THE HALF BLOOD VAMPIRE 2
Cast : Kai, Sehun, Jeno, Jaemin, Myungsoo
Rated : T
Genre : Fantasy, Romance
Warning : MPREG untuk orang tua dari cast utama, YAOI. Vampire, Werewolf, Devil Hunter.
Bukan sequel karena jalan ceritanya berbeda dari yang pertama. Ini ff request dari salah satu reader yang minta di bikinin cerita vampire dengan setting modern. This ff special for you #lovekaihun.
Syakila8894
.
.
.
Malam bahkan belum terlalu larut ketika seorang namja manis merengek pada ibunya untuk ditemani tidur.
"Ayolah mommy, Hunnie ngantuk..." rengekan manja itu kembali terdengar ketika sang mommy lebih memilih untuk bersandar dengan nyaman di pundak suaminya dari pada meladeni rengekan putra semata wayangnya.
"Kau bahkan sudah besar Sehunie, kenapa masih juga takut tidur sendirian." sang ayah lama lama jenuh juga kalau anaknya terus terusan merengek.
"Tapi Hunnie takut daddy, kalau tiba tiba ada vampire yang masuk kamar Hunnie dan gigit leher Hunnie bagaimana. Huweeee... Hunnie tidak mau mati di gigit vampire." lihatlah mata polos itu terlihat berkaca-kaca, membuat sang mommy tidak tega melihatnya.
"Baiklah sayang, mommy akan menemanimu."
Mata yang tadinya sudah berkaca kaca itu langsung terlihat bersinar. "Kyaaa... Hunnie sayang mommy..." sebuah pelukan singkat dan kecupan di pipi langsung di dapatkan ibu dari Sehun itu.
"Ck, kau terlalu sering mengajaknya nonton film vampire sayang. Lihatlah dia jadi penakut seperti itu." yang lebih tua mulai menyalahkan istrinya sendiri.
"Hunnie bukan penakut, daddy." Sehun protes.
Sang ayah, Chanyeol, menatap intens pada anaknya yang tengah cemberut, lalu menghela napas. "Kau harus mengurangi kebiasaanmu untuk menonton film vampire, anakku. Kalau tidak kau akan membuat daddy susah karena harus tidur sendiri."
"Tapi filmnya seru daddy."
"Apa gunanya seru kalau anakku yang manis ini tidak bisa tidur sendiri setelahnya."
"Tapi..."
"Sudahlah sayang, jangan membuat anak kita marah." Suho lebih memilih untuk menengahi sebelum anaknya menangis.
"Tapi sayang karena sifat penakutnya itu, kita jadi susah untuk membuatkan adik untuk Sehun." rengek Chanyeol manja. Namja tampan itu bahkan masih ingat dengan jelas saat ia dan istrinya sedang olahraga malam, tiba tiba Sehun berteriak sambil menangis, keduanya langung meninggalkan aktifitas mereka dan memakai pakaian dengan sembarang sebelum berlari ke kamar Sehun. Namun saat ditanya apa penyebab dirinya menangis, Sehun dengan polosnya mengatakan kalau ia ingin pipis dan takut ke kamar mandi sendirian. Kalau saja Chanyeol tidak sayang pada anaknya, sudah dapat dipastikan kalau ia akan memarahi anaknya itu. Benar benar sangat mengganggu.
Suho mencibir "Lalu yang setiap malam kau lakukan padaku itu apa ?" tanyanya galak.
"Olahraga malam," jawab Chanyeol, nyengir.
"Apa bedanya dengan membuat adik untuk Sehun?" Lama lama rasanya Suho ingin memukul wajah tak berdosa suaminya itu, seandainya ia tidak mendengar isakan dari putranya.
"Hiks... Hunnie tidak mau punya adik. Hiks... Nanti mommy dan daddy tidak sayang Hunnie lagi..."
