SINGAPORE LOVE STORY (KAISOO VER.)
Main Cast : Kim Jongin dan Do Kyungsoo
Other Cast : Silakan temukan sendiri
Genre : Romance, sedikit fluff
Warning : YAOI, Boy x Boy
Rate : T
Author's note :
Aku baru jadi Kaisoo Shipper sekitar setahun yang lalu, jadi aku nggak mengalami masa-masa kejayaan Kaisoo yang katanya di tahun 2013 T.T. Tapi sumpah, semalam di 'Exordium Singapore' adalah moment Kaisoo terindah yang pernah aku alami selama aku menjadi seorang shipper. Jadi disinilah sekarang, aku mencoba membuat sebuah fanfic yang sekiranya menggambarkan kebahagiaan Kaisoo dan Kaisoo shipper semalam.
.
Don't forget to give a Fav, Follow, and Review for this fanfic !
Happy Reading!
Hari itu semua member EXO minus Jongin sedang menyiapkan koper masing-masing untuk dibawa ke Singapura tak terkecuali dengan Kyungsoo. Karena pada tanggal 2 April mereka akan melaksanakan konser The EXOr'Dium di negara tersebut. Namja manis bermata burung hantu itu kerap kali memeriksa ponselnya yang sedari tadi tidak menunjukkan tanda-tanda adanya pesan atau panggilan masuk.
"Jongin-ie kenapa lama sekali membalas pesannya?" Gerutu Kyungsoo sambil memasukkan beberapa pakainan ke dalam koper hitamnya.
Tiba-tiba seseorang membuka pintu kamar Kyungsoo.
"Kyungsoo-ya semua member sudah siap, kenapa kau lama sekali siap-siapnya?" Tanya Suho di ambang pintu kamar tanpa berniat masuk.
"Hyung, Jongin akan ikut tampil di konser nanti kan?" Bukannya menjawab pertanyaan sang leader, Kyungsoo justru bertanya balik.
"Tentu saja, manajernya tadi memberitahuku. Memangnya dia tidak bilang padamu?"
"Dari semalam Jongin tidak membalas pesanku, padahal aku ingin memastikan dia akan bergabung atau tidak nanti." Namja manis itu menghela nafas.
"Yasudah, segera kemasi barangmu Kyung, kau tidak ingin kita terlambat naik pesawat kan?" Ucap Suho sambil menutup pintu kamar Kyungsoo.
Sekali lagi Kyungsoo memastikan ponselnya, barangkali ada balasan dari Jongin, namun ternyata tidak ada.
"Awas saja kalau kau ketahuan bersenang-senang dengan cewek Jepang sexy itu? Memangnya aku kurang sexy apa sih? Aku rela tidak membuat abs, bahkan aku melakukan terapi mengencangkan pantat agar kau suka Jongin." Gerutu Kyungsoo sambil menyeret kopernya keluar kamar.
.
.
.
Sementara di tempat lain, Jongin nampai sedang kebingungan mencari sesuatu di kamarnya.
"Aisshh, dimana aku menaruh ponselku? Pasti Kyungie marah karena semalam aku tidak mengucapkan selamat tidur bahkan tadi pagi aku tidak mengucapkan 'Good morning'." Gerutu Jongin sambil mengobrak-abrik kamarnya di Jepang. Semalam karena sangat lelah setelah syuting seharian, Jongin tanpa sadar langsung tertidur begitu saja di kasurnya, bahkan dia belum mengganti pakaian syutingnya sejak kemarin. Managernya sudah memanggilnya sejak tadi untuk berangkat ke bandara, namun dia masih sibuk mencari ponselnya.
"Ahaa...! Ternyata kau sembunyi di bawah kasur ya." Ucap Jongin senang saat akhirnya berhasil menemukan ponselnya yang ternyata habis baterai. Sehingga dengan buru-buru dia memasukan ponsel ke sakunya dan mengalungkan syal secara random di lehernya. Wajar saja dia tidak begitu tahu cara memakai syal yang benar, karena selama ini kekasihnya mungilnya lah yang akan memakaikan syal sampai terlihat rapih. Oleh karena itu, Jongin sangat mencintai Kyungsoo. Baginya Kyungsoo adalah pacar, kakak, sekaligus ibunya, karena selalu paham segala sesuatu tentang pemuda tan tersebut.
.
.
.
