Hola semuanya... Fic kedua saya~ Sebuah songfic berdasarkan Ran's POV
Read and enjoy it! ^o^
[edited, karena songfic tdk diperbolehkan di FFN (dalam artian menyertakan lirik lagu yang berhak cipta) jadi saya menghapus lirik aslinya dan hanya menyisakan terjemahannya saja]
Disclaimer:
'Detective Conan' by Aoyama Gosho
Lagu 'I Remember You' by YUI
Now, let's the story begin...
.
"Ran, hari Minggu besok temani aku ya", pinta Sonoko.
"Eh? Kenapa kau tidak pergi sendiri saja? Biasanya juga begitu kan?" tanya Ran.
"Tapi aku lebih suka kalau ada temannya. Ayolah Ran~ Apa kau mau temanmu ini pergi sendirian ke tempat seperti itu? Bagaimana kalau ada pria-pria yang menggodaku? Bagaimana kalau aku tersesat? Bagaimana–"
"Iya iya, aku temani!" potong Ran sebelum sahabatnya itu mulai mengeluarkan alasan-alasan konyol lain.
"Yey! Ran memang baik!" seru Sonoko girang. Ia pun langsung memeluk sahabatnya itu.
.
The wind on my face is so cold
But it reminds me of the sky, when we are together
I can see the sea from my home
I'm looking and waiting for you here
Musim gugur telah datang lagi. Angin yang berhembus terasa dingin menusuk kulit. Tapi sekali lagi, aku berada disini. Di tempat dimana kau meniggalkanku saat itu. Aku tidak akan kesini kalau saja Sonoko tidak memaksaku menemaninya. Aku merasa bahwa segala sesuatu disini masih tetap sama. Stand makanan itu. Antrian panjang itu. Semua mengingatkanku pada hari itu. Hari saat kita bersenang-senang bersama. Kau tahu, aku terus mencarimu. Berharap akan melihat sosokmu di antara antrian orang-orang itu. Atau mungkin aku bisa melihat dirimu sedang duduk di salah satu bangku-bangku itu. Dan asal kau tahu juga, aku masih terus menunggumu disini. Tapi kenapa kau tetap tidak kembali?
The days have changed and gone by
But our summer is still there, in my surfboard
The sun surely remember it all
Nee, I can still hear your voice
Hari demi hari, minggu demi minggu, bahkan bulan demi bulan telah berlalu sejak kau menghilang. Tapi kenangan tentangmu masih selalu ada dalam ingatanku. Saat kita bermain-main disini, di Tropical Land ini. Aku masih ingat saat kita naik roller coaster. Yah, walaupun kau tidak berhenti mengoceh tentang detektif besar kebanggaanmu itu. Lalu kita berdua duduk di bangku di samping pohon disana. Ya, aku mengingatnya dengan jelas. Mengingat semua yang telah kita lakukan. Juga mengingat tentang ocehan-ocehanmu. Aku mengingatnya saat mendongakkan kepala dan memandang sang Surya. Ya, matahari di langit yang bersinar redup karena tertutup awan itulah yang mengingatkanku. Membuat sebuah senyuman tersungging di bibirku.
You said you wouldn't show tears
And we waved to each other
We didn't say goodbye so we waved
And you disappeared into sunset
I remember you
Tidak, aku tidak akan menangis! Aku tidak boleh menangis! Semua orang bilang bahwa aku adalah wanita yang tegar. Walaupun sebenarnya aku tidak setegar itu, tapi aku harus selalu berusaha tegar di hadapan mereka semua. Aku tidak mau membuat siapapun khawatir. Hei, kau tidak mengucapkan selamat tinggal padaku. Kau hanya bilang bahwa kau akan pergi sebentar seraya melambai ke arahku. Dalam sekejap kau telah menghilang, seiring dengan turunnya sang Mentari dari tahtanya di atas sana. Dan kau membuatku terus menunggu, menunggu, dan menunggu kepulanganmu. Aku masih ingat bahwa kau berjanji untuk segera kembali. Karena itu, kuharap kau cepat kembali, dan memenuhi janjimu itu.
Every time I hold your old rusty guitar
I hear our song tugging at my heart
The days seem so cloudy now
Passing by one after the other
Setiap kali aku berhubungan dengan sesuatu yang mengingatkanku tentangmu, hatiku terasa sakit. Kenangan akan hari-hari kita melintas di benakku, membuat hatiku semakin tersayat. Hari-hari tanpamu begitu suram, kau tahu? Seakan-akan setiap hari selalu mendung. Dan hari-hari berlalu begitu saja. Begitu cepat tapi juga begitu lambat. Ah, entahlah... Aku merindukanmu. Aku berharap kau ada disini. Berharap kita bisa bermain dan bercakap-cakap. Kita juga bisa bertengkar seperti biasanya. Yah, setidaknya aku beruntung punya sahabat seperti Sonoko. Dia bisa mengalihkan pikiranku dari kepergianmu. Dia bisa membuatku tetap ceria. Juga dengan kehadiran adik sepupumu itu, Conan. Dia... mirip sekali denganmu. Dan sepertinya dia juga sangat mengagumimu. Heran, kenapa dia bisa mengagumimu sih?
