Bae Jihoon

Candu

WARN! Yaoi, Tijel, nonbaku, typo, de el el...

Bae Jinyoung x Park Jihoon

WINKDEEP (sem!baejin)

rated : T++ (?)

genre : Drama (?)

cr pic: ling p19

.

.

.

.

.

.

.

Sekolah pada sore hari mungkin terlihat sepi, tapi setelah ditelisik dengan seksama ditemukan dua orang yang sedang mojok di ujung koridor sekolah yang sudah sepi.

Siapa lagi kalau bukan pelakunya adalah si tubuh mungil sedang memojokkan tubuh yang lebih tinggi darinya dan sekarang tubuh tinggi itu hanya menatapnya datar ketika si tubuh mungil itu mulai mendekatkan wajahnya.

Tanpa mengindahkan wajah datar di depannya, Jihoon-si tubuh mungil itu akhirnya mendaratkan bibirnya ke tepat bibir yang ada di depannya yang masih menunjukkan ekspresi datarnya.

Jihoon tetap memainkan bibir pemuda yang tinggi di depannya -yang diketahui adik kelasnya- dengan biasa tanpa ragu ataupun malu karena tiba-tiba memojokkan adik kelasnya itu dan menciumnya.

Ya, katakanlah jihoon agresif ataupun orang yang tidak punya etika, tapi sungguh jihoon hanya ingin Jinyeong-pemuda di depannya- merasakan cintanya.

Tolong sadarkan jihoon untuk kesekian kalinya bahwa orang yang diciumnya ini adalah orang yang memiliki rumor aseksualitas, aromance, ataupun sejenisnya.

Dan tolong ingatkan jihoon berapa kalipun dia menciumnya, tetap saja hanya jihoon yang menikmatinya, sedangkan orang yang didepannya hanya menatap datar tanpa minat sedikitpun.


CANDU


H-3

Sudah berhari-hari daehwi melihat adegan ini yang dimana kakak kelasnya-jihoon selalu menarik kakak tirinya-jinyoung entah di depan umum ataupun di pojokan sepi untuk menciumnya. Seolah-olah jihoon hanya ingin jinyoung membalas, aih jangan kan membalas merasakan cintanya pun sudah cukup kata jihoon.

Adegan yang sama pun terulang lagi, dimana setelah jihoon mencium jinyoung pasti akan menunjukkan rasa kecewanya karena orang yang ada di depannya tidak pernah menunjukkan ekpresinya selain datar. Kemudian jihoon pergi dari jinyoung dengan rasa kecewanya.

Daehwi mengikuti jihoon setelah kakak kelasnya pergi. Seperti biasanya, daehwi dengan senang hati mendengar curhatan kakak kelasnya setelah berinteraksi dengan kakak tirinya.

Sekarang daehwi sudah ada di rooftop sekolah melihat jihoon sudah menangis. Daehwi kaget karena tidak biasanya jihoon menangis setelah berinteraksi dengan jinyoung, palingan hanya bengong atau sedih.

''Hyung, wae?'' daehwi menepuk pelan punggung jihoon untuk menenangkannya

''Hiks.. aniyo daehwi-ya'' jihoon yang berusaha memberhentikan tangisannya sambil menghapus paksa air matanya yang tidak mau berhenti

''Jangan bohong hyung. Seperti biasa ceritakan semuanya padaku. Aku siap mendengarnya hyung'' daehwi yang merangkul jihoon dan sesekali menepuk punggung jihoon untuk memberinya rasa nyaman

Hening saat itu juga karena jihoon sedang berusaha menghentikan tangisannya. Jihoon pun sedang mengatur emosinya dan daehwi tidak keberatan untuk menunggu curhatan dari kakak kelasnya. Setelah tangisan jihoon diganti dengan sesenggukan kecil, barulah jihoon mulai cerita.

''Daehwi-ya.. masih ingat tentang perjanjian itu?'' jihoon memulai percakapan mereka

''Ne hyung. Aku masih ingat''

''Ini sudah hari ke-27 aku selalu menciumnya, mencoba segala cara agar ia membuka hatinya. Dan sekarang tinggal 3 hari lagi untuk meyakinkannya''

''Sabar hyung, kakak tiriku itu aseksualitas. Hyung harus lebih berusaha untuk mendapatkan hatinya'' daehwi menyemangati jihoon

Sungguh berapa kalipun daehwi mengingatkan jihoon kalau kakak tirinya itu mengidap aseksualitas, tapi hanya diberi tanggapan senyum dari jihoon dan mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Jangan juga beritahu daehwi untuk memberitahu kakak tirinya itu bahwa jihoon mencintainya dengan tulus, karena demi kegantengan samuel yang HQQ jinyoung memiliki sifat keras kepala (seperti batu kecil) dan jangan lupakan ekspresi favoritnya datar yang membuat orang berbicara kepadanya seperti bicara pada patung.

