REALLY?
[ Main Pairing: HaeHyuk/EunHae ]
[ Warning: Genderswitch, OOC ]
[ Genre: Hurt / Romance, Friendship ]
[ Rate: T ]
..o..
Seorang gadis kecil berlari keluar dari rumahnya. Ia tidak memedulikan panggilan ibunya yang hendak mencegat kepergiannya. Ia terus berlari sembari mengusap matanya yang terus terasa basah. Ia tidak sedikitpun menanggapi apa tanggapan orang saat ini padanya. Hanya satu yang ada dipikirannya. 'menemuinya secepat yang kubisa'.
"Hhh- Hhh- Hhh.." si gadis kecil berusaha mengatur nafasnya. Ia kini membungkuk dikarenakan tangannya bertumpu pada kedua lututnya. Ia berusaha menopang berat tubuhnya yang kelelahan setelah berlari tadi.
"Hhh.. akhirnya.. akhirnya! Aku.. aku sampaihh Hhh- Hhh-" badan gadis kecil itu sekarang bergerak naik. Kini ia sudah kembali berdiri dengan tegap, meski jantungnya masih berdegub kencang. Entah apa yang membuat jantungnya tidak berdetak normal. Mungkin karena terpompa terlalu kuat saat ia berlari tadi? Atau karena perasaannya? Entahlah. Ia yang masih kecil belum mengerti arti dari deguban didadanya.
Senyum manis terkembang diwajah gadis kecil itu, menambah kesan menawan pada raut wajahnya, ya manis, jika saja wajah itu tidak tampak kusut saat ini. Ia mengusap matanya. Menyeka jejar airmata yang terukir diwajah putih mulus miliknya.
Gadis itu melangkah menuju sebuah rumah mewah. Terus saja senyum manis terukir diwajahnya. Ia terus melangkah dan melangkah, sampai ia berhenti tepat didepan pintu masuk rumah megah itu.
"Ah- AHJUMAA!" panggilnya seriang mungkin. Ia tidak mau tampak sedih seperti tadi. Ia kemudian memasang wajah ceria yang memang menjadi ciri khasnya selama ini.
Lama ia menunggu hingga seorang wanita paruh baya membukakan pintu untuknya. "Hyukkie.. ada apa?" tanya sang wanita ramah. Wanita itu kini berlutut, men-sejajar-kan tinggi badannya dengan si gadis kecil. Tangannya bergerak untuk mengusap butiran keringat yang meleleh diwajah sang gadis.
"Fishy dimana, Jumma" gadis kecil itu tersenyum manis. Terlalu manis hingga wanita paruh baya didepannya ikut tersenyum saat melihat senyum gadis kecil itu.
"Mianhe.. tapi Fishy sedang tidak mau diganggu chagy!" ucap wanita paruh baya itu dengan berat hati. Saat itu juga hati gadis kecil itu serasa diremas. Ia tidak dapat lagi menahan air matanya. Detik berikutnya ia menutup matanya yang kembali basah dengan lengan kecil miliknya.
Gadis kecil itu tidak kuat lagi. Ingin rasanya dia berteriak saat itu. Namun suara wanita paruh baya tadi yang berusaha menenangkannya, akhirnya meredam keinginan gadis kecil itu untuk menyuarakan isi hatinya. Ia hanya terisak kecil, ya! Hanya terisak kecil.
|| Flashback:
Namanya Lee Hyukjae. Gadis kecil berusia sepuluh tahun. Ia kelihatan tidak bersemangat saat ini. Bagaimana tidak, sudah setengah hari sahabat terbaiknya tidak mengunjunginya. Gadis kecil itu bingung. Ia yakin sepertinya sang sahabat sedang kesal padanya.
Hyukjae kembali menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal. "Kenapa dia belum mengajakku bermain yah? Emang aku ada salah ya?"
Hyukjae perlahan turun dari kasurnya. Ia berjalan pelan menuju jendela kecil tempat ia biasa menunggu seseorang untuk mengajaknya bermain.
'Ckleek!'
Hyukjae membuka jendela kamarnya. Angin sore menyambutnya dengan menerpa halus wajahnya menyebabkan rambut panjang sang gadis kecil itu melayang-layang, seirama dengan hembusan angin.
