Warning ! Yaoi Area
ChanBaek OneShoot
Chanyeol-Baekhyun
Condom by : pcy-bee
Sorry For Typo
.
.
.
.
Malam adalah waktu bagi pemuda dengan postur tubuh mungil itu untuk memulai aktifitas kerjanya. Sebut saja namanya Baekhyun. Bukan! Baekhyun bukan seorang pekerja seks yang mencari uang saat malam telah menyongsong.
Byun Baekhyun hanyalah mahasiswa biasa yang menggunakan waktu luang untuk bekerja paruh waktu di sebuah mini market dekat apartemennya. Pikirnya itu lebih baik daripada berkeliaran tak tentu arah dan melakukan pergaulan bebas yang tengah marak di kalangan remaja jaman sekarang.
Kegiatannya di depan meja kasir terusik saat melihat seorang anak laki-laki berseragam SMP berdiri di depannya. Baekhyun mengamati dari atas sampai bawah sosok yang ada di depannya saat ini dengan tatapan menelisik. Dan tanpa sengaja membaca name tag yang menempel di sisi seragam bagian dada anak itu, Park Chanyeol.
Tubuhnya bongsor dan tinggi untuk ukuran seorang anak SMP pada umumnya, bahkan Baekhyun yakin jika dia hanya sebatas bahu anak itu. Wajahnya juga tampan dengan telinga lebar dan jangan lupakan senyum lima jari yang terukir indah di wajah tampan itu. Apa anak itu tengah tersenyum padanya? begitulah batin Baekhyun.
"Maaf, apa ada yang bisa saya bantu?" tanya Baekhyun ramah setelah puas mengamati si anak SMP.
"Hyung, aku ingin membeli kondom." katanya dengan enteng.
"MWOOO?" sontak Baekhyun memekik kala gendang telinganya mendengar kata yang keluar dari mulut si SMP.
"Hey ! tak perlu berteriak ! hanya berikan aku kondom, hyung." si SMP menegadahkan tangannya meminta.
"Kau pikir sedang apa anak berseragam SMP sepertimu membeli kondom, huh?!" Baekhyun menyalak, tak habis pikir dengan apa yang ada dalam otak anak itu.
"Tak boleh ya?" katanya dengan wajah lesu.
"Tentu saja tidak boleh ! Pulang sana! anak SMP sepertimu harusnya belajar yang rajin dirumah!" usir Baekhyun.
Dengan wajah tertunduk dan langkah kaki terseok si SMP keluar minimarket meninggalkan Baekhyun yang tengah geleng-geleng kepala.
.
.
Baekhyun pikir anak SMP yang datang semalam sudah kapok setelah mendapatkan bentakannya. Tapi nyatanya tidak seperti itu karena malam ini si tiang datang kembali ke mini market tempat Baekhyun bekerja.
Tidak lagi mengenakan seragam SMP seperti semalam, namun hanya mengenakan kaos biasa berwarna hitam dan jeans selutut yang membalut tubuh jangkungnya. Dan jangan lupakan sendal jepit rumahan yang si tiang itu pakai sebagai alas kaki.
Penampilannya semakin tampan, tapi meskipun begitu tak membuat Baekhyun terkesan dan malah membawa mata sabitnya untuk mendelik tajam pada si tiang.
"Chanyeol-ah..." Baekhyun menyebut namanya, membuat si tinggi mengernyit bingung.
"Baekhyun hyung, tahu namaku?"
Belum sempat kalimat Baekhyun terselesaikan kini malah dia mendapatkan pertanyaan dari orang yang akan di ajaknya bicara. "Tentu saja, aku membacanya dari seragammu kemarin malam."
Mungkin Chanyeol juga melakukan hal yang sama hingga bocah itu juga tahu namanya, membaca name tag yang terdapat di seragam kerjanya.
"Ah, seperti itu! jadi apa sekarang aku sudah bisa mendapatkan kondomku? lihatlah, aku bukan anak SMP lagi." Chanyeol memutar tubuhnya seolah menunjukkan pada yang lebih tua untuk meneliti pemampilannya yang sudah tidak di balut seragam SMP.
Baekhyun menghembuskan nafas kasar mencoba menahan emosi. Masalahnya, pakai atau tidak pakai seragam SMP tetap saja Chanyeol itu masih duduk di bangku SMP, terlepas dari apa dan bagaimana pakaiannya sekarang.
"Astaga! masalahnya bukan ada pada pakaianmu tapi pada usiamu, nak! Ya Tuhan, sebenarnya apa yang ada dalam otakmu itu, huh?!" Baekhyun berteriak frustasi.
