Title : Please Stand Beside Me
Writer : Mimiso
Cast : Yunjae, Yoosu, Sichul
Rating : Family, Romance, Hurt, Mpreg...hehe...
Rating : M
Summary :
Kim Jaejoong melihat keanehan pada suaminya -Jung Yunho- akhir-akhir ini. Kemudian mencoba menyelidiki apa yang terjadi. Mampukah ia bertahan untuk selalu berdiri disamping suaminya saat ia mendapatkan penghianatan?
Disclaimer :
Cerita ini hanya fiktif belaka. Hasil imajinasi berlebihan dan hanya meminjam cast'nya saja.
Warning:
Typos, EYD belepotan, alur kacau, dll.
Semilir angin membelai lembut wajah cantik tanpa cela itu sore ini. Masih sama seperti kemarin, ia duduk di taman bunga lili yang tumbuh subur di belakang rumahnya, menatap kosong kelopak-kelopak bunga yang bergerak tertiup angin. Air
matanya turun perlahan. Belum bisa, ia belum bisa berdamai dengan hatinya. Sakit itu belum hilang. Walaupun ia tahu, menangisi masa lalu akan percuma, setidaknya sesak didadanya sedikit berkurang.
Pertanyaan itu belum juga terjawab sampai saat ini. Mengapa lelaki yang tak punya hati itu berubah demikian baik terhadapnya? Apakah hanya sandiwara? Agar dia bisa menghancurkan hatinya kembali setelah mendapatkan kepercayaannya. Kenapa tak membunuhnya sekalian, kedengaran lebih baik.
"Jae..." suara seorang namja menginterupsi lamunannya. "Aegya rewel, aku sudah berusaha mendiamkannya, tapi..."
Jaejoong segera menghapus air matanya kemudian berdiri dan memberikan senyum manisnya untuk namja yang begitu dicintainya. Namja yang juga menghancurkan hatinya. "Ne Yun...".
"Boo, kau menangis?"tanya namja tampan yang tak lain adalah Jung Yunho dengan wajah khawatir.
"Ani Yun, tadi terkena debu. Angin disini kencang sekali."elak Jaejoong, mencoba menghindar dari pertanyaan suaminya.
"Kau tidak bisa membohongiku Boo. Menangislah dihadapanku, jangan menangis diam-diam. Berbagilah denganku." Yunho mendekap erat namja cantiknya, mencoba memberi kekuatan dan kehangatan.
"Apa masih sakit...?"
"Pasti sakit sekali...?"
"Mianhae Boo. Saranghae." Yunho menunggu balasan pernyataan cintanya dari bibir istrinya. Namun seperti kemarin pula, tak ada jawaban.
Namja cantik itu terdiam, menangis dalam diam. Cairan bening itu mengalir perlahan dari mata indahnya. Tak ada isakan, namun Yunho tau jika istrinya itu sedang menangis. Jaejoong memang tak pernah mengumbar emosinya, selalu tersenyum saat tersakiti, selalu mengalah dengan ego Yunho yang tinggi kemudian menangis diam-diam saat tak ada yang melihatnya.
"Mianhae Boo. Kajja, aegya menunggumu."
Jaejoong mendekap putri kecilnya yang tertidur, dengan wajah yang masih merah dihiasi jejak airmata karena terlalu lama menangis. Hm, ia tersenyum memandang wajah sang putri yang begitu mirip ayahnya saat tertidur, namun bisa berubah menjadi mirip dirinya apabila mata cantik itu terbuka.
Iya, ini putrinya yang lahir dari rahimnya. Ada didekapannya, dan begitu disyukurinya. Semua baik-baik saja sekarang. Setelah ia hampir kehilangan putri kecilnya. Haahhh~~ kenangan itu kembali lagi memenuhi hatinya, dadanya begitu nyeri mengingat kejadian itu. Ia bisa mati saat itu juga andai bayi mungilnya ini tak dapat diselamatkan.
"Eomma~~..."teriakan dari arah ruang tamu kembali membuyarkan lamunannya. Bayi mungil dalam gendongannya kembali gelisah.
"Ssshhh...tidak apa-apa sayang. Itu oppa-oppamu. Tidurlah lagi." Jaejoong kembali menimang-nimang bayinya.
"Eomma..." kali ini dua bocah lelaki berusia enam tahunan memanggilnya lebih lirih. Itu kedua putra kembarnya Kyuhyun dan Changmin.
