THE IMPOSSIBLE LOVE

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Rate : T

Genre : Romance, Hurt, Humor, Slice of Life.

Pair : Naruto, Sakura dan Chara lainnya di Naruto

Author: Yo! Setelah dulu di share di akun Tatang Uchiha hanya Chapter 1 nya sekarang aku share ulang setelah di edit sedikit di akun ini. Setelah 1 tahun gak di buka tuch akun pada akhirnya aku lupa passwordnya jadi harus bikin ulang akunnya dah. Yossh! Mungkin segitu dulu curhatan Author. Jadi selamat membaca cerita gaje ini!

CHAPTER 01

Semilir angin musim gugur menerpa kulit pucat seorang pemuda yang tengah berjalan gontai di sebuah trotoar yang masih sunyi sepi. Dia membenamkan kedua tangannya kedalam saku mantelnya untuk mengurangi hawa dingin yang sangat menusuk. Rambut hitam kebiru-biruan yang pada bagian belakangnya mencuat keatas serta sorot mata onyx yang tajam dan muka yang bisa dibilang tampan menjadi ciri khas seorang Sasuke Uchiha. Ia berjalan sendirian menyusuri trotoar yang cukup lengang karena hari ini hari Sabtu dimana orang-orang lebih memilih menghabiskan waktunya dibalik selimut mereka hingga suhu udara cukup hangat untuk tubuh mereka.

Langkah Sasuke terhenti tepat didepan gerbang sebuah rumah sakit yang sudah menampakan kesibukannya. Sasuke melanjutkan langkahnya masuk kedalam rumah sakit dan berhenti didepan Nursestasion. Setelah berbasa-basi sedikit untuk mendapatkan ijin besuk, Sasuke melangkahkan kakinya terus masuk lebih dalam kedalam rumah sakit. Suara kikikan para perawat perempuan yang kebetulan berpapasan dengan Sasuke menghiasi setiap langkahnya. Namun walau sepanjang koridor yang Sasuke lewati dan berpapasan dengan para perawat yang selalu terkikik saat ia melawitanya tetap saja air muka Sasuke tetap datar tanpa ekspresi sedikit pun.

Setelah naik ke lantai 2 dan berjalan beberapa meter dari pintu lift, Sasuke berhenti didepan sebuah kamar. Tangan kanannya mulai ia keluarkan yang sedari tadi ia benamkan dalam saku mantelnya untuk membuka pintu kamar tersebut. Mata onyx Sasuke yang selalu tajam kini berubah jadi tatapan yang penuh luka dah harapan. Sasuke berjalan pelan menuju tempat tidur yang ada diruangan itu. Sasuke terus menatap seorang perempuan yang sedang tergolek lemah di ranjang dengan beberapa benda asing terpasang ditubuhnya. Sasuke mendudukaan diri disamping perempuan dengan rambut pink yang agak lusuh serta wajahnya pucat pasi.

"Sakura!" ucap Sasuke dengan suara bergetar.

"Sakura!" panggil Sasuke kembali pada sosok yang masih terbaring lemah didepan matanya tanpa respon sedikitpun "Ini aku Sasuke !"

"Ma'afkan aku kau jadi seperti ini. Ma'afkan aku atas segala kasalahanku yang tak sanggup aku sebutkan satu persatu"

Mata onyxnya kini depenuhi cairan bening. Sasuke bergerak dari duduknya. Kini wajah Sasuke dan Sakura sudah sejajar. Mata onyxnya terus menatap penuh harap akan terbukanya kelopak mata yang tertutup rapat untuk menunjukan mata yang selalu membuatnya merasa berbeda. 'CUP' Sasuke mengecup kening Sakura, setetes air mata Sasuke pun jatuh dipipi pucat Sakura. Sasuke beranjak dari sana dan berjalan menuju pintu keluar.

SAKURA POV

"Sakura !"

