The Last List
Main Cast :
Byun Baekhyun (24)
Park Chanyeol (28)
Other Cast :
Xi Luhan (Ketua Editor)
*Karakter lain mungkin akan bermunculan sesuai kebutuhan.*
Rate : M (Mature)
.
.
.
Warning!
GS area!
Mature content!
Don't Like Don't Read!
.
.
.
PROLOG
.
.
.
(Hanya perkenalan karakter utama dan sedikit clue untuk cerita ini)
.
.
.
Park chanyeol, Dokter Spesialis yang sedang berjuang mencapai gelar profesor diumurnya yang ke 28 tahun memutuskan untuk berlibur dan menetap beberapa waktu di pulau Jeju untuk mencari inspirasi penelitiannya. Bertubuh tinggi tegap, berwajah tampan, namun yang paling menarik perhatian adalah telinganya yang sedikit menyerupai Yoda. Dia sangat menyukai profesinya dan mendedikasikan waktu mudanya hanya untuk belajar. Menyukai anak-anak, namun sulit untuk menunjukkan ekspresi yang beragam. Tak butuh waktu lama, seorang gadis mungil dengan gelagat aneh muncul di bawah derasnya hujan yang mengguyur Jeju pada suatu malam berhasil menarik perhatiannya.
Byun Baekhyun, editor sekaligus translator yang bekerja dibalik laptop kesayangannya tanpa mau berhubugan langsung dengan klien dan dunia luar. Gadis yang sangat tertutup pada orang disekitarnya namun sangat menyayangi binatang terutama anjing. Tetapi, sayang dia tak pernah dan mungkin tak akan pernah bisa menyentuh binatang yang terkenal dengan kesetiaannya itu. Yatim piatu dan tinggal sendiri dirumah peninggalan neneknya sejak 2 tahun yang lalu. Memiliki masa lalu kelam.
.
.
.
Seorang pria tampan bertubuh tinggi bak model berjalan santai sambil menarik koper besarnya. Mata tajamnya tertutupi dengan kacamata hitam mahal dimana menambah kadar ketampanannya. Tangan kananya memegang ponsel yang tertempel apik ditelinga lucunya, dan sesekali dia akan menggumam pelan dalam panggilan ponselnya itu.
"Ya, aku baru saja tiba."
"Baiklah, rumahku sudah siap disana. Itu adalah rumah peristirahatan kesayanganku, tolong kau jaga dengan baik. Rumahku cukup strategis, dekat dari pantai, tenang, dan dekat dengan pasar maupun toko serba ada."
"Hm.. Aku mengerti."
"Kau bisa menggunakan mobil sedanku. Memang tak sebagus mobilmu disini. Tapi kuharap itu berguna, dude. Apalagi kalau kau mau mengajak wanita berkencan. Atau mungkin Car Sex?"
"Sial kau bule palsu."
"Hahaha, santai bung. Aku hanya bercanda. Pokoknya kau ikuti saja rute bus yang sudah kuberikan padamu itu."
"Hm. Aku tahu. Aku sudah menghafalkannya." Ujar pria itu santai terkesan sombong.
"Sialan kau Park –fucking- Chanyeol. Aku tahu kau jenius kesayangan Profesor tua itu. Tapi tolong jangan terlalu sombong, kawan."
"Dengan Yifan-"
"Kris."
"Yeah, whatever. Aku tidak sombong, aku hanya ingin mengatakan bahwa kau tak perlu khawatir. Lagi pula aku hanya perlu menumpangi 1 bus saja. Kau bahkan lebih cerewet dari ibuku."
"Aku hanya khawatir, bung. Jeju dan Seoul sangat berbeda. Tolong berikan sedikit ekspresi ramahmu disana kalau ingin diterima dengan baik. Penduduk Jeju akan sangat ramah dan tak segan untuk memberi selama kau juga bersikap baik pada mereka. Sebaliknya, kalau kau membuat salah satu diantara mereka marah, maka semua orang disekitarmu akan berpotensi memusuhimu."
"Wah, menarik."
"Dasar manusia aneh. Pokoknya selamat datang di jeju. Kuharap kau cepat menemukan inspirasi dan segera kembali. Aku akan mati kebosanan disini bung."
"Apa kau merindukanku?"
"Kau gay menjijikkan."
"Terserah apa katamu. Aku akan segera berangkat. Sampai jumpa, pirang."
"Ya-" belum sempat orang diseberang mengatakan sesuatu, Chanyeol, si pria tampan sudah terlebih dahulu memutuskan sambungan telepon itu lalu dia menghela nafasnya cukup keras sambil memandang keluar bandara. Mendung.
"Ayo Chanyel. Cepat selesaikan ini semua dan pulang!" ucapnya pada dirinya sendiri. Tak ada yang tahu, takdir apa yang akan dia jumpai di pulau indah ini, yang bisa saja menahannya untuk kembali ke Seoul secepatnya.
.
.
.
Hai Reader sekalian, maaf baru bisa memberikan prolog nggak penting ini. Anggap saja untuk membuka ide dan semangat menulis aku.
Setelah berkecamuk dengan pemikiran dan mood yang gak ketulungan aku memutuskan untuk melanjutkan FF ini namun dengan merubah beberapa hal biar gak terkesan sama dengan manga kece TEN COUNT tersebut. Tapi aku gak menampik kenyataan bahwa FF ini terinspirasi dari manga tersebut. Dan lokasinya saya sendiri terinspirasi drama Korea Warm and Cozy.
Chapter 1 sudah dalam tahap penulisan. Aku tahu mungkin karena sudah berubah, ceritanya gak bakalan sebagus yang awalnya yang mirip sama TEN COUNT. Tapi aku akan berusaha buat memberikan usaha semampuku. FF ini juga ditargetkan gak melebihi 10 chapters kok. Maka dari itu, mohon dukungannya ya temen-temen!
Mind to Review?