Setelah perjalanan yang cukup panjang, akhirnya member EXO kecuali Jongin sampai di bandara Singapura dan sudah diserbu ratusan fans yang sudah menunggu kedatangan idolanya sejak kemarin malam. Desakan fans membuat member EXO kesulitan mencapai Van yang akan membawa mereka ke Hotel. Namun, di tengah keriuhan tersebut, Kyungsoo masih sempat sesekali memeriksa ponsel hitamnya. Di balik masker putihnya, dia beberapa kali menggumamkan 'Awas, kau Kim Jongin', karena sampai sekarang belum ada balasan pesan dari pemuda pecinta balet sekaligus pacarnya itu.
Rombongan EXO akhirnya sampai di Hotel. Seluruh member memasuki kamar masing-masing dimana Baekhyun akan bersama Chanyeol, Suho dan Sehun, Xiumin dan Chen, lalu Kyungsoo masih menunggu Jongin datang. Kyungsoo segera menata kopernya, dan dia melemparkan ponselnya ke kasur, karena kesal dari tadi ponselnya sunyi senyap-seperti hati author yang jomblo. (Oke abaikan :D)
.
.
.
Beberapa jam kemudian akhirnya Jongin sampai di bandara Singapura. Karena kurangnya pengawalan dia langsung diserbu oleh beberapa fans yang ingin mengambil fotonya. Pemuda tan itu terdorong kesana-kemari bahkan ada fans nakal yang meraba-raba dada bidangnya alias aset Do Kyungsoo, sehingga Jongin dengan sigap menutup dadanya dan berusaha menerobos fans bersama managernya. Dia sangat lelah, perjalanan yang cukup panjang dari Jepang ke Singapura, lalu terdesak oleh beberapa fans membuat dia bernafas lega karena akhirnya dia bisa duduk tenang di dalam Van yang akan segera mempertemukannya dengan sang pujaan hati.
Setelah menyalakan ponselnya yang sudah terisi baterai, Jongin langsung membelalak, karena ratusan pesan dengan nama pengirim yang sama yaitu 'My little Penguin' alias Kyungsoo memenuhi kotak masuknya. Bahkan ada puluhan panggilan tak terjawab dari orang yang sama.
"Mati kau Kim Jongin, Kyungie pasti tidak mau memelukku nanti, padahal aku sangat merindukannya." Sesalnya. Dia buru-buru menghubungi ponsel Kyungsoo, dan tak lama panggilannya tersambung.
"Halo, baby mianhae aku baru bisa menghubungimu, semalam aku ketiduran dan tadi pagi ponselku sempat hilang dan ternyata habis baterai." Jongin mencoba menjelaskan agar kekasihnya tidak marah. Sebelum-sebelumnya Kyungsoo jarang sekali marah jika Jongin tidak membalas pesannya. Karena dia tipe orang yang sangat perhatian sekaligus pengertian, apalagi dengan Jongin. Namun, saat Jongin memberitahu Kyungsoo akan berada di Jepang selama beberapa minggu untuk syuting drama dengan aktris Jepang, Kyungsoo meminta Jongin agar setiap hari mengiriminya pesan, bahkan menelponnya saat pagi atau saat akan tidur. Jongin pun memaklumi sikap Kyungsoo. karena dirinya juga sama, jika Kyungsoo pergi dengan geng aktornya bahkan hanya sehari, dia tidak akan lepas dari ponsel untuk terus menghubungi kekasihnya.
Setelah menunggu lama tidak ada jawaban dari Kyungsoo. Jongin pun berinisiatif memohon lagi, meskipun ternyata Van yang ditumpanginya sudah beranjak menuju hotel tempat kekasihnya berada.
"Sayang, kumohon jangan marah, aku tidak berbohong, serius. Mana mungkin aku akan mengabaikan kekasih sexy ku kalau aku sedang bangun. Semalam aku benar-benar tertidur, Kyungie sayang."
Setelah terdiam lagi, tiba-tiba...
"Kau baik-baik saja?" Kyungsoo akhirnya menjawab meskipun masih ada nada ketus pada kata-katanya. Di sisi lain, Jongin tersenyum gaje karena jika Kyungsoo bertanya demikian, berarti kekasihnya sudah tidak marah lagi.
"Kenapa bertanya begitu, sayang?"
"Aku melihat previewmu di bandara dan kau terdorong beberapa fans, apa kau tidak terluka?" Kyungsoo memang sedikit trauma jika Jongin sedang dikerubungi fans, karena beberapa tahun yang lalu, Jongin pernah terjatuh di bandara dan sempat sulit berjalan akibat terlalu banyak fans yang ingin mengambil fotonya.
