Cornelia : Author ingin minta maaf atas kesalaan yang sangat parah dengan chapter 1, tapi sekarang udah di perbaiki kok! Oh ya, nanti disini Byakuya akan digantikan oleh Hisana ya! Dan selamat membaca~

Disclamer : Bleach : Tite Kubo and Chocolate Magic : Mizuho Rino

Warning : OOC, AU, gaje, yaoi, dll

Chocolate Magic


-_Normal Pov_-

"Ting Tong!" bel sekolah pertanda waktunya pulangpun berbunyi, semua murid keluar secara berhamburan, tapi, ada juga siswa yang dengan tergesa-gesa keluar dari kelasnya.

"Hari ini mau kemana nih kita? MacD?" tanya seorang cowok yang berlalu lalang dikoridor.

"Maaf, permisi!" ucap seorang pemuda berambut putih yang sedang berlari dengan kencangnya.

"Siapa tuh?" tanya cowok tersebut sweatdroup.

"Hitsugaya dari kelas 2-2." ucap teman cowok tersebut dengan sweatdroup.

Seorang cowok berambut putih tersebut terus berlari kencang, kearah sebuah super market.


-_Toshiro Pov_-

"Untung keburu beli barang diskon." ucapku lalu meletakan barang belanjaan diatas meja.

Aku Hitsugaya Toshiro, orang tuaku kerja diluar negri. Aku tinggal sendirian, sebenarnya aku tak suka suasana tenang, tapi aku tak kesepian, kok. Karena orang tuaku bekerja diluar negri, aku harus mandiri, terutama, aku ini harus bisa memasak.

"Selesai juga akhirnya." Aku tersenyum kecil, lalu aku segera mencuci peralatan yang aku gunakan tadi. Aku melirik ponselku yang bergetar, dilayarnya ada sebuah pesan. Aku mengambil ponselku dan membaca pesan tersebut.

"Oh, dari Kuchiki." batinku.

"Kau sudah makan? Mau kubawakan sesuatu?" itulah isi pesan dari Kuchiki.

"Aku baru saja membuat makan malam." aku memotret makan malamku dan mengirim gambar tersebut ke Kuchiki.

"Kelihatannya enak! Aku akan segera ke sana!" dengan cepat, Kuchiki membalas pesanku.

Aku hanya menatap datar ke arah layar ponselku. "Yah, apa boleh buat." aku menggaruk belakang kepalaku yang tak gatal.

"Ting-Tong." terdengar suara bel, aku segera menuju ke pintu.

"Cepat sekali Kuchiki sampai." aku membuka pintu dan melihat seorang pemuda dengan tubuh yang tinggi dan rambut yang terlihat mencolok.

"Hai! Namaku adalah Kurosaki Ichigo. Aku baru saja pindah ke kamar sebelah." ucap pemuda itu, ia tersenyum manis.

"Ya, terserah, silah'kan masuk." saat aku ingin berjalan masuk, tanpa hati-hati aku terpeleset dan pemuda itu menangkap tubuhku yang hampir jatuh ke atas ubin yang keras, entah kenapa wajahku memanas. "Te-Terima kasih."

"Sama-sama dan aku hanya ingin berkenalan dengan tetanggaku saja kok, jadi aku tak perlu sampai masuk segala, sudah ya." ucap pria itu lalu kembali ke apartementnya.


-_Normal Pov_-

"Toshiro, kenapa kau tampak lesu sekali?" seorang gadis pendek a.k.a Rukia Kuchiki, bertanya sambil melahap makanan buatan Toshiro.

"Tak ada urusannya denganmu Kuchiki." Toshiro segera memalingkan wajahnya dengan tanpa ekspresi.

"Ada apa sih, Toshiro? Kalau kau tak mau memberitahunya, maka..."

"Maka apa?" tanya Toshiro penasaran.

"Ku gelitikin kau!" Rukia langsung menyerang Toshiro dan menggelitikinya dibagian perut. Toshiro tertawa lepas. Lalu ia menceritakannya dari awal, Rukia menahan tawa saat mendengar cerita Toshiro, saat Toshiro mengakhiri ceritanya, Rukia lalu tertawa lepas.