"Kondom." kata Chanyeol dengan wajah polos.
"Yakk! pulanglah! sebelum aku menguburmu hidup-hidup!" Baekhyun menyalak dengan telunjuk yang menunjuk pada pintu keluar mini market. Dia tak peduli jika rekaman CCTV menunjukan perilaku tak sopannya pada pelanggan karena memang dia sudah tak dapat lagi menahan emosi.
Sekali lagi Chanyeol pulang dengan wajah kecewa.
.
.
Jika ada orang yang harus mendapatkan julukan orang paling keras kepala sedunia, maka jawabannya adalah Park Chanyeol. Seseorang yang malam ini kembali mendatangi Byun Baekhyun di sela-sela waktu kerjanya.
Tapi anehnya Chanyeol itu selalu datang tepat waktu saat tak ada pelanggan lain yang menyambangi mini market itu.
Sebuah kartu pelajar tergeletak apik diatas meja kasir tepat di depan Baekhyun berdiri, membuat Baekhyun membawa maniknya untuk menatap pada si pelaku pelemparan.
Nafasnya berhembus kasar untuk yang kesekian kali berusaha menahan diri untuk tidak mengumpati Park Chanyeol yang tengah memasang cengiran tak berdosa ke arahnya.
"Hyung, itu kartu pelajar milikku yang menunjukkan usiaku sudah lima belas tahun. Bukankah kemarin hyung mempermasalahkan soal usiaku? Sekarang Hyung sudah memastikannya sendiri dan apa aku sudah boleh mendapatkan kondomku?"
Shit, apalagi ini?! jerit hati Baekhyun. Dia yang bodoh atau Chanyeol yang idiot, sih? Benar jika Baekhyun kemarin malam mempermasalahkan soal usia Chanyeol. Tapi bukan tentang memastikan angkanya yang Baekhyun maksud, Baekhyun itu mempermasalahkan usia Chanyeol yang masih di bawah umur, man.
"Chanyeol-ah...ini bukan masalah angka, tapi saat ini usiamu belum boleh untuk membeli kondom. Setidaknya kau harus menunggu hingga tujuh belas tahun dulu agar bisa membeli yang namanya kondom." Baekhyun berujar dengan lembut berharap si tiang memahami maksud perkataanya kali ini.
"Ahh...jadi begitu ya." Kata Chanyeol dan membuat Baekhyun bisa bernafas lega.
"Iya begitu, kau tak perlu membeli kondom jika hanya untuk bersenang-senang. Masih banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan kesenangan tanpa memakai kondom, hm." ujar Baekhyun dan kemudian di angguki oleh Chanyeol.
"Baiklah, aku mengerti."
Itu adalah kata terakhir yang Baekhyun dengar sebelum Chanyeol keluar meninggalkan dirinya yang kini bisa bernafas lega, atau sepertinya belum.
.
.
"AISH, sudah kukatakan aku tak akan memberikan kondom untukmu, nak !"
Teriakan melengking Baekhyun mengema di setiap sudut mini market saat lagi-lagi pekerjaannya di ganggu oleh siswa SMP yang beberapa hari ini mendatangi tempatnya bekerja. Siapa lagi kalau bukan Park Chanyeol.
"Aku tidak datang untuk membeli kondom, kok." pernyataan Chanyeol sontak membuat Baekhyun memicingkan mata curiga. Apa Chanyeol sudah menyerah tentang masalah kondom? begitulah pikir Baekhyun.
"Lalu?" tanya yang lebih tua.
"Hyung pulang jam berapa?" bukannya menjawab yang lebih muda malah balik bertanya.
Baekhyun membawa matanya untuk melirik pada jam yang tertempel di dinding salah satu sudut mini market. Jam itu menunjukkan jam setengah sepuluh, itu berarti sebentar lagi jam kerja Baekhyun harusnya usai.
"Jam sepuluh, setengah jam dari sekarang. Memangnya kenapa?" tanya Baekhyun.
Sekali lagi Chanyeol tak menjawab pertanyaannya. "Aku akan menunggu hyung pulang di luar." kata Chanyeol setelahnya melangkahkan kaki keluar dari mini market.
Setengah jam terlewati tanpa terasa, dan Baekhyun sudah menganti seragam kerjanya mengunakan baju biasa untuk bersiap pulang. Langkahnya ia bawa untuk keluar dari tempatnya bekerja dengan tas kuliah yang tersampir cantik di bahunya.
"Hyung sudah selesai?"
