Disclaimer:
NARUTO by Masashi Kishimoto
Fic by Reza rachel
Rate : T
Genre : Unknown
Pairing : Unknown
Warn: Typo, OOC, abal.
Naruto POV.
Halo, namaku Namikaze Naruto, aku menderita gangguan obsesif kompulsif,
itu adalah semacam serangan panik yang tidak
diinginkan namun terjadi berulang-ulang di dalam
pikiran, perasaan, ide, ataupun kebiasaan. Bisa
dibilang, hidupku berada dalam pola yang
sistematis.
Namun kemarin, ada sesuatu yang terjadi di luar
system itu.
Rumahku berada di samping danau, dan aku
bangun di sana tepat pukul 6.45 pagi, seperti yang
biasa. Sebelum meninggalkan kamar, aku akan
menyetuh gagang pintu tiga kali. Aku harus
melakukan itu. Aku harus.
Saat berjalan turun lewat tangga, aku tidak akan
menginjak anak tangga kedua dan terakhir. Aku
tidak pernah menginjak itu. Benar-benar tidak
pernah sama sekali.
Aku menyiapkan sarapan seperti biasa, roti bakar,
telor orak-arik, dan kopi hitam. Aku tidak pernah
makan makanan lain di pagi hari kecuali tiga hal
tersebut.
Aku menyalakan iPad, seperti biasa aku mengecek
berita lokal. Masih ada sesuatu yang kurang.
Aku tidak bisa menemukannya. "Apa yang
kurang?" Perasaan aneh ini terus meliputiku
hingga aku duduk di dalam mobil. Saat aku keluar
dari rumah, aku mengecek kunci rumah, membuka
kuncinya, dan menguncinya lagi.
Sambil menyetir, aku terus memikirkan hal itu.
"Apa yang aku lewati? Apa yang mungkin telah aku
lewati?"
Aku berharap perasaanku akan membaik setelah
bekerja seharian. Namun tidak. Perasaan itu terus
ada selama 12 jam berikutnya. Aku meninggalkan
kantor jam 6.45 dan langsung menuju ke rumah.
Sekitar 25 menit kuhabiskan di jalan, aku berhenti
di lampu merah di antara jalan Marbury dan
Westway.
Saat lampu berubah dari merah menjadi hijau, aku
kembali memikirkan sensasi itu lagi. Satu-satunya
orang yang ada di dekatku adalah orang yang
menyetir di belakangku. Dia mengklaksonku,
namun aku tidak bergeming dan menyuruhnya
mendahuluiku.
Aku duduk di dalam mobil di persimpangan jalan
itu. Ada sesuatu yang salah. "Apa yang telah aku
lewati?"
Aku menyentuh setiap bagian di mobilku, berharap
ada percikan ingatan di kepalaku. Aku menyentuh
dashboard, tempat duduk, rem, bahkan atap mobil.
Namun aku tidak bisa mengingat apapun.
Tanganku gemetar saat aku kembali menyetir.
Rasanya ada yang salah dan aku tidak menyukai
rasa ini.
Tiba di rumah, aku menaruh mobil mustangku di
garasi. Aku selalu mencuci mobilku setiap hari
kerja, dan tidak pernah saat weekend. Aku hanya
mencuci bagian depan dan belakang. Tidak jika
bagian samping. Tak peduli seberapapun kotornya,
aku tidak mencuci bagian samping. Tidak pernah.
Namun masih ada sesuatu yang kurang dari
rutinitas ini. "Tidak! Awalnya berita, kemudian
persimpangan jalan, sekarang ini?!"
Setelah mencuci mobil, aku berlari kecil ke kebun
belakang. Selalu berlari kecil, tidak berjalan
ataupun berlari.
Saat membuka lemari barang, aku kembali
merasakan adanya sesuatu yang kurang. Aku
berteriak!
"Ini salah! INI SALAH! BENAR-BENAR SALAH!"
Aku menatap ke arah danau. Memandang danau
selalu bisa menenangkan perasaanku. Tapi malam
ini, aku hanya ingin tidur. Aku harus mengakhiri
malam ini.
Keesokkan paginya, aku bangun jam 6.45. Kembali
menyentuh gagang pintu tiga kali. Tidak menginjak
anak tanggga kedua dan terakhir. Berjalan ke
dapur, menyiapkan roti bakar, telur orak-arik, dan
kopi hitam. Aku kembali menyalakan iPad,
mengecek berita lokal.
…Ada sesuatu yang kurang…
Aku merasa cemas. Apa yang telah aku lewati?
Aku mulai merasa mual.
Dengan terburu-buru, aku mengunci pintu,
membukanya lagi, dan menguncinya lagi. Kembali
aku menyetir ke kantor.
Aku cenderung menyelesaikan pekerjaan lebih
cepat di saat aku sedang merasa bingung. Paling
tidak ada suatu rasa pencapaian di saat aku
meninggalkan kantor pada pukul 6.45.
Aku menyetir secepat mungkin untuk pulang ke
rumah. Sangat cepat.
Apa…yang…aku…lupakan…
Aku sampai di perempatan Marbury dan Westway.
Ayo…berpikir…bepikir!
Ada seorang pria yang sedang berjalan di
perempatan itu, dia sedang menyeberang ke sisi
jalan yang lain.
Kenapa aku tidak bisa mengingatnya?!
Pria itu menoleh saat dia menyadari mobil
mustangku bergerak ke arahnya dengan kecepatan
85 mile/jam.
Aku menyadari keberadaannya. Ada suatu rasa
panik di wajahnya saat aku menabraknya.
Aku terus mengarahkan mobil kepadanya. Suara
keras seperti sesuatu yang hancur terdengar dari
bagian bawah mobilku. Ya, Tuhan.
Aku keluar dari mobil, berpikir tentang apa yang
harus aku lakukan. Dia terbaring, mengerang
kesakitan.
Aku membuka bagasi mobil, mengangkat pria itu,
dan memasukkannya ke sana. Kemudian aku
kembali menyetir.
Saat masuk ke garasi, aku mencuci darah di
bagian depan dan samping depan, tidak kucuci
bagian samping semuanya. Tidak kucuci.
Setelah menyeret tubuh pria itu ke halaman
belakang, aku berlari kecil ke arah gudang. Di sana
ada plastic sampah besar, balok semen, dan
gergaji.
Aku memotong-motong tubuh pria itu sampai aku
bisa memasukkannya ke dalam kantong bersama
balok semen.
Saat ini, aku hanya tinggal menenggelamkan tubuh
itu di danau.
Keesokan harinya, aku bangun pukul 6.45 dan
menyentuh gagang pintuku sebanyak tiga kali,
melompati anak tangga kedua saat berjalan ke
dapur. Sambil memakan roti dan telur, serta
minum kopi, aku ,mengecek berita lokal lewat iPad.
Berita utamanya : Pembunuh Tabrak Lari Muncul
Kembali.
Aku tersenyum.
Semuanya telah kembali normal.
Yo minna! Makasih udah baca fic ini \(^o^)/ ini terinspirasi dari cerita horror...
Sekali lg Arigatou dan mohon Review nya!
Maaf kalo jelek nulis di hp soalnya...