Ah! Suara itu rasanya tak asing lagi ditelingaku. Perlahan kubuka kedua mataku dan aku mulai merasakan cahaya masuk ke retina mataku. Kini mataku terbuka senutuhnya dan memandang kesekelilingku. "Ini dimana?" gumanku seraya berusaha untuk bangkit dari tempat tidurku

"Dokter bagaimana keadaannya?"

Suara itu lagi. Ah! Tunggu itu Sasuke! Tidak salah lagi dia Sasuke. Tidak ada model rambut pantat ayam didunia ini selain orang kaku itu. Aku menapakkan kakiku dilantai, anehnya aku tidak merasakan apa-apa namun aku tak ku perdulikan hal sepele itu. Aku melihat Sasuke sepertinya tengah berbicara dengan seseorang diambang pintu yang terbuka. Aku pun berjalan mendekat kearah Sasuke.

"Sakura belum menampakan ciri-ciri dia akan sadar dari komanya"

"Hei bicara apa kau? Aku sudah bangun nih! Aku…" bantahku setengah berteriak.

"Sakura sudah koma selama 6 bulan. Aku sudah berusaha mengulur waktu pernikahanku selama itu. Tapi aku mulai menyerah dengan semua ini. Aku tak sanggup menerima tekan lebih dari ini"

"Eh? Apa yang kau katakana Sasuke? Aku ada disisimu lihat aku" ucapku seraya menepuk bahu Sasuke tapi yang membuatku terkejut aku tidak bisa menyentuhnya.

"Permisi dok aku mau pulang saja. Mungkin dengan aku menjauhi Sakura, dia akan segera sadar"

"He-Hei! Sasuke Tunggu!"

Aku tak mengerti dengan apa yang dikatakan Sasuke barusan. Bukankah aku ini ada disampingmu tapi kenapa kau tak melihatku dan mendengarkan suaraku. Aku tak bisa berbuat apa-apa selain menyaksikan Sasuke yang berjalan setengah berlari dari hadapanku sendiri. Sekarang aku hanya sendiri. Ah! Tidak, ternyata seseorang yang diajak bicara Sasuke tadi masih ada disini. Orang itu berambut putih dengan kacamata bulat bertenger didepan kedua matanya. Dia berjalan kearahku dan bingo! Ia menembusku. Aku semakin bingung dengan apa yang baru saja terjadi. Setelah aku tak dapat menyentuh Sasuke serta suaraku tak didengarnya. Kini orang lain pun melewatiku seolah-olah aku ini hantu. Namun setelah aku melihat kearah orang tadi yang aku duga ia adalah seorang dokter membuatku membeku di tempat dengan apa yang tengah aku lihat. Disana, diatas sebuah ranjang tergeletak sesosok wanita berambut pink dengan wajah pucat yang tengah diperiksa oleh dokter itu.

"Oh, tidak mungkin itu aku! La-lalu aku ini apa?"

Aku berguman sendiri yang tentunya tak didengar oleh dokter itu. Aku tak mengberti dengan apa yang tengah terjadi disini. Yang jelas aku tengah melihat tubuhku terbaring tak berdaya beberapa meter dari tempatku berdiri. Semuanya berkecamuk didalam kepalaku sehingga aku merasa sakit luar biasa. Tak lama setelah itu aku pun menyadari beberapa hal dimana ada kemungkinan saat ini aku telah menjadi hantu gentayangan. Menyadari hal itu membuatku tiba-tiba ingin menjauh dari ruangan dimana tubuhku berada. Aku berlari tanpa arah tujuan. Aku hanya ingin menjauh sejauh mungkin dari kenyataan untuk saat ini. Aku ingin menangis tapi tak ada satu tetes air mataku yang keluar.

"Mungkinkah aku jadi arawah penasaran?" gumanku tanpa sadar. Saat aku berhenti berlari aku ternyata sudah berada diluar gedung rumah sakit. Mata emeraldku menangkap dua sosok yang sangat aku kenali.

"Ayah! Ibu!"