Itu adalah sapaan pertama yang menyambut gendang telinganya kala ia benar-benar sudah berhasil menginjakkan kaki di luar mini market. Dahinya mengernyit bingung saat melihat keberadaan Chanyeol yang tengah berdiri di depannya.
"Kau benar-benar menungguku pulang?" tanya Baekhyun dengan sedikit mendongakkan kepala. Benar saja perkiraannya tentang selisih tinggi badan mereka, dia memang hanya sebatas bahu Chanyeol saja.
"Tentu saja. Aku kan sudah berjanji." jawab Chanyeol.
"Untuk apa kau menungguku pulang kerja? bukankah kita tidak dalam kondisi yang bisa di katakan dekat?"
"Aku hanya ingin mengajak Baekhyun hyung bersenang-senang, bukankah semalam hyung mengatakan jika kita bisa bersenang-senang tanpa menggunakan kondom?"
"Sepertinya ide bagus, lagipula besok aku tidak ada jadwal kuliah. Jadi Chanyeol-ah kemana kita akan bersenang-senang?."
"Bagaimana dengan apartemenku?" tawar Chanyeol.
Baekhyun menimang sejenak saat mendengarkan tawaran Chanyeol. Mungkin Chanyeol berasal dari keluarga kaya hingga memiliki apartemen sendiri saat usianya yang belum bisa dikatakan dewasa.
"Baiklah." putus Baekhyun.
Pikir Baekhyun tak ada salahnya menerima ajakan bocah SMP itu, pulang ke rumah pun tidak ada yang menunggunya. Mungkin bersenang-senang dengan Chanyeol bukanlah ide buruk, mereka setidaknya bisa nonton film bersama atau bermain game sampai pagi. Karena sibuk dengan pikirannya sendiri, si mungil tak menyadari akan bahaya yang tengah mengintainya saat ini.
.
.
Cklek !
Pintu apartemen mewah itu terbuka setelah sebelumnya Chanyeol menyempatkan diri menekan pin akses untuk masuk.
"Masuklah, hyung." Si tuan rumah mempersilahkan tamunya untuk masuk ke dalam.
Baekhyun menurut saja dan tanpa ragu melangkah masuk dengan mata yang mengitari setiap sudut ruangan. Luas dan mewah adalah kata yang tepat untuk mengambarkan kondisi aparteman yang tengah ia kunjungi saat ini. Benar jika dia tadi menebak bahwa Chanyeol adalah anak dari orang kaya menginggat betapa mewahnya apartemen ini.
"Hyung duduklah dulu, aku akan mengambilkan minum." perintah yang lebih muda.
Sekali lagi Baekhyun hanya menurut. Pantatnya ia bawa untuk di letakkan disofa besar yang berhadapan langsung dengan TV LCD besar yang juga ada di ruangan itu.
Tak berapa lama kemudian, Chanyeol datang dengan satu gelas jus strawberry dan dia letakkan di atas meja tepat di depan Baekyun duduk.
"Minumlah, hyung ! anggap saja seperti apartemen sendiri." katanya.
Baekhyun menatap gelas di depannya dan Chanyeol secara bergantian. Lalu tangannya terulur untuk mengapai gelas berisikan jus strawberry kesukaannya. Omong-omong darimana Chanyeol tahu jika ia menyukai segala sesuatu berbau strawberry?
Mungkin hanya kebetulan, begitulah pikirnya. Jadi dengan suka cita ia menengak setengah dari isi gelas yang ada dalam gengamannya. Tak sadar bahwa yang paling muda tengah menyeringai ke arahnya.
"Omong-omong, untuk apa kau bersih keras ingin membeli kondom?" Baekhyun bertanya setelah sempat meletakkan kembali gelas di atas meja.
"Untuk kita." jawab Chanyeol enteng.
Yang lebih tua mengernyit bingung mendengar jawaban si limabelas tahun. "Apa maksudmu?"
"Teman-temanku bilang, jika ingin melakukan seks sebaiknya menggunakan kondom untuk menghindari kehamilan di luar nikah."
Baekhyun semakin bingung. "Lalu apa hubungannya dengan untuk kita?"
"Tentu saja ada jika yang akan melakukan seks adalah kita. Tapi karena hyung mengatakan tak perlu kondom untuk kita bersenang-senang maka ku pikir kita tak membutuhkannya lagi."
"Yaakk! kau gil...Ugh~" makian Baekhyun terpotong kala tubuhnya merasakan hal yang aneh. Matanya menengok ke arah selangkangannya yang telah mengembung di balik celana. Lalu bergulir menatap curiga pada bocah yang tengah menyeringai kearahnya.
