I Will Forget You

By : Kimyhoney

Rated : T

Cast : Yesung, Ryeowook, Jaejoong, Yunho, Changmin, Kyuhyun. dll

Genre : Romance, Hurt, Family.

Warning : Typo bertebaran, Gaje dan sebagianya.

Summary : Yesung adalah anak angkat keluarga Jung, perlakuan Yesung membuat Ryeowook jatuh cinta kepadanya.

All Ryeowook POV

Yesung hyung dan aku tidak memiliki hubungan yang special. Hubungan special yang dimaksud disini adalah hubungan seperti sepasang kekasih, mengingat Yesung hyung dan aku adalah namja. Yesung hyung adalah kakak angkatku, eomma dan appa mengangkatnya ketika aku masih berumur setahun dan Yesung hyung berumur 6 tahun. Yesung hyung sangat ramah dan baik, semua orang sangat menyukainya terlebih aku.

Sikap Yesung hyung sangat berbeda denganku jika dibandingkan sikapnya pada dua dongsaeng. Changmin dan Kyuhyun adalah dongsaeng kembarku meski mereka sangat berbeda. Entahlah kenapa mereka berbeda, aku juga sangat berbeda dengan mereka. Lihatlah mereka, tinggi, tampan, seperti mewarisi semua yang baik dari appa dan eomma. Sementara aku? Hanya mewarisi kecantikan eomma, padahal aku namja. Aku pendek untuk ukuran namja, kurus, dan tidak sekuat dongsaengdul-ku dan juga Yesung hyung. Jarak umurku dengan dongsaeng-ku hanya terpaut 1,5 tahun menjadikan aku sasaran untuk dibully oleh Changmin dan Khyuhyun. Mereka baru berhenti saat aku mulai menagis atau setelah Yesung hyung datang.

Keadaan seperti inilah yang membuatku sangat tergantung pada Yesung hyung. Aku bersedia menunggu Yesung hyung menjemputku, meskipun aku harus menunggu 1 hingga 2 jam. Salahkan Changmin dan Kyuhyun yang tidak pernah mau berangkat dan pulang bersamaku. Mereka bilang duniaku tidak cocok dengan dunia mereka. Yesung hyung masih kuliah tingkat akhir, dia mengambil jurusan manejemen untuk membantu appa di perusahaan. Yesung hyung juga sudah membantu appa diperusahaan sepulangnya kuliah. Yesung hyung juga selalu bisa mengubah mood-ku dengan cepat, membuat aku makan dengan begitu lahap, dan yang paling suka adalah ketika ia menciptakan lagu untukku lalu menyanyikannya bersamaku.

Yesung hyung selalu melontarkan senyum menawannya pada setiap orang yang dikenalnya. Tidak pernah aku melihatnya mengumpat atau marah-marah baik di rumah maupun ketika diluar rumah. Bahkan ketika Changmin dan Kyuhyun menjadikannya sasaran kejahilan mereka. Biasanya hyung hanya berkata "Min-ah, kyun-ah . . jangan lakukan ini pada orang lain. Arraso!"

Appa dan eomma sangat mengandalkan Yesung hyung, dari urusan perusahaan hingga masalah rumah tangga. Bahkan ketika eomma tidak bisa menenangkanku, eomma selalu menyuruh Yesung hyung membujukku jika aku sedang merajuk atau ngambek.

Itu semua yang membuat aku sangat-sangat dekat dengan Yesung hyung, aku suka memonopolinya sendiri. Ketika Changmin atau Kyuhyun ingin mengajak Yesung hyung bermain, aku sering tidak memperbolehkannya dengan berbagai macam alasan. Tetapi jika aku sedang dalam mood yang baik aku akan ikut bermain bersama mereka. Pernah suatu ketika Yesung membawa pulang seorang yeoja kerumah untuk dikenalkan kepada appa dan eomma sebagai yeojachingu-nya, aku merasa sangat sakit dihati ini. Inikah yang disebut cemburu, cemburu karena aku menyukainya, ah bukan lagi menyukainya sebagai hyung, tapi lebih dari itu. Egois memang, namun sejak saat itu aku selalu menghalangi jika Yesung hyung ingin bertemu dengan yeojachingu-nya.

