DISCLAIMER :Katekyo Hitman Reborn bukan punyaku, punyaku cuma OC saja

Warning: sedikit ooc, bahasa kaku. EYD tidak sempurna, Humor gagal

"oka-san, ittekimasu!" ucap seorang anak laki-laki sambil memakai sepatunya hendak berangkat ke sekolah.

"hai, Tsu-kun itterasai!" sang ibu menjawab panggilan putranya dari dapur.

Sawada Tsunayoshi seorang pelajar di smp namimori dan juga seorang calon bos mafia di masa depan, sudah sekitar dua bulan sejak ia dan teman-temannya memenangkan pertarungan dengan bermuda untuk menghilangkan kutukan arcobaleno, saat ini murid dari SMP Simon sudah kembali kesekolah mereka yang sebelumnya hancur karena gempa. Dan disinilah dia sekarang, menjalani kehidupan normalnya sebagai siswa SMP pada umumnya. dia membuka pintu depan dan pergi ke luar pagar saat dia melihat dua teman baiknya berdiri di depan gerbang rumahnya.

"ohaiyo juudaime" ucap seorang dari mereka yang memiliki rambut perak berbentuk mirip gurita. Gokudera Hayato sang penjaga badai vongola decimo dan orang yang paling patuh kepada Sawada Tsunayoshi.

"ohaiyo! Tsuna" ucap seorang lagi, kali ini dia membawa sebuah bungkusan panjang berwarna biru di punggungnya. Yamamoto takeshi, penjaga hujan vongola decimo, satu-satunya pendekar pedang di antara ke-enam penjaga yang lain dan juga satu-satunya orang yang bisa bersikap santai dalam kondisi apapun.

"ohaiyo, Gokudera-kun, Yamamoto! Ayo kita berangkat!" ucap Tsuna dan hanya dibalas ya dari kedua teman baiknya itu.


(Gerbang SMP Namimori)

"ohaiyo, Tsuna-kun!" seorang gadis berambut oranye menyapa Tsuna di depan gerbang, Sasagawa Kyoko, gadis yang menjadi pujaan hati sang vongola decimo. Sontak secara reflek wajah sang vongola decimo pun menjadi merah.

"ohaiyo, Sawada!" kali ini giliran seorang laki-laki yang berusia satu tahun lebih tua dari yang lainnya yang hadir di tempat itu, Sasagawa Ryohei, kakak dari Sasagawa Kyoko dan juga kapten klub boxing yang tidak menyerah untuk menyeret Tsuna kedalam klub nya. Di lain itu dia juga penjaga matahari vongola decimo.

"ohaiyo, Kyoko-chan, oni-san!" ucap Tsuna dan mereka pun masuk kedalam sekolah.


(ruang kelas 2-A)

Tsuna dan yang lainnya berhasil tiba 10 menit sebelum bel berbunyi, jika mereka sampai terlambat, sang ketua kedisiplinan pasti akan mengkamikorosu mereka.

Hibari Kyoya, penjaga awan vongola decimo dan juga ketua anggota kedisiplinan, dan terdaftar sebagai orang yang paling ditakuti di smp namimori, hanya orang yang tak sayang nyawa saja yang berani mengganggunya.

"yosh, pelajaran akan segera dimulai, semuanya harap duduk di kursi masing-masing!" ucap Narizumi sensei, seorang guru SMP Namimori memasuki ruangan, semua murid pun duduk di kursi masing-masing tanpa ada yang berani bertanya lebih lanjut. "baiklah, saya akan memberi tugas kepada kalian, tugasnya adalah kalian buat sebuah miniatur pembangkit listrik, entah itu tenaga air, uap atau yang lainnya!" ucap nya.

Murid-murid mulai berbisik-bisik, seperti apa yang akan di buat atau bagaimana cara pembuatannya.

"diam!" ucapnya memukul meja dengan buku absensi setelah kelasnya benar-benar menjadi ramai, "sekarang saya akan membacakan kelompok untuk tugas tersebut! satu kelompok terdiri dari orang" ucapnya melanjutkan. Tsuna berharap bisa satu kelompok dengan Gokudera dan Yamamoto "baiklah, kelompok pertama Gokudera hayato, Yamamoto takeshi dan Chrome Dokuro!" ucapnya, sejenak Tsuna merasa kecewa karna tidak bisa bersama kedua sahabatnya itu.