"Arghhh... sialanhh! apa yang kau berikan pada minumanku, bocahhh tengik!" Baekhyun menyalak susah payah seiring dengan tubuhnya yang mulai panas.
Yang di tanya hanya mengedikkan bahu acuh. "Obat perangsang...mungkin?!"
Wajah Baekhyun sudah memerah antara menahan amarah dan menahan gairah di selangkangannya yang mulai berkedut minta di lampiaskan. "Akhhh...Dasar bocahh mesumm! dimana le-letak toilet..ahhh?!"
"Untuk apa ke toilet jika aku bisa membantumu, hyung." Chanyeol berkata dan bangkit dari duduknya, detik kemudian dia berjalan mendekati si mungil yang duduk tak nyaman dengan tangan yang sibuk menutupi selangkangannya.
"Menjauhh...ahhh...dariku Sialan !" Baekhyun menyalak lagi tapi sama sekali tak di pedulikan oleh Chanyeol.
Remaja limabelas tahun itu tanpa aba-aba mengendong bridal tubuh mungil yang lebih tua tanpa mengalami kendala yang berarti.
.
.
Bruk!
Chanyeol membanting tubuh mungil Baekhyun di atas ranjang miliknya. Tak mempedulikan bagaimana tatapan marah yang terarah padanya. Badan besarnya ia bawa untuk menindih badan mungil tak berdaya sosok dalam kungkungannya.
"Mmphhh~" Baekhyun berontak saat bibir tebal Chanyeol mulai mencumbu bibirnya. Lembut namun juga menuntut. Membuat efek obat perangsang yang bersarang di tubuhnya semakin menggila. Baekhyun akui jika ciuman Chanyeol begitu hebat untuk bocah SMP seusianya dan tak sadar telah mengalungkan lengannya pada leher yang lebih muda.
Chanyeol melepaskan sejenak ciuman bibir mereka sekedar untuk meberikan waktu bagi yang lebih tua bernafas. "Hyung pasti tak akan percaya saat aku mengatakan jika aku sudah menyukai hyung sejak lama."
Baekhyun tak begitu peduli dengan kalimat Chanyeol karena saat ini ia mencoba untuk menahan diri agar tak menerjang Chanyeol mentah-mentah.
"Arghhhh...Channhh..."
"Aku akan membantumu, jika kau juga mengizinkanku untuk memasukimu. Bagaimana?" dalam kondisi seperti saat ini Chanyeol tak peduli akan sopan santun dan menanggalkan kata hyung dalam panggilannya pada yang lebih tua.
Tak peduli lagi dengan apa yang akan terjadi selanjutnya maka Baekhyun hanya menganggukan kepala sebagai jawaban. Tubuhnya sudah berteriakkan minta dipuaskan dan otaknya sudah tidak bisa dia pakai untuk berpikir jernih lagi. Persetan ! apapun itu asalkan hasratnya terpenuhi maka ia akan melakukannya sekarang dan saat ini juga.
Chanyeol yang menerima anggukan dari si mungil segera melepaskan satu persatu pakaian Baekhyun hingga tubuh mungil itu telanjang bulat di depan matanya. Bibir tebalnya kembali melumat bibir manis sosok yang terbaring lemah di bawahnya.
Tangan Chanyeol tak tinggal diam karena kini tengah sibuk mengocok penis tegang milik Baekhyun. Memberikan servis terbaik dengan gerakan mengocok naik turun persis seperti film gay porno yang pernah ia tonton.
"Ahhhh...nggghhhh... Chan!"
Crott Crott
Tak butuh waktu lama untuk Baekhyun memuntahkan spermanya dalam genggaman Chanyeol. Dada Baekhyun naik turun dengan nafas tersenggal-senggal pasca klimaks. Hal itu membuat Chnayeol yang juga tengah di landa gairah segera meraup brutal puting merah mengoda milik Baekhyun.
"Eung~ Chan! pelanhhh...!" pinta si mungil di sela-sela hisapan yang Chanyeol berikan pada nipplenya.
Setelah merasa puas mencumbui dada mangsanya, si jangkung kembali bangkit guna melepaskan seluruh pakaian yang dia kenakan. Tak butuh waktu lama untuknya karena kini ia juga telah telanjang bulat sama seperti Baekhyun.
Baekhyun membola ngeri kala maniknya bertemu tatap dengan kejantanan mengacung milik Chanyeol. Bagaimana bisa seorang remaja limabelas tahun bisa memilik penis sebesar itu?