''Apa sebaiknya aku berhenti saja?'' jihoon yang entah hanya bermonolog atau bertanya ke daehwi

Daehwi hanya diam dan hanya menanggapinya dengan mengelus punggung jihoon. Daehwi bingung menanggapi kata jihoon yang ingin berhenti saja. Di satu sisi daehwi senang karena jihoon tidak akan kecewa atau sakit hati lagi karena jinyoung, tapi disisi lain daehwi sedih karena tidak akan ada lagi yang bisa mengganggu jinyoung. Jinyoung memang memiliki fans yang bejibun, tapi hanya jihoon-lah fans yang dengan berani mengganggu kehidupan jinyoung yang monoton.

Berbagai cara daehwi menghibur jihoon sehingga jihoon bisa terlihat ceria kembali.

Daehwi menatap sendu jihoon yang meninggalkan rooftop. Daehwi berpikir bagaimana kalau jihoon benar-benar menyerah? karena sungguh, daehwi hanya ingin melihat kakak kelasnya itu bahagia dengan kakak tirinya.


Flashback

1 Sept 15

Jihoon yang sedari tadi menampakkan wajah kusutnya seketika berubah menjadi ceria ketika melihat adik kelasnya keluar dari ruangan klub musiknya.

Sedari tadi jihoon hanya menunggu jinyoung di depan ruangan klub musiknya untuk mengungkapkan perasaannya yang sudah ia pendam sejak SMP. Jihoon sudah bertekad sejak tadi malam untuk mengungkapkan perasaannya walaupun ia sudah tahu bahwa adik kelasnya-jinyoung memiliki sifat yang datar dan jangan lupakan aseksualitasnya, tapi jihoon akan berusaha membuka perasaan adik kelasnya itu.

Dengan langkah semangat 45 akhirnya jihoon bisa menghadang adik kelasnya yang hanya menatapnya datar.

''Jinyoung! Saranghae!'' jihoon memutuskan urat malunya saat ini untuk mengungkapkan perasaannya yang terpendam

''Huh?''

''Jinyoung! Park Jihoon menyu... anii mencintai Bae Jinyoung sejak SMP sampai sekarang. Aku tidak memaksa untuk berpacaran, hanya saja aku ingin kita berteman dan tolong hargai perasaanku walau dengan senyuman atau notice smsku''

Oh jadi ini fansnya yang sangat fanatik itu, yang selalu ada di setiap pemberitahuan sosmed, smsnya maupun telpon annoyingnya - batin jinyoung

''Mungkin sunbae salah orang. Aku tidak pernah berbuat apapun terhadap sunbae, sehingga sunbae bisa menyukaiku'' jinyoung dengan tatapan datarnya

''Tidak! Aku memang mencintaimu! Aku suka yang ada pada dirimu walaupun kau hanya menatapku datar''

''Berhenti PARK! Berhentilah bermimpi! Kau seharusnya tahu kalau aku adalah pengidap aseksualitas! Jadi berhentilah menggangguku!'' jinyoung dengan sedikit menunjukkan kesalnya terhadap kakak kelasnya

''Kalau itu hanya mimpi, aku akan meraihnya. YA! Akan ku buat kau menyukai ku dan menerimaku''

''Sudah kubilang berhentilah bermimpi dan jangan menggangguku PARK!'' jinyoung dengan tatapan tegasnya serta penekanan pada setiap katanya menunjukkan bahwa jinyoung sudah pada tahap kekesalannya

''Kalau begitu beri aku waktu satu bulan. Ya, satu bulan untuk membuka hatimu''

Dengan tiba-tiba jihoon menarik dasi jinyoung dan mengecup bibirnya selang beberapa menit dan ditutup dengan muka merah jihoon.

''Ya mungkin dengan melakukan skinship atau ciuman bisa membuatmu membuka hatimu dan perjanjian satu bulan itu dimulai hari ini. Jadi, siap-siap saja aku tidak akan segan menciummu atau melakukan skinship untuk mendapatkan hatimu''

Jinyoung yang malas menanggapi celoteh jihoon hanya berjalan melewati jihoon dengan tatapan datarnya seolah kejadian tadi bukanlah hal apa-apa yang perlu dipermasalahkan.

Jihoon yang merasa bahwa ciuman dan tantangannya tidak dipermasalahkan oleh adik kelasnya tanpa sadar mengembangkan senyumnya dan hatinya mendadak bergemuruh.

Jihoon tidak tahu bahwa jinyoung bukannya mengalah atau menerima celotehan jihoon, hanya saja jinyoung tidak mau debat untuk hal-hal yang tidak penting menurutnya. Lagian jinyoung hanya perlu menunggu satu bulan dan tetap pada ekpresi datarnya. Dengan begitu kakak kelasnya itu pasti akan pergi dengan sendirinya.