"Wae baby, jangan berteriak Yoolie baru saja tertidur."meletakkan putrinya yang kembali terlelap kemudian membimbing putra-putranya untuk keluar kamar. "Bagaimana acara bermainnya? Tidak lelah eoh bermain seharian?"
"Ani Eomma, kami benar-benar menikmatinnya. Sayang Appa terlalu cepat menjemput kami. Tadi Chunie Hyung datang ke rumah halmoni dan membawa Harangie untuk menemani Taepong." celoteh Kyuhyung bersemangat.
"Benar Eomma, kami bermain bersama. Chunie Hyung membawa makanan banyak sekali."sambung si Adik yang berbadan lebih besar dari Hyungnya.
"Eoh...jadi Yoochun Ahjussi menyuap kalian dengan Harangie dan makanan agar kalian memanggilnya Hyung begitu? Haha...manis sekali." Mengusap kepala kedua anaknya sayang.
"Jae... Mereka memecahkan kaca jendela tetangga dan menghancurkan bonsai kesayangan Halmoninya. Eomma jadi mengomeliku habis-habisan. Bahkan saat aku baru turun dari mobil. Aigo..kalian curang. Kenapa kalian hanya menceritakan yang baik-baik pada Eomma kalian, eoh?" Yunho mendelik menatap kedua putranya.
"Hahahaha..."Jaejoong tertawa lepas, sambil merengkuh kedua putranya dalam pelukannya. "Daebak chagi-ah, sekali-sekali kalian harus mengerjai Appa kalian yang bandel itu."
Yunho tertegun melihat tawa lepas Jaejoong. Ini pertama kalinya ia melihat tawa istrinya kembali, seteleh dua tahun ini. Tanpa sadar senyum terkembang di bibir hatinya.
'Terima kasih Tuhan, engkau telah mengembalikan kebahagiaan istriku. Semoga dia terus mendapatkan kebahagian setelah ini. Karena aku sudah terlalu lama menyakitinya.'
Yunho berjalan mendekati istri dan kedua putranya, kemudian memeluk mereka dan tersenyum bahagia.
Disinilah mereka sekarang, di atas ranjang kamar mereka. Disamping ranjang terdapat box bayi yang didalamnya bayi mungil tengah terlelap. Jaejoong berbaring menghadap bayinya, memunggungi suaminya. Sedangkan Yunho merangkul istrinya tersebut, menyesap wangi rambut Jaejoong yang membuatnya mabuk setiap saat. Betapa bodohnya namja itu yang baru menyadari betapa ia mencintai istrinya itu seteleh hampir kehilangannya. Bodoh, umpatnya dalam hati selalu setiap ia mengingat peristiwa itu.
Yunho menangkap pergerakan halus Jaejoong."Boo, kau tidak tidur?"
"Aku...aku tidak bisa tidur Yun?"Jaejoong baergerak menghadap suaminya.
"Ayo kita ke dapur, temani aku minum Boo." Yunho mendudukkan tubuhnya.
"Eum..."
Jaejoong duduk di kursi di ruang makan, mengamati apa yang dilakukan suaminya. Yunho membuat segelas susu cokelat, meletakkan didepan Jaejoong. Kemudian membuka sekaleng beer untuk dirinya sendiri.
"Minumlah Jae. Kau tidak akan bisa tidur sebelum meminumnya." Yunho meneguk minumannya.
"Kau masih ingat kebiasaannku, Yun." Jaejoong tersenyum, kemudian meminum susu cokelatnya.
"Tentu saja Boo, aku tidak akan melupakan semua kebiasaan istriku."
"..."sunyi. Mata Jaejoong sedikit memerah, menahan air mata.
"Kau belum memaafkanku Boo? Aku tahu, kau masih membutuhkan waktu. Aku akan menunggumu sampai kau memaafkanku. Namja brengsek sepertiku memang tak pantas kau maafkan. Haaahhh... Kau masih mau menerimaku saja aku sudah sangat bersyukur. Mungkin kalau orang lain yang kusakiti seperti ini, mereka tidak akan mau melihatku lagi. Gomawo Boo."
Air mata Jaejoong lolos kembali, seolah tidak akan habis apabila mengingat pengkhianatan Yunho padanya."Hiks...Mianhae Yun."
Flashbcak on
Suasana yang pagi yang dingin nampak begitu hangat pada acara sarapan keluarga kecil yang harmonis itu. Pasangan suami istri yang selalu terlihat mesra nampak sedang menikmati hidangan yang disajikan oleh sang istri, Kim Jaejoong yang kini telah berganti marga menjadi Jung setelah menikah dengan teman semasa kuliahnya dulu, Jung Yunho. Mereka menikah enam tahun lalu, dan kini relah dikaruniai dua orang putra yang lahir sekaligus. Sungguh mereka tidak menyangka akan mendapatkan putra kembar yang kini telah berusia lima tahun.