"Kuchiki! Bisa kau berhenti tertawa?!" ucap Toshiro kesal.

"Hahaha, maaf, habisnya lucu saja, seorang cowok yang hampir jatuh di tolong oleh seorang cowok yang baru dikenal." Rukia berhenti tertawa.

"Grrr...Kuchiki." Toshiro menggeram dan menatap tajam Rukia, orang yang ditatap tajam berkeringat dingin.

"Hei, Toshiro, sebentar lagi valentine lho." Rukia mengalihkan topik.

"Aku ini cowok! Apa hubungannya denganku?!" teriak Toshiro.

"Tenang dulu! Kau tahu toko coklat pengabul permohonan?" wajah Rukia berubah serius.

"Toko coklat pengabul permohonan? Mana ada zaman sekarang." ucap Toshiro cuek, ia menopang dagunya.

"Dengarkan dulu! Kudengar, toko itu ada didalam hutan, coklatnya bisa mengabul'kan permohonan, tapi harus ditebus dengan mahal."

"Aku baru pernah dengar." Toshiro berkata dengan cuek.


"Hari ini, kita kedatangan murid baru." ucap guru yang membimbing kelas 2-2.

"Aku Kurosaki Ichigo, salam kenal." ucap pria berambut orange a.k.a Ichigo, Ichigo menebarkan sebuah senyuman.

"Lho, dia'kan...Cowok yang kemarin!" teriak Toshiro dalam hati.

Semua cewek dikelas Toshiro berteriak histeris karena kedatangan Ichigo.

Rukia menggoncang-goncang'kan bangku Toshiro. "Toshiro dia keren banget!" Toshiro hanya cuek dengan ucapan Rukia.

Toshiro menutupi wajahnya dengan buku saat Ichigo berjalan ke arah bangku kosong yang ada didekat Toshiro. Tapi, Ichigo menyadarinya.

"Ah, kau yang kemarin." ucap Toshiro.

"Lho, kalian saling kenal." tanya Rukia, sedang'kan Toshiro sedang menghayal'kan yang gak-gak, dia berfikir, Ichigo akan memberitahukan soal yang kemarin pada seisi kelas dan dianggap Gay.

"Iya, kemarin aku berkenalan dengannya, aku tinggal disebelah apartement." ucap Ichigo yang terus tersenyum.

"Lho, kita tinggal di Apartemen yang sama? Kenapa kau tak bilang Toshiro?" tanya Rukia. Ichigo hanya tersenyum simpul dan duduk di bangku sebelah Toshiro.

"Kemarin'kan sudah aku beritahu semalam." Toshiro mengalihkan perhatiannya dari Rukia. "Hoi, Kurosaki, arigatou tidak bilang apa-apa." bisik Toshiro dengan wajah datar.

"Soal apa, ya?" tanya Ichigo.

"Soal yang kemarin." bisik Toshiro lagi.

"Oh, yang kemarin itu, itu hanya hal yang sepele, oh, ya, namamu siapa?" tanya Ichigo.

"Hitsugaya Toshiro. Panggil aku Hitsugaya."

"Aku lebih suka memanggilmu Toshiro." Ichigo berkata iseng.

"Oh, ya, aku tak akan lupa membalas kebaikanmu itu." ucap Toshiro datar.

Ichigo tertawa kecil. "Cowok aneh." batin Ichigo.


Teriakan para cewek terdengar diruang olahraga saat melihat Ichigo yang sedang merebut bola dari lawannya.

"Kudengar, Ichigo pindah ke sekolah kita karena mau main basket. Klub basket kita'kan tangguh." ucap Rukia.

"Oh." ucap Toshiro pendek.

"Gawat, kayaknya aku naksir berat padanya." ucap Rukia.

"Lalu?"

"Aku akan pergi ke toko coklat itu, dan mendapat'kan hati Ichigo!"

"Eh?!" Toshiro terkejut.

