Halooo.
Saya baru di fandom Naruto ini, salam kenal.
Sasuke adalah butler yang bekerja untuk keluarga besar konglomerat Uzumaki. Ia telah mencurahkan tenaga demi melayani keluarga tersebut selama hampir separuh usianya meski Sasuke sendiri masih terbilang cukup belia dipertengahan dua puluh.
Semua berawal ketika ia berusia dua belas tahun, kedua orang tua beserta sang kakak satu-satunya terpaksa kehilangan nyawa akibat kecelakan lalu lintas. Banyak yang ingin mengasuhnya kala itu karena dimata mereka Sasuke merupakan anak yang cerdas, tenang dan kreatif. Namun pilihan Sasuke jatuh pada keluarga Uzumaki yang memiliki hubungan dekat dari pihak ayahnya.
Kelurga Uzumaki memberikan tempat tinggal, makanan dan pendidikan yang sangat baik bagi Sasuke. Meski pada awalnya tujuan mereka adalah mengangkat Sasuke sebagai anak, namun pemuda itu menolak dengan alasan tak ingin menanggalkan nama sakral Uchiha dan seorang Uchiha tidak akan bertahan hidup dengan cara berhutang atau pun bergantung pada orang lain. Maka menjadi butler dan mengabdikan diri adalah pilihan Sasuke.
Pada Awalnya Sasuke sendiri di khususkan untuk melayani sang nyonya, lebih tepat di sebut sekertaris pribadi sebenarnya karena tugas Sasuke ialah membuat teh dan cemilan, menemani berbelanja atau menghabiskan waktu di perpustakaan pribadi, terkadang Sasuke juga mengatur jadwal Kushina saat membantu sang suami menjalankan perusahaannya. Sasuke dapat melakukan apa saja bahkan menjadi teman debat sang tuan mengenai masalah bisnis dan politik. Namun semua berubah ketika Kushina sang nyonya Uzumaki melahirkan seorang bayi lucu bersurai pirang layaknya tuan Uzumaki sang ayah.
"Sasuke...mulai sekarang aku hanya ingin kau merawat Naruto." Ucap Kushina disela senyumnya. "Aku hanya percaya padamu dan sepertinya ia pun sangat menyukaimu."
"A-aku..."
"Kyaah!"
Suara lucu bayi bersurai pirang dalam dekapan Sasuke mengalihkan perhatiannya. Naruto memandang pemuda itu melalui mata sucinya, membuat Sasuke sendiri dapat melihat dengan jelas bayangan dirinya di bola mata Naruto.
"Kyaah! Ehe!" Naruto tertawa geli saat Kushina mengusap pipi nya.
"Lihat..Naruto sangat nyaman berada di pelukanmu 'kan Sasuke?"
Sasuke memandang Kushina tidak yakin namun wanita itu tetap tersenyum ringan, pasalnya Sasuke tidak pernah merawat bayi, jangan salahkan jika ia merasa sedikit gugup saat harus melakukannya untuk pertama kali. Tak lama ia pun memandang Naruto yang kemudian menyadari dan membalas tatapannya, bayi itu tertawa tidak jelas, menggerakan kaki dan tangannya dengan antusias. Melihat hal tersebut mengundang senyum di wajah dingin Sasuke, perasaan ingin melindungi muncul dalam dirinya saat menyadari betapa mungilnya Naruto, begitu hangat namun sangat rapuh. Apa pun dapat dengan mudah menghancurkannya, tapi Sasuke bersumpah akan melindunginya.
"Ya...Naruto-sama." Senyum pun mengantar ucapan penuh kasih Sasuke untuk tuan kecilnya yang baru. Uzumaki Naruto.
Judul: The Butler Series
Author: Kifunyan
Genre: Slice of life. Lil bit romance.
Inspired by: Some Doujinshi Anime. I'm not plagiat or stealing other author's idea. If they were similar story, it was accident and I'm sorry.
Language: Bahasa Indonesia
Disclaimer: Masashi Kishimoto
Summary: Uchiha Sasuke adalah seorang bulter yang melayani tuan-nya, bocah kecil berusia enam tahun yang bernama Uzumaki Naruto.