"Kamu dimana? Lama sekali!" ucap Hyukjae sambil mendengus kesal. Wajah manisnya seakan pudar, tersamarkan oleh rasa sedikit kesal dan bosan yang memaksa hinggap diwajahnya.
'DEG'
"Eh?" kaget Hyukjae ketika otot disekitar tulang pipinya berdenyut pelan. Tangannya terangangkat menyentuh bagian yang tadi berdenyut itu. Seketika itu juga perasaan tidak nyaman menyeruak masuk kealam hatinya.
Sejenak Hyukjae mulai berpikir, apa arti dari denyutan tadi hingga perasaan gundah sekarang.
"Kau tau Hyukie, kalau bagian sini berdenyut artinya kau akan menangis!" kalimat salah satu teman perempuan Hyukjae itu kini terngiang ditelinganya. Saat mengatakan hal itu, teman Hyukjae kemudian menyentuh bagian yang lunak diatas tulang pipi Hyukjae, guna menunjukkan lokasi denyutan yang ia maksud.
"Aku akan menangis ya? Tapi untuk apa?" Hyukjae menerawang jauh, tatapannya seakan meminta angin untuk menjawab pertanyaan polos yang baru saja terlontar dari mulutnya.
"Hhh.. Andai ikan itu datang, aku kan tenang sekarang." merasa bosan menunggu didepan jendela, Hyukjae membalik badannya dan kembali naik keatas kasur empuk berwarna baby blue miliknya. Ia merebahkan dirinya nyaman diatas tempat tidur kesayangannya itu.
'DEG!'
Kembali denyutan itu dirasakan oleh Hyukjae. Dan saat itu juga, perasaan tidak tenang bergemul dalam hati gadis kecil itu.
"Aish! Ada apa sih!" ucap Hyukjae kesal sambil merubah posisinya menjadi duduk. Jantungnya kini berdebar tidak karuan. "Hae!" panggil Hyukjae tanpa sadar.
'Tok- Tok- Tok!'
Bunyi ketukan pintu kamar itu sedikit mengejutkan Hyukjae. Ia mengelus dadanya seakan-akan menyuruh debaran didadanya untuk menenang. Ia kemudian berdiri dan berjalan menuju pintu kamarnya untuk membukakan pintu kamarnya itu.
"Umma.." wanita yang dipanggil 'Umma' itu tersenyum kepada Hyukjae –anaknya-. Wanita itu kemudian menggenggam tangan Hyukjae dan menuntunnya kearah tempat tidur Hyukjae. Mereka berdua kemudian duduk.
Tangan sang Umma mengelus lembut rambut Hyukjae. "Hyukie, kau bertengkar?"
"Annio.." jawab Hyukjae sambil menggelengkan kepalanya. "Kenama Umma?" lanjutnya sambil menatap heran Ummanya.
"Ini, Umma temukan didepan pintu sayang, dari Donghae." Mendengar nama sahabat disebutkan, tangan kecil Hyukjae dengan cepat mengambil kertas kecil dari tangan Ummanya. Tanpa berlama-lama, ia membuka kertas itu yang semula terlipat-lipat.
'Untuk: Hyukjae-ssi'
Satu kata diawal itu sudah membuat Hyukjae merasa semakin tidak tenang. Biasanya sang sahabat menyebut Hyukjae dengan panggilan 'My Mongkey'. Jelek memang. Hyukjae sendiri kesal dipanggil seperti itu. Tapi itulah panggilan sayang sanabatnya untuk dirinya. Dan kini sahabatnya memanggil namanya secara formal. Tentu ini membuat bingung Hyukjae.
'Mian, aku sudah tidak mau bermain denganmu lagi'
Air mata mulai menggenang dipelupuk mata Hyukjae. Kenapa? Kenapa sang sahabat tidak mau bermain dengannya lagi?
'Kau sudah membuatku malu! Aku malu didepan Jessica.'
Jessica? Ya! Gadis cantik yang menjadi pujaan setiap namja disekolah Hyukjae. Teman Hyukjae! Tepatnya sahabat perempuan Hyukjae.
