Ditulis oleh:

Shota

Akashi Seijuurou Life Journal

[Reborn diedit]

By. Shota

Sangkalan © Fujisaki Tadatoshi

Akashi Seijuurou Life Journal © Shota

Chara:

1. Akashi Seijuurou

2. Prof. Akashi

3. Kuroko Tetsuya

4. Satsuki

5. Kiseki no Sedai

6. beberapa karakter dari Iroko dan

Genre: keluarga, persahabatan, sakit hati / kenyamanan.

Warn : Semua characters sekolah di TEIKOU, Akashi POV. Typo masih bertebaran.

BAGIAN 1: Re-Born

^ Selamat membaca ^

Syaraf-syaraf di seluruh tubuhku merasakan benturan dingin. Ini pertama kalinya aku merasakan sebuah benda menabrak tubuhku. Seharusnya sekarang ini aku masih mengapung didalam tabung berisi cairan-cairan yang entah apa namanya. Merasakan hangat dan dingin didalamnya, tapi kali ini tidak. Perlahan kesadaranku berkumpul, kekuatanku yang selama ini terpecah perlahan memenuhi tubuhku.

Aku membuka mataku perlahan, membiarkan retina mataku terbiasa dengan cahaya. Lalu, yang ku lihat adalah langit-langit putih dan seorang wanita berbalutkan pakaian serba putih. Apa aku ada di akhirat?.

"Whoaaa liat matanya indah!" Seru wanita itu.

Jujur saja saat itu aku tidak bisa mengerti apa yang ia ucapkan. Aku masih terbaring menatapnya. Kemudian, ia beralih padaku. Memegang tanganku erat, tangannya hangat. Kualihkan perhatianku pada tangan yang ia genggam. Oh aku bisa melihat tubuhku yang topless dan bagian bawahku hanya di tutupi celana tipis yang basah.

"Hai, apa kabar?" Tanyanya. Aku mengangkat alis "sebaiknya aku mengajarinya berbicara" gumannya

"Namaku Satsuki. Dan namamu Seijuurou" Katanya sambil tersenyum

"Namaku Satsuki dan namamu Seijuurou?" Ulangku. Kulihat ia terkikik

"Coba ulang siapa namamu?"

"Coba ulang siapa namamu?" Ulangku

"Bukan bukan" ia mengambil tanganku lalu menepukkan tanganku ke dadaku sendiri "kamu Seijuurou" lalu tangannya bergerak lagi menepuk atas dadanya "aku Satsuki"

Akupun mengulang apa yang ia lakukan tadi. Namun, entah apa yang berusaha ia ajarkan, aku tidak mengerti. Dan aku juga tidak mengerti kenapa ia tertawa.

Berbulan-bulan telah berlalu, aku sudah mengerti bahasa mereka. Bahasa Jepang, bahasa Inggris. Aku juga sudah bisa membaca menulis dan menghitung. Cukup pesat untuk ukuran anak 7 tahun yang seumur hidupnya berada di dalam tabung percobaan tanpa mengenal sesuatu.

Saat itu, aku tengah membaca buku yang dipinjamkan Satsuki padaku sebagai alat penghilang kebosanan. Lalu kutemukan 2 kata yang menarik perhatian. Di buku yang memiliki gambar full page bergambar banyak manusia sedang berkumpul sepertinya mereka seumuran, mereka bermain di sebuah benda yang berbentuk persegi dengan dudukan di sisi bawahnya. Di dudukan itu ada seorang manusia sedang duduk dan tersenyum kepada manusia lainnya. Kata yang tercantum disana adalah 'Teman'.

Lalu, halaman selanjutnya aku menemukan 4 orang manusia. 2 orang manusia dewasa dan 2 manusia kecil. 2 manusia dewasa tampak memeluk 2 manusia kecil dan disana tertulis 'Keluarga'.

"Teman?... Keluarga?" Bingungku

Tanpa sadar, aku melihat seseorang menghampiriku. Ah, dia prof. Akashi. Ia menatapku heran. Aku berdiri dan menunjukan halaman buku yang membuatku bingung. Ia mengerutkan dahi. Sepertinya bingung mau menjawab apa.

"Keluarga itu adalah orang yang berada di sisimu, tinggal satu rumah denganmu dan menyayangimu. Di keluarga itu ada ayah, ibu, kakak dan adik" jelasnya sambil mengelus surai crimson ku.

"Apa itu ayah ibu adik dan kakak?" Tanyaku

"Ayah adalah laki-laki yang bertanggung jawab atas kamu, Ibu adalah orang yang melahirkan kamu, adik adalah anak yang dilahirkan setelahmu oleh ibumu, kalau kakak adalah anak yang dilahirkan terlebih dahulu sebelum kamu" jelasnya lagi

"Apa Seijuurou punya keluarga?"

Ia terdiam, tampak kaget dengan pertanyaanku. Aku menatapnya aku sangat menginginkan jawaban dari lelaki yang selalu merawatku sejak aku di keluarkan dari dalam tabung.

"Ah, apa Sei-kun ingin punya teman?" Katanya gugup

"Teman? Apa itu?" Tanyaku lagi.