Part 1: Sasuke dan Naruto-sama.
Pagi menyapa meski mentari masih malu malu untuk memancarkan sinarnya. Udara dingin sesekali menyapa kulit untuk meninggalkan jejak menyegarkan bagi beberapa orang yang telah meninggalkan peraduan guna memulai kegiatan sehari-hari. Salah satunya adalah Uchiha Sasuke...butler favorit tuan muda keluarga Uzumaki, Naruto. Dia telah bersiap sejak tadi, mengenakan seragam resminya dan segera memulai untuk menyiapkan keperluan Naruto. Sasuke memastikan seragam sekolah sang tuan telah layak pakai setelah sebelumnya menyiapkan sarapan bergizi kualitas terbaik untuk pangeran kecil yang masih terlelap dikamarnya itu. Melangkah menuju kamar Naruto dilantai dua, tak perlu mengetuk karena Sasuke tahu kalau Naruto pastilah belum terjaga. Setelah masuk dan menutup pintu ia melangkah pelan menuju ranjang.
Sasuke menunduk hormat "Sudah saatnya kau bangun, tuan muda."
Tak ada tanggapan. Sasuke memutuskan merendahkan tubuh dan menepuk pelan tubuh Naruto yang tertutupi selimut tebal.
"Bangunlah, Naruto-sama"
Bocah enam tahun itu menggeliat "Engghh." Dan melihat hal tersebut Sasuke kembali berdiri tegap "Selamat pagi, Sasuke." Sapa Naruto dengan wajah sayu namun senyum telah menghiasi wajahnya.
Sasuke tak dapat mencegah senyum diwajahnya "Selamat pagi. Naruto-sama"
"Mmmhh." Naruto mengusap kedua matanya sambil menggeliat, menguap beberapa kali berusaha mengusir kantuk yang masih tersisa. Sasuke tak sedikitpun memalingkan pandangannya dari sosok Naruto "Bawa aku ke kamar mandi...Sasuke." Naruto menguap lalu mengulurkan tangannya.
"Baik, Naruto-sama." Setelah menunduk patuh, Sasuke mengangkat tubuh Naruto dan bocah itu pun segera menyamankan diri di pundak Sasuke. Kepala Naruto terkulai disana dengan mata tertutup dan senyum tipis. Samar-samar tercium aroma sitrus dari tubuh Naruto...tuan mudanya itu sangat menyukai aroma jeruk karena itu Sasuke menyiapkan semua kebutuhan Naruto dengan aroma jeruk seperti pewangi pakaian, pewangi ruangan, peralatan mandi dan cologne. Bahkan jika semua benda itu sulit didapat dan harus memesan secara khusus..Sasuke akan memastikan kalau tuan mudanya tak kan menemukan botol sabun kosong dikamar mandinya. "Jangan tuan muda, kau tidak bisa tertidur lagi."
"Aku mengantuk sekali, Sasuke."
Sasuke terkekeh geli dan membawa Naruto menuju kamar mandi "Kita cuci muka dulu."
Sasuke menurukan Naruto diatas udakan bawah wastafel agar tubuh mungil sang tuan muda setara dengan cermin. Setelah itu ia memutar keran dan membasahi tangannya dengan air untuk kemudian membasukannya ke wajah Naruto.
"Apa airnya dingin? Kau ingin pakai air hangat saja, Naruto-sama."
Naruto menggeleng "Tidak perlu, Sasuke. Aku mau sikat gigi dulu."
"Baik."
Sasuke mempersiapkan sikat dan pasta gigi Naruto, kemudian tanpa harus dipinta bocah itu telah membuka mulut mungilnya membiarkan Sasuke menggosok giginya secara pelan. Semua Sasuke yang melakukan tanpa Naruto harus menggerakan satu jari pun. Setelah semua kebutuhan di kamar mandi terpenuhi, Naruto melompat turun dari udakan dan mengulurkan kedua tangannya pada Sasuke. Bocah itu tak mengatakan apa pun dan hanya tersenyum lebar. Sangat manis dimata Sasuke.