"Kenapa Toshiro, kau juga suka pada Ichigo?"

"Gak kok, mana mungkin aku ini masih normal!" ucap Toshiro kesal. Tiba-tiba ia merasa sakit didadanya.

"Kalau begitu, sampai jumpa!" Rukia segera pergi meninggal'kan Toshiro dan membuat Toshiro cengok.

"O-Oi Kuchiki, tunggu!" Toshiro mengejar Rukia hingga ia masuk kedalam hutan. Toshiro memanggil nama Rukia terus menerus, hingga, ada sehelai bulu putih halus jatuh tepat didepan Toshiro, Toshiro menangkap bulu tersebut. "Ini'kan bulu dari sayap, kenapa warnanya sangat putih?" Toshiro lalu melepaskan bulu tersebut, bulu itu terbang dibawa oleh angin, tanpa Toshiro sadari, ada seorang yang sedang memerhatikannya, dia menyeringaik kejam.


Toshiro sampai didepan sebuah toko, dipapan toko itu tertulis Chocolate Noir, tanpa pikir panjang, Toshiro masuk kedalam toko tersebut. Didalam toko tersebut, banya sekali cokelat yang menghiasi dalam toko tersebut. Toshiro hanya berdecak kagum.

"Selamat datang, ke Chocolate Noir, coklat yang dapat mengabulkan permohonan." ucap seorang gadis bersurai hitam panjang. "Aku Aikawa Chocola, sang Chocolatier, apa kau kesini, untuk mencari Rukia Kuchiki?"

"Kenapa kau tau?" tanya Toshiro. "Dia bukan manusia biasa." pikir Toshiro.

Chocola mengantar Toshiro ke sebuah ruangan, saat dia membuka ruangan itu, didalam ruangang itu ada Rukia, ditangannya, ia menggenggam sebuah coklat.

"Ah, Kuchiki?" Toshiro merasa'kan sebuah aura aneh keluar dari tubuh Rukia lalu hilang.

"Toshiro, kau juga kesini? Aku baru saja mau pulang." ucap Rukia, lalu beranjak pergi dari toko coklat. Toshiro mengikuti Rukia dari belakang.

"Kenapa kau tau jujur?" ucap Rukia tiba-tiba.

"Eh?"

"Kau sebenarnya suka Ichigo'kan?" teriak Rukia kesal.

"Kenapa dia bisa tau?" batin Toshiro.

"Tadi kau berpikir 'Kenapa dia bisa tau?', coklat yang aku makan adalah "Chocolat Choux" pembaca pikiran orang." Rukia semakin marah pada Toshiro.

"Kuchiki..."

"Kenapa kau bohong padaku waktu aku tanya kau suka pada Ichigo atau tidak?!"

"Karena... aku tak tau perasaanku waktu itu." Toshiro berkata lirih.

"Kau tak pernah bicara penting, orang sepertimu bisa dianggap sahabat?!"

"Bukan Kuchiki!" Toshiro berusah mengelak.

"Cukup sudah, jika kau tak mau jujur padaku, maka kau tak menghargai aku, tapi, aku tak akan menyerahkan Ichigo padamu!" Rukia pergi meninggalkan Toshiro, salju mulai turun, salju menjadi saksi bisu atas pertengkaran Toshiro dan Rukia.


Rukia menghadang Toshiro yang ingin keluar kelas. "Kuchiki...?"

"Kemarin ucapanku kasar, bisa kita bicara lagi, kutunggu kau dipekarangan tengah sepulang sekolah." ucap Rukia dingin.

Toshiro datang ke pekarangan sepulang sekolah, dia bersyukur karena Rukia mau memaaf'kannya. Tiba-tiba, dari belakang Toshiro, ada yang mendorongnya dan Toshiro tercebur kedalam kolam yang airnya sedingin Es.

"Dinginnya serasa menusuk tulang...sakit." batin Toshiro.

"Kau masih berfikir begitu'kan?! Kau tak mengerti perasaan'kun." ucap Rukia dingin.

"Kuchiki, maafkan aku..." ucap Toshiro, ia menundukan kepalanya.