Yunho dan Jaejoong adalah sahabat yang sangat dekat saat menjalani masa kuliah mereka. Karena tinggal dalam satu kamar di dalam asrama kampus mereka. Yunho adalah anak dari pemilik kampus Dong Bang, sedangkan Jaejoong hanyalah anak anak dari panti asuhan yang berotak jenius sehingga mendapatkan beasiswa di kampusnya. Saling berbagi kebahagiaan dan masalah, membuat mereka saling mengatahui berbagai sifat dan rahasia satu sama lain. Hingga Jaejoong menceritakan sebuah rahasia yang hanya kepada Yunho ia ceritakan, ia memiliki rahim sejak lahir dan dokter mengatakan bahwa ia bisa hamil. Awalnya Yunho menganggap pengakuan Jaejoong ini hanya candaan belaka. Betapa terkejutnya ia setelah melihat langsung hasil pemeriksaan Jaejoong. Jaejoong mengira bahwa setelah ini kisah persahabatan mereka akan berakhir. Namun Yunho tetap menjadi teman terbaiknya setelah itu.
Persahabatan mereka berubah menjadi dingin saat Jaejoong menyadari ada perasaan yang aneh pada dirinya, perasaan ingin memiliki dan melindungi Yunho seutuhnya. Namun ia sadar bahwa tidak mungkin mengatakan perasaannya pada Yunho, karena setelahnya kemungkinan Yunho akan jijik padanya dan menjauhinya. Jaejoong mulai menjauh dari Yunho, yang membuat namja tampan itu begitu heran. Rasa penasaran membuat Yunho diam-diam membaca buku harian Jaejoong. Ia benar-benar terkejut saat mengetahui bahwa penggemar rahasiannya yang sering meletakkan bunga lili di lokernya adalah sahabat karibnya sendiri. Hatinya melonjak gembira saat mengetahui hal tersebut, karena memang sejak lama ia memendam perasaannya pada namja cantiknya itu.
Tak lama setelanya, Yunho menyataka perasaannya pada Jaejoong. Tak ada penolakan dari Jaejoong maupun keluarga Yunho. Keluarga besar Jung sangat menyayangi Jaejoong seperti anak kandung mereka. Setelah kuliah mereka selesai, pernikahan digelar secara besar-besaran. Dan mulailah kehidupan baru mereka.
"Boo...hari ini aku akan mengadakan meeting tentang kegiatan sosial yang akan diadakan oleh rumah sakit, jadi aku akan pulang malam."Yunho memulai topik pembicaraan. Mereka sengaja sarapan terlebih dahulu, agar tidak diganggu oleh duo evil mereka dan dapat menikmaati waktu berdua lebih lama.
"Yang benar saja Bear. Ini hari minggu dan kau sudah tidak berlibur selama tiga minggu. Kau tak merindukanku, eoh? Lalu bagaimana dengan janjimu untuk mengajak mereka ke taman bermain?" Jaaejoong mulai kesal dengan suaminya itu. Sudah tiga minggu mereka jarang bertemu karena kesibukan Yunho dan Jaejoong sebagai dokter. Yunho bekerja di rumah sakit Shin Ki milik keluarganya sedangkan Jaejoong bekerja di Seoul Hospital.
"Tentu aku merindukanmu Boo. Tapi aku juga merasa tidak enak kalau aku tidak hadir hari ini, semua anggota tema sudah bekerja keras. Lagipula, tidakkah kau merasa kasian pada anak-anak yang kekurangan gizi di daerah itu Boo. Untuk janjiku kepada kyunie dan minie, tolonglah aku untuk menjelaskan pada mereka ne. Aku janji setelah ini, aku akan mengambil cuti tiga hari untuk kalian."
"Ck...arraseo, semoga mereka mengerti."Jaejoong menanggapi pernyataan suaminya dengan malas.
"Ne yeobo...Nah, selesai. Aku berangkat dulu sayang. Sampaikan salam cintaku untuk putra-putra kita." Yunho beranjak dari kursinya diikuti Jaejoong yang mengantarnya sampai pintu.
"Kau masih ingat kalau punya putra kembar. Mereka saja sudah lupa kalau punya Appa." sindir Jaejoong yang membuat Yunho tergelak.
