Disclaimer : Hiro Mashima

Warning : semi-AU, OOC di awal, IC di akhir (?), NO MAGIC, typos, rush, abal, gaje, lebay, dll

Pair : NaLu

Rate : T

Genre : Romance, Hurt/Comfort, semi-Action

A/N : Ini adalah fic pertama saya di Fandom Fairy Tail Indonesia. Maklumin aja ya senpai jika chara disini begitu OOC, saya belum begitu tahu tentang sifat-sifat pemian FT. Dan, jangan bakar saya karena dengan seenaknya mindahin Lucy ke guild lain (;_;)

If you dont like, dont read!

Happy Reading ^^)V

.

.

.

Natsu Dragneel.

Sebuah nama yang pasti akan langsung membuat takut bagi orang yang menyebutkannya. Sebuah nama yang amat ditakuti di daerah Magnolia, Fiore. Tidak ada yang tak mengenalnya. Semua tahu tentang dia. Ya, dia ...

Sang Dragon Slayer.

Pemimpin para Yakuza sekaligus pemimpin geng Fairy Tail di kota tersebut. Seorang pemuda tampan berambut pinkish dengan kekuatannya yang mengerikan. Dia bersama anggota Fairy Tail—pengikutnya—seolah menjadi raja di sana. Selalu diperlakukan dengan baik, selalu dipuja, dan selalu mendapatkan apa yang mereka inginkan. Meski begitu, Natsu tidak benar-benar membutuhkan apa yang telah diberikan kepadanya. Ia pun menolak semua pemberian dari orang lain. Semangatnya berkurang semenjak beberapa hari terakhir. Ia lebih terlihat begitu cuek dan seolah tidak ingin lagi untuk menghajar segerombolan geng dari luar kota yang menyerang Magnolia sebagai pertanda perang dengan Fairy Tail.

Sekarang pikirannya sedang kalut. Sesuatu seolah menghantuinya. Ia tidak dapat berpikir jernih. Dan ketika ia tiba di puncak permasalahannya, Natsu mengundurkan diri dari jabatannya sebagai pemimpin Yakuza sekaligus Master Fairy Tail. Tanpa memberi alasan jelas, pemuda pinkish itu lekas menghilangkan lambang istimewa Fairy Tail yang berada di bawah bahu kanannya. Dan ia pun mengatakan untuk membubarkan Fairy Tail.

Hal tersebut sempat membuat gencar seluruh pengikutnya. Mereka tidak percaya akan keputusan Natsu. Pemimpin terkuat dengan julukan Dragon Slayer itu mengundurkan diri sekaligus membubarkan geng tanpa berbicara sepatah kata pun. Awalnya mereka berontak, mereka tidak mengizinkan Natsu untuk pergi. Dengan amarah yang memuncak, semuanya lekas mengepung Natsu dan mengancam akan menghajarnya jika ia tidak menjelaskan sebab yang masuk akal. Namun, pemuda itu tetap diam, ia juga tidak memberi perlawanan berarti ketika dirinya dipukul beberapa kali oleh sahabatnya sendiri, Gray Fullbuster.

Apa yang ada di hatinya tidak akan hilang begitu saja hanya dengan pukulan seperti itu. Natsu tetap berada pada pendiriannya untuk mengundurkan diri. Dan mau tidak mau, akhirnya mereka melepaskan sang Dragon Slayer dan membubarkan Fairy Tail dengan luka yang tertoreh di hati masing-masing. Meskipun Natsu sudah menyatakan bahwa Fairy Tail dibubarkan, namun mereka semua masih bersi kukuh untuk bersatu, walau dengan semangat yang minim karena ditinggal sang Master.

Semua masalah yang kini ia hadapi, berawal setelah Natsu bertemu dengannya. Saat itu ...

#Flashback

3 bulan yang lalu ...

Semua anggota Fairy Tail tengah berkeliling kota bersama sang Pemimpin setelah mengalahkan Jose—Master Phantom Lord di tengah kota. Mereka melewati beberapa gedung megah yang menjulang tinggi, dan orang-orang yang melihat kedatangan mereka lekas tertunduk tanda menghormati. Natsu hanya tersenyum simpul di balik wajahnya yang terlihat dingin. Hal tersebut sudah biasa dialaminya setiap hari. Ia pun kembali berjalan bersama yang lainnnya, hingga matanya menangkap ada yang aneh di ujung sana.

"Apa-apaan dia?" tanya Macao sembari mengangkat sebelah alisnya.

"Kenapa gadis itu tidak tunduk?" timpal Gray.