H-2

Berbeda dari biasanya, jihoon yang berdiri di depan ruangan klub musik dengan pandangan kosong dan pikiran yang kalut. Hari ini jihoon akan mencoba lagi berinteraksi dengan adik kelasnya yang datar.

Rencananya jihoon akan berusaha membuat interaksi yang lain dengan jinyoung agar jinyoung mau setidaknya mengubah ekspresi datarnya itu sedikit. Tetapi rencananya itu terganggu dengan pikirannya yang kalut yang menyuruhnya berhenti mengejar jinyoung. Apa iya jihoon sudah tidak memiliki harapan?

Melihat objek yang sedari tadi dipikirannya keluar dari ruangan klub, dengan segera jihoon menarik objek tersebut ke belakang sekolah yang terdapat air mancur.

Jihoon dengan segera memegang pundak jinyoung dan mendudukkannya di pinggiran air mancur, sedangkan jihoon hanya berdiri di depan jinyoung.

Jihoon kemudian memegang dagu jinyoung untuk menatapnya, seolah jihoon hanya ingin menyampaikan perasaannya hanya lewat mata. Jinyoung hanya menanggapinya dengan tatapan datar seperti biasa.

Setelah bertatapan jihoon mendekatkan mukanya untuk menggapai bibir adik kelasnya. Tidak seperti biasanya, jika dulu jihoon selalu memberi lumatan ataupun bermain dengan mulut adik kelasnya ini sekarang hanya sekedar menempel tanpa melakukan apa-apa. Jika dulu juga ciumannya berselang beberapa menit sekarang hanya beberapa detik. Tanpa jihoon sadari air matanya jatuh mengenai muka jinyoung.

Setelah jihoon mencium jinyoung, jihoon tersenyum dengan air mata yang selalu turun dan itu bukan sama sekali keinginan jihoon. Jihoon orang yang kuat jika berhadapan dengan jinyoung seperti hari biasanya dan entah mengapa hari ini jihoon dengan mudahnya menjatuhkan air mata apalagi di depan jinyoung.

Jihoon dengan segera menarik kepala jinyoung agar mendekat dengan dadanya seolah memeluk kepalanya. Jinyoung sebenarnya mendengarnya dengan jelas detak jantung jihoon, tapi jinyoung hanya diam menanggapinya.

''Mungkin kau mendengarnya. Kau tahu, perasaan ku ini benar-benar tulus. Aku hanya berharap kau membuka hatimu dan menyembuhkan sifat aseksualitasmu. Aku yang terlalu percaya diri akan membuat mu sembuh tapi sampai sekarang belum ada perubahan sepertinya. Maafkan aku kalau terlalu mengganggumu selama ini'' jihoon yang berusaha menstabilkan suaranya

Jihoon memegang kepala jinyoung menjauhkan dari dadanya untuk menatap jinyoung lagi. Tapi sayang, jinyoung hanya menatapnya datar lagi.

''Terima kasih karena tidak menolak apapun yang kulakukan padamu entah itu skinship ataupun ciuman ya walaupun kau hanya menanggapinya dengan tatapan datarmu itu..kkkkkk'' jihoon ketawa hambar

Jihoon merapikan anak rambut adik kelasnya yang sedikit berantakan karena terpaan angin sebelum pergi dari tempat itu.

''Jinyoung-ie.. lupakan hari ini ne?! Entah kenapa hari ini aku menjadi sensitif dan mudah menangis. Aku pastikan besok moodku baik dan bisa memperlihatkanmu muka bahagiaku. Ya, tunggu saja skinship ku besok, akan ku persiapkan itu dengan baik di rumah nanti'' jihoon sempat melambaikan tangannya setelah melakukan love sign untuk jinyoung

Jihoon-pun pergi meninggalkan jinyoung yang masih terduduk di pinggiran air mancur. Tanpa jihoon sadari, sudah ada sedikit yang mengganggu pikiran jinyoung sedari tadi semenjak melihat jihoon menangis. Beban pikiran yang tidak diketahui apa penyebabnya itu membuat jinyoung sangat benci. Ya, sangat benci dengan beban pikirannya.


H-1

Daehwi yang dari kantin tiba-tiba pucat saat memasuki kelas. Daehwi pucat setelah melihat adegan yang entah membuatnya senang sekaligus sedih yang mendalam yang terjadi di pinggir lapangan.

Samuel yang melihat daehwi yang pucat sehabis dari kantin panik. Samuel membantu daehwi untuk menetralkan napasnya dan memeluknya sebelum menanyakan sesuatu yang membuat daehwi pucat.