"Hati-hati Yunnie, kerja yang benar." Jaejoong tersenyum dan dibalas senyum oleh Yunho yang kemudian mengacak rambut Jaejoong.
Jaejoong kesenangan mendapat perlakuan seperti itu."Ne Boo...doakan aku ne. Saranghae." Yunho mengecup bibir Jaejoong sebentar kemudian melambaikan tangan menuju mobilnya.
"Hati-hati Yunnie. Nado sarangheyo."
Yunho memarkirkan mobilnya di parkiran sebuah apartemen mewah, berniat menjemput seseorang rupanya.
TEEETTT...Yunho memencet tombol apartemen mewah itu. Apartemen yang dibelinya untuk kekasih gelapnya.
Pintu terbuka dan menampakkan sesosok wanita cantik."Oppa, pagi sekali sudah datang. Apa istrimua tidak curiga?"menggandeng tangan Yunho untuk masuk apartemennya.
"Tidak akan Baby, aku akan sangat berhati-hati dengan permainan kita ini. Apa kau merindukanku? Aku benar-benar merindukanmu Baby-ah." Yunho mendesah ditelinga wanitanya.
"Ayo kita mulai Oppa. Kau selalu saja menggoda, dan aku sangat menyukainya." wanita itu menarik Yunho menuju ranjangnya untuk memulai acara panas mereka.
At Yunjae House
"Eomma...Appa kan sudah berjanji akan menemani kita ke taman bermain."rengek Changmin pada eommanya.
"Tapi Appa ada pekerjaan mendadak Baby, jadi Appa pergi pagi-pagi sekali."Jaejoong sudah terlihat kewalahan menghadapi anak-anaknya. Pasalnya ini sudah tengah hari dan mereka mulai merengek sejak bangun tadi pagi.
"Kami tidak mau tahu, Eomma...tolong telpon Appa. Kami ingin pergi ke taman bermain bersama Appa dan Eomma."Kyuhyun ikut mendesak Jaejoong.
"Bagaimana kalau kita pergi bertiga saja? Nanti Eomma belikan permen kapas yang banyak, eottoke?"
"Sireo~~." ChangKyu menjawab kompak.
"Ne...ne...Eomma akan telpon Appa, sekarang kalian makan dulu." Jaejoong menyerah juga pada kekeraskepalaan putranya. Benar-benar mirip Appanya,
"Aku mau Eomma..." Jaejoong tersenyum kemudian menyupi Changmin.
"Sekarang giliran ~~."mengarahkan sendoknya pasa Kyuhyun.
"Sireo...Kyunnie mau Appa~~. Kalau Appa belum pulang, aku tidak mau makan." ternyata membujuk satu evil ini tidak semudah membujuk kembarannya yang food monster itu.
Jaejoong memijit kepalanya yang berdenyut. Kemudian beranjak mengambil handphonenya untuk menghubungi suaminya."Uhh...tidak aktif " beranjak menuju meja telpon di sudut ruangan untuk menelpon ke rumah sakit.
"Shin Ki Hospital. Ada yang bisa kami bantu."seorang wanita berbicara.
"Yoona-ah, ini Jaejoong. Apakah suamiku masih di rumah sakit? Meetingnya belum selesai?" mengetuk-ngetuk meja dengan ujung jarinya sambil memberondong pegawai Yunho itu dengan berbagai pertanyaannya. Ia memang mengenal sebagian pegawai di rumah sakit yang dikelola suaminya tersebut. Cukup dekat malah.
"Hari ini Sajangnim tidak berkunjung ke rumah sakit sunbae. Tidak ada meeting yang dijadwalkan untuk hari ini." jawab Yoona.
"A-apa...Apa kau yakin Yoon-ah." perasaannya mulai tidak enak sekarang.
"Yakin sunbae, karena donatur yang bekerjasama dengan proyek amal kita sedang dalam perjalanan bisnis ke Jepang."
"Baiklah kalau begitu. Terima kasih, yoboseo." Jaejoong mengakhiri percakapan singkatnya.
'Yunnie, kau dimana? Kenapa mulai tak jujur padaku?'
TBC
Annyeonghaseyo, Mimi imnida.
Ini FF pertama saya, semoga berrkenan.
Sebelumnya hanya suka baca FF Yunjae, tapi karena nungguin updatan dari authornya, saya jadi kepikiran untuk buat FF aja.
Hehe...mian, atas perkenalan kurang mutu dari saya.
Mohon reviewnya yah...yang mau bash juga gpp, mampir aja lah pokoknya.
Gomawo.