"Teman adalah orang yang berada di sisimu, mereka bermain denganmu, tertawa bersamamu. Itulah teman"

"Waaaahhh Seijuurou juga mau punya teman" ucapku antusias. Prof. Akashi mengangguk lalu berjongkok mensejajarkan tingginya dengan tinggiku.

"Besok, Profesor akan mengantarkan mu ke Rakuzan Academy. Bagaimana?"

"Rakuzan Academy itu apa?"

"Sekolah" jawabnya sambil mencubit pipiku. Mataku semakin berbinar. Aku akan masuk sekolah.

Musim gugur telah tiba, aku digandeng oleh prof. Akashi menuju sebuah bangunan megah berplangkan 'RAKUZAN ACADEMY' banyak orang yang memakai pakaian warna warni. Aku menggenggam tangan Prof. Akashi erat. Aku menggigil ketakutan. Ia yang menyadari ketakutanku langsung mengelus suraiku lembut.

"Semua akan baik-baik saja, Sei" bisiknya lembut. Aku mengangguk.

-skip-

Singkat cerita, aku sudah berada di dalam ruang kelas. Disana banyak anak-anak seumuranku yang tengah duduk memperhatikanku. Tatapan mereka kepadaku tampak sedikit... Aneh?.

"Namaku Akashi Seijuurou, 7 tahun salam kenal" ucapku sambil membungkuk sopan

"Ibu guru kenapa Akashi-kun kulitnya putih banget kaya mayat" celetuk teman sekelasku sambil menunjuk ke arahku. Aku tersentak

"Ibu, kulitnya seperti kakekku saat mau dimasukkan ke peti. Apa dia juga akan dimasukkan ke peti?" Tanya salah seorang lagi

"Anak-anak, jangan bicara begitu. Akashi-kun bukan mayat dan dia tidak akan dimasukkan ke peti. Itu memang kulitnya saja yang begitu" jelas guruku lembut.

"Tapi serem bu guru huweeee!"

Apa aku semenyeramkan itu? Kenapa? Aku salah apa? Ada apa dengan kulitku? Sejak awal Satsuki-neechan mengeluarkanku dari tabung aku sudah begini. Apa yang salah?. Batinku heran.

"Ibu guru?... Sei salah ya?" Tanyaku takut-takut

"Ngga kok, Akashi-kun ga salah. Akashi-kun boleh duduk lagi"

Dengan cepat aku duduk di bangku ku lagi. Menatap Tetsuyatarku cemas. Apa aku bisa punya teman atau tidak? Aku tidak tahu.

Bel istirahat sudah berdentang. Aku mengambil bekal ku untuk ku makan. Tapi, tak ada satupun orang yang mendekatiku. Apa aku tidak akan punya teman? Aku cukup sedih dengan fikiranku sendiri. Aku memakan bento ku sambil melipat lipat kertas tissu pembungkus sumpitku hingga membentuk sebuah burung bangau yang aku klaim sebagai bebek.

"Kwek kwek" ucapku pada bebek di tanganku "kwek kwek, aku bebek" ucapku lagi. Sambil menggoyang goyangkan bebek di tanganku.

Seorang anak laki-laki berbaju biru mendekat ke arahku. Ia menatap kearah bebek tissu buatanku dengan tatapan penuh minat.

"Whoaaa bebek!" Ucapnya takjub

"Kamu mau bebek?" Tawarku sambil menyodorkan bebek di tanganku

"Aku mau. Arigatou... Um..." Ia sepertinya bingung mau memanggilku apa. Aku tersenyum.

"Namaku Akashi Seijuurou. Nama mu siapa?" Tanyaku lagi

"Kuroko Tetsuya..." Ucapnya malu-malu.

"Salam kenal Tetsuya. Mau jadi temanku?"

"Un!" Ia mengangguk semangat.

Esoknya, kulihat Tetsuya sedang menangis di halaman Rakuzan Academy. Aku membawa sebuah kertas lipat sisa praktek kerajinan tadi.

"Tetsuya, kenapa menangis?" Tanyaku

"Bebeknya hancur terkena air hujan hiks... Hiks... Hiks" ucapnya sambil sesegukan

"Bagaimana kalau kita buat lagi? Yang baaaaaaaaaaanyaaaakkk!" Seruku sambil merentangkan kedua tanganku

"Tapi Tetsuya tidak bisa membuat bebek" ucapnya masih sesegukan.

"Ayo kita buat sama-sama. Seijuurou akan mengajarkan Kuroko cara membuat bebek" ujarku semangat

"Benar?"

"Un!"

"Kalau begitu ayo kita buat"

Lalu kami sama sama membuat burung kertas itu bersama di halaman. Ditambah canda dan tawa yang tidak sengaja terucap dari mulut polos kami. Tapi, kedamaian itu tidak bertahan lama. Karena setelahnya, cobaan tuhan yang lebih berat akan datang menghampiriku.

to be contiuned...

waaa lagi-lagi Tsuki bawa cerita abal lagi nihhh ^w^ maaf ya lama posr soalnya Tsuki ga bisa nemuin cara buat masuk FFn :'(

Review please :3

sampai ketemu di chapter selanjutnyaaa ^o^)/