggil penjaga rumahnya untuk membawa barang barang Baekhyun ketempat yang sudah Kyungsoo siapkan.

"Lalu bagaimana dengan teman anda Tuan?"

"Aku yang akan membangunkannya."

Penjaga itu mengangguk mengerti kemudian membungkuk dan berlalu dengan membawa barang barang milik Baekhyun kedalam rumah besar milik si tuan rumah. Kyungsoo membuka pintu samping Baekhyun, menggoyang tubuh yang sama kecilnya dengan dirinya.

"Baekhyun-na banging Baek. Kita sudah sampai"

"Ngh…"

"Bangun Baekhyun, aku tak akan mampu menggendongmu" kembali tubuh itu Kyungsoo guncang sampai Baekhyun yang merasa terusik dengan kesal akhirnya bangun dan keuar dari mobil. Melangkah dengan kesal tanpa tau dimana dia berada saat ini membuat Kyungsoo terkekeh melihat tingkah sahabatnya.

Baekhyun berhenti melangkah saat pintu didepannya membuatnya sadar akan sesuatu. Ini bukan hotel atau guest house tapi sebuah rumah tunggal. Baekhyun menoleh kebelakang melihat Kyungsoo yang tersenyum sambil terkekeh melihat kebingungan Baekhyun.

"Masuklah dulu Baek. Jangan memasang wajah seperti itu. Itu sangat lucu."

"Tunggu. Ini bukan hotel yang aku minta Kyung"

"Memang bukan. Ini rumahku"

Dan Baekhyun membelalakan matanya lebar juga membuka mulut namun segera mengalihkan matanya tak tentu arah. Dan raut itu Kyungsoo artikan jika Baekhyun hanya terkejut biasa. Kyungsoo membawa Baekhyun masuk kedalam rumahnya dan langsung menuju dapur untuk duduk di kursi makan.

"Selamat datang dirumahku, Baekhyun-na….." Kyungsoo membuka lebar tangannya dengan raut wajah bahagianya menyambut kedatangan sahabatnya. "Dan mari makan siang. Aku lapar dank au pasti juga lapar bukan?"

"Kyung, kenapa kau membawaku ketempatmu?"

"Kenapa, kau tak suka?"

"Bukan begitu. Setidaknya biarkan aku menaruh barang barangku dulu di hotel dan baru aku akan mengunjungi rumahmu."

"Baekhyun. Kau di Seoul hanya dua bulan dan akan kembali lagi ke Eropa dan aku tidak tau kau akan kembali kesini lagi atau tidak. Jadi selama kau di Seoul du waktu dua bulanmu itu tinggallah disini. Dirumahku."

"Aku akan setuju untuk tinggal dengamu Kyung, kalau kau sendiri. Tapi tidak, kau menikah Kyngsoo. Menikah!"

"Apa salahnya? Aku sudah bicara dengan suamiku dan dia setuju."

"Apa? Kau bercanda?"

"Tidak, Baek. Aku serius"

"Kau mengatakan aku akan tinggal disini?"

"Ya, aku bilang sahabatku akan tinggal sementara disini dan dia mengangguk"

"Kau bilang itu aku?"

"Tidak, nanti kau akan kukenalkan dengan suamiku"

Kyungsoo menepuk bahu Baekhyun dua kali dan tersenyum senang. Baekhyun membalas senyumnya dengan lesu namun diabaikan oleh Kyungsoo dan mereka segera makan siang. Setelahnya yang dua orangitu lakukan adalah berbincang. Kyungsoo lebih banyak bertanya tentang kehidupan Baekhyun selama di Eropa dan apa saja yang membuat Baekhyun betah tinggal disana sendirian selama bertahun tahun.

"Aku tidak sendirian Kyung. Ada banyak teman disana. Kau pikir aku makhluk individual? Eeeiii seperti kau tak mengenalku saja"

Mereka terus bercengkrama hingga waktu sudah mulai petang, seketika Kyungsoo berdiri setelah menatap jarum jam di dinding.

"Baek. Kau bisa meononton tv jika jenuh. Aku akan memasak dulu untuk makan malam"

"Biar kubantu, Kyungja"

"Tidak. Tidak. Kau diam disini saja, jangan kedapur kau tamu mengerti."

"Baiklah jika itu maumu"

Sebenarnya bantuan yang Baekhyun tawaran tadi hanyalah basa basi kana sebenarnya Baekhyun bukan seorang yangpantas untuk berada di dapur dan memegang alat alat dapur. Baekhyun sangat buruk dalam memasak jadi akan sangat percuma lelaki kecil itu menawarkan bantuan karna taka da yang bisa dia lakukan.

Dan Kyungsoo meninggalkan Baekhyun sendiri yang mulai mengambil remote tv dan menyalakannya, mencari channel yang menurutnya menarik. Sedangkan Kyungsoo sudah mulai sibuk dengan alat masak dan bahan bahannya. Sangat tenang. Rumah Kyungsoo tenang karna Baekhyun tak menemui siapapun selain Kyungsoo dan penjaga didepan. Mungkin memang Kyungsoo hanya tinggal dengan suaminya saja. Pikir Baekhyun.

Bosan dengan acara tv Baekhyun mematikannya dan mengambil ponselnya untuk melihat beberapa chat yang masuk juga beberapa panggilan. Ada banyak chat dan hampir semuanya dari Luhan teman se-apartment Baekhyun di Eropa dan beberapa ada chat dari teman jurusannya.

Blam…

Suara pintu yang tertutup mengagetkan Baekhyun yang khusuk bermain ponselnya, ada langkah kaki masuk hingga seseorang yang Baekhyun tebak pasti suami Kyungsoo muncul dengan pakaian kantornya juga menenteng tas kantor di tangan kanannya.

Baekhyun tentu saja terkejut dan spontan berdiri sambil mendekap ponselnya tanpa sadar begitu juga dengan lelaki yang baru saja masuk itu seketika berhenti melihat ada orang lain didalam rumahnya, mereka saling menatap dengan tatapan tak terbaca.

"Oh, Chanyeollie. Kau sudah pulang?" Panggilan manis itu berasal dari Kyungsoo yang keuar dari dapur setelah mendengar suaru pintu di tutup.

Chanyeol melihat suami kecilnya dan mengangguk dan lagi pandangannya kembali tertuju menatap Baekhyun tanpa ekspresi. Sedangkan Baekhyun yang ditatap merasa sesuatu tak nyaman bahkan untuk sebuah sapaan tak mampu keluar dari mulutnya. Melihat situasi yang canggung mengantarkan Kyungsoo untuk mendekati Chanyeol dan mengambil tas kerja milik suaminya.

"Chanyeol, ini Baekhyun sahabatku dari Eropa yang aku bicarakan semalam. Dia yang akan tinggal sementara disini. Kau bilang bolehkan?"

"Tentu, dengan senang hati. Bukankah begitu Baekhyun-ssi?"

Saat itu juga Baekhyun merasakan dunianya benar benar runtuh.

TBC

Dicolek kotak reviewnya. Sambil menunggu dua ff yang lain untuk diselesaikan aku membawa ff baru. Gak akan banyak chapter. Mungkin 3 atau 4 chapter saja. Wkwkwk

See ya…

Salam ChanBaek