Tapi sedikit mengherankan mereka bertiga bisa menjadi satu kelompok. Chrome Dokuro, penjaga kabut vongola decimo dan juga siswi pindahan dari smp kokuyo. Karna suatu alasan, dia dipindahkan oleh Mukuro ke sekolah Tsuna agar Tsuna bisa mengawasi Chrome. Chrome adalah setengah dari penjaga kabut vongola, setengahnya lagi adalah Rokudo Mukuro, orang yang sudah menyelamatkan Chrome dari kematian dengan membuat organ ilusi untuknya, dan menggunakan tubuhnya untuk berbicara dengan orang lain dan bertarung saat tubuhnya masih dalam penjara vindicare, dan sekarang tubuhnya sudah keluar dari penjara dia tidak butuh perantara seperti Chrome lagi, tapi meskipun begitu Mukuro tidak asal membuang Chrome, dia masih menyayangi gadis itu meskipun ia sudah tidak berguna.

"Kelompok selanjutnya Sawada Tsunayoshi, Yuki Akira dan Yuki Kizuki!" Tsuna tercenggang saat namanya barusaan di panggil. Dia sedikit terkejut dengan apa yang telah di dengarnya, berkelompok bersama dengan anak kembar di kelasnya merupakan sesuatu yang aneh baginya apalagi dia tidak begitu mengenal mereka, Narizumi sensei pun melanjutkan membacakan nama yang lainnya "baiklah, sisa waktu ini bisa kalian manfaatkan untuk berdiskusi, tugas akan dikumpulkan 2 minggu lagi" ucapnya lalu keluar kelas.

Murid-murid yang lain sibuk menghampiri kelompok mereka untuk segera berdiskusi tentang tugas tak masuk akal yang telah diberikan oleh guru mereka.

"yo, Tsuna, sayang sekali kita ada di kelompok yang berbeda" ucap Yamamoto dengan senyum andalannya.

"cih, seharusnya aku sebagai tangan kanan juudaime menjadi anggota kelompoknya adalah hal mutlak!" Gokudera mengatakannya dengan wajah kesal.

"ma,ma, Gokudera-kun, ini kan hanya tugas sekolah, yah mau bagaimana lagi, aku juga berharap bissa satu kelompok bersama kalian, tapi terima saja pembagian ini!" ucap Tsuna berusaha menenangkan Gokudera.

"yah, kalau juudaime bilang begitu apa boleh buat, aku akan menerima keputusan ini!" ucap Gokudera sambil bangkit dari tempat duduknya hendak menarik tangan Yamamoto untuk ke tempat Chrome saat tangannya dengan tidak sengaja menyenggol buku milik Tsuna dan menjatuhkannya, Gokudera hendak mengambil buku tersebut saat ada tangan lain yang bergerak lebih dulu untuk mengambilnya.

"Sawada-kun, buku ini milikmu?" ucap sang pemilik tangan.

"eh, iya itu milikku, eto kimiwa.." ucap Tsuna sambil mengingat nama orang yang telah memberinya bantuan.

"Yuki Akira desu, aku satu kelompok denganmu ingat?" ucap Akira sambil tertawa.

"eh, yu..Yuki-kun, gomene, aku tidak terlalu memperhatikanmu!" ucap Tsuna meminta maaf karna tidak bisa mengingat wajah teman sekelasnya sendiri.

"daijobu desu, ngomong-ngomong kau bisa memanggilku Akira, kau lupa di kelompok kita adikku juga ikut bergabung!" ucap Akira kemudian.

"eh, iya benar juga tapi aku tidak terrbiasa memanggil seseorang dengan nama depannya saat baru pertama kali bertemu!".

"sudahlah, tak apa tak usah kau hiraukan, kalau begitu bolehkah aku memanggilmu Tsu-chan agar kita impas?" ucapnya masih dengan tersenyum.