Appa dan eomma juga merasakan hal yang ganjil pada diriku tentang sikapku kepada Yesung hyung. Sikapku ke Yesung hyung bukan sikap selayaknya pada saudara kandung, melainkan seperti sikap seseorang pada kekasihnya. Dan aku akui itu benar adanya, bahkan aku sangat posesif terhadap Yesung hyung. Aku akan ngambek jika Yesung hyung tidak menuruti keinginanku, atau saat Yesung kedapatan sedang bersama yeoja yang ia cintai.

Appa dan eomma pernah menegurku karena sikapku itu dan akhirnya aku mengurung diriku di kamar sebagai bentuk protes, egois memang. Tapi itulah aku, ehois, sangat-sangat egois jika menyangkut Yesung hyung. Sampai akhirnya, aku dihadapkan kepada appa, eomma, dan juga Yesung hyung. Bertempat diruang kerja appa, aku seperti terdakwa yang telah melakukan kesalahan besar. Berawal ketika aku bertengkar dengan yeojachingu Yesung hyung, sampai akhirnya aku tidak menyadari tentang ucapanku. "Aku mencintai Yesung hyung, dan siapapun tidak boleh memilikinya!" itu kata-kata yang aku ucapkan di depan Yesung hyung dan yeojachingu-nya.

Yesung hyung pergi meninggalkanku begitu saja bersama yeojachingu-nya setelah memarahiku. Kakiku terasa lemas tidak bisa menahan tubuhku, jatuh terduduk, mata berlinangan airmata. Ketakukan melandaku sekarang, aku takut Yesung hyung akan menjauhiku setelah ini. Sesampainya di rumah, aku langsung di giring masuk ke ruang kerja appa. Diinterogasi tentang penyimpangan yang terjadi pada diriku.

Semua yang berada di ruang menyalahkan aku, melontarkan kata-kata yang tidak pernah aku dengar selama ini. "Wook-ie, bagaimana bisa kau mencintai hyung?" tanya Yesung hyung waktu itu. Pertanyaan yang sampai saat ini masih aku ingat dengan jelas. Appa, eomma memarahiku habis-habisan, bahkan appa dan eomma yang tidak pernah berteriak pada anaknya kini berteriak di hadapanku. Aku yakin Changmin dan Kyuhyun sedang menguping di balik pintu itu.

Diam, itu yang kulakukan. Hanya diam, tanpa membantah semua yang mereka katakan. Memang benar aku menyimpang, aku menyukai hyung-ku sendiri meskipun itu hyung angkatku. Diam menahan sakit didalam dada, sakit sekali sampai mataku tidak mampu berhenti mengeluarkan airmatanya. Apalagi ketika melihat Yesung hyung yang berdiri tidak jauh dariku, itu bukan tatapan sayang Yesung hyung padaku. Apakah tatapan sayang yang selalu ditunjukkan padaku berubah menjadi tatapan benci?

Appa menyeretku keluar ruang kerjanya, membawaku menuju kamarku. Kulihat Changmin dan Kyuhyun manatap dengan tatapan yang sama dengan tatapan Yesung hyung. Appa menghempaskan tubuhku kekamarku begitu saja dan meninggalkanku setelah membanting pintu kamarku. Baru kali ini aku merasakan kemarahan apa yang sesunggunhnya. Appa-ku, Jung Yunho tidak pernah marah seperti ini padaku sebelumnya. Airmataku kini tumpah, mengalir menuruni pipiku tanpa mau berhenti, dari dalam kamarku kudengar tangisan eomma, meratapi kejadian ini.

Sungguh bukan ini yang aku inginkan, mencintai orang yang seperti saudara kandung. Menangis, dan terus menangis dengan pilu, sambil mendekam dipojok kamar. Kini aku meringkuk dilantai tidak peduli lagi akan dingin yang menembus kulitku, mendekap boneka jerapah kesayanganku sambil terus terisak.