"Dingin'kan kepalamu sampai kau mengerti perasaanku, aku pergi." Rukia pergi meninggal'kan Toshiro dengan kejam.

Toshiro kembali ke dalam kelasnya untuk mengambil tasnya yang tertinggal dikelas, badan Toshiro bergetar akibat rasa dingin.

"Baik'lah, kita mulai pesta penyambutan Ichigo!" didalam kelas sedang ada pesta meriah, semua terkejut saat melihat Toshiro yang basah kuyub, rambutnya yang biasanya melawan gravitasi menjadi turun.

"Ini...pesta penyambutan?" tanya Toshiro bergetar karena merasa dingin.

"Ya, ini rencana para siswi." ucap Renji.

"Waktu itu tak ada Toshiro sih." Rukia memeluk lengan Ichigo. Melihat itu Toshiro segera mengambil tasnya dan berlari pergi.

"Toshiro!" Ichigo melepas pelukan Rukia. Saat Ichigo berlari keluar kelas, raut wajah Rukia berubah menjadi pucat.

Di atas sebuah pohon, sedang duduk dengan nyamannya dan ditemani oleh kucing hitamnya, kucing itu bukanlah kucing biasa, melainkan kucing Iblis bernama Cacao.

"Hihihi, dengan begini kau tau perasaannya, 'kan? Manusia tak tau malu pengintip pikiran orang, jatuhlah dalam ke gelapan." Chocola mengangkat tangannya. Sebuah cahaya berbentuk kristal keluar dari tubuh Rukia dan terbang ke arah Chocola.

"Krok..! Krok..!" Rukia menyentuh lehernya, ia tak dapat berbicara.

"Rukia, kau kenapa?" tanya teman-temannya panik.

"Kuambil suaramu." ucap Chocola sambil menggenggam sebuah cahaya berbentuk kristal ditangannya.


Ichigo menjaketi Toshiro dari belakang, membuat Toshiro kaget.

"Kurosaki?" tanya Toshiro. "Te-Terima kasih."

"Ya."

"Maaf ya, nanti kau harus kembali ke kelas karena aku." ucap Toshiro.

"Hei, lebih baik, kau cepat keringkan badanmu." nasehat Ichigo.

"Lagi-lagi aku berhutang padamu." Ichigo tersentak.

"Jangan berbicara begitu, itu karena kita bertetangga." Ichigopun keluar dari kamar Toshiro. Toshiro segera membersihkan tubuhnya.

"Ting-tong." baru saja Toshiro selesai memakai pakaian, ada yang memencet bel, ia segera pergi menuju pintu depan.

"Shiro-chan!" teriak Hisana histeris.

"Lho, bibi Hisana!"

"Tolong Rukia, ke adaannya gawat!" Toshiro kaget dan segera pergi menuju apartemen Rukia. Toshiro masuk kedalam kamar Rukia, dia mendekati Rukia yang suaranya terdengar aneh.

"Kuchiki kau kenapa?!" tanya Toshiro panik.

"Krok, krok, krok!" hanya suara kodok yang keluar dari mulut Rukia.

"Setelah dia pulang, ke adaannya sudah begini, dokter juga bingung." Hisana berkata cemas.

"Jangan-jangan..." Toshiro segera pergi dari apartemen Rukia dan berlari ke dalam hutan, tepatnya ke Chocolate Noir. Sayangnya, toko tersebut tutup, tetapi, sang gadis chocolater sedang berdiri diluar tokonya.

"Selamat datang." ucapnya, dia membalikan badannya, seperti biasanya, dia tersenyum licik. "Maaf, kami tutup karena besok valentine."

"Apa yang kau lakukan pada Kuchiki?!" tanya Toshiro.

"Sebagai imbalannya, aku mengambil suaranya, jadi, mulai sekarang, dia akan bersuara seperti kodok, apa kau mau membeli chocolateku?" tawar Chocola.

"Aku tak akan sudi memakan Cokelatmu!"