'Kau kan yang mengatakan pada Jessica kalau aku suka menangis? Kau kan yang mengatakan pada Jessica kalau aku hanya pura-pura bersikap pemberani, padahal sebenarnya aku ini penakut? Kau juga kan yang mengatakan pada Jessica bahwa hanya kau sahabatku, aku tidak punya sahabat laki-laki untuk diajak bermain game dan sebagainya?
Kau jahat Hyukjae! Kau jahat! Aku membencimu!'
Sign: Lee Donghae
Terjawab sudah rasa tidak nyaman yang dari tadi terus menguasai perasaan Hyukjae. Mata gadis kecil itu kini mulai berkaca kaca. Dan, kalimat terakhir sukses membuat air mata Hyukjae tumpah. Ia tidak kuat lagi membendung rasa sakit yang amat teramat sakit dalam dadanya.
Bagaimana tidak? Saat sahabat yang benar-benar kau sayangi sepenuh hatimu, sahabat yang amat sangat kau cintai, kini mengatakan benci padamu! Benci!
Segera dipeluknya erat sang Umma berharap, mendapat sedikit kekuatan untuk menerima sakit dihatinya. Namun tidak bisa! Hal itu tidak mengurangi luka hati Hyukjae saat ini. Sang Umma ikut berlinang air mata, menatap putri tunggal semata wayangnya menangis. Menangis karena dibenci oleh orang yang amat berarti dalam hidup putrinya.
"Hyukie.. sudah chagi! Jangan-"
"Umma, Fishy bohongkan? Ia hanya ingin mengerjaikukan?" potong Hyukjae. Umma Hyukjae menatap miris pada putrinya. Kembali tangannya mengalung dikepala Hyukjae, membawa anaknya kembali dalam dekapan hangatnya sebagai seorang ibu.
"Umma, ja.. hiks.. Jawab!" tuntut Hyukjae disela isak tangisnya.
"Umma harus bilang apa Hyukie? Surat itu Donghae seniri yang memberikannya." Ungkap sang Umma lemah.
Mendengar pernyataan sang Umma, buru-buru Hyukjae menarik tubuhnya dan menjauh dari Ummanya. Ia berlari cepat meninggalkan sang Umma yang berusaha mengejarnya. Ia mengerahkan seluruh tenaganya untuk terus berlari secepat yang ia bisa. Hingga ia berhasil keluar rumah, berlari semakin jauh tanpa memedulikan sang Umma yang terus meneriaki namanya.
||Flashback off!-
..o..
Seorang gadis kecil itu kini berdiri di samping sebuah dinding bangunan (rumah) mewah. Ia mendongakkan kepalanya, menatap jendela yang berada dilantai dua.
"HAE!" panggil gadis kecil itu.
"HAEEEE!" ia masih berusaha meneriaki nama sahabatnya.
"HAEE!"
"Hyukie, sudahlah, ayo kita pulang!" pinta seorang wanita paruh baya. Suaranya terdengar membujuk sigadis kecil agar mau pulang bersamanya.
"Annio Umma, aku mau Fishy mendengar penjelasanku." Kembali si gadis kecil meneriaki nama sahabatnya. Namun sia-sia. Yang dipanggil tidak juga kunjung menjawab.
"Haee-" suara si gadis kecil merendah. Ia sudah tidak kuat. Ia lelah terus melakukan hal yang sia-sia seperti ini. Tatapannya memudar karena air yang mulai menggenangi pelupuk matanya.
"Hyukie," panggil seorang lagi wanita paruh baya yang juga sedari tadi menatap iba pada gadis kecil itu. "Hyukie, pulanglah, nanti Jumma yang akan jelaskan pada Hae. Jumma akan jelaskan kalau dia hanya salah paham." Wanita paruh baya itu mengenggam tangan Hyukie sayang.
"Iya chagi. Kau sudah kelelahan, lebih baik kita pulang yah!" bujuk sang Umma. Gadis itu hanya diam, tidak mengangguk ataupun menggeleng. Ia melepaskan tangan Ahjummanya dan beralih menggenggam tangan Ummanya.