"Omona... Mommy dan daddy sangat sayang dengan Hunnie, lagi pula Hunnie tidak akan punya adik kok." Suho memeluk sayang tubuh putranya.
"Hiks... Daddy..."
Chanyeol tersenyum geli melihat wajah anaknya yang basah oleh air mata. Aigo, benarkah Sehunnya sudah berumur 16 tahun, kenapa kelakuannya tak pernah berubah ? "Daddy juga sayang Sehunie dan mommy." Chanyeol mengecup kening keduanya bergantian. "Ayo ke kamar dan tidur. Besok Hunnie sekolah kan ?"
Sehun mengangguk dengan penuh semangat. "Ne, daddy..."
"Kalau begitu, ayo daddy dan mommy temani..." Ya, sekesal kesalnya Chanyeol, ia tetaplah sangat menyayangi anaknya itu. "Kau harus cepat tidur anakku, hari yang panjang akan menantimu..." Pandangan Chanyeol menerawang ke depan, ia menghela napas panjang, sebelum membalas tatapan anaknya.
"Daddy bilang apa ? Hunnie tidak mengerti..."
Cup
"Tidak usah dipikirkan sayang, ayo ke kamar."
Suatu saat, jika waktu itu telah tiba, kau akan mengerti, anakku.
0)(0
"Sehunie... ayo berangkat..."
Teriakan cempreng itu membuat Sehun dengan tidak bersemangat turun dari kamarnya di lantai dua. "Nana, kau itu berisik sekali."
"Hei, kalau aku tidak berisik, kau akan seharian berada di dalam kamarmu itu." balas namja yang di panggil Nana itu.
"Aku tidak..."
"Ya, terus saja membantahnya..."
"Ish, Nana... Hunnie kan takut kalau ada vampire yang tiba tiba menyerang Hunnie kalau Hunnie keluar kamar." Rengek Sehun.
"Ya, dan vampire itu tidak ada my Sehunie." Jaemin atau yang lebih sering dipanggil Nana itu mencubit pipi Sehun dengan gemas. "Lagi pula benda berbulu itu lebih menakutkan bagiku." Nana bergidik sendiri saat ia ingat dengan makhluk berbulu yang ia temukan di depan pintu rumah Sehun.
"Itu bukan makhluk berbulu, itu Vivi..." Sehun tampaknya tidak terima anjing kesayangannya dikatakan menakutkan.
"Ya, apapun itu, ayo kita berangkat, nanti kita terlambat."
"Sebentar sayang." Suho yang baru keluar dari kamar dengan membawa dua buah topi rajut, segera mendekat. Ia lebih dulu menghampiri Jaemin dan memakaikan topi rajut berwarna putih dengan gambar kartun lucu di kepalanya.
"Terima kasih aunty..." Ya, meski Suho namja, Jaemin tetap memanggilnya dengan sebutan aunty.
"Sama sama sayang." Suho mengecup kening Jaemin dengan lembut, sebelum beralih pada anaknya. "Hari ini Hunnie tidak boleh menangis lagi di sekolah ya, jangan takut pada vampire. Vampire itu tidak berani keluar rumah di siang hari, nanti kulitnya terbakar." Suho memasang topi rajut berwarna pink dengan gambar Vivi di kepala Sehun, lalu mengecup keningnya.
"Ya, lebih baik vampire dari pada makhluk berbulu itu..." Jaemin melompat ke belakang Chanyeol saat Vivi melenggang masuk ke dalam rumah. "Uncle, singkirkan makhluk berbulu itu..." jeritnya.
"Ck, kau ini kenapa takut sekali dengan Vivi sih, bagaimana nantinya kalau kau mendapatkan takdirmu, huh." Ucap Chanyeol.
"Eh, apa?" Jaemin mengerjapkan matanya bingung. "Takdir apa, uncle?"
"Bukan apa apa, sekarang ayo kita berangkat." Chanyeol mengibaskan tangannya, menyuruh Vivi menjauh.