'eh? Itu jauh lebih buruk dari pada yang tadi!' batin Tsuna berteriak.

"heh, kau berani sekali bersikap sok akrab dengan juudaime!" cibir Gokudera yang mulai kesal dengan orang di depannya yang sok akrab dengan juudaime tercintanya.

"yamete Gokudera! Bukankah kau harusnya ke tempat Chrome berada?" ucap Tsuna berusaha menenangkan penjaga badainya.

"cih, baiklah kalau memang juudaime yang memintanya!" ucap Gokudera lalu berjalan ke arah Chrome yang duduk sendirian.

"baiklah, kalau begitu aku juga kesana, jaa Tsuna!" ucap Yamamoto masih dengan senyumnya menyusul ke tempat Gokudera berada.

"kau punya teman yang menarik ya, Tsu-chan?" ucap Akira yang selama beberapa saat membuat Tsuna menggigil karna dipanggil Tsu-chan, sejujurnya itu adalah panggilan terakrab yang pernah ditunjukkan orang lain kepadanya selain ibunya yang memanggilnya Tsu-kun.

"Akira, disini kau rupanya, aku baru saja dari kamar mandi, apa yang barusan terjadi? Dimana sensei?" Tanya seorang gadis berambut hitam yang dikuncir membentuk ekor kuda yang bergelombang.

"oh, yo kizu, kita baru saja mendapat tugas, membuat miniatur pembangkit listrik dan dikumpulkan 2 minggu lagi! Sensei memberikan sisa waktunya untuk mulai berdiskusi" ucap Akira masih dengan senyumnya.

"hah, begitu?" Tanya gadis yang disapa kizu itu.

"yah, begitulah tugasnya!" ucap Tsuna menjelaskan bahwa yang dikatakan Akira adalah benar.

"kau, Sawada kan? Akira tumben sekali aku melihatmu berbicara dengan Sawada!" ucap kizu.

'yah, sebenarnya bukan jarang sih, tapi pertama kalinya' Tsuna selalu dipanggil dame-Tsuna sehingga membuatnya tidak memiliki hubungan baik dengan banyak orang di kelasnya. Gokudera dan Yamamoto adalah satu-satunya yang berbicara dengan bebas kepada Tsuna. Tapi mendengar kizu memanggilnya dengan Sawada bukankannya dame-Tsuna membuatnya senang.

"tugasnya dilakukan secara berkelompok, kau, aku dan Tsu-chan berada dalam kelompok yang sama!" ucap Akira menuturkan.

"siapa itu Tsu-chan?" kizu melirik pada Tsuna sebelum melanjutkan, "Sawada? Kau membuat julukan yang aneh lagi ya?" ucap kizu sambil menatap Akira seperti seorang kakak yang menatap adiknya yang telah berbuat kenakalan, namun terbalik karna kizu adalah adiknya dan Akira adalah kakaknya.

"e..to.. kau, siapa?" ucap Tsuna dangan wajah bodohnya menatap ke arah gadis berambut ekor kuda yang dari tadi dia ajak bicara.

"apa kau benar Sawada Tsunayoshi atau makhluk dari planet lain yang menyamar? Sekalipun kau dipanggil dame-Tsuna tapi masa kau lupa wajah teman sekelasmu sendiri?" ucap kizu dengan melipat tangannya di depan dadanya.

"sudahlah kizu, jangan seperti itu, kau ingatkan? Tsu-chan sering tidak masuk ke sekolah, jadi wajar kalau dia lupa dengan beberapa orang!" ucap Akira mencoba menenangkan kizu.

"gomene Tsu-chan dia tidak bermaksud menghinamu, oh ya perkenalkan dia adik kembarku Yuki Kizuki!" ucap Akira sambil kembali tersenyum.

"adik yang lebih dewasa dari pada kakaknya!"ucap Kizuki lagi dan itu sukses membuat Akira merasa dijatuhkan dari langit.

"e..to.. dari pada itu, kita lanjutkan saja berdiskusinya, kita diberi waktu untuk berdiskusi kan? Bukannya untuk mengobrol!" ucap Tsuna.