"Umma, aku lelah!" hampir saja kedua wanita paruh baya itu menangis melihat keadaan gadis kecil itu saat ini. Tapi syukurlah hal itu tidak terjadi. Dengan tersenyum Umma gadis itu memindahkan berat tubuh anaknya, Umma gadis itu menggendong anaknya. Tangannya kirinya mengelus sayang kepala anaknya yang kini terbenam dibahunya.
"Teukie-ya, kami pulang, sampaikan salamku dan Hyukie pada Hae." pamit Umma gadis kecil itu ramah.
"Ne, Heenim, maafkan anakku."
"Gwechanayo!" detik berikutnya Heechul melangkahkan kaki jenjangnya, meninggalkan Leeteuk yang tengah merasa bersalah pada gadis kecil nan manis -Hyukjae.
"Umma!" panggil Hyukjae pelan.
"Eum?" jawab sang Heechul sambil tersenyum manis. Kepalanya bergerak mendekat ke kepala putrinya dan mengecup sayang kepala putrinya.
"Aku lelah!" ungkap Hyukjae. Ummanya tertawa miris. Sebagai seorang ibu, ia mengerti apa yang putrinya rasakan saat ini.
"Ne, Umma tahu!"
"Umma, bernyanyilah untukku." pinta Hyukjae. Heechul tersenyum sebentar lalu mulai bernyanyi untuk putri tercintanya. Airmatanya mengalir saat ia menyanyikan lagu 'It Has To Be You!'.
Sepanjang jalan pulang ia menyanyikan lagu itu untuk putrinya. Meski ia tahu, putrinya telah tertidur bahkan saat ia baru menyanyikan seperempat dari lagu itu diawal.
"Jangan menangis sayang. Umma sakit!" umma gadis itu tersenyum miris. Ia terus berjalan pelan. Ia tidak mau terburu-buru yang nantinya akan membuat risih tidur lelap anaknya.
..o..
*Enam tahun kemudian!*
"Hae.. hiks! Jangan benci aku Hae, hiks! Jangan, hiks!"
"Hae.. hiks- Aku.. aku- jangan benci aku Hae, hiks!"
"Hae~
"HYUKIE!"
.
Donghae Pov:
.
"HYUKIE!"
Teriakku ketika aku terbangun dari tidurku. Nafasku menderu dengan cepat sedikit keringat tampak meleleh dikeningku. Segera kuambil gelas kaca bening berisikan air mineral yang memang biasa aku siapkan sebelum tidur. Perlahan, kutegak air mineral itu, dan berhasil. Sekarang aku merasa lebih baik.
Ya! Aku bermimpi lagi. mimpi yang selama enam tahun ini terus saja setia menjadi kembang tidurku. Memang tidak setiap malam aku memimpikan hal yang sama. Namun ada saat tertentu aku memimpikan hal ini. Dan mimpi ini selalu sama. Aku selalu memimpikan Hyukie yang menangis dan memohon agar aku tidak membencinya.
Ini mungkin bentuk rasa dari bersalahku.
Hyukie.. anni.. namanya Lee Hyukjae, sahabat kecilku.
Sahabat? Apa masih pantas aku menganggapnya sahabat? Setelah apa yang aku lakukan padanya.
Lee Hyukjae, seorang gadis yang enam tahun lalu adalah sahabatku. Dia seumuranku, ah.. tidak, dia lebih tua beberapa bulan dariku. Tapi aku tidak pernah memanggilnya Noona. Kami tumbuh bersama sejak kecil. Kami selalu bersama, berbagi dan… yah.. kedekatan kami bahkan seperti saudara kembar.
Lee Hyukjae, gadis kecil yang meninggalkanku, mungkin sudah melupakan karena kebodohanku. Aku menyakitinya karena kesalahpahamanku. Aku yang dengan sepihak memutuskan tali persahabatan kami.
Kenapa aku begitu bodoh saat itu. Aku membiarkan Hyukie menangis hingga kelelahan hari itu. Aku ingin memeluknya dan menyuruhnya diam dan menemaninya sampai ia tertidur. Tapi yang aku lakukan? Aku membiarkannya terus menangis. Aku tidak memperdulikan panggilannya.
Dan sekarang aku menyesal. Menyesal setelah mengetahui ia pergi meninggalkanku. Dan aku semakin menyesal saat mengetahui kenyataan pahit yang membuat Hyukie harus meninggalkanku.