Aku berteriak namun sepertinya mereka tidak mendengarku lagi. Tanpa buang waktu aku mengejar mereka sampai didepan NurseStation.

"Ayah lihat aku! Aku ada disisimu?" ucapku setelah berada disamping ayah.

"Kami mau menjenguk pasien bernama Sakura Haruno"

"Ibu aku ada disini kenapa harus repot-repot mencariku lagi?" setelah aku tidak mendapat respon dari ayah aku pun mendekati ibu tapi sama saja ia sepertinya tidak dapat melihatku.

"Ah, Silahkan nyonya Haruno. Ini kartu tanda pengunjungnya."

"Terima kasih"

Aku masih berdiri disamping ibu dan bisa mendengar percakapan mereka, akan tetapi mengapa mereka tidak bisa mendengar ucapanku?. Aku berjalan menyusul ayah dan ibu. Setelah tersusul aku mendahului mereka lalu menghadangnya. Sekali lagi hal itu terjadi. Mereka berdua berjalan menembusku dan sama sekali tak menyadari kehadiranku ini. Kalau aku memang arwah mengapa aku masih merasakan sakit didada ini. Akhirnya aku kembali berlari untuk pergi jauh meninggalkan rumah sakit. Aku terus berlari mencoba lari dari kenyataan. Aku terus berlari dan berlari tanpa arah dan tujuan. Sekarang aku benar-benar bisa mengerti kalau aku ini memang arwah karena aku terus berlari dan tak merasa lelah. Karena bosan berlari aku akhirnya berhenti dibawah sebuah pohon yang cukup rindang. Ternyata sekarang sudah tengah hari tapi aku tidak merasakan apa-apa waktu dibawah sinar matahari. Padahal arwah atau hantu lain takut sinar matahari tetapi aku tidak. Aku kembali melangkahkan kakiku hanya sekedar mengusir rasa bosan yang menyerangku. Setelah beberapa saat berjalan aku melihat sebuah bangku dibawah pohon sakura yang sedang meranggas, aku pun duduk disana. Saat aku baru beberapa menit duduk disini aku melihat seorang cowok berambut kuning jabrik berjalan kearahku. Yeah! pasti dia tidak akan melihatku tentunya.

"Hei! Apa aku boleh duduk disini?"

Entah kepada siapa cowok itu berbicara, aku sama sekali tak memperdulikannya. Toh dari sekian orang yang aku temui mereka semua tak dapat melihatku.

"Hei, kenapa bengong? Ya, sudah aku duduk saja kakiku pegal"

Eh? Tiba-tiba dia duduk dibangku yang sama denganku. Apa mungkin yang tadi ia ajak bicara itu aku?. Tapi hal itu tak mungkin terjadi, bukankah aku ini arwah yang tak dapat dilihat manusia biasa. Mungkinkah dia itu Esper?. Aku pun memperhatikannya secara diam-diam. Dia membuka jaket orange hitamnya dan menampakkan kaos oblong berwarna hitam yang ada gambar spiral-spiral gitu di tengah-tengah kaosnya.

"Sial hari ini panas sekarangkan musim gugur."

Cowok disampingku berguman sendiri dan aku pun tak mau menanggapi apa-apa dan hanya menutup mulutku.

"Hei! Kenapa kamu dari tadi diam saja? Apa kau bisu? Atau aku menggangumu?"

"Eh…!?" dia benar-benar berbicara kepadaku!. Walau kurang meyakinkan akan aku coba bertanya kepadanya "Apa ka-kau bicara padaku?"

"BWAHAHAHAHA…"

Entah mengapa dia malah tertawa setelah aku bertanya kepadanya. Memangnya apa ada yang salah dengan apa yang aku tanyakan tadi. Aku menjadi sedikit kesal saat mendengar tawanya itu dan aku pun mencoba bertanya lagi.

"Hei kenapa tertawa? Ada yang salah denganku?"

"Hahahaha….Uhm…Ekhem…!"