"souka, kau benar juga, jadi apa yang harus kita buat untuk tugas itu?" Tanya Akira dan mereka pun melanjutkan diskusi yang sebenarnya belum pernah dimulai sebelumnya.


(kelas 2-A bel pulang sekolah)

"ah, senangnya akhirnya bisa pulang juga!" ucap Tsuna sambil meregangkan tangannya ke udara.

"yo, Tsuna! Kau kelihatan lelah" ucap Yamamoto yang sudah berada disamping Tsuna.

"juudaime, kemana saja kau saat makan siang? Aku berusaha mencarimu!" ucap Gokudera dengan wajah khawatir karana judaimenya tidak ikut dengan mereka untuk makan siang di atas atap.

"yah, bagaimana menjelaskannya ya, Akira-san dan Kizuki-san mengajakku untuk makan siang sambil berdiskusi tentang tugas kami jadi aku tidak bisa menolaknya, maaf sudah membuat kalian khawatir!" ucap Tsuna sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal mencoba mengingat bagaimana Kizuki menyeretnya saat dua guardiannya tidak bersamanya.

"Akira-san itu, apakah Yuki Akira?" yanya Yamamoto.

"yah, begitulah, dia bilang untuk memanggilnya begitu agar tidak tertukar dengan nama adiknya," ucap Tsuna kemudian, jika Tsuna memanggil dengan nama keluarga Yuki bisa-bisa kedua saudara itu akan menoleh dan akan kebingungan saat diajak bicara.

"juudaime memanggilnya dengan nama depannya!" ucap Gokudera menangis di tempat. Dia yang sudah dari dulu bersama dengan Tsuna hanya dipanggil Gokudera-kun bukannya hayato, sedangkan Akira dan Kizuki yang baru dekat dengannya hari ini karna tugas langsung dipanggil nama depannya.

"Gokudera-kun?" Tsuna mencoba memanggil penjaga badainya yang jiwanya sudah melayang entah kemana karna syok.

"juudaime!" teriak Gokudera sambil menggenggam kedua pundak Tsuna "mulai sekarang silahkan anda panggil saya hayato!" ucapnya yang langsung membuat Tsuna sweetdrop di tempat. "kalau anda memanggil si kembar itu dengan nama depan maka saya yang merupakan tangan kanan anda harus mendapatkan perlakuan yang sama!".

"Gokudera-kun! aku tidak begitu mengerti maksudmu!" ucap Tsuna dengan bingung.

"kalau mereka bisa dipanggil juudaime dengan nama depan kenapa aku tidak?" ucapnya ngambek.

"baiklah kalau begitu, tapi kau juga harus memanggilku Tsuna! Lupakan julukan juudaime, bagaimana?" tantang Tsuna. Baginya ini sebuah kesempatan agar dia berhenti memanggilnya juudaime karna cepat atau lambat orang akan menyadari bahwa dia adalah seorang boss mafia dengan dipanggil begitu.

"a..aku tidak bisa melakukannya juudaime!" ucapnya dengan terbata-bata.

"kalau begitu aku juga tidak bisa!" ucap Tsuna santai sambil kembali memasukkan buku-bukunya ke dalam tas sedangkan Gokudera sudah menangis lagi. Bagaimanapun juga dia tidak bisa membantah kata-kata bossnya.

"jadi alasan kau terlihat lelah karna kau berdiskusi secara terus menerus?" Tanya Yamamoto yang dari tadi hanya diabaikan oleh kedua orang temannya, dan dibalas anggukan oleh Tsuna.

"membuat juudaime sampai selelah ini, keterlaluan sekali mereka!" geram Gokudera yang sudah pulih dari syoknya sambil menarik beberapa dinamitnya. Yah kalau menurut Tsuna menjadi bos mafia dan bertarung selama ini 100 kali lebih melelahkan dari pada berdiskusi. Dalam berlatih menjadi boss mafia fisiknya yang kelelahan namun dengan berdiskusi maka mentalnya yang terasa lelah.

