Disclaimer : Fullmetal Alchemist beserta tetek bengeknya itu punya ibu moo *dilempar* maksud saya tante sapi Hiromu Arakawa
Warning : Ini hanyalah fanfiksi belaka punya author. Jika ada kesamaan cerita atau apa, maafkan ya. Karena author sendiri hanya manusia biasa...
Track 1 : Airplanes-B.o.B feat. Hayley Williams
Can we pretend that airplanes?
In the night sky
Are like shooting star
I could really use a wish right now (wish right now, wish right now)
Malam itu cerah. Winry dan Edward tengah melihat-lihat langit malam berdua di Beranda rumah Winry. Mereka tertawa tanpa henti-karena cerita Edward yang mengocok perut. Tiba-tiba, mata Winry menangkap sesuatu yang meluncur di angkasa sana. Bintang Jatuh!
"Ed, ada bintang jatuh!"
Yang ditanya hanya cuek, "Lalu?"
"Bisakah aku memohon sekarang?"
"Boleh saja. Silahkan saja, Win."
Winry menutup matanya lalu mengepalkan kedua tangannya di depan dadanya-mencoba memohon agar permintaannya terkabul.
Edward-yang sedang berdiri di sampingnya-memperhatikan wajah Winry dengan saksama.
Winry yang mengetahui bahwa Edward memperhatikannya, tersenyum. Lalu berkata, "Kau tidak berdoa, Ed?"
"Aku tidak perlu berdoa."
"Mengapa?" tanya Winry masih dalam keadaan menutup matanya.
"Karena aku sudah mempunyai semua yang kuinginkan. Terutama tinggi badan. Haha."
Winry tertawa kecil, lalu melanjutkan permohonannya pada bintang jatuh tersebut.
Winry membuka matanya lalu melihat-lihat lagi angkasa yang luasnya sungguh-sungguh tak bisa diukur itu. Tiba-tiba ia melihat suatu cahaya berkelap-kelip melintasi langit dengan kecepatan lambat.
"Hei, Ed! Ada bintang jatuh lagi! Cepat memohon!"
Yang ditanya hanya menatap Winry dengan tatapan heran.
"Ayolah, Ed. Sekali saja. Pasti ada kan, permohonan yang kau mau bilang? Ayolah, Ed!"
Edward menarik nafas panjang. Dilihatnya perempuan yang sedang berdiri tepat di sampingnya itu. Teman masa kecilnya, masih mempercayai hal-hal yang tak masuk di akal itu. Kekanakan.
"Sebenarnya aku tidak mau. Tapi karena kau yang meminta, ayo!"
Mereka berdua memohon kembali pada bintang jatuh yang barusan dilihat Winry.
Semoga permohonanku terkabul, kata dua orang itu bersamaan dalam hati mereka masing-masing.
Edward membuka matanya perlahan-lahan. Hal pertama yang dilihatnya adalah langit malam yang ditaburi jutaan bintang itu. Dan, ia melihat bintang jatuh yang sedari tadi melintasi angkasa-sebelum mereka memohon.
"Win, coba kau lihat ke sana. Bukannya itu bintang jatuh yang tadi?"
"Ah-iya! Loh? Kok masih di sini?"
Edward mempertajam penglihatan matanya.
"Astaga! Itu bukan bintang jatuh! Itu pesawat!"
Winry kaget lalu mempertajam penglihatannya juga. "Ya ampun! Iya juga itu pesawat. Wah aku salah kaprah dong tadi,
"Tapi tidak apa-apa, semoga permohonanku dibawa terbang olehnya. Semoga" kata Winry, tersenyum sambil melihat pesawat yang dikiranya tadi bintang jatuh.
Edward mengangguk.
"Ya, semoga saja."
Mereka berdua memandangi langit malam lagi dan berharap semoga keinginan mereka terkabul-bersama terbangnya pesawat itu.
A/N : Haha. Aneh ya? Gak jelas ya? Saya juga bingung. Memangnya di Amestris ada pesawat? Ah yaudahlah. Anggap saja udah ada!
Saya sengaja ngambil lagu ini menjadi nomor satu. Karena faktor kesukaan aja, sih.
Rencana bikin pakai Airplanes part 2, tapi karakternya masih bingung. Hihihi.
Ah ya sudah. Cukup segini dulu ya, chapter 1.
:)
Nagisa