Tiba-tiba muncul ide gila di kepala Jongin setelah mendengar pertanyaan Kyungsoo.
"Ah, pundakku sangat sakit baby, aku takut ada tulang yang salah tempat, bahkan tanganku rasanya pegal sekali, kepalaku sangat pusing karena terlalu banyak orang di dekatku, lalu kakiku rasanya sedikit mati rasa." Ujar Jongin dengan suara dibuat-buat seolah benar-benar sedang kesakitan sambil tertawa tanpa suara menunggu respon Kyungsoo. Dia melakukan itu hanya untuk menggoda Kyungsoo, karena kekasihnya adalah orang pertama yang akan selalu peduli padanya jika dirinya terluka sekecil apapun.
"Benarkah? Apa kau sudah bilang pada manajermu? Atau belilah obat dulu di apotek Jongin-ah, kau sudah makan kan sebelum berangkat?" Begitulah Kyungsoo, dia paling tidak bisa melihat atau mendengar kalau Jongin terluka.
"Ini tidak perlu obat di apotek kok sayang, mungkin aku hanya kelelahan."
"Apa kau sudah dekat dengan hotel?"
"Iya sebentar lagi sampai."
"Baiklah, aku tunggu di kamar nomor 1214, aku akan menyiapkan air hangat untukmu. Hati-hati Jongin."
"Iya, sayang."
Sambungan terputus, dan Jongin tertawa gaje mengabaikan pandangan managernya yang sedari tadi geleng-geleng kepala.
.
.
.
Jongin sampai di hotel dan segera menuju kamar yang disebutkan oleh Kyungsoo. Sesampainya di depan kamar, dia tidak langsung masuk melainkan melihat dulu penampilannya, merapikan rambutnya dan mencium ketiaknya, takut nanti kekasihnya mencium bau tidak enak setelah berpisah selama dua minggu.
"Ah, akhirnya aku bisa tidur sambil memeluk guling favoritku." Gumamnya sambil tersenyum tidak jelas.
Perlahan dia mengetuk pintu, dan tidak lama Kyungsoo membukakannya. Dengan raut khawatir, Kyungsoo langsung menerjang Jongin dengan pertanyaan.
"Jongin-ie apakah pundak, tangan, kaki, dan kepalamu masih sakit?"
Muka Jongin langsung berubah pada mode pura-puranya.
"Tentu saja, baby. Ah biarkan aku masuk dulu." Jalannya sengaja sedikit dipincang-pincangkan.
Setelah Jongin duduk, Kyungsoo ikut duduk di sampingnya.
"Jongin-ie, apa aku perlu memijatmu?"
"Kalau kau tidak keberatan, baby. Ah rasanya kakiku mau remuk." Sebenarnya Jongin tidak tega membohongi Kyungsoo, namun melihat raut khawatir penguin kecilnya yang sangat lucu dan menggemaskan membuat Jongin memperlama masa pura-puranya.
"Ah, apakah disini yang sakit?" Kyungsoo mulai memijat kaki Jongin di bagian pergelangan kaki.
"Ke atas lagi, baby." Kyungsoo hanya menurut saja tanpa melihat wajah Jongin yang kegirangan.
"Disini?"
"Ke atas lagi."
"Disini?"
"Sedikit ke atas lagi."
Tanpa sadar tangan Kyungsoo sudah sampai di paha atas dekat selangkangan Jongin. Dengan polosnya dan mengabaikan raut Jongin yang sangat puas, Kyungsoo memijat-mijat paha atas Jongin yang sangat dekat dengan ehmm... benda pusakanya.
"Kenapa yang sakit disini?" Tanpa sedikitpun curiga, Kyungsoo melanjutkan memijatnya.
"Aku tidak tahu. Ah ke atas sedikit lagi baby. Rasanya sangat pegal." Kyungsoo nampak ragu, karena jika tangannya bergerak ke atas sedikit saja maka bisa saja menyentuh junior Jongin yang terbungkus celana jeans nya. Kyungsoo mendadak gugup, dan wajahnya memerah. Ini pertemuan pertamanya dengan Jongin setelah dua minggu LDR. Karena tidak mau terlihat gugup, Kyungsoo menghentikan pijatannya.
"Sebaiknya kau mandi air hangat dulu, Jongin. Siapa tahu, nanti bisa meringankan pegal-pegalmu." Ucap Kyungsoo hendak beranjak menyembunyikan wajahnya yang memerah. Namun, sebelum bangun dari duduknya, Jongin terlebih dulu menarik pergelangan tangannya.