But I think
We're surely living for someone
Yeah the sun told that to me
Nee, I can still hear your voice
Setiap orang berusaha bertahan hidup demi seseorang yang mereka sayangi, demi seseorang yang penting bagi mereka. Orang yang telah kehilangan seseorang yang berharga itu, pasti merasa tidak bisa melanjutkan hidup. Tidak heran bahwa akhirnya mereka bunuh diri atau menjadi sosok yang menyendiri, tak terjangkau oleh siapapun lagi. Aku... tidak mau menjadi seperti itu. Karena itu, aku tidak mau kehilanganmu. Aku tidak ingin kehilangan siapapun yang kusayangi dan yang sayang kepadaku. Ayahku, ibuku, teman-temanku... Mereka adalah orang yang berharga bagiku. Dan kau, adalah salah satunya. Aku mencoba belajar dari sang Mentari. Dia selalu menyinari alam ini. Walaupun malam, ia tetap ada. Walaupun mendung menutupinya, ia tetap bersinar. Dan saat awan menghilang dan siang telah kembali, dia akan memancarkan sinarnya lagi. Dan kau tahu, kadang aku mendengar suaramu. Aneh ya? Tapi rasanya kau seperti sang Mentari, yang walaupun tidak terlihat, aku tahu bahwa kau tetap ada.
You said you wouldn't show tears
And we waved to each other
We didn't say goodbye so we waved
And you disappeared into sunset
I remember you
Tidak perlu menangis. Toh menangis tidak akan menghasilkan apapun. Tidak akan bisa membuat orang yang telah pergi kembali lagi. Tidak akan bisa menyelesaikan masalah. Jadi lebih baik aku terus berusaha dan pantang menyerah! Aku tidak akan menyia-nyiakan waktu yang kumiliki untuk terus terpuruk karena keadaan. Aku akan membuat sesuatu yang berguna dengan apa yang aku miliki. Bukankah memang seharusnya begitu? Karena saat itu kau tidak mengatakan 'selamat tinggal', berarti kita akan bertemu lagi. Dan walaupun kau menghilang bersama terbenamnya matahari, aku tahu bahwa matahari itu pasti kembali terbit bersamamu. Ingatlah janjimu waktu itu, karena aku memang selalu mengingatmu.
I'm still the same as I was then
But I have little more confidence
Yeah yeah yeah...
Aku... Sebenarnya tidak berubah sama sekali. Aku masih tetap seperti saat kau menghilang. Masih tetap seorang gadis yang 'lemah'.Tapi, sekarang aku lebih bisa menjadi diriku sendiri. Aku berusaha untuk melindungi orang-orang yang kusayang. Seperti kau menegakkan keadilan yang kau katakan itu. Yah, tapi aku tidak menghilang begitu saja seperti yang kau lakukan itu. Hmph!
I'm holding back my tears, I promise
I have to be stronger than anybody
We don't need to say goodbye, when I close my eyes
I can see you right away
I remember you
Aku tidak akan menangis. Aku akan menahan air mataku. Aku janji padamu. Dan aku akan berusaha untuk menjadi lebih kuat. Menjadi lebih kuat dari siapapun juga. Aku akan berusaha untuk menjadi gadis yang tegar, agar bisa melindungi orang-orang yang kusayangi. Agar aku tidak malu saat kau pulang nanti. Kita tidak akan mengatakan selamat tinggal kan? Kau sudah berjanji untuk kembali. Jadi aku akan menunggumu sampai kau kembali. Lagipula, saat aku memejamkan mataku, aku bisa melihatmu... Kau selalu ada di depanku. Ya. Entah kenapa, aku selalu merasa bahwa kau selalu ada di dekatku. Bersamaku. Lucu ya. Tapi itulah yang kurasakan. Aku akan selalu mengingatmu. Kau harus selalu mengingatku juga ya! Ne, Shinichi?
.
"Ran! Kenapa kau berdiri disitu terus sih? Tempatnya disana lho, disana!", seru Sonoko sambil menunjuk-nunjuk sebuah panggung besar dengan dekorasi yang meriah. "Ayo cepat~ Nanti kita ketinggalan!"
"Ah, ya, maaf...", ujar Ran seraya menyejajarkan langkah dengan Sonoko.
"Kau sedang memikirkan apa sih? Pasti memikirkan Shinichi ya~?", goda Sonoko.
Wajah Ran memerah, tapi kemudian ia tersenyum seraya melemparkan pandangannya ke langit biru di atas sana.
"Ayo cepat, sudah mulai tuh!", ujar Ran seraya menarik tangan Sonoko.
Sonoko hanya bisa menatap heran karena perubahan sikap Ran itu. Tapi akhirnya ia ikut tersenyum.
Kedua gadis itu pun berbaur dengan penonton lain di depan panggung besar itu, menikmati pertunjukan musik yang disajikan disana.
-_-_-_-_-_-_-_-OWARI-_-_-_-_-_-_-_-
Gimana gimana gimana?
Apa ini udah cukup panjang?
Ato masih kurang panjang?
Maaf kalo fic ini gaje, OOC, abal, dan sda bagian yang agak maksa –atau emang maksa? o.O–
Saya lagi suka bangwet ama lagu ini, terus tiba-tiba idenya lewat~
Ya udah saya tulis aja XD
Maav juga karena yang kemaren itu emang pendek banget~
Makasih yang udah review... ^^
Berminat buat review lagi?
Doumo arigatou buat yang udah baca~
Ja ne!
[ps. setelah dibaca lagi, saya sejujurnya malu sendiri. Rasanya ini fic kok abal sekali hahaha orz. Tapi sayang kalau mau dihapus /plok. Once again, thanks for reading!]