"Oh, kau orang yang menarik, baiklah, akan aku beri kau petunjuk, besok valentine, jika kau membuat cokelat dengan segenap perasaanmu, mungkin kau bisa meminjam kekuatan valentine."

"Eh, aku harus buat Cokelat seperti apa?!" tanya Toshiro panik.

"Kenapa kau tanya padaku? Pikir'kan saja sendiri." Chocola meninggalkan pergi Toshiro yang sedang berpikir bingung.


-_Toshiro Pov_-

Aku memakai celemekku yang biasanya aku gunakan untuk memasak, aku merasa kecewa pada diriku sendiri. Aku bertengkar dengan Kuchiki karena aku yang tidak jujur pada diri sendiri, Rukia selalu terus terang, sedang'kan aku terlalu penakut. Ku taburi hiasan semanggi berdaun empat diatas cokelat yang aku buat, dulu kami pernah mendapat daun semanggi empat. Kubuat Cokelat ini dengan penuh perasaan, karena aku ingin bicara lagi dengan Kuchiki.

"Kuchiki, makanlah ini." Rukia menepis cokelatku.

"Kuchiki, kau bisa membaca pikiranku'kan? Maaf'kan aku karena tidak bisa jujur padamu, tapi aku juga ingin jujur padamu, dan aku juga ingin tahu perasaanmu." aku memberikan cokelatku lagi, dan kali ini, Kuchiki menerimanya dan memakannya.

Sebuah cahaya terang menyinari Kuchiki, kudengar, bukan suara kodok yang keluar dari mulutnya.

"Kau sembuh." aku memeluk Kuchiki tanpa sadar. Aku mengucap'kan syukur terus-menerus.

"Aku sudah jahat padamu, tapi kau mau menyembu'kanku." guman Rukia.

"Jangan dipikirkan, sahabat memang selalu bertengkar, 'kan?" ucapku.

"Mau'kah kau, sering rebut denganku Toshiro?" tanya Kuchiki.

"Iya, mulai sekarang kita harus sering ribut." aku tersenyum lembut ke arah Kuchiki.

"Maaf, maaf'kan aku Toshiro...Toshiro tak pernah bilang apa-apa padaku...selalu menjaga jarak, aku yang harusnya minta maaf." sesal Kuchiki.

Aku menggenggam tangan Kuchiki. "Jadi, kita perbaiki persahabatan kita."

"Iya..."

"Tapi, aku tak akan menyerah soal Ichigo." aku berbisik ke Kuchiki. Tawa ledak keluar dari mulut kami berdua.


-_Normal Pov_-

Ichigo masuk kedalam kelas, dia mendapati Toshiro sedang tidur, ditangannya, ada sebuah chocolat, Ichigo mengambilnya, ada sebuah tulisan diChocolate itu "Chocolate hutang untuk Kurosaki"

"Chocolate hutang?" Ichigo tertawa kecil, di pikirannya, terus terulang kata-kata Toshiro. Saat dia melihat wajah tidur Toshiro, wajahnya berubah menjadi serius. Dia mendekat'kan bibirya ke bibir Toshiro. Ichigo mencium Toshiro yang sedang tidur.


TBC

Cornelia : Kyaaa! IchiHitsu!

Rukia : Kenapa aku kelihatan jahat disini *nangis gaje*

Cornelia : Itu namanya takdir, tapi nanti kan gak jahat lagi ^ ^)

Chocola : Mau membeli chocolate ku? Tapi Chocolateku mahal?

Cornelia : Gak sudi! Aku maunya sama Cacao! *meluk Cacao*

Cacao : Apa-apaan ini?! *nendang Author*

Cornelia : Huweee! Cacao kejam!

Cacao : Aku tak peduli... *jalan pergi*

Toshiro : *sweat droup* Disini gw OOC banget

Ichigo : Tapi... waktu lu tidur, lu manis banget Toshiro

Toshiro : *blushing* Soten ni zase, Hyourinmaru!

Ichigo : Lha, apa salah gw?! Gyaaa?! *beku*

Toshiro : *muka tanpa dosa* Pliss... review