"Baik. Baik"
Dengan mudah Sasuke menggendong Naruto dan membawa bocah itu meninggalkan kamar mandi.
"Sasuke, kamu mau mendengarkan ceritaku?"
"Tentu saja, Naruto-sama" jawab Sasuke setelah berhasil memakaikan kemeja di tubuh Naruto dan kini ia mulai memasangkan celananya.
"Coba tebak apa mimpiku semalam?"
Sang butler merapikan ujung kemeja sebelum memasukannya dalam celana. Tanpa sadar tangan Naruto bertumpu pada bahu Sasuke yang sedang berlutut guna menyamai tingginya.
"Apa kau bermimpi menjadi ninja...Naruto-sama?"
Naruto menggeleng, bibirnya mengerucut lucu sekali "Kau salah. Aku bermimpi berenang di mangkuk ramen daging yang be~sar sekali..." Jawabnya sembari merentangkan kedua tangan saat menyebut kata 'besar'.
Sasuke tersenyum lembut. Lalu mendudukan Naruto di tepi ranjang dan memakaikannya kaus kaki beserta sepatu. Setelah semua siap dan seragam telah terpasang rapi di tubuh Naruto, juga tas sekolah yang telah Sasuke siapkan di malam sebelumnya, keduanya meninggalkan kamar, tentu saja Naruto tidak berjalan sendiri melainkan di gendong oleh Sasuke.
"Sasuke...apa kau mau membuatkan ramen yang enak untuk makan malamku nanti?" Tanya Naruto saat mereka tengah menuruni tangga.
"Tentu saja. Naruto-sama."
Kedua tangan Naruto melingkar di leher Sasuke dan bocah itu melayangkan sebuah kecupan manis di pipi Sasuke "Terima kasih, Sasuke."
Keduanya pun saling melempar senyum. Setelah sampai di meja makan, Sasuke mendudukan Naruto di salah satu kursi dan menghidangkan sarapan bagi tuan mudanya. Naruto menolak untuk di suapi, katanya ingin menunjukan pada Sasuke kalau dirinya kini sudah pandai makan sendiri.
Seusai menghabiskan makanan tanpa menyisakan susunya dan mengucapkan terima kasih, Sasuke membantunya turun dari kursi, tubuh Naruto memang tergolong mungil meski telah melewati usia balita, ia bahkan termasuk salah satu yang paling mungil di kelas, tapi Naruto tidak pernah mengeluh karena ia tidak keberatan bila harus duduk di barisan paling depan. Sasuke menggandeng tangan kanan Naruto dan menuntun bocah itu menuju mobil di halaman rumah.
"Sasuke...apa hari ini aku boleh mengajakmu masuk kelas?" tanya Naruto polos. Sejak pertama kali memasuki sekolah, anak itu selalu bertanya kapan ia boleh mengajak Sasuke mengikuti kelas, karena menurutnya sekolah itu menyenangkan dan pikirnya Sasuke akan ikut merasa senang jika di ajak mengikuti kelasnya.
Sasuke terkekeh pelan sembari memasangkan sabuk pengaman di tubuh Naruto, saat wajahnya berada di dekat wajah Naruto, pemuda itu menyempatkan diri untuk mengecup singkat pipi gembil tuan mudanya itu.
"Naruto-sama selalu bercerita setiap kali pulang sekolah, bukankah itu sama saja? Aku cukup merasa senang mendengar ceritamu?"
"Ung! Aku akan menceritakan semua~nya pada Sasuke?"
"Baik." Sasuke tersenyum lembut hingga kedua matanya tampak mengempis. Dia lalu menutup pintu belakang mobil dan menempati kursi kemudi "Kita berangkat."
"Ung!" angguk Naruto semangat.
Deru mobil melaju pelan, meninggalkan kepulan asap yang segera menghilang dihempas angin. Menuju sekolah elit tempat Naruto menghabiskan harinya dan menanti Sasuke datang menjemput saat sinar mentari mulai meredup.
. . .
To Be Continued :)
cerita ini sebenarnya hanya kisah keseharian Sasunaru dimana posisi mereka adalah butler-master.
terima kasih sudah membaca.