.
|| Flashback on:
Still Donghae Pov:
.
Aku sudah tidak lagi mendengar suara isak tangis dari Hyukie. Sakit memang saat ini mengetahui kenyataan aku tengah membuat Hyukie menangis. Tapi menurutku itu tidak seberapa dibanding dengan perasaan maluku tadi didepan Jessica.
Hyukie sangat jahat mengatakan aku ini yang bukan-bukan pada Jessica.
Bagaimana aku tahu? Jessica sendiri yang menyakan kepadaku. Aku yang kaget sontak bertanya balik padanya. "Siapa yang memberitahumu?" Jessica hanya terkekeh saat itu. Aku tidak tahu arti dari kekehannya itu. Daripada kupusingkan, dengan sepihak kuputuskan Jessica sedang menertawaiku dan mungkin saat ini menganggapku cowok lemah atau mungkin banci?
Pemikiranku membuatku menatap horror pada Jessica. Aku yang saat itu sedang asyik bermain ayunan ditaman dekat rumah, kini sudah tidak merasa nyaman lagi.
"Ternyata.. kamu.." ucap Jessica menggantung karena ia masih terus terkekeh. "Hyukie.. dia.. polos sekali." lanjut Jessica yang berhasil membuatku marah. Sangat marah. Jadi Hyukie, Kau!
Aku berdiri dari ayunanku. "DIAM!" teriakku yang berhasil membungkam Jessica. Aku meliriknya sebentar. "Donghae.." ucapnya dengan suara bergetar. Aku membuang muka darinya kemudian berlari. Berlari pergi meninggalkan Jessica yang tengah memanggil namaku.
'Hyuk! Aku benci padamu!'
.
..o..
Umma, mengetok pintu kamarku sambil menyerukan namaku. Aku tidak mau membuat Umma khawatir. Langsung saja aku membukakan pintu kamarku.
Umma tersenyum sekilas padaku. Aku yakin Umma mau membicarakan perihal Yeoja jahat itu –Hyukie. "Umma, aku tidak ingin membicarakannya sekarang! Dia jahat!" ucapku sukses membuat Umma memelototkan matanya. Hm.. biasanya jika Umma meatapku dengan mata melotot seperti itu, ia tidak setuju dengan ungkapanku dan akan memarahiku.
"Hae.. dengar, kau- "Umma" aku memotong kalimat Ummaku. Tidak sopan memang, tapi ini lebih baik daripada aku harus membicarakan Yeoja itu saat ini.
"Baiklah, biar kau yang merenungkannya sendiri. Siapa yang jahat sebenarnya? Dan selama kau merenungkannya, Umma tidak mengijinkanmu keluar rumah, bahkan sekolah sekalipun!" titah Umma telak. Aku tidak melawan karena menurutku itu juga baik, setidaknya dalam beberapa hari aku tidak akan bertemu Hyukjae.
..o..
Baik, ini sudah hari ketigaku 'merenung'. Dan menjadi hari ketigaku pula absen disekolah. Dan otomatis hari ini juga merupakan hari ketigaku tidak bertemu Hyukjae.
Anni! Aku tidak merindukannya. Aku hanya kepikiran tentangnya saja. Entah mengapa setiap aku memikirkannya, aku selalu merasa gelisah.
..o..
Aku memutuskan sekolah hari ini. Umma mengijinkanku karena memang sekolahku hanya memberikan ijin untuk muridnya tidak hadir hanya tiga hari.
.
Aku duduk ditempat dudukku. Rasanya aku merindukan kelasku. Aku tidak melihat Hyukjae tadi, apa dia sudah masuk kekelas? Mungkin! Untuk apa aku memikirkannya. Memikirkan sahabat yang jahat seperti dia.
..o..
"Donghae!" panggil seseorang yang sudah kukenali, Jessica. Mau apa dia?
"Hn.. Maafkan aku. Waktu itu aku yakin kau pasti mengiraku akan menjelek-jelekkanmu, bukan?" tanyanya dengan nada bersalah. Aku mencoba manyibukan diriku. Berlakon seakan-akan aku tidak memperdulikan Jessica yang tengah menjelaskan kesalah pahamanku.