"Cepat jawab! Kenapa kau malah tertawa?" aku menjadi tidak sabaran dan malah membentaknya.

"Ekhemm…! Tunggu sebentar aku jadi mendadak grogi kalau ditatap begitu sama seorang cewek cantik dan langka sepertimu!"

Apa! Langka? Memangnya aku ini apa samapai dibilang langka segala oleh cowok tak jelas begini yang baru aku temui beberapa menit yang lalu. Aku hanya diam berusaha menahan diri.

"Oh, Ma'af saja. Aku tertawa karena aku lihat kau hanya memakai pakaian pasien rumah sakit. Aku kira kau pasien rumah sakit ji…..Ouchh"

"Enak saja aku bukan orang gila! Aku masih waras!" Bantahku memotong kata-katanya seraya memukul bahunya .

Eh! Tu-Tunggu? Kenapa aku bisa memukulnya padahal aku ini arwahkan?. Bukankah tadi aku tak bisa menyentuh Sasuke lalu ayah dan ibu berjalan menembusku saat dirumah sakit tadi.

"Hei! Kenapa kau malah memukulku? Sakit tahu?" ujar cowo disampingku yang masih memegangi bahunya yang baru saja aku pukul.

"Ma'af aku kelepasan" ucapku merasa gak enak memukulnya sembarangan "Memang sakit ya?"

"Tentu saja! Dasar cewek tomboy!"

"Uhmm…Ma'af. A-Ano…kalau boleh tau siapa namamu?"

"Namaku Naruto Uzumaki. Kau bisa memanggiku Naruto. Kalau kamu sendiri?" cowok bernama Naruto ini menjawab pertanyaanku tanpa ragu seraya mengulurkan tangannya.

"Namaku Sakura Haruno. Kau juga bisa memanggilku Sakura. Salam kenal!" walau ragu aku mencoba membalas uluran tangannya dan tanpa diduga aku dapat bersentuhan dengannya.

Aku masih tak mengerti dengan apa yang terjadi saat ini. Banyak sekali pertanyaan didalam benakku saat ini. Akan tetapi aku tak tahu harus bertanya kepada siapa saat ini. Aku dan Naruto pun tak banyak mengobrol karena aku tak tahu harus berkata apa dalam kebingunganku. Selain itu beberapa menit setelah aku dan Naruto berkenalan dia malah tertidur pulas sehingga aku pun tak punya pilihan lain selain diam di tempat menunggunya bangun. Mungkin saja setelah tahu keadaanku yang sebenarnya dia dapat membantu masalahku saat ini.

SAKURA POV END

Hari mulai sore namun Sakura masih betah memandangi cowo yang tengah tertidur disampingnya. Dia berharap cowok bernama Naruto itu dapat membantu masalahnya. Tak jauh dari tempatnya berada, Sakura melihat seseorang tengah berjalan kearahnya. Sakura hanya bisa berharap-harap cemas apakah orang itu bisa melihatnya atau tidak. Dan semua itu terjawab dengan cepat saat perhatian orang itu hanya berpusat pada Naruto.

"Oi, Naruto bangun! Udah sore nih." ucap seorang cowo berambut coklat jabrik dengan tato segitiga terbalik dikedua sisi wajahnya menggoyang-goyangkan tubuh Naruto.

"Uhmmm…Huwaaaa…!" Erang Naruto dengan mata yang setengah terbuka "Ki-Kiba! Kenapa kau ada disini?"

"Hei! Jam kuliah udah bubar sekitar 15 menit yang lalu." jelas cowo bernama Kiba itu seraya menggerling jam tangannya "Aku dari tadi mencarimu kesana-kesini. Memangnya sedang apa kau disini?"

"Aku tadi merasa suntuk dan gerah dikampus jadi aku ngacir kesini buat cari angin." Jawab Naruto seraya meregangkan tubuhnya dengan cara mengangkat kedua lengannya keatas "Oh, iya! Sakura kenapa kau tidak membangunkanku?"

