M. Kishimoto own Naruto & all the characters

Au

.

.

.

.

.

.

21.52

Aku mungkin akan bertanya padamu dan memaksa untuk peduli padaku.

Katakan, Sasuke.

Dua belas tahun tidak akan pernah cukup untuk mengenal dirimu. Lagi-lagi, sebenarnya aku sudah tahu. Maaf, Sakura. Aku mengenal adikku seumur hidupku, tapi aku tak pernah bisa tahu jalan pikirannya. Itachi yang mengatakannya. Masih teringat jelas kata-katanya dua minggu lalu sebelum aku kembali tertidur.

Lorong ini begitu kosong, remang, terasa hampa. Karpet cokelat yang kududuki semakin dingin. Kau paham betul tentang aku yang tak pernah ingat membawa kartu apartemen; terlebih setelah Itachi membopongku ke gedung itu. menjebloskanku ke dalam penjara antiseptik dan kemoterapi itu seperti sel-sel besi, karat dan dingin. Lagipula delapan bulan itu waktu yang lama, tak ada gambaran sama sekali dimana aku meletakannya.

Kalau aku masih bernapas saat sakura mekar tahun depan, katakan kau mencintaiku, Sasuke.

22.13

Dingin.

Kau mungkin tidak akan ingin dengar.

Dan jika kau sadar bahwa kau salah paham, mungkin juga kau tidak akan peduli. Jika kau tahu betapa sakitnya terkilir karena stiletto sepuluh senti, kau pasti mengerti.

Tapi, sejak awal yang ingin kau mengerti hanya dirimu sendiri. Tidak Itachi, bukan juga aku. Padahal, Lee hanya tak tega membiarkanku berjalan di atas salju dengan kaki tanpa alas. Kau mungkin cemburu, tapi aku tak mengerti. Dasar jalang! Aku ingat betul bagaimana kau mengatakannya.

Aku benci bila orang lain yang mengatakannya, tetapi benar, kau memang tidak punya perasaan.

Diluar hujan, mungkin badai, dan aku beruntung.

Kalau mereka bilang waktuku hanya tinggal menghitung hari, persetan.

Aku tak peduli kabur dengan jaket seadanya, menarik paksa infus dari tanganku, menggunting kabel-kabel dari tubuhku, menyeret kakiku untuk pulang.

Katakan kau mencintaiku.

23.35

Kau tak pernah datang ke rumah sakit. Bahkan setelah Itachi menunjukan hasil diagnosaku. Kau tak peduli aku akan mati, kau memang bajingan yang kucintai.

Katakan, katakan kau mencintaiku.

Sasuke, kau tidak tahu bagaimana dinginnya sendirian di dalam unit rawat intensif. Gendang telingaku sudah lama pecah karena bunyi-bunyi alat penyokong hidup. Aku tak tahu mengapa aku butuh tabung oksigen saat aku tak lagi menginginkan hidup.

Katakan kau mencintaiku.

23.40

Hatiku sudah lama membeku. Berhari-hari aku di dalam kamar itu, menemukan diriku di sudut ruangan, menutup telinga, teriakan para perawat itu begitu mengganggu, hanya karena melihatku melepas infus dan alat-alat. Aku akan membuka jendela, mengamati jalan dari lantai empat, karena tepat jam empat lewat tujuh belas kau akan lewat di persimpangan, menembus pagi dengan jaket kulitmu, berjalan sempoyongan dengan botol wine, mabuk.

Kita sama menyedihkan.

Setidaknya aku tahu aku akan mati malam ini.

Tidak ada Sakura tahun depan, jadi, pulanglah sekarang dan katakan kalau kau mencintaiku.

00.03

Aku hafal bagaimana caramu mengomentari setiap orang dengan gaya sarkastikmu. Dan jika kau melihatku sekarang, merosot di depan pintu apartemen, berdarah, sekarat dan kedinginan, aku tahu, kau akan memandangku dengan air muka menjijikan, kau menyedihkan Sakura.

Bahkan bernafas pun sangat sulit.

Aku tak sudi bergantung pada tabung karat itu. Jika memang tak lagi mampu bernapas, aku tak ada niat mencari oksigen.

"Sa..kura?"

Kau pulang juga. Jangan menunjukan raut wajah seperti itu, Sasuke.

"K-kenapa disini?"

"Aku kesini hanya karena aku ingin mati.. disini. "

Jangan mengginggil begitu, seperti bukan kau saja.

"Selamat.. tinggal."

Katakan, katakan kau mencintaiku, Sasuke.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Saat itu di akhir musim gugur, di sebuah restoran cepat saji.

00.03

"Haruno, menikahlah denganku."

Aku baru sadar, kau memang tidak pernah mengatakannya. Kau tidak pernah mencintaiku.

"Baik."