"ma, ma, Gokudera, itu urusan kelompok mereka kan, jadi Tsuna, apa kalian sudah memutuskan tugas kalian?" Tanya Yamamoto.

"kami masih belum menemukan ide yang cocok, bagaimana dengan kelompokmu, Yamamoto?" Tanya balik Tsuna.

"yah, kau tau sendirikan, kami bahkan belum berdiskusi sama sekali, karna Gokudera yang selalu saja ingin pergi ke tempatmu saat melihat kau dibentak oleh Yukizu!" ucap Yamamoto.

"eh, Yukizu itu siapa?" Tanya Tsuna merasa tidak mengenal seseorang yang bernama Yukizu.

"Yuki Kizuki, Yukira sudah mengatakan untuk memanggil dia dan adiknya Yukira dan Yukizu di awal kelas bukan?" ucap Yamamoto masih tersenyum.

'Yamamoto, itu lebih akrab dari pada memanggil nama depan' ucap Tsuna dalam hatinya.

"ah, jadi kelompokmu juga tidak ada perkembangan?" Tanya Tsuna.

"yep, begitulah, secara teknis lebih parah dari kelompokmu!" dan apa yang dikatakan Yamamoto itu memang benar, begitulah apa yang dipikirkan oleh Tsuna saat itu.

"juudaime, ayo kita pulang bersama," tawar Gokudera dengan semangat berharap agar hal ini tidak diungkit-ungkit lagi agar bossnya yang sudah lelah tidak bertambah lelah.

"ide bagus Gokudera, bagaimana kalau kalian mampir untuk makan sushi di rumahku?" ajak Yamamoto "itu mungkin bisa membuatmu lebih baik! Ohya dimana adik itu? Aku belum melihatnya seharian ini" lanjutnya.

"eh, adik itu maksudnya Reborn? Dia sedang pergi ke italia dan baru pulang besok atau lusa, dan soal ajakanmu tadi gomene, aku kira aku harus menolaknya karena pulang sekolah ini aku ada janji dengan Akira-san dan juga Kizuki-san, kalau aku akan berdiskusi lagi bersama mereka!" ucap Tsuna.

"berdiskusi lagi? Bukannya tugasnya untuk 2 minggu lagi? Kenapa kau buru-buru sekali?" Tanya Yamamoto yang lebih penasaran karena kelompok Tsuna seakan-akan sangat terburu-buru untuk menyelesaikan tugasnya dari pada mencari Reborn yang merupakan pertanyaan pertamanya.

"Kizuki-san tidak suka pekerjaan yang menumpuk, dia bilang itu hanya akan menjadi beban, karna itu dia ingin segera menyelesaikan tugasnya secepat mungkin!" ucap Tsuna menjelaskan keadaannya berkelompok dengan seorang yang sangat rajin.

"Tsu-chan, kau masih disini?" ucap seseorang menggeser pintu kelas.

"ah, Akira-san!" ucap Tsuna menyapa anggota kelompoknya.

"ternyata benar kau disini! Ayo kita segera berangkat, kalau kau tidak segera berangkat aku bisa jadi target kekesalannya kizu!" ucap Akira mengajak Tsuna untuk berangkat ke rumahnya.

"ah, baiklah aku akan segera ke sana!" ucap Tsuna segera membereskan bukunya yang masih ada di atas meja.

"ternyata kau masih disini ya, Sawada? Dan Akira kenapa kau hanya berdiri disini bukannya menyeret Sawada?" ucap Kizuki dari balik Akira.

"eh, kizu, sejak kapan kau ada disini?".

"kau tidak segera kembali dengan membawa Sawada, jadi aku ingin memastikan sendiri keadaannya! Dasar kau maupun Sawada tidak ada bedanya" ucap Kizuki ketus, Akira hanya membelahakkan matanya takut kalau adiknya itu akan mengomelinya lagi.

"eh, gomene, aku hanya sedikit lelah, aku akan segera ke sana!" ucap Tsuna sambil berdiri dan bersiap keluar kelas.