"Hei Naruto! Otakmu bergeser dari tempatnya berapa cm sih? Kok kamu ngajak ngomong pohon?" malah Kiba yang menjawab pertanyaan Naruto. Sakura yang bingung cuma bisa diam karena cowok yang baru datang ini tidak bisa melihatnya.

"Huh? Kiba apa kau tak melihat cewe manis berambut pink yang duduk disampingku ini?" tanya Naruto seraya menunjuk kearah bagian kursi yang kosong disampingnya (itu menurut mata Kiba). Sakura hanya tersenyum dan mengangguk-ngangguk gaje karena dibilang manis sama Naruto.

"Wah! Naruto memang benar sepertinya otakmu bergeser saat kau tidur tadi" ucap Kiba seraya memegangi kepala Naruto.

"Hei…Hei! Apa yang kau lakukan?" Naruto menepis tangan Kiba yang sedang mengguncangkan kepalanya. Mungkin menurut Kiba otakknya bisa kembali bergeser ketempat semula dengan cara seperti itu. Sedangkan Sakura hanya bisa tersenyum melihat tingkah kedua cowo yang abnormal didepannya itu.

"Oh iya, mungkin orang yang kau sebut Sakura itu hantu jelmaan pohon ini!" kata Kiba yang dibuat dengan nada horror dan raut wajah takutnya. Naruto kemudian meneguk ludahnya sesaat sebelum menengok kearah Sakura perlahan. Sesaat kemudian iris blue safirnya menangkap sesosok cewek berambut pink sedang tersenyum kearahnya.

"Kiba bisa kau kesini sebentar!"Naruto melambai-lambaikan tangannya kearah Kiba "Kau duduk sebentar disini!"

Kiba pun menurut dengan seringai kecil dibibirnya karena ia tahu bahwa cowo berambut kuning didepannya ini paling benci kalau harus berurusan dengan hal yang menyeramkan. Pada saat berikutnya Kiba mendudukan diri disebelah Naruto dengan selamat sentosa tanpa kekurangan apapun. Tapi beda halnya dengan apa yang ditangkap iris blue safir Naruto. Sakura yang sendari tadi duduk dengan menelengkan kepalanya kearah Naruto kini tertembus Kiba yang duduk disana. Selang beberapa detik kemudian wajah Naruto menjadi pucat pasi denan keringat dingin mulai keluar dipori-pori wajahnya setra tubuhnya gemetaran.

"Huwaaaaaaaaaaaaa…Haaaaaaa-Haaaaaaaaaaannnnnnttttttuuuuuuuuu!"

Naruto langsung meraung tak karuan seraya mengeluarkan jurus 'Kilat Kuning Konoha' (lari sekuat tenaga). Kiba hanya terbengong untuk beberapa saat. Sakura yang menyadari kebodohannya cuma bisa menepuk jidat lebarnya yang masih ditembus Kiba. Sakura beranjak dari duduknya dan berdiri memandang arah lari Naruto .Kiba pun sama beranjak dari sana dan tidak berkata apa-apa karena sebetulnya ia sendiri kaget dengan ulah Naruto barusan. Dia tak menyangka bila leluconnya bisa membuat Naruto seperti itu. Seraya memasukan kedua lengannya kedalam saku jaketnya Kiba pun melengang pergi dari TKP.

"Yah…! Satu-satunya orang yang bisa melihatku malah pergi entah kemana"

Sakura hanya bias menggeleng-gelengkan kepalanya pasrah. Sakura kembali berjalan menghampiri kursi yang tadi. Tapi langkahnya berhenti saat sebuah buku tergeletak dibawah kursi. Dengan ragu-ragu Sakura mencoba memegang buku tersebut. Ajaibnya ia bisa memegang buku itu dan membukanya. Mata hijau emeraldnya membulat tatkala ia menemukan sebuah catatan tentang alamat Naruto. Tanpa buang waktu Sakura melesat untuk mencarinya.

TO BE CONTINUE