Butiran air mata mengalir dari pelupuk mata sang peri air dan perlahan danau dibawahnya terlihat berkilau semakin lama semakin jernih, menghilangkan warna merah dan hitam yang sebelumnya menodai.

Ryou mendekap tubuh Ken semakin erat. Meski warna merah itu sudah menghilang dari air, mata itu seolah terlelap.

Ryou mengutuk dirinya yang tidak bisa mengendalikan kekuatannya sendiri.

Karena kecerobohannya tumbuhan yang hidup di sekitar danau berubah layu.

Ia telah membahayakan hidup hewan yang tinggal di sana.

Ryou mengutuk dirinya yang sempat jatuh cinta dan malah membahayakan Ken.

Rasa cinta yang selalu menumpuk namun tak pernah tersampaikan, memupuk rindu dan hasrat ingin bersama, membuat Ryou merindukan Ken dan selalu ingin bersamanya.

Dan perasaan itu dijawab danau dengan mengendalikan pikiran Ryou, perlahan-lahan mengacaukan keseimbangan di sekitar danau.

Pertemuannya dengan sang inugami tiap hari juga tidak membantu. Membuat perasaan it uterus menumpuk dalam dirinya.

Hari itu Ken dating membawa hadiah untuk Ryou, sebuah kalung dengan batu yang mengingatkan Ken pada sepasang manik Ryou. Mereka berpisah dengan senyuman cerah di wajah masing-masing.

Warna danau yang makin keruh tak disadari Ken sampai ia berpisah dengan Ryou hari itu

Di tengah kegelapan malam peri air akhirnya itu ditelan hasratnya.

Tanaman-tanaman di sekitar danau berubah layu, para hewan tertidur dikelilingi cahaya putih, danau itu perlahan berubah menjadi hitam, ditengah-tengahnya Ryou berdiri, manik merahnya menatap kosong kedalam hutan. Menanti kedatangan inugami yang didambanya.

Ryou tak ingat apa yang terjadi setelahnya, entah berapa hari ia berada dalam keadaan seperti itu. Dengan perasaan seolah terperangkap dalam tubuh sendiri namun tak punya kendali atas apapun.

Saat itulah Ryou sadar, peri air tidak seharusnya jatuh cinta. Tugas mereka hanyalah menjaga hutan dan penghuninya sama rata, dan saat ada perasaan yang kuat keseimbangan hutan hancur.

Saat ia sadar Ken sedang memeluknya dengan bulan sebagai penerangan gelapnya malam itu. Perasaan itu disambut dengan hangat oleh Ryou yang selama ini terjebak dalam kegelapan pikirannya sendiri. Namun karena hilang keseimbangan mereka berdua terduduk. Dan saat itulah Ryou sadar, sayatan yang ada disepanjang punggung Ken.

Tangan Ken menangkup pipi Ryou, sorot matanya terlihat lelah namun bibirnya tetap tersenyum dan memberikan kecupan singkat ke bibir Ryou, tangannya menyodorkan kalung yang waktu itu dihadiahkan Ken pada Ryou. Dan manik hijaunya menutup sebelum akhirnya terjatuh ke danau yang masih berwarna hitam.

Kekuatannya tidak lagi berguna, kekuatan yang seharusnya melindungi hal yang ia cintai justru menelannya.

Dengan tangan yang bergetar dan air mata yang tak berhenti mengalir ia membawa Ken ke tepi sungai tempat mereka biasa bercengkrama. Ia mengecup dahi sang inugami dan memakai kalung pemberiannya.

Peri air itu melangkahkan kakinya menuju pohon besar di tepi danau yang berlawanan.

Ia telah membahayakan danau ini, ini adalah bentuk tanggung jawabnya. Ia menempelkan telapak tangan dan dahinya ke permukaan pohon itu. Dan dalam diam merapalkan mantra.

Tanaman kembali bermekaran, hewan yang tertidur kembali bangun. Pohon besar itu tumbuh dan bunganya bermekaran.

Sementara tubuh sang peri air perlahan menghilang.


Ditulis sambil mendengar Shizumi Yuku Ai yang dinyanyikan IA-chan. Foto dapat dari pinterest.

Sebenarnya setelah dipikir lagi, Kai lebih cocok sama lagu ini.. Tapi yaaaaaa, saya masih bingung mau nge-ship Kai sama siapa.. (lagian saya kekurangan asupan KenRyo). Jadi anggap aja lagunya dari sudut pandang Ken.

mohon kritik dan saran.