"Chan...sepertinya kita harus berhenti. Kau tidak benar-benar berniat memasukkan penis raksasamu itu ke dalam lubangku, kan?" kata Baekhyun dengan wajah memelas.
"No no no...Hyung tadi sudah memberikan izin untuk aku memasukimu. Jadi aku akan menaggih janjimu." Chanyeol kembali menbawa tubuhnya untuk menindih Baekhyun.
"Tu-tunggu, bagaimana jika aku mengoralnya saja, hm." Baekhyun memberikan tawaran.
"Tidak, hyung ! aku tak akan berubah pikiran, oke." tolak Chanyeol yang kini tengah membenamkan wajahnya pada ceruk leher milik Baekhyun. Menjilat dan menghisap untuk kembali memberikan rangsangan pada yang lebih tua.
Baekhyun yang kembali terbawa suasana tak menyadari jika Chanyeol tengah mempersiapkan lubangnya dengan cara membuka lebar pahanya berlawanan arah. Pekikan mengalun indah dalam kamar itu kala dua jemari Chanyeol menerobos anus Baekhyun dan menyodoknya menggunakan pola menggunting.
Setelah di rasa cukup. Penis besarnya, Chanyeol arahkan pada anus merekah si mungil yang sudah siap untuk di isi.
"ARGHHH...!" Baekhyun memekik kuat saat penis Chanyeol menerobos lubangnya dalam sekali hentak. Itu sungguh sakit sekali dan ini adalah pertama kali baginya.
Yang paling muda mendiamkan sejenak kejantanannya di dalam lubang sempit itu. Mengerang kecil kala lubang Baekhyun memberikan kenikmatan dengan memijit-mijit penisnya. Chanyeol menghujani wajah Baekhyun dengan ciuman kupu-kupu dengan harapan bisa mengalihkan sedikit rasa sakit yang mendera si mungil.
"Bergeraklah Chan...!" perintahnya.
Mendengar izin dari Baekhyun, maka Chanyeol mulai mendorong maju mundur pinggulnya dengan gerakan teratur. Semakin lama semaki mengila saat rasa nikmat yang terus di kecap penisnya.
"Aghhhh..." si mungil mendesah keras kala penis Chanyeol menumbuk sesuatu di dalam sana yang terasa begitu nikmat.
Hujaman Chanyeol semakin brutal dengan di iringi desahan Baekhyun yang sama-sama mencari kepuasan. Tak lama kemudian Baekhyun merasakan penis Chanyeol semakin membesar di dalam lubangnya dan begitu pula dengan penisnya yang juga bersiap untuk memuntahkan isinya lagi.
" Akhhhhh chan.../ Erghhh...Baek"
Crott crott
Baekhyun mendesah dan Chanyeol mengeram bersamaan saat memuntahkan sperma masing-masing.
Sperma Baekhyun melumer membasahi perutnya dan perut Chanyeol, sementara sperma Chanyeol menyembur dasyat di dalam lubang sempit si mungil.
Plop
Chanyeol melepaskan penisnya dari lubang Baekhyun dan membawa tubuhnya untuk berbaring di sisi Baekhyun dengan sebelumnya sempat menarik selimut guna menutupi tubuh telanjang mereka.
Tangannya bergerak untuk mendekap tubuh lemas si mungil yang pasrah saja dengan apa yang dia lakukan. Mereka berpelukan menikmati suasana malam yang terlewati dengan panasnya.
"Terima kasih, hyung." katanya lalu menciumi puncak kepala yang lebih tua.
"Hm." hanya gumaman yang Baekhyun berikan sebagai jawaban.
"Aku akan bertanggung jawab jika hyung hamil. Tenang saja, Park Chanyeol tak akan melarikan diri."
Pletak!
Sebuah jitakan mendarat mulus didahi Chanyeol dengan si pelaku tak lain dan tak bukan adalah Byun Baekhyun. Chanyeol meringis kecil dan mengelus pelan dahinya yang menjadi sasaran jitakan.
"Aku masih laki-laki jika kau lupa." protes Baekhyun.
"Aku hanya berkata jika hamil. Tapi walaupun tak hamil, aku akan berusaha lebih giat lagi agar bisa membuat hyung hamil. Bagaimana?"
Pletak!
"Dasar bocah mesum!"
.
.
.
.
END
SIALAN ! APA INI ?! hahaha... pengen coba-coba buat oneshoot tapi jadinya malah absurd begini.
Ya udahlah ya... nikmati saja dan semoga kalian suka.