"Sebenarnya, waktu itu aku hanya mau meyakinkan, apa benar kau yang disukai sahabatku!" sambungnya. Meyakinkan? Maksudnya? Aku mulai tertarik dengan pembicaraan ini. "Maksudmua apa?" tanyaku penasaran.
"Kau tahu, sebelumnya, Hyukie kupaksa memberitahuku tentang namja yang ia sukai. Dia hanya memberitahuku tentang sifat namja itu. Dan saat itu, aku langsung kepikiran, namja itu adalah kau Donghae. Tapi aku masih belum yakin, sampai aku menanyaimu waktu itu."
"Maksunya apa sih? Aku tidak mengerti." Jujur, aku masih bingung dengan maksud Jessica. Sifat namja yang disukai Hyukie ada padaku?
"Hah~" Jessica menghela napas berat. "Hyukie, menyu-kai-mu Dong-hae!" ucapnya penuh penekanan yang berhasil membuatku membulatkan mataku. Jessica terkekeh kecil melihat reaksiku.
"Kau harus temui dia! Arra? Tapi dirumahnya!" perintah Jessica yang kembali membuatku heran.
"Kenapa harus dirumahnya?"
"Hyukie sejak kemarin tidak masuk, Donghae!" Jessica memberitahuku. Aku menatapnya bingung. "Aku tidak tahu kenapa." Lanjut Jessica.
Saat itu entah mengapa aku merasa senang. Aku rasanya mau cepat-cepat pulang, membelikan susu strawberry kesukaan Hyukie dan menemuinya dirumah. Hyukie, tunggu sebentar lagi! Kita akan bermain lagi.
.
|| Flashback Off!
Aku tidak menyangka, aku begitu emosional saat masih kecil, ternyata Hyukie menyukaiku. Dan ehm.. aku juga menyukainya saat itu bahkan sampai sekarang, sampai enam tahun berlalu.
Aku yang masih bocah saat itu dengan semangatnya berlari menuju rumah Hyukie. Dari jauh, aku sudah keheranan, masalahnya rumah Hyukie sepi. Mobil Ahjussi Hangeng juga tidak ada. Tapi aku yang masih kecil tidak memusingkan hal itu. Aku terus saja dengan riangnya berlari kecil menuju rumah Hyukie sambil menenteng plastic kecil yang berisi tiga botol susu strawberry.
.
"Tuan Hae" ucap bibi yang membukakan pintu untukku.
"Hyukie dimana bibi? Boleh aku menemuinya? Apa dia sakit?" tanyaku bertubi-tubi pada bibi itu. Aku ingat jelas saat-saat ini. Bibi itu tersenyum kecut kepadaku. Ia kemudian berjongkok men-sejajarkan tinggi badannya denganku.
"Tuan, Nona Hyukie, dia sudah tidak ada disini."
'DEG..'
'Apa maksud bibi ini? Hyukie tidak ada disini? Lalu dimana? Dirumahku?' itulah yang Donghae kecil pikirkan. Polos bukan?
"Nona Hyukie mengalami kecelakaan Tuan. Dan dia diharuskan berangkat ke tempat yang jauh sekali!" haha.. saat itu aku hanya terdiam. Aku terus mematung didepan bibi itu yang sudah sesegukan karena menangis. Tempat jauh itu adalah Canada. Jauh sekali bukan.
.
Pulang dari rumah Hyukie, aku langsung menuju rumahku. Aku berjalan sangat lemas, hingga aku limbung dan terjatuh. Beruntungnya saat itu terjatuh didepan pagar rumahku dan saat itu, Ummaku berada dihalaman rumahku.
Umma yang kaget melihatku tersungkur ditanah langsung menghampiriku dan kemudian memelukku. Ummaku memang peka akan perasaan orang yang berharga baginya.
Sesaat setelah Umma memelukku, airmataku bak air terjun mengalir deras turun dari mataku. Aku menyebut nama 'Hyukie' disela isak tangisku. Umma semakin mengeratkan pelukannya padaku berusaha menenangkan aku yang menangis sejadi-jadinya.