''Muel, kalau misalnya aku tidak pernah menerima perasaanmu. Apa yang akan kau lakukan?''

''Aku akan terus mengejarmu sampai kau mau menerima perasaanku''

''Bagaimana kalau aku tidak akan pernah menerima mu?''

''Aku akan tetap terus mengejarmu sampai kau mau menerimaku, entah itu bertahun-tahun ataupun berabad-abad sekalipun'' samuel dengan kegombalannya yang mode on

Daehwi yang biasanya menanggapi kegombalan samuel hanya bisa menangis. Ya, ternyata menangis adalah ekspresi yang mendominasi untuk adegan yang dilihat daehwi tadi.

Jika samuel mengatakan ia akan mengejar daehwi sekalipun itu berabad-abad mungkin berbeda dengan jihoon yang notabenenya adalah uke. Walaupun jihoon adalah uke yang agresif dan kuat tapi ternyata jihoon mudah rapuh juga. Terakhir kali daehwi melihat jihoon menangis di rooftop karena sikap kakak tirinya yang datar.

Ya, daehwi sangaattt sediihh ternyata kakak kelasnya tidak bisa bersama dengan kakak tirinya.

Samuel tambah panik melihat daehwi menangis karena biasanya setelah gombal pasti dapat hadiah jitakan dari kekasihnya. Samuel-pun tambah mengeratkan pelukannya terhadap kekasihnya sambil membisikkan kata-kata yang menenangkan.


Pinggir Lapangan

''Jihoon-ah!''

''Ya? ada apa hyung?''

Melihat kakak kelasnya yang menjabat sebagai ketua dance klubnya mendekat membuat jihoon agak kaget karena biasanya hyungnya itu hanya berbicara dengannya jika sudah berada di klub, walaupun jihoon tahu belakangan ini hyungnya itu sering memperhatikannya dari kejauhan.

Daniel-Ketua dance itu tiba-tiba memegang tangan jihoon yang mebuat jihoon tambah kaget.

''Dengarkan baik-baik kata-kataku jihoon-ah dan jangan potong!''

''...''

''Aku ingin kau menghentikan dramamu. Aku benar-benar tidak tahan kau diperlakukan oleh adik kelasmu. Kau tahu bahwa aku habis putus dengan seseorang, tapi bukan berarti aku akan menjadikanmu pelarian. Tidak, hanya saja kau perlu move on dengan mulai menerimaku, aku juga akan mulai membuka hati baruku untukmu. Mungkin ini bisa disebut dengan simbiosis mutualisme?!''

''...''

''Jadi jihoon, will you be mine?''

Jihoon terdiam mematung. Bingung mau menjawab apa. Tentu hatinya ini masih milik jinyoung. Tapi, pikirannya sudah meronta untuk berhenti mengejar jinyoung dan menyuruhnya menerima daniel.

Daniel melihat jihoon terdiam dan menganggap jihoon menerima perasaannya. Dengan segera daniel menarik dagu jihoon dan mempertemukan bibir mereka.

Sekali lagi jihoon hanya terdiam kaku. Hatinya memberontak bahwa masih ada jinyoung di sini dan menolak daniel. Tapi, jihoon sudah lelah dengan hatinya dan akhirnya memejamkan matanya menikmatinya. Ya, percuma saja bagi jihoon. Tinggal satu hari perjanjian itu dan mustahil untuk membuat jinyoung berubah menerima hatinya.

Tidak sadarkah mereka bahwa mereka-lah yang membuat drama baru itu dan sudah dikelilingi banyak orang untuk sekedar menonton drama mereka. Jihoon juga sepertinya tidak sadar bahwa seseorang dari kantin melihat kejadian mereka dari awal sudah berlari ke arah kelasnya dengan muka yang pucat semenjak mereka berciuman.

.

.

.

.

.

TBC


Side Story

Tolong jangan salahkan jihoon kalau sedari tadi tubuh tinggi yang kurus itu sedang berjalan gelisah di sekitar koridor klub musik. Biasanya ekspresi datar yang selalu ia tunjukkan. Tapi, kali ini ekspresi itu terganti dengan ekspresi gelisah.

Bagaimana tidak gelisah jika bebannya bertambah, bukan hanya beban pikiran tetapi juga beban hatinya yang bertambah. Entah kenapa beban hatinya ternyata membuatnya pusing daripada beban pikirannya karena sungguh beban hatinya tidak bisa diungkapkan definisi penyebabnya.


.

.

.

.

.

Annyeong!~

heheh :D

pertama kali buat ff di ffn, jadi masih pemula

tapi klo jadi pembaca udah lama xD

Oh iya,, maapkeun atas kekurangan ff ini :""(

btw, jan lupa untuk RnR :3

Aule22-