Hawkeye's First Laugh
Anggaplah cerita ini mengisahkan tentang tawa pertama Letnan Hawkeye. Hehe *dibunuh sama Hiromu Arakawa-sensei*
Summary: Rambut formal Roy Mustang yang membuat tawa Hawkeye meledak
Disclaimer: Hagaren no Renkinjutsushi, Furumetaru Aruchemisto, 100% Hiromu Arakawa's.
Chapter 1: Roy's First Appearance
Kita akan sedikit flashback ke masa lalu. Masa dimana Roy Mustang baru saja bergabung dengan kemiliteran Amestris. Saat ia baru saja menjadi Mayor. (bener ga ya Roy pertama kali jadi Mayor? Kalo salah kasitau yaaaa).
Umurnya masih cukup muda. Sekitar 23 tahun. Wajahnya yang babyface makin terlihat babyface saja. Tingginya tidak banyak berubah pada 7 tahun terakhir, yang dimana ia sudah menjadi Kolonel Mesum *maaf* yang hobinya menggoda wanita. Saya sih seneng2 aja.
Penampilannya pada saat itu masih rapi. Mungkin karena baru masuk, ingin terlihat alim kali ya. Rambutnya disisir ke arah depan. Yang seperti biasa kita lihat di Google, Photobucket, dan semacamnya itu *dapet royalti dari mbah google + photobucket karena udh promosiin situsnya*.
Ya, masih seperti itu. Tapi namanya juga waktu, maka tidak ada yang bisa terlepas dari Wheel of Time. Sedikit-sedikit Roy berubah menjadi "Anak Berandalan" *diinjek Mustang*.
...
Oke, ga seekstrim itu sih.
Chapter 2: Roy's First Comb
Menurut penelitian saya *ceilah* cowok itu ga usah sisiran juga udah ganteng (bener gak? Yang ngerasa cowok seneng kali ya dibilang gitu. Jangan GR tapi. Ini Cuma buat Mustang ko *disunat massal* ). Tapi Roy Mustang merasa kurang ganteng. Ckckck, ga menghargai pemberian Tuhan banget ni orang satu *dibakar Mustang*
Jadi, dengan sedikit iseng, Roy mencoba berkelana (kenapa juga bahasanya mesti 'berkelana') ke toko-toko yang ada di sepinggir jalan Amestris. Ia berhenti dan menatap lekat-lekat sisir emas (yang pertama: kenapa sisir itu harus emas? Yang kedua: Mustang ga tertarik sama barang begituan. Yang ketiga: bakalan dikatain genit). Lalu disebelahnya ada sisir dengan aksen bunga-bunga dan perhiasan yang mengilap norak untuk ibu-ibu genit yang hobi arisan. Dengan wajah bingung, Roy mencoba masuk lebih dalam. Disanalah ia menemukan sisir pertamanya. Terbuat dari bahan mirip besi yang sederhana. Tidak ada aksen apapun. Sampai akhirnya ia menemukan tulisan, "NOT FOR SALE."
Mustang langsung patah hati melihat tulisan tersebut. Cari cari cari. Ah! Sebuah sisir dari bahan yang (lagi-lagi) mirip. Dari bahan kayu tapi ada tulisan "MUDAH PATAH DAN BERJAMUR."
Hilang sudah harapan Mustang untuk mendapatkan sisir yang tidak-norak-tapi-simple-dan-tidak-ada-tulisan-apapun-yang-bisa-membuatku-gagal-memebelinya. Dengan perlahan ia mencoba melangkah pelan pulang ke rumah. Tepat pada saat itu sedang ada pembagian sisir gratis (siapa coba yg nyuruh orang ini utk bagi2in sisir gratis?).
Anak laki-laki yang membagikan sisir itu mendekati Roy dan memberinya satu. Dari penampilannya, anak itu terlihat 'stylish'. In my word: norak.
Tidak henti2nya anak itu menyisir rambutnya. Merasa tampan, atau kurang tampan, terus saja disisir rambutnya itu. Sepintas terlihat seperti banci salon.
Sisir yang diterima Mustang sangat simple dan sederhana. Persis seperti keinginannya. Segeralah iapulang dan ditaruh di laci miliknya. Entah bodoh atau pelupa, dilupakan saja sisir barunya itu. Kebanyakan nonton kartun sih lo! *diterbangin ke Mars sama Roy*
Sekian dulu kisah tentang sisir kita yang malang.
Chapter 3: Where? And formal hair?
Menurut penanggalan dunia FMA, hari ini tanggal 5 Maret 1910 (saya ngaco nih tanggalnya, abaikan saja ya). Roy akan mengunjungi Indonesia dalam rangka mempelajari, seperti apa sih dunia kemiliteran kita yang satu ini. Dengan ditemani Letnannya yang setia, Riza, Roy akan segera dijemput oleh Riza 10 menit lagi *loh? Kebalik ya?*. Pakaian militer, check. Membersihkan (in Mustang's word: menambah berantakan) apartemennya, check. Rambut rapih? Uncheck. Tentu saja ia rambutnya harus rapi kan?
Dengan panic ia mencari gel yang terdapat di kamar mandi miliknya. Habis.
"Duh, gimana nih?" ujarnya cemas. Segeralah ia mengingat benda kecil yang ia terima sekitar 2 tahun yang lama.
"Kalo ga salah namanya sisir ya?"
Bodoh sekali kau, Taisa. Kau hafal pasal2 negara (iya ga?) tapi melupakan sisir kita yang manis? (KITA?)
Segera 'diraphikannya' apartemennya. Setelah sangat 'rapih', ditemukannya sisir kecil itu yang selama ini mengumpat di laci miliknya.
"Aku harus rapih dong... Masa' orang ganteng ga rapih?" begitu gumam Kolonel kita yang narsis.
Disisrlah rambutnya itu.
DAR DER DOR!
Malapetaka terjadi. Riza datang tepat pada waktunya.
Dan disinilah awal tawa Riza yang meledak.
Comment? :D