Hyukie kecilku pergi dariku. Pergi ketempat yang jauh. Sampai sekarang, aku masih merutuki kebodohanku dulu. Aku, -Donghae kecil, yang membiarkan yeoja yang paling berharga pergi meninggalkanku.
Dari bibi dirumah Hyukie, aku mengetahui hal yang membuat Hyukie kecelakaan. Aku baru berani bertanya setelah dua bulan Hyukie pergi ke Canada.
Kata bibi itu, Semalam sebelum kecelakaan Hyukie, ia menangis sesegukkan. Ia terus mengumpat dirinya karena telah membuat Donghae kecil marah padanya. Ia kemudian lari dari rumah menuju rumahku. Dijalan, ia tidak memperhatikan kiri-kanan sehingga ia tertabrak oleh mobil Box yang supirnya tengah mengantuk.
Hyukie kecil langsung tak sadarkan diri. Untungnya supir itu bertanggung jawab dan mengantarkan Hyukie kerumah sakit.
Akibat kecelakaan itu, Hyukie menderita cedera berat. Dokter yang didatangkan langsung dari Seoul kedesaku menyarankan agar Hyukie dibawa keluar negeri untuk menerima perawatan disana.
Setiap mengingat cerita ini, air mataku menetes. Hatiku bagai tertohok. Aku menyesal. Menyesal membuat Hyukie menderita. Aku memang namja jahat yang membuat wanita yang kucintai menderita. Ya, sekarang, aku tidak hanya menyukainya. Aku mencintainya.
Donghae Pov End!
.
..o..
.
Author Pov:
-Skip time-
"Harapanku saat ini agar dia bisa kembali kesini. Aku akan menebus kesalahanku padanya. Enam tahun, tidakkah itu waktu yang lama untukku terus menunggumu Hyukie? Tidakkah enam tahun penyesalanku terlalu lama Hyukie?
Aku menginginkanmu sekarang! kemabalilah, dan aku akan menjagamu. Aku tidak akan berbuat bodoh lagi. Aku berjanji!"
Kata-kata itulah yang dibuat Donghae saat ini. Ia menuliskan kata-kata itu pada selembar kertas merah muda berbentuk persegi empat. Donghae kemudian melipat-lipat kertas itu hingga terbentuklah origami bangau kecil. Entah itu sudah bangau ke-seribu-berapa yang dibuat Donghae. Ia tidak pernah mengumpulkan dan menghitungnya. Ia akan langsung melemparkan bangau itu keSungai Han. Dengan harapan, perasaannya terbawa arus dan sampai pada gadis manis yang enam tahun lalu meninggalkannya.
"HYUK! AKU MENCINTAIMU! AKU MENUNGGUMU! JIKA KAU PULANG NANTI MENIKAHLAH DENGANKU. KITA BUAT ANAK YANG BANYAK DAN MENJADIKAN MEREKA GRUP IDOLA SEPERTI SUPER JUNIOR! KAU DENGAR?" teriak Donghae tanpa memperdulikan reaksi orang-orang yang mendengar teriakkannya.
Setelah berteriak dengan pedenya seperti tadi, Donghae langsung tersenyum puas. Ya, hanya dengan cara ini, ia merasa penyesalannya sedikit berkurang.
Yang diteriakkannya tadi bukan hanya sekedar janji anak umur enam belas tahun. Melainkan janji seorang laki-laki dewasa. Meski rintangannya akan sulit nantinya, ia harus optimis. Ia harus optimis menantikan Hyukienya. Donghae tersenyum puas sekali lagi.
Ia kemudian berbalik dan melangkah menjauh dari Sungai Han. Dengan langkah ringan, ia berlari kecil pulang menuju rumahnya. "Hyukie, saranghae."
.
.
.
.
.
author area:
hah~ lama dah ga publish,
mian author datang publishnya FF baru bukan yang itu *lirik releasing -'o'-
yah.. biasalah mampet ide XDDD
.
okedah,, yang baca must Review nya...
author tunggu ripiunya..
.
oya, author berencana mw publish FF di FB, ada yang mau ditag?
ini Fb author Soraya Park (jungsoo_aya . parkyahoo . com *haps spasi*)
yang mau temenan via twitter reint_park
.
Review Please^^