Kedua remaja itu segera mencium pipi Suho lalu berlari lari ke depan rumah, menunggu Chanyeol yang tengah mencium lembut bibir 'istrinya'. "Aku berangkat dulu." Pamitnya.
"Sayang, perasaanku sedikit tidak enak hari ini." Gumam Suho.
"Mungkin hanya perasaanmu sayang. Semua akan baik baik saja."
"Daddy... ayo cepat. Nanti Hunnie dan Nana telat."
Chanyeol tersenyum menenangkan. "Percayalah padaku, tidak akan terjadi apa-apa pada keduanya. Aku pergi dulu."
Suho hanya mengangguk, sembari berharap apa yang dikatakan suaminya memang benar.
0)(0
Sehun melirik ke kanan kiri saat dirinya dan Jaemin sudah berada di sekolah dan kini tengah berjalan menuju kelas.
"Sehunie, tidak perlu seperti itu. Ini bukan hutan, mana ada vampire di sini." Gerutu Jaemin.
"Ish, tapi Hunnie kan takut. Bagaimana kalau benar benar ada dan dia sedang mengintai kita dari tempat yang gelap?"
Jaemin memutar bola matanya. "Hei, ini siang hari tau, bukan malam. Lagi pula aunty kan bilang vampire hanya akan muncul malam hari." Omel Jaemin.
Sehun cemberut. "Tapi kan bisa saja..."
"Sudahlah, Hunna... jangan terlalu banyak berkhayal, ayo kita masuk ke kelas." Dengan paksa Jaemin menarik tangan Sehun dan dengan setengah menyeretnya masuk ke dalam ruangan kelas.
Tak jauh di belakang mereka, seorang namja bertubuh tinggi, berkulit kecoklatan dan mengenakan kaca mata tengah tersenyum ketika mendengar percakapan kedua namja manis tadi. "Namja yang lucu," gumamnya sebelum melangkah masuk dengan tenang ke dalam ruangan yang sama dengan kedua namja manis itu.
"Kau ini, aku akan membakar koleksi film vampire milik aunty nanti."
"Eh, kenapa kau ingin membakarnya?"
"Karena melihat koleksi film milik aunty, kau jadi penakut seperti ini."
"Aku tidak penakut."
"Ya, kau itu penakut."
Kedua orang itu, Sehun dan Jaemin terus berdebat tanpa menghiraukan sosok namja berkaca mata yang lewat di samping mereka dan duduk tepat di bangku paling belakang di barisan meja Sehun.
"Sst... kalian diamlah, lihat guru Choi, sudah di depan pintu." Seorang siswi berambut pendek memperingatkan mereka berdua, dan berhasil Sehun dan Jaemin langsung diam dan duduk dengan tertib.
Guru Choi masuk ke dalam ruangan di iringi dua orang namja yang berpakaian sama seperti mereka. untuk sesaat Sehun dan Jaemin saling pandang.
"Aku merasa tubuhku merinding." Gumam Jaemin.
"Sama, Hunnie juga merasakannya. Hunnie takut..."
Jaemin dengan cepat mengenggam tangan namja manis yang terlihat ketakutan itu. "Tidak apa apa mungkin hanya pengaruh AC, sekarang sudah tidak lagi." Jaemin berusaha menenangkan, walau keringat dingin juga mengucur turun dari keningnya.
"Silahkan perkenalkan nama kalian."
"Lee Jeno..."
"Kim Myungsoo..."
Hanya nama itu yang sempat terdengar di telinga Sehun sebelum ia pingsan di kursinya.
"Hunnie... yak... Hunnie... kau kenapa..."