Mataku terbuka setelah terpejam untuk waktu yang aku tidak tahu, mungkin karena lelah menangis aku tertidur. Aku melihat sekelilingku, ternyata aku masih dalam posisi yang sama. Aku tidak berniat untuk beranjak dari tempatku, walau tubuh ini telah mati rasa. Ingatanku kembali melayang, mengingat apa yang telah terjadi kemarin. Menangis. Ya, kini aku menangis lagi, tersedu-sedu. Apa sekarang sudah tidak ada lagi yang peduli terhadapku? Tidak ada lagikah yang membujukku? Menenangkanku disaat aku terpuruk? Appa, eomma, Yesung hyung, Changmin, Kyuhyun.

"Yesung hyung . . ." panggilku terus, meskipun tidak ada suara yang keluar dari tenggorokan ini karena terlalu lama menangis. Jika Yesung hyung pergi meninggalkanku, siapa yang mau peduli lagi kepadaku? Appa sibuk dengan bisnisnya, eomma selalu saja sibuk dengan butik-butiknya. Sementara Changmin dan Kyuhyun, mana peduli mereka denganku, yang selalu dipikirannya hanya game dan makanan.

Yesung hyung, siapa yang akan menyanyikan lagu untukku? Bagaiman jika aku rindu suara merdumu? 'Hyung . . . jebal jangan tinggalkan aku.' innerku. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan jika Yesung hyung benar-benar meninggalkanku. Aku terpuruk, jatuh ke lubang yang sangat dalam.

Pintu kamarku terbuka, derap langkah menghampiriku yang bisa kupastikan itu adalah eomma. Eomma menangis ketika meraih tubuhku kedalam pelukannya. Aku tidak bereaksi apapun kecuali menangis. Eomma memanggil seisi rumah untuk membawa menolongku. Appa datang masih dengan menggenakan stelan jasnya, mungkin appa baru pulang dari kantor. Appa segera mengangkat tubuhku, membawaku keluar dari kamarku, kemudian membawaku menuju kamarnya bersama eomma. Appa membaringkan tubuhku sangat-sangat pelan, seolah aku ini porselen yang akan pecah jika diletakkan begitu saja.

"Min-ah, Kyun-ah, bantu eomma! Ambilkan air hangat dan baju untuk Wook-ie." seru eomma yang terdengar jelas ditelingaku. Sementara eomma melepaskan semua bajuku, kudengar suara appa sedang menelpon seseorang yang ternyata adalah dokter keluarga kami. Tangis eomma semakin kencang saat merasakan tubuhku yang begitu dingin, sehari semalam aku meringkuk di lantai tanpa alas apapun. Eomma kembali membawaku dalam pelukannya, pelukan hangat seorang eomma yang begitu aku rindukan.

Eomma memakaikan baju padaku dengan cekatan, setelah ia membasuh mukaku dengan air hangat yang telah disiapkan Changmin. Eomma terus saja menyuruhku untuk berhenti mengeluarkan airmataku, sebenarnya aku ingin, tetapi entah kenapa tidak bisa. Appa masuk ke kamar bersama dengan seorang namja yang menggenakan jas putih, pasti itu dokter Lee yang dipanggil oleh appa tadi. Dokter Lee memeriksa tubuhku dengan seksama, kemudian ia mengeluarkan jarum suntik dari dalam tasnya. Biasanya aku akan berontak melihat jarum suntik, tapi kali ini aku pasrah saja ketika jarum itu menusuk lenganku. Doketr tersebut kemudian berbincang dengan appa dan eomma, mungkin membicarakan tentang kondisinku, tetapi rasa kantuk yang yang tiba-tiba menyerang membawaku segera ke alam mimpi.

Aku terbangun dan mendapati eomma tidur disampingku, tangannya menggenggam erat tanganku. Aku mencoba bangun, untuk mengambil air minum guna membasahi tenggorokanku yang kering. Aku merintih kesakitan ketika kugerakkan kepalaku. Eomma terbangun karena mendengar rintihanku, kemudian eomma sibuk bertanya tentang apa yang aku rasakan. Ingin sekali menjawab pertanyaan eomma, tapi tidak ada suara yang bisa kukeluarkan, tenggorokanku serasa panas. Kembali airmataku meluncur turun.