"tidak heran kau di panggil dame-Tsuna jika kau selambat itu, paling tidak kau harus berusaha sedikit lebih keras untuk menghilangkan panggilan itu" ucapnya yang membuat seseorang marah, anehnya yang marah bukanlah orang yang bersangkutan yaitu Tsuna melainkan Gokudera yang sudah siap dengan dinamit di kedua tangannya.

"teme.. kau berani menghina juudaime seperti itu? Aku sebagai tangan kanannya tidak akan mengampunimu" ucapnya sambil bersiap melempar dinamit ke arah Akira dan Kizuki.

"matte.. Gokudera-kun, turunkan dinamitmu, kau tidak mau berurusan dengan hibari-san kan apabila kau menghancurkan sekolah kesayangannya?" ucap Tsuna berusaha menenangkan Gokudera.

"ha..ha..ha.. itu bisa menjadi masalah besar kalau sampai harus berhadapan dengan hibari" ucap Yamamoto sambil tertawa.

"hmm.. juudaime?" ucap Kizuki menunjukkan raut wajah penasaran, wajar kalau ia tidak tahu tempat duduk Akira dan Kizuki cukup jauh dengan tempat duduk Tsuna dan yang lainnya jadi mereka tidak pernah tahu kalau Gokudera memanggil Tsuna dengan sebutan juudaime.

"oh, iya tadi aku juga mendengar kau memanggil Tsu-chan dengan sebutan itu, dan kudengar kau selalu melakukannya!" ucap Akira yang juga menunjukkan wajah penasaran.

'gawat, apa yang harus kulakukan?' Tanya Tsuna dalam hati, disaat seperti ini dia berharap Akira dan Kizuki seperti Yamamoto yang sangat mudah ditipu. Dia pun mencoba keberuntungannya dengan menggunakan alasan Yamamoto bergabung dengan mereka yaitu dari permainan mafia-mafiaan.

"e..to.. itu hanya sebuah panggilan yang di berikan Gokudera-kun padaku saat kami bermain mafia-mafiaan dan jadinya dia kebiasaan memanggil begitu!" ucap Tsuna berusaha mencari alasan yang serupa dengan alasan yang pernah dipakai Reborn untuk menipu Yamamoto di masa lalu.

"oh, jadi kau berperan sebagai bos mafia ke-sepuluh?" Tanya Akira, Tsuna hanya mengangguk.

"hei, kita disini untuk melanjutkan diskusi tugas, bukan diskusi permainan anak kecil!" ucap Kizuki yang sepertinya bisa menerima alasan tersebut dan langsung melanjutkan topik utama mereka "Akira kalau kau tidak segera mengajak Sawada ke rumah, kupastikan kau tidak bisa tidur malam ini!" ancam Kizuki dan dia langsung bergerak meninggalkan ruang kelas. Akira yang masih mematung mendengar ancaman adiknya.

"nah, kau dengar kan Tsu-chan? Kalau kau tidak mengikutiku aku akan dibunuhnya!" ucap Akira dengan nada meminta agar Tsuna mau mengikutinya.

'baru kali ini aku melihat ada kakak yang ketakutan saat diancam adiknya!" ucap Tsuna, Gokudera dan Yamamoto bersamaan dalam hati mereka.

"baiklah kalau begitu, Gokudera-kun, Yamamoto aku pergi dulu, sampai jumpa besok di sekolah!" ucap Tsuna berpamitan dengan ke-dua sahabatnya sebelum akhirnya pergi mengikuti Akira yang sudah berjalan di lorong duluan.

"apa boleh buat, makan-makannya kita tunda dulu saja, bagaimana? Tidak mungkin kan kami makan tanpamu!" ucap Yamamoto sedikit kecewa.

"tentu saja kita tidak akan meninggalkan juudaime, itu pasti!" ucap Gokudera sambil melambai pada sang decimo yang sudah menghilang dari pandangan mereka.

"nah sebaiknya kita juga pulang!" ucap Yamamoto lalu segera keluar kelas dan meninggalkan Gokudera sendirian di dalam kelas.


Maaf kalau ada salah kata dalam penulisan EYD karna saya autor baru yang payah dalam EYD.

Mohon di review agar saya tahu letak kesalahan saya dan bisa memperbaikinya