Grakk
Suara kursi yang digeser dan suara orang yang berjalan mendekat, mengalihkan perhatian Jaemin. Ia segera mendongak dan menatapi seraut wajah tampan yang memakai kaca mata kini membungkukkan badannya di samping Sehun. Itu, Kim Jongin. namja terpintar di kelasnya, atau bahkan bisa di bilang di sekolahnya, karena itulah meski baru kelas satu, ia sudah terpilih menjadi ketua osis.
"Dia pingsan. Aku akan membawanya ke ruang kesehatan."
Setelah berbicara sebentar dengan gurunya, Jongin segera menggendong Sehun dan melangkah keluar kelas di ikuti oleh Jaemin yang terus terisak. Tak sengaja saat melewati di depan kelas, pandangan Jaemin bertemu dengan kedua namja yang masih berdiri di depan. Ia cepat-cepat membuang pandangannya dan melangkah lebih cepat untuk mengimbangi langkah Jongin.
"Dia manis..." gumam salah seorang dari namja yang masih berdiri di depan itu.
Yang seorang lagi langsung menoleh. "Apa?"
"Pria yang digendong namja berkacamata tadi manis, ku rasa aku menyukainya."
Tak ada suara lagi yang terdengar, kecuali dari guru mereka yang meminta keduanya untuk segera duduk menempati kursi kosong di barisan belakang.
Di ruang kesehatan, Jaemin terus terusan menatap gelisah ke arah Sehun yang sedang di periksa oleh dokter.
"Dia tidak apa-apa hanya sedikit shock, kurasa sebentar lagi dia akan bangun." Dokter cantik itu tersenyum ramah pada Jaemin. "Aku akan pergi sebentar, kau bisa menjaganya selama aku pergi kan?"
Jaemin langsung mengangguk dengan cepat. "Terima kasih dokter," ucapnya pelan.
"Apa yang membuatnya bisa pingsan seperti itu?"
Ah, hampir saja Jaemin melupakan sosok yang tadi menggendong sepupunya ke tempat ini. "Aku tidak tahu, saat kedua murid baru itu masuk, aku dan Sehun langsung merasa merinding dan saat keduanya menatap kami, tiba tiba saja Sehun pingsan."
Jongin mengerutkan keningnya, terlihat berpikir, sebelum kembali rileks. "Begitu ya..."
"Kau mungkin tak mengerti," tukas Jaemin. "Tapi Sehun sangat takut dengan hal hal yang..."
"Nana..."
"Hunnie, kau sudah bangun." Jaemin langsung melompat bangkit dari kursinya dan memeluk erat tubuh Sehun.
"Hunnie di mana?" pertanyaan itu terlontar begitu saja, saat Sehun merasa asing dengan tempatnya berbaring. "Huweee... Hunnie tidak di culik ke sarang vampire kan?"
Pletakk
"Ini ruang kesehatan bodoh, kau pingsan di dalam kelas."
"Nana... kening Hunnie sakit..." rengek Sehun. ia mengerjapkan matanya sekali lagi dan langsung bertemu pandang dengan Jongin yang tengah menahan tawanya. Semburat merah langsung menghiasi pipi mulus Sehun. "Nana... kenapa kau tidak bilang kalau ada Jonginie disini," bisiknya.
"Lho kan Jongin yang menggendongmu kesini."
"Ehh..." wajah Sehun semakin merona saat ia mencuri curi pandang pada Jongin. "Terima kasih sudah membawa Hunnie kesini..." ucapnya canggung.
"Tidak masalah." Jongin melirik ke arah jam di dinding. "Apa kau merasa sudah lebih baik, ku rasa aku harus kembali ke kelas sekarang."
"Hunnie ikut..." ucap Sehun. "Eh, maksud Hunnie, Hunnie dan Nana juga akan ke kelas." Sehun menggaruk lehernya dengan gerakan canggung.
"Kau yakin sudah pulih kembali dari shockmu?"
Sehun mengangguk dengan cepat. "Iya..."
"Baiklah, ayo kembali ke kelas."