Tanpa menggubris perkataan kedua temannya, Natsu mulai menghampiri sang gadis yang berdiri tegap dengan kedua tangan yang dilipat. Kedua matanya memperhatikan gadis tersebut dari ujung kepala hingga ujung kaki, seketika dahinya berkerut.

"Blue Pegasus, eh?" tanya Natsu sembari tersenyum licik.

Gadis itu terdiam, ia melayangkan tatapan tajam ke arah Natsu yang seolah meremehkannya. Sedangkan pemuda tersebut malah mengelilingi tubuh sang gadis, membuat pengikutnya terkekeh pelan.

Blue Pegasus, geng dengan kekuatan hampir setara dengan Fairy Tail walaupun semua anggotanya adalah perempuan. Mereka adalah satu-satunya geng yang tidak menantang Fairy Tail, alasannya karena mereka 'cinta perdamaian', bukan karena takut. Mereka tidak akan menggunakan kekuatan mereka jika tidak dalam keadaan terdesak. Dan saat ini, Master Blue Pegasus datang sendirian ke hadapan sang Dragon Slayer, ia merasa terusik dengan sikap Natsu yang terlalu sombong dan selalu membuat keributan yang tidak penting di kota.

Kedua tangannya terkepal kuat melihat sikap Natsu yang seperti itu. Ia tidak menduga jika Master Fairy Tail adalah orang bodoh yang ingin bersenang-senang dengan cara yang menjijikan. Bagaimana tidak? Fairy Tail meminta penghormatan khusus dari kota dan meminta pemberian menarik setiap kali menang dalam perkelahian karena mereka telah melindungi Magnolia. Itu sudah cukup membuat gadis tersebut marah.

"Ada apa? Kau mau menantangku?"

Hening.

"Blue Pegasus, kalian tidak cocok untuk berkelahi."

Hening.

"Sebaiknya kau pulang saja."

Hening.

"Hey, Master! Bawa saja gadis itu ke guild, mungkin kita bisa bersenang-senang."

Gelak tawa pun terdengar setelah Macao mengucapkan kata-kata yang meremehkan keunggulan Master Blue Pegasus. Gadis itu menggeretakkan giginya, sorot mata cokelat miliknya mengeluarkan rasa marah yang amat sangat. Sedangkan Natsu, hanya terkekeh pelan di hadapan sang gadis.

.

.

.

"Natsu Dragneel ..."

.

.

.

"Lucy Heartfillia ..."

.

.

.

PLAAAKK!

Tamparan keras langsung mendarat di pipi kiri pemuda tersebut. Setetes cairan berwarna merah pekat keluar dari ujung bibirnya. Natsu hanya tersenyum mendapat perlakuan seperti itu, dan ia kembali menatap wajah sang gadis yang kini menatapnya dengan dingin.

"Menjijikkan. Beginikah sikap pembela Magnolia?" tanya gadis bernama Lucy itu, "Seharusnya kau malu pada dirimu sendiri, Natsu Dragneel."

Hening.

"Sikapmu tidak jauh berbeda dengan para berandalan itu."

Hening.

"Kau tidak pantas menyebut dirimu sebagai sang Dragon Slayer, Master dari Fairy Tail."

Hening.

"Kau ini orang yang tidak menghargai hidup. Kau selalu meremehkan orang lain. Kau menganggap dirimu pantas untuk di puja, dan kau merasa sempurna. Kau selalu mengumbar bahwa kau telah melindungi Magnolia dari geng liar ... hn ... aku pikir bahkan kau tidak mengerti apa itu makna melindungi. Kau hanya mengotori nama baik Fairy Tail!"

DEG!

Raut wajah pemuda itu berubah. Hatinya mencelos setelah mendengar perkataan Lucy. Ia ingin berontak, namun dengan kesal akhirnya Natsu mengaku pada diri sendiri bahwa perkataan Lucy memang benar adanya. Natsu tidak pernah tahu apa itu makna melindungi, ia hanya tahu bagaimana rasanya menghajar seseorang tanpa ampun dan menerima hadiah setelahnya.

"Sebenarnya apa yang ingin kau lindungi? Aku tidak pernah melihat ada orang yang menangis bahagia setelah kau lindungi, yang aku lihat hanya kesedihan karena separuh dari barang-barang mereka telah menjadi hakmu."

TAP TAP TAP!

Lucy mulai bejalan mendekati Natsu hingga jarak mereka kurang dari 1 cm. Perlahan lengan gadis pirang itu terangkat dan langsung menarik kerah kemeja yang Natsu kenakan.

"Dengar, Natsu Dragneel. Aku dan Blue Pegasus tak akan pernah tunduk kepada orang sepertimu. Dan kami tidak butuh perlindungan darimu."