Seakan mengreti keinginanku, eomma mengambilkan segelas air putih dan membantuku untuk meminumnya. Eomma membangunkan appa yang tidur di sofa samping tempat tidur, menyuruhnya menjagaku karena eomma ingin membuatkan bubur untukku. Appa kini duduk disampingku, tangan kokohnya mengusap airmata yang masih turun membasahi pipiku. Kugumamkan kata permintaan maafku kepada appa. Tidak ada ucapan yang keluar dari mulut appa, appa hanya merengkuh tubuhku dan membawanya kepelukkannya.

Sudah seminggu berlalu, dan aku terus meringkuk dibalik selimut rangjan appa dan eomma. Berkali-kali appa dan eomma membujukku supaya aku mau bangun untuk sekedar berjalan-jalan di belakang rumah guna menghirup udara segar. Changmin dan Kyuhyun juga selalu membujukku untuk bermain game bersama, namun selalu aku tolak. Hari ini eomma bercerita tentang cerahnya cuaca hari ini, eomma ingin mengajakku piknik di kebun belakang. Eomma menangis saat aku menggelengkan kepala menolak permintaannya. "Eo-eomma, Yesung hyung dimana?" tanyaku lirih. Eomma menghapus airmataku, lalu mengusap pelan kepalaku dengan penuh kelembutan seraya mengatakan bahwa Yesung hyung sedang berada di Jepang.

Eomma beranjak meninggalkan kamar setelah aku menolak ajakannya untuk piknik. Aku memanggil eomma tepat ketika eomma ingin membuka pintu. Eomma tersenyum lebar saat mendengar aku mau piknik dikebun belakang bersama eomma. Eomma menghampiriku, membantuku bangun serta merapikan penampilanku yang sangat berantakan sambil berceloteh dengan riangnya. "Eomma tahu kau sakit, sedih, terpuruk, tetapi eomma, appa, Min-ah, Kyun-ah tidak akan membiarkanmu terpuruk dan jatuh lebih dalam lagi, begitupun dengan Yesung. Ia pasti sedih jika melihatmu seperti ini." Itulah perkataan eomma yang sedikit membawa semangat bagiku.

Eomma menuntunku keluar kamar menuju halaman belakang rumah yang penuh dengan bunga dan tanaman hias. Selama seminggu sangat sedikit sekali makanan yang masuk ketubuhku, sehingga tubuhku terasa lemas. Eomma menududukkan diriku pada lembaran karpet yang telah dibentangkan, disitu sudah tersedia cake dan buah kesukaanku.

"Kau mau makan cake yang mana sayang?" tanya eomma sambil menyodorkan cake yang terlihat sangat enak, eomma berbicara mengenai berbagai rasa cake yang ada dihadapanku supaya aku berminat memakannya sambil menyodorkan sesendok cake dihadapanku. "Makan ne sayang, eomma sangat sedih melihatmu seperti ini." Tidak tega aku melihat eomma sepeti ini, maka kubuka mulutku dan menerima suapan cake dari eomma-ku, walaupun sesungguhnya aku tidak bernafsu untuk makan sama sekali. Eomma kembali tersenyum saat aku menerima suapannya.

Tak terasa aku sudah menghabiskan satu buah cake, dan minum jus buah buatan eomma. Aku menarikku agar aku merebahkan diri dengan menggunakan paha eomma sebagai bantalnya. Eomma mengusap rambutku sambil berujar "Sayang eomma ingin mendengar ceritamu tentang hyung-mu, bagilah kesedihanmu dengan eomma. Eomma pasti akan membantumu sayang."

TBC^.^

Hallo . . . aku bawa ff baru lagi. Sebetulnya ingin aku bikin OS tapi sepertinya terlalu panjang. Jadi aku bikin Two shoot saja. Mohon reviewnya ya, jika respon kalian bagus, maka aku akan mengupdate chapter 2. Mianhe jika masih banyak typo, maklum tanpa edit. Terima kasih banyak. . .