"Baby, bisakah kau membantuku mandi, tanganku sakit sekali jika bergerak terus." Rengeknya. Dan sudah bisa ditebak wajah Kyungsoo semakin memerah, dia ingin menolak karena malu, sebenarnya lebih ke rasa canggung. Karena bukan hal yang aneh lagi jika Jongin minta dimandikan oleh Kyungsoo, karena Jongin luar biasa manja dengan Kyungsoo. Namun, ini pertemuan pertama mereka sejak dua minggu dan sudah cukup lama Jongin tidak memintanya untuk dimandikan. Ah, wajah Kyungsoo sudah sangat mirip dengan tomat. Tapi, melihat raut kesakitan Jongin, membuat Kyungsoo akhirnya menganggukan kepalanya, dan bisa dibayangkan betapa senangnya Jongin disitu.
Mulai dari membuka syal, jaket, kaos, bahkan celana jeans Kyungsoo lakukan dengan tangan sedikit canggung. Jongin yang melihatnya ingin sekali tertawa karena melihat kekasihnya malu-malu seperti itu.
"Baby, kenapa kau tidak membuka boxerku?"
"Em.. Apa aku harus membukanya juga?"
"Tentu saja. Tapi, di kamar mandi saja ya."
Akhirnya dengan hanya menggunakan boxer hitamnya, Jongin dipapah Kyungsoo yang membawa bathrobe menuju ke kamar mandi.
Tiba-tiba...
"Akhh.." Jerit Kyungsoo.
Kyungsoo hampir terpeleset saat menginjak lantai kamar mandi dan Jongin yang disebelahnya pun langsung menangkap Kyungsoo yang hampir terjatuh.
"Baby, kau tidak apa-apa?" Jongin tanpa sadar langsung berdiri tegak, dan kedua tangannya memegang pundak serta mengelus wajah Kyungsoo karena khawatir. Kyungsoo sepertinya mulai sadar sedang dikerjai Jongin. Karena raut kesakitan Jongin langsung hilang, dan kaki bahkan tangan Jongin tidak kelihatan sakit sama sekali.
"Yak! Kim Jongin kau mempermainkanku?"
Jongin yang sadar langsung membatu dan tersenyum garing.
"Kenapa kau tidak menjawab? Dasar beruang mesum, aku bahkan sudah sangat khawatir, ternyata kau membohongiku, rasakan ini!" Kyungsoo langsung memukul-mukul Jongin dengan brutal. Jongin yang diserang pun bingung harus bagaimana, namun tiba-tiba ..
Cup..
Jongin langsung memegang kedua tangan Kyungsoo dan menarik Kyungsoo lebih dekat dengannya serta mencium tepat di bibir merah namja manis itu. Kyungsoo hanya membelalak, namun mulai tersadar saat Jongin menggerakkan bibirnya dengan gerakan melumat. Kyungsoo mencoba melapaskan, namun kekuatan Jongin lebih besar, sehingga dia membiarkan Jongin menikmati bibirnya.
Plop...
Setelah sekitar dua menit, Jongin melepaskan ciumannya. Dan memeluk Kyungsoo.
"Maafkan aku, baby. Aku tidak bermaksud membohongimu, aku hanya ingin bermanja-manja dengan kekasih mungilku, aku sangat rindu dengan penguin kecilku, padahal cuma dua minggu kita berpisah, tapi rasanya sudah bertahun-tahun. Mianhae, baby. Jangan marah padaku."
Di dalam pelukan Jongin, Kyungsoo tersenyum. Dia memaklumi Jongin yang sering jahil padanya hanya ingin mendapat perhatiannya. Kyungsoo sudah mengerti, itu adalah kebiasaan Jongin. Meskipun begitu, hari ini dia tetap terkecoh dengan pemuda kulit tan itu. Rasa kesal Kyungsoo tidak seberapa dibanding rasa sayang dia pada Jongin. Kyungsoo perlahan melepas pelukan Jongin dan tersenyum melihat Jongin yang mempoutkan bibirnya karena takut dirinya marah.
"Mandilah, mana mungkin aku marah pada beruang manja ini."
"Benarkah kau tidak marah?"
"Iya, Jongin... baby?" Kyungsoo mengucapkan panggilan sayang itu sambil keluar dari kamar mandi karena malu.
"Ah, kenapa dia menggemaskan sekali." Gumam Jongin yang kemudian segera melanjutkan acara mandinya.
.
.
.
TBC dulu yaah, nanti kalau banyak yang minat akan dilanjutkan..
Salam,
Plum.d.o