Saat ketiganya keluar dari ruang kesehatan, bel tanda waktu istirahat telah berbunyi dan semua siswa berhamburan keluar kelas.
Deg
Tiba tiba hawa dingin yang sama kembali terasa, dan Sehun merapat ke sisi Jongin dan menarik tangan Jaemin untuk makin mendekat.
"Ada apa?" tanya Jongin bingung.
"Hunnie tidak tahu, tapi rasanya ada hawa dingin di sini, sama seperti di dalam kelas tadi." Bisik Sehun. saat ini ketiganya tengah melewati koridor yang kosong.
"Tapi aku tidak merasakannya." Protes Jaemin. "Kau bagaimana Jong?"
Jongin hanya menggeleng, ia memperhatikan wajah Sehun yang berkeringat dengan kening berkerut. Saat itulah tiba tiba saja Sehun menggenggam jemarinya dengan erat. Jongin menoleh ke depan dan pandangannya bertemu dengan dua orang murid baru yang melangkah tepat ke arah mereka. Tatapan Jongin berubah datar.
"Di... dia Vam... vampire..." bisik Sehun terbata-bata.
"Bukan..." gumam Jongin.
"Tapi Hunnie juga merasakannya saat pertama kali dia masuk ke dalam kelas." Bantah Sehun.
"Bagaimana kalau vampirenya itu aku?" tanya Jongin.
"Jonginie jangan bercanda, tanganmu hangat, vampire itu kan dingin." Gerutu Sehun, wajahnya cemberut.
Jongin tersenyum tipis melihat wajah menggemaskan yang ditampilkan Sehun.
Saat mereka berpapasan, Sehun cepat-cepat menundukkan wajahnya, aura dingin itu semakin kuat dan...
"Hatchi..." Jaemin bersin dengan tiba tiba. "Ah, sialan. Di sini tidak ada hewan berbulu kenapa aku bersin sih," umpatnya.
"Mungkin ada tikus." Ucap Sehun polos.
"Bukan..." Jongin menoleh ke belakang dan bertemu pandang dengan salah satu murid baru itu. Lee Jeno, namja itu tersenyum ke arahnya. "Dia..."
0)(0
Di hutan pinggiran kota, terlihat tiga bayangan bergerak dengan kecepatan yang luar biasa menuju arah kota. Setelah cukup lama bergerak, ketiga bayangan itu berhenti di sebuah atap gedung tinggi. Bayangan itu berubah menjadi tiga sosok namja yang hanya mengenakan celana panjang tanpa atasan.
Ketiganya memperhatikan arus lalu lalang manusia di bawah sana.
"Kau yakin dia berada di kota ini,"
"Tentu saja. Aku merasakan kehadirannya di kota ini,"
"Sayang sekali sepertinya dia bisa berhasil menyembunyikan jati dirinya dari kita. Apakah dia orang yang hebat?"
"Hanya ada dua kemungkinan, dia orang yang kuat dan pintar menyembunyikan jati dirinya atau..."
"Apa itu?"
"Dia tidak menyadari jati dirinya yang sebenarnya."
"Apapun itu kita pasti berhasil mendapatkan darah dan membunuhnya."
"Sekuat apapun seorang half blood, dia tidak akan pernah menang dari kita..."
Seringaian lebar terlihat dari pria yang berada di tengah. "Tak lama lagi kita pasti berhasil menemukannya dan dunia akan menjadi milik kita seutuhnya."
.
.
.
.
.
TBC
Sudah ada bayangan siapa Half Bloodnya? Jangan terjebak dengan cerita yang pertama ya. Karena main cast di ff ini ga hanya KaiHun. Semuanya sudah aku pikirkan matang matang sih, yang mana Half-blood vampire, werewolf n human. Tapi kalo ada yang bisa nebak, berarti kita satu pikiran.
So, meski ini mungkin mengecewakan, mohon reviewnya ya...
Salam damai kaihun shipper
Syakila8894