Dengan kasar Lucy melepaskan cengkramannya. Ia kembali menatap Natsu sebelum akhirnya berbalik. Ketika ia hendak berjalan pergi, 2 orang anggota Fairy Tail menghadangnya. Mereka merasa tidak terima pemimpinnya mendapat perkataan seperti itu dari Lucy.

"Tarik kembali kata-katamu, Nona," ucap Wakabe.

"Atau kami akan sedikit bermain denganmu," Alzack terkekeh pelan sembari mengacungkan dua pistol ke hadapan Lucy.

Gadis keturunan keluarga Heartfillia itu tidak merespon, ia terus berjalan santai dengan raut wajah yang terkesan dingin. Seolah tidak ingin kehilangan salah satu kesenangan, Alzack langsung menodongkan pistolnya tepat ke kepala Lucy, jelas saja itu membuat sang gadis memberhentikan langkahnya.

"Ayolah, aku serius," senyuman licik mulai terukir dalam raut wajahnya.

"Kau membuang waktuku, menyingkirlah," ucap Lucy tanpa menoleh.

Alzack masih tetap mempertahankan posisinya. Tidak peduli terhadap perkataan Lucy. Tak lama, datang sebuah hembusan angin yang menerbangkan helaian surai pirang milik Lucy, bersamaan dengan itu, kedua pistol tersebut telah sukses menyentuh permukaan tanah. Alzack tercengang ketika Lucy menjatuhkan pistolnya dengan cepat, bahkan tanpa ia ketahui. Wakabe juga ikut terkejut sembari mulai berjalan mundur. Sedangkan Natsu hanya terdiam melihat kejadian di hadapannya. Pemuda pinkish itu tahu betul bagaimana kekuatan Lucy, dan ia menyesal karena tadi sempat meremehkannya.

"A-apa yang—"

BUGHTT!

Belum sempat Alzack menyelesaikan kalimatnya, secepat kilat Lucy melayangkan sebuah pukulan keras di pipi kiri pemuda tersebut hingga ia terpental jauh dan pingsan di tempat. Kemudian, kedua matanya mulai melirik ke arah Wakabe yang kini tengah ketakutan dan kaki jenjangnya mulai berjalan kembali.

'Cih! Aura yang mengerikan,' gumam Wakabe dalam hati.

"Sudah kubilang, menyingkirlah," ucap Lucy dengan penekanan di akhir kalimat.

Tubuh Wakabe bergetar hebat. Tanpa basa-basi lagi ia mulai menyingkir dan menjauhi Lucy. Sedangkan gadis pirang itu hanya menghela nafas panjang sebelum akhirnya berjalan pergi meninggalkan gerombolan Fairy Tail.

Tanpa Lucy sadari, sepasang mata terus memperhatikannya dengan tatapan yang sulit diartikan. Natsu berdecih sembari mengerjapkan matanya. Semua orang hanya terdiam setelah melihat kedua Master geng tersebut beradu mulut, dan mereka merasa terkejut ketika melihat Natsu yang langsung pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun.

#Flashback off

Beberapa hari setelah pengunduran dirinya, Natsu mengumumkan kepada semua orang agar tidak perlu menghormati atau memberi sesuatu yang berharga kepada Natsu. Dan nampaknya seluruh penghuni Magnolia terlihat senang, sekaligus sedih. Mereka tidak tahu apa yang akan terjadi jika Fairy Tail bubar dan berhenti melindungi Magnolia. Namun pemuda pinkish itu telah mempertimbangkannya dari awal. Ia mengembalikan barang-barang yang telah diberikan padanya. Tak lupa, Natsu memberikan sejumlah uang miliknya kepada Wali Kota agar dapat menyewa pasukan pengaman yang lebih kuat untuk melindungi Magnolia. Mendengar hal tersebut, para penduduk merasa lega, begitu pun dengan Natsu.

Pemuda itu menghela nafas panjang, kini yang perlu ia lakukan adalah memikirkan dan mencari tahu arti dari makna 'melindungi' seperti apa yang pernah Lucy katakan.


TBC

Gomen jika ceritanya pasaran dan tidak memuaskan. Saya tahu fic ini jauh dari kata sempurna, walaupun sebenarnya tidak ada yang sempurna di dunia ini, tapi saya berusaha semaksimal mungkin membuat fic ini karena saya cinta dengan pair NaLu. Mohon bantuannya untuk memperbaiki fic ini dengan cara memberi review, yang isinya tentang kritik dan saran, saya berharap tidak menerima flame karena fic saya yang satu ini ToT

Terimakasih bagi yang sudah membaca, minta